Anda di halaman 1dari 5

TUGAS (ASN-7)

PERTEMUAN 15
MANAJEMEN RETAIL
Nama: Anggar Setiawan
NIM: 200510003
Kelas: Manajemen Retail (PEM) (13F)

 PETUNJUK:

Kirimkan jawaban Saudara diketik rapi dalam file format PDF

Dan kirim jawaban saudara dengan Subject: TUGAS (ASN-


7)_NIM_NAMA_MATAKULIAH_KELAS ke web Elearning.

 SOAL:
1. Sebutkan aspek apa saja yang menjadi perhatian penilaian konsumen yang bisa
mencerminkan citra sebuah toko. Berikan penjelasan secukupnya!
2. Apa yang menjadi tujuan promosi bagi peritel? Berikan pejelasan secukupnya!

3. Apa saja yang bisa menjadi penyebab terjadinya shrinkage?

4. Sebutkan beberapa karakteristik usaha kecil? Berikan penjelasan secukupnya!

5. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk melakukan riset pemasaran dalam
kegiatan ritel terutama dalam hal perilaku konsumen? Berikan penjelasan
secukupnya!
6. Sebutkan bagaimana definisi toko swalayan dan berikan penjelasan secukupnya!

Jawaban:
1. Citra toko (store image) dari suatu tempat berbelanja menjadi penting bagi konsumen,
karena konsumen umumnya lebih memilih pusat perbelanjaan yang memberikan citra
yang baik pada mereka. Sejalan dengan teori Kotler (2010) dimana citra toko yang baik
akan mempengaruhi sikap sesorang untuk melakukan pembelian di toko tersebut, atau
bahkan akan menjadi pelanggan loyal. Suryandari (2003:3) mengemukakan bahwa citra
toko dapat terbentuk melalui 4 dimensi yaitu: pelayanan, harga, kualitas, dan lingkungan
fisik toko. Pada level perusahaan, citra atau image didefinisikan sebagai persepsi dari
organisasi yang direfleksikan pada sosiasi dalam memori konsumen. Teori mendasar
mengenai citra toko (store image) ditemukan dalam teori citra merek (brand image). Toko
adalah salah satu bentuk jasa yang menjual produk memiliki nama sebagai identitas
keberadaannya. Jadi nama toko merupakan merek dan jasa tersebut. Citra merek
didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap asosiasi tangible dan intangible merek.
Asosiasi merek adalah sebagai segala sesuatu yang tekait dengan memori konsumen
terhadap merek. Penelitian Aliyan (2015) juga menyatakan adanya pengaruh positif citra
toko terhadap loyalitas konsumen. Citra terhadap toko berhubungan dengan sikap yang
berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu toko. Konsumen yang memiliki citra
yang positif terhadap suatu toko, akan lebih memungkinkan pelanggan untuk loyal
terhadap toko tersebut.
2. Secara logis maka bisa dijelaskan bahwa melalui kegiatan promosi yang dilakukan oleh
peritel, maka peritel mampu mempertahankan pelanggan, menghambat pesaing, dan
meningkatkan pemberdayaan pelanggan.
a. Menghambat pesaing.
Ikatan konsumen dan peritel yang semakin kuat akan mampu membentengi
pesaing untuk merebut konsumen bersangkutan. Dalam realitasnya, konsumen
akan selalu memilih produk yang diyakini bisa memberikan kepuasan terbaik,
sehingga ikatan yang kuat antara konsumen dan peritel menyebabkan konsumen
enggan untuk berpindah ke pesaing.
b. Mempertahankan konsumen.
Jika terjalin promosi yang erat antara peritel dan konsumen, maka berbagai
keluhan konsumen bisa mendapatkan solusi dari peritel sehingga konsumen akan
bertahan untuk mengonsumsi produk yang ditawarkan peritel.
c. Meningkatkan pemberdayaan pelanggan.
Peningkatan pemberdayaan pelanggan ini bisa dilakukan karena frekuensi
pembelian konsumen terhadap produk peritel akan terus meningkat ketika
konsumen terus mempertahankan mengkonsumsi produk yang ditawarkan peritel.
Berbagai keuntungan dari interaksi yang semakin kuat antara konsumen dan
peritel tersebut merupakan sebuah manfaat bagi peritel. Manfaat-manfaat tersebut
bisa semakin mendorong peritel untuk meningkatkan intensitas promosi dengan
konsumen.

3. Ada beberapa faktor penyebab mengapa barang di toko kita hilang atau menyusut
(shrinkage, antara lain :
 Berkurangnya nilai karena penyusutan
Ada beberapa kelompok barang yang memang mempunyai penyusutan seperti
berubah bentuk, berubah berat, dan pecah. Kelompok barang tersebut seperti
daging,buah dan sayuran yang memang tidak bertahan dalam jangka waktu lama.
 Barang rusak
Terdapat juga barang di toko yang memang rusak tapi sudah tidak bisa direcycle
contohnya adalah telur dimana saat pecah atau jatuh maka sudah tidak bisa diapa-
apakan lagi.
 Hilang karena kesalahan system
Kehandalan system software yang kita pakai akan terlihat disini karena system
merupakan urat nadi bisnis kita. Kita perlu menanyakan kepada developer
software bagaimana jaminan keakuratan data atas system yang kita pakai atau
yang akan kita pakai. Pemilihan system atau software yang salah termasuk
penyumbang terbesar dalam angka kehilangan barang dagangan.
• Barang hilang karena dicuri
Karena barang dagangan kita di gelar dengan cara dipajang di toko atau di display
maka ada potensi untuk dicuri. Pencurian sendiri bisa dilakukan faktor internal
yaitu karyawan dan faktor external atau dari konsumen.
 Hilang karena administrasi
Staf yang ceroboh turut menyumbang timbulnya angka kehilangan barang
dagangan baik staff pembelian, gudang maupun kasir dan pramuniaga. Hulu
dalam proses ini di mulai dari staff pembelian karena sebagai titik awal barang
masuk ke toko kita ada di bagian pembelian disusul dengan bagian gudang sebagai
inti dari pengelolaan stok di bagian operasional toko.

4. Karakteristik dari usaha kecil adalah sebagai berikut:


 Memiliki keterbatasan dari sebuah modal yang dimiliki.
 Memiliki sebuah pengalaman manajerial yang digunakan dalam melakukan
pengelolaan sebuah perusahaan yang tergolong sangatlah terbatas.
 Memiliki sebuah bentuk skala ekonomi yang tergolong rendah, sehingga dalam
hal ini akan terbilang sulit untuk melakukan penekanan dari biaya untuk mencapai
sebuah efisiensi dalam waktu lama.
 Memiliki sebuah bentuk dari sistem pembukuan yang tergolong sederhana dan
juga dianggap tidaklah mengikuti sebuah kaidah dari administrasi pembukuan
yang ada pada umumnya.
 Margin yang didapatkan tergolong rendah karena sangat banyaknya persaingan
usaha yang sedang terjadi.
 Kemampuan untuk mendapatkan berbagai macam bentuk sumber dana yang akan
berasal dari sebuah pasar modal yang terbilang rendah, karena kita sangatlah
terbatas pada sistem administrasi tersebut.
 Memiliki kemampuan dari pemasaran dan juga negosiasi serta diversifikasi pasar
yang terbilang sangatlah rendah.

5. Hal-hal apa yang dapat dilakukan untuk melakukan riset pemasaran dalam kegiatan ritel
terutama dalam hal perilaku konsumen ialah :
a. Merancang Program Pemasaran yang Relevan
Memahami perilaku konsumen memungkinkan kita membuat kampanye
pemasaran yang efektif. Setiap kampanye dapat berbicara secara khusus kepada
kelompok konsumen yang terpisah berdasarkan perilaku mereka. Misalnya, saat
menargetkan pasar anak-anak, kita mungkin harus mencari tempat seperti iklan
TV, program sekolah, dan blog yang menargetkan ibu muda. Kita perlu
mengambil pendekatan pesan yang berbeda untuk kelompok konsumen yang
berbeda.
b. Membentuk Diferensiasi Konsumen
Dalam pemasaran, diferensiasi konsumen merupakan cara untuk membedakan
seorang konsumen dari beberapa konsumen lainnya. Ini membantu untuk
membuat kelompok sasaran pelanggan dengan perilaku yang sama atau serupa.
c. Memprediksi Tren Pasar
Analisis perilaku konsumen akan menjadi yang pertama menunjukkan pergeseran
tren pasar. Misalnya, tren konsumen saat ini adalah ramah lingkungan dan
makanan sehat. Tren pasar yang berubah ini diamati oleh banyak merek termasuk
kompetitor. Berdasarkan perilaku konsumen, kompetitor akan menghadirkan
pilihan makanan sehat.
d. Retensi Konsumen
Perilaku konsumen tidak hanya penting untuk menarik pelanggan baru, tetapi juga
sangat penting untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Jika pelanggan
senang dengan produk tertentu, dia akan mengulangi pembelian tersebut. Oleh
karena itu, pemasaran produk harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
meyakinkan konsumen untuk membeli produk tersebut berulang kali.

6. Toko swalayan atau minimarket sendiri memiliki definisi sebagai sarana atau tempat
usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran
langsung kepada konsumen dengan cara pelayanan sendiri. Dalam dunia perdagangan
saat ini, toko barang kebutuhan sehari-hari dengan ruangan yang tidak terlalu luas (kurang
dari 400 m2) bukan lagi merupakan istilah asing bagi masyarakat umum, terutama yang
tinggal di kota-kota besar. Toko swalayan merupakan perantara pemasar antara produsen
dan konsumen akhir dimana aktivitasnya adalah melaksanakan penjualan eceran. Menurut
Hendri Ma’ruf, pengertian toko swalayan atau minimarket adalah: “Toko yang mengisi
kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern yang dekat dengan
permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli toko atau warung.” Sebagai
minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari suasana dan keseluruhan
minimarket sangat memerlukan suatu penanganan yang profesional dan khusus agar dapat
menciptakan daya tarik pada minimarket. Tata letak minimarket dapat mempengaruhi
sirkulasi kembali untuk berbelanja.

Anda mungkin juga menyukai