Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizka Yuliarsih

NIM/Kelas : 20210410295/E
Mata Kuliah : Minat Pemasaran Jasa

UK 1

1. Bagaimana cara mendistribusikan layanan?

1) Produsen
Produsen adalah pemilik produk yang melakukan penjualan produk ke pihak
distributor, sehingga pemilik pun akan memiliki tanggung jawab dalam hal menjamin
ketersediaan produknya. Selain itu, produsen juga harus memiliki kesepakatan dengan
distributor agar tingkat penyaluran barang bisa terlaksana secara maksimal.
2) Distributor
Pihak ini memiliki kegiatan pembelian produk secara langsung dari produsen, dalam
menjual produk kepada pihak grosir atau pengecer. Umumnya, distributor tidak hanya
memiliki satu produsen saja. Tujuannya agar barang tersebut bisa dijual kembali
dengan harga yang lebih murah.
3) Sub-Distributor
Sub distributor adalah pihak yang membeli produk dari distributor utama. Umumnya,
pengeluaran pada produk seperti sub distributor ini sudah ditentukan oleh distributor
utama.
4) Grosir
Mereka adalah pengusaha yang melakukan kegiatan perdagangan dengan cara
membeli produk dari pihak distributor lalu dijual kembali pada pengecer ataupun
pedagang besar.
5) Pedagang Eceran
Pedagang eceran akan melakukan aktivitas jual beli secara langsung pada konsumen
tingkat akhir yang mana umumnya pedagang tersebut akan melakukan komunikasi
secara langsung pada konsumen dan konsumen tidak akan menjual kembali barang
tersebut kembali.
6) Konsumen
Konsumen adalah pembeli tingkat akhir yang menikmati barang ataupun layanan
secara langsung dengan tujuan dan juga kebutuhan pribadinya masing-masing.

Strategi Mendistribusikan Barang dengan Cepat dan Efisien

1) Pilih Distributor yang Tepat


2) Distribusi Melalui Website
3) Menjaga Komunikasi dengan Distributor
4) Fokus pada Area Lokal
5) Memanfaatkan Software
6) Siapkan Transportasi yang Tepat
7) Menerapkan Sistem COD
8) Lakukan Review

2. Apa tujuan dari Harga untuk layanan?

Tujuan penetapan harga juga sangat penting pengaruhnya terhadap keuangan perusahaan.
Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini
disebabkan karena konsumen akan tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.

Menurut Machfoedz (2005), penetapan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal, meliputi tujuan pemasaran perusahaan, biaya, strategi bauran
pemasaran, serta metode penetapan harga. Sementara itu, faktor eksternal meliputi sifat
pasar dan permintaan, persaingan, serta elemen lingkungan yang lain. Terdapat dua tujuan
penetapan harga, di antaranya:

• Orientasi laba, meliputi target baru, serta meningkatkan laba.


• Orientasi penjualan, meliputi meningkatkan volume penjualan, serta mempertahankan
atau mengembangkan pangsa pasar.

Menurut Tjiptono (2002) terdapat lima tujuan penetapan harga, di antaranya:

• Berorientasi laba. Maksudnya, setiap perusahaan selalu memilih harga yang bisa
menghasilkan laba yang tinggi.
• Berorientasi pada volume. Maksudnya, penetapan harga berorientasi pada volume
tertentu.
• Berorientasi pada citra (image). Maksudnya, image perusahaan dapat dibentuk
melalui harga.
• Stabilisasi harga. Maksudnya, penetapan harga yang bertujuan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara perusahaan dengan harga pemimpin
pasar.
• Untuk tujuan lainnya, yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau
menghindari campur tangan dari pemerintah.

Ada 4 macam metode penetapan harga yang perlu kamu ketahui, yaitu:

• Berbasis Laba. Metode ini didasarkan pada keseimbangan biaya dan pendapatan.
• Berbasis Biaya. Metode ini dipengaruhi oleh aspek penawaran, jadi.
• Berbasis Permintaan. Metode ini dipengaruhi oleh selera pelanggan, manfaat yang
diberikan produk, dan perilaku konsumen secara umum. harga ditentukan berdasarkan
biaya produksi dan pemasaran.
• Berbasis Persaingan. Metode ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang
dilakukan oleh pesaing bisnis.

3. Mengapa terkadang kita harus mendesain ulang proses layanan?

Mendesain ulang proses layanana ini merupakan pengembangan dimana mengarah untuk
mencapai langkah-langkah dalam melakukan pengembangan pada kinerja layanan dengan
mendesain ulang proses proses yang ada. Mendesain ulang proses layanan ini bukan hal
yang dapat diterapkan dengan mudah dan cepat. Ini memerlukan banyak tahapan yang
harus dilakukan.

Alasan lain mendesain ulang proses layanan karena bisa ada terjadinya peningkatan jasa
layanan untuk konsumen atau pelanggan, bisa untuk mengurangi biaya sehari hari

4. Silakan pilih salah satu perusahaan layanan / organisasi dan tolong jelaskan bagaimana
mereka melayani pelanggan. Apa batasan mereka berdasarkan persepsi Anda. Anda juga
dapat memilih layanan yang Anda alami.

Perusahaan layanan Asuransi Jasa Raharja

1) Attitude (Sikap)
Potret perusahaan, diawali dari kesan pertama yang ditorehkan oleh karyawan
perusahaan tersebut, terutama mereka yang berdiri di frontliner atau siapapun yang
berhubungan dengan pihak luar perusahaan. Bagaimana sikap dan pelayanan dari
karyawan perusahaan, akan menggambarkan dan memberi citra perusahaan, baik itu
langsung maupun tidak langsung. Setiap karyawan suatu perusahaan seharusnya
memiliki sikap yang ramah dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta
memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan. Itulah prinsip pelayanan
prima yang pertama, memiliki, menjaga dan meningkatkan sikap yang ramah dan
profesional.
2) Ability (Kemampuan)
Meski pada awalnya bukan konsep dasar, namun di era yang semakin berkembang para
karyawan harus memiliki kemampuan (ability). Artinya, karyawan harus memiliki
kemampuan untuk melayani konsumen misalnya komunikasi, kemampuan menjual
(selling), kemampuan memecahkan masalah dengan cepat, manajemen kecemasan,
hingga hal-hal yang lebih praktis misalnya pemanfaatan teknologi informasi.
3) Attention (Perhatian)
Attention (perhatian) adalah prinsip pelayanan prima berikutnya yang wajib dimiliki
semua karyawan, terutama mereka yang bersentuhan langsung dengan pelanggan.
Attention merupakan bentuk kepedulian kepada pelanggan atau tamu, yang berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta pemahaman atas saran dan kritik
yang diberikan. Dalam melakukan aktivitasnya, seorang karyawan haruslah senantiasa
memperhatikan dan mendahulukan keinginan pelanggan, termasuk di dalamnya tamu
perusahaan tersebut. Apalagi jika pelanggan atau tamu tersebut sudah menunjukan
tanda membutuhkan bantuan atau pelayanan, maka seharusnya karyawan tersebut
bergegas atau menunjukan atensi untuk segera melayani dengan cepat dan baik.
4) Action (Tindakan)
Hal yang perlu dilakukan di tahap action ini adalah, melakukan tindakan nyata untuk
memastikan apa yang menjadi kebutuhan / keinginan pelanggan / tamu, jika kurang
yakin dan lebih baik lakukan konfirmasi dengan sopan. Jika diperlukan, dapat
dilakukan pencatatan, apalagi jika permintaan tersebut cukup beragam, dan jika hal ini
adalah bagian dari transaksi, maka permintaan tersebut bisa dicatat di form yang harus
sudah disiapkan. Jangan lupa untuk mengucapkan termakasih, dan tanyakan apa masih
ada hal lain yang bisa dibantu, sembari mengatupkan tangan sebagai tanda
menghormati dan menghargai. Jadi menjalankan prinsip keempat dari pelayanan prima,
yaitu action sangat penting, sebagai bentuk nyata dari sebuah kepedulian (attention).
5) Accountability (Tanggung Jawab)
Konsep pelayanan prima berikutnya adalah accountabilityatau tanggung jawab, yaitu
sikap keberpihakan kita kepada pelanggan / tamu / mitra kerja sebagai bentuk rasa
empati dan kepedulian kita. Sikap tanggung jawab ini jika dilaksanakan dengan benar
dan sepenuh hati, maka bisa meminimalkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan, tamu
atau mitra perusahaan.
6) Appearance (Penampilan)
Penampilan karyawan baik secara fisik maupun non fisik merefleksikan kredibilitas
perusahaan, maka dari itu penting untuk selalu menjaga penampilan ini. Standar
penampilan harus dibuat oleh perusahaan, dan setiap karyawan harus menjalankannya,
apalagi saat bertemu dengan pelanggan atau tamu.
7) Sympathy (Simpati)
Hal terakhir yang menjadi konsep dasar excellent serviceadalah rasa simpati.
Terkadang sudah secara profesional melakukan pelayanan prima namun karena
kurangnya simpati yang dimiliki, proses pelayanan pun tidak berjalan dengan baik.
Simpati sendiri adalah sikap dimana Anda bisa merasakan apa yang dirasakan orang
lain.

Batasan yang harus dilakukan :

1) Jangan memberikan informasi yang salah.


2) Keluhan yang tidak ditanggapi
3) Tidak terlalu ikut campur terhadap masalah konsumen.

Anda mungkin juga menyukai