Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Investasi Usaha
Investasi usaha adalah suatu tindakan atau kegiatan memasukkan
modal ke dalam suatu bisnis atau usaha dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan finansial di masa depan. Tujuan dari investasi
usaha dapat berupa memperbesar skala usaha, meningkatkan produksi,
meningkatkan pemasaran, atau mendiversifikasi jenis produk atau jasa
yang ditawarkan. Dalam investasi usaha, investor dapat memilih untuk
menginvestasikan modalnya sebagai pemilik saham atau sebagai kreditur.
Sebagai pemilik saham, investor memiliki bagian dari kepemilikan bisnis
dan berhak atas dividen atau pembagian laba yang dihasilkan oleh bisnis
tersebut. Sebagai kreditur, investor memberikan pinjaman ke bisnis dan
menerima pengembalian modal dan bunga yang dijanjikan.
Investasi usaha dapat dilakukan pada berbagai jenis bisnis, baik
yang sudah mapan maupun yang masih dalam tahap awal atau startup.
Namun, investasi pada bisnis yang masih dalam tahap awal biasanya
memiliki risiko yang lebih tinggi daripada bisnis yang sudah mapan. Oleh
karena itu, investor perlu mempertimbangkan dengan baik risiko dan
potensi keuntungan sebelum melakukan investasi pada suatu bisnis.
Sumber investasi usaha dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1. Modal sendiri: yaitu modal yang berasal dari uang milik sendiri atau
keuntungan bisnis sebelumnya.
2. Pinjaman dari bank: yaitu modal yang berasal dari pinjaman yang
diberikan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya dengan
persyaratan tertentu.
3. Pinjaman dari keluarga atau teman: yaitu modal yang berasal dari
pinjaman yang diberikan oleh keluarga atau teman yang memiliki
kepercayaan pada usaha yang akan dijalankan.
4. Investor: yaitu modal yang berasal dari investor atau pihak ketiga
yang tertarik untuk berinvestasi pada usaha yang dijalankan
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Kegiatan investasi dilakukan oleh para investor guna meningkatkan
kesejahteraan yang diharapkan. Dalam sudut pandang usaha bisnis
menunjukkan bahwa investasi berperan penting dalam peningkatan nilai
perusahaan. Investor perlu memperhatikan dan memahami informasi-
informasi yang berasal dari laporan akuntansi sebelum melakukan
kegiatan investasi. Pemahaman investor atas informasi-informasi
akuntansi perlu dilakukan agar menghindarkan investor dari
ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan investasi (Manullang et al.,
2019).
2.1.1 Tujuan Investasi
Tujuan investasi adalah mencapai keuntungan finansial atau
pertumbuhan aset di masa depan. Namun, tujuan investasi dapat
berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing
investor. Beberapa tujuan investasi umumnya meliputi:
1. Menambah kekayaan: Tujuan utama investasi adalah untuk
menambah kekayaan atau memperoleh penghasilan pasif yang
dapat membantu mencapai tujuan finansial jangka panjang.
2. Mengatasi inflasi: Dengan menanamkan uang pada investasi yang
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada
tingkat inflasi, investor dapat melindungi kekayaannya dari tergerus
oleh inflasi.
3. Mencapai tujuan keuangan jangka pendek atau jangka panjang:
Investor dapat berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan
jangka pendek seperti membayar biaya pendidikan, membeli
rumah, atau mempersiapkan pensiun di masa depan.
4. Diversifikasi portofolio: Investor dapat berinvestasi pada berbagai
jenis aset seperti saham, obligasi, real estate, atau komoditas untuk
mengurangi risiko portofolio dan meningkatkan potensi
pengembalian investasi.
5. Menghasilkan pendapatan pasif: Investor dapat berinvestasi pada
aset yang menghasilkan pendapatan pasif seperti saham yang
membayar dividen atau real estate yang disewakan untuk
menghasilkan penghasilan pasif secara teratur.
Tujuan investasi yang spesifik tergantung pada kebutuhan dan
tujuan masing-masing investor. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi,
penting untuk memahami risiko dan potensi pengembalian investasi serta
memilih jenis investasi yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
keuangan.
2.1.2 Jenis Investasi
Seperti halnya yang lain, Investasi juga memiliki jenis. Secara umum
investasi dibedakan menjadi 2 :
1. Investasi jangka pendek: Investasi jangka pendek adalah investasi
yang ditanamkan dalam jangka waktu yang relatif singkat, biasanya
kurang dari satu tahun. Jenis investasi ini umumnya lebih likuid dan
memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi
jangka panjang. Beberapa contoh investasi jangka pendek antara
lain deposito, obligasi jangka pendek, dan reksadana pasar uang.
2. Investasi jangka panjang: Investasi jangka panjang adalah investasi
yang ditanamkan dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya
lebih dari satu tahun. Jenis investasi ini umumnya memiliki risiko
yang lebih tinggi tetapi juga memiliki potensi pengembalian yang
lebih besar. Beberapa contoh investasi jangka panjang antara lain
saham, real estate, dan reksadana saham.
Selain itu, terdapat juga beberapa jenis investasi lainnya yang dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik dan tujuannya, antara lain:
1. Investasi pasif: Investasi pasif adalah investasi yang dilakukan
dengan cara membeli portofolio saham atau reksadana yang
mencerminkan indeks pasar seperti indeks S&P 500. Tujuannya
adalah untuk mencapai kinerja pasar secara keseluruhan.
2. Investasi aktif: Investasi aktif adalah investasi yang dilakukan
dengan cara memilih saham atau aset tertentu dengan tujuan
mengalahkan kinerja pasar secara keseluruhan.
3. Investasi berisiko tinggi: Investasi berisiko tinggi adalah investasi
yang memiliki potensi pengembalian yang tinggi tetapi juga memiliki
risiko yang besar. Contohnya adalah investasi pada saham
perusahaan start-up atau cryptocurrency.
4. Investasi yang stabil: Investasi yang stabil adalah investasi yang
memberikan pengembalian yang stabil dan memiliki risiko yang
rendah, seperti obligasi atau deposito.
5. Investasi sosial: Investasi sosial adalah investasi yang bertujuan
untuk memberikan dampak sosial positif atau mendukung proyek
sosial atau lingkungan.
Pilihan jenis investasi tergantung pada profil risiko, tujuan, dan
preferensi masing-masing investor. Penting untuk memahami karakteristik
dan risiko investasi sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada jenis
aset tertentu.
2.2 Usaha
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan atau
mendapatkan penghasilan dari penjualan barang atau jasa kepada
konsumen. Usaha dapat dilakukan dalam bentuk individu, kemitraan,
perusahaan, atau korporasi. Usaha juga melibatkan risiko dan
pengambilan keputusan yang tepat dalam mengelola sumber daya seperti
modal, tenaga kerja, dan waktu untuk mencapai tujuan bisnis yang
diinginkan. Sebagai suatu aktivitas ekonomi, usaha memiliki peran penting
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Menjalankan usaha atau
bisnis terdapat banyak faktor yang harus di perhatikan oleh pengusaha
demi keberhasilan usahanya. Lokasi perusahaan merupakan kunci bagi
efisiensi dan efektifitas keberlangsungan perusahaan jangka panjang.
Untuk bisa mempertahankan hidup pengusaha harus bekerja keras dan
mampu berkompetisi dengan para kompetitor. Dalam situasi persaingan,
faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor yang kritis dan membuatnya
menjadi sangat penting (Fitriyani et al., 2019).
2.2.1 Usaha Laundry
Usaha laundry adalah bisnis yang bergerak di bidang jasa
pencucian pakaian dan tekstil lainnya seperti seprai, handuk, selimut,
karpet, dan lain sebagainya. Usaha ini biasanya dilakukan dengan cara
menerima pakaian dari pelanggan, mencuci, mengeringkan, menyetrika,
dan kemudian mengantarkan kembali kepada pelanggan. Usaha laundry
bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu secara tradisional dengan
mencuci tangan atau menggunakan mesin cuci dan pengering sendiri,
atau dengan cara lebih modern menggunakan mesin-mesin laundry
otomatis yang dilengkapi dengan teknologi canggih. Usaha laundry sangat
dibutuhkan oleh masyarakat yang sibuk atau tidak memiliki waktu luang
untuk mencuci pakaian sendiri, sehingga bisnis ini memiliki prospek yang
baik di masa depan. Usaha ini memiliki perputaran yang cepat atau
rentang waktu permintaan pelanggan antara permintaan pertama dan
permintaan selanjutnya pada jasa ini yang memakan waktu relatif singkat.
Lebih jelasnya, pelanggan akan kembali menggunakan jasa ini ketika
pakaian yang dikenakan sudah kotor (Mulyadi et al., 2019).
2.2.2 Usaha Salon
Usaha salon adalah jenis bisnis yang bergerak di bidang jasa
kecantikan yang menawarkan berbagai layanan perawatan rambut, wajah,
dan tubuh. Layanan salon bisa berupa potong rambut, hair coloring, hair
styling, perawatan rambut, facial, manicure, pedicure, waxing, dan
layanan kecantikan lainnya. Usaha salon biasanya dikelola oleh seorang
pemilik salon atau sekelompok stylist yang terlatih dan ahli di bidang
kecantikan. Pelanggan biasanya datang ke salon untuk mendapatkan
perawatan kecantikan yang diinginkan, sehingga sangat penting bagi
usaha salon untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dan
berkualitas. Usaha salon memiliki prospek yang baik karena kebutuhan
masyarakat akan perawatan kecantikan yang terus meningkat (Ayu &
Rosalina, 2020).
2.3 Nilai besaran investasi
Nilai besaran investasi secara keseluruhan dalam membangun
usaha Salon & Lalaundry yaitu sebesar Rp.1.345.396.400
Tabel 1. Nilai Besaran Investasi Keseluruhan
No Nama Biaya Total Pertahun

1 Pra Investasi Rp 2,000,000

2 Investasi Awal Rp 594,656,400


3 Biaya Operasional Rp 748,740,000
Total Rp 1,345,396,400

1. Pra Investasi
Pra Investasi adalah modal yang pertama kali dikeluarkan
digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan. Biaya yang timbul
dari pra investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan izin
usaha yaitu sebesar Rp. 2.000.000.
2. Investasi Awal
Investasi Awal merupakan modal awal dalam bentuk kekayaan
yang umur produktivitasnya melebihi jangka waktu satu tahun. Aset-aset
ini biasanya digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang akan
dijual atau digunakan dalam operasional bisnis.
Tabel 2. Rekapitulasi Investasi Awal
No Jenis Harga
1 Bangunan Gedung Rp105,000,000
2 Tanah Rp130,000,000
3 Mesin Genset 45 KVA / 36 KW Rp 5,500,000
4 Tanki Air 10001 Rp 8,000,000

Peralatan dan perlengkapan Coffee


5 Rp329,356,400
Laundry

6 Sumur Bor beserta pemasangannya Rp 15,000,000

Alat Tulis Kantor (Pulpen, Stamples,


7 Rp 300,000
Buku Tulis)

8 Biaya lain-lain Rp 1,500,000


Total Rp594,656,400
a. Peralatan
Tabel 3. Peralatan Usaha
N
o Nama Biaya Jumlah Harga Satuan Total Harga
Laundry
Mesin
1 Pengering 7 kg 10 Rp 8,000,000 Rp 80,000,000
Mesin Cuci 10
2 Kg 10 Rp10,000,000 Rp 100,000,000
3 Setrika 4 Rp 6,500,000 Rp 26,000,000

Rak lemari
4 2 Rp 800,000 Rp 1,600,000
pakaian kayu

5 Rak Besi Siku 10 Rp 650,000 Rp 6,500,000

Meja Kasir kayu


6 1 Rp 700,000 Rp 700,000
+ Kursi Plastik
Timbangan
7 Digital 5 Rp 500,000 Rp 2,500,000
8 Meja Setrika 4 Rp 4,000,000 Rp 16,000,000
Alat-alat
9 1 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000
administrasi
10 Media Promosi 1 Rp 370,000 Rp 370,000
Peralatan listrik
11 (Rol, Terminal, 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Lampu, Kabel)
Telepon
12 pelayanan antar 1 Rp 500,000 Rp 500,000
jemput
Salon
Sofa Ruang
13 Tunggu 1 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
14 Meja Kasir 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Lemari
15 Penyimpanan 2 Rp 1,838,000 Rp 3,676,000
Mesin Kasir dan
16 Scanner 1 Rp 6,000,000 Rp 6,000,000
17 cash drawer 2 Rp 5,000,000 Rp 10,000,000
18 Hair steamer 4 Rp 1,500,000 Rp 6,000,000
19 Hair dryer 4 Rp 500,000 Rp 2,000,000
20 Hair curler 4 Rp 500,000 Rp 2,000,000
Hair
21 straightener 4 Rp 500,000 Rp 2,000,000
N
o Nama Biaya Jumlah Harga Satuan Total Harga
22 Kaca 4 Rp 200,000 Rp 800,000
23 Kursi Keramas 4 Rp 3,600,000 Rp 14,400,000
24 kursi akrilik 4 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000
25 kursi 1 Rp 300,000 Rp 300,000
Trolley alat
26 salon 4 Rp 650,000 Rp 2,600,000
26 Nail Equipment 2 Rp 1,000,000 Rp 2,000,000
27 AC 1 Rp 2,800,000 Rp 2,800,000
28 TV Sharp 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
29 Speaker 1 Rp 550,000 Rp 550,000
30 CCTV 5 Rp 400,000 Rp 2,000,000
Lampu Hias
31 filamen 50 Rp 12,000 Rp 600,000
32 AC 5 Rp 3,000,000 Rp 15,000,000
33 Meja Kasir 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Total Rp 324,096,000

b. Perlengkapan
Tabel 4. Perlengkapan Usaha
No Nama Biaya Jumlah Harga Satuan Total Harga
Laundry
1 Hanger 20 Rp 12,000 Rp 240,000
2 Jepit Pakaian 20 Rp 6,000 Rp 120,000
3 Botol Spray 20 Rp 5,000 Rp 100,000
4 Ember 20 Rp 20,000 Rp 400,000
5 Keranjang 20 Rp 30,000 Rp 600,000
6 Cetak Nota Bon 2 Rp 565,200 Rp 1,130,400
  Salon
Hair Cutting
7 4 Rp 30,000 Rp 120,000
Gown
8 Bandana 10 Rp 10,000 Rp 100,000
9 Handuk kepala 10 Rp 50,000 Rp 500,000
10 Jepit Rambut 10 Rp 5,000 Rp 50,000
11 Sisir rambut 4 Rp 75,000 Rp 300,000
12 Set alat gunting 4 Rp 100,000 Rp 400,000
13 Tissue 30 Rp 20,000 Rp 600,000
14 Set Manicure 4 Rp 150,000 Rp 600,000
Total Rp 5,260,400
3. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan kegiatan pokok perusahaan dalam setiap bulan atau
pertahunnya, meliputi biaya bahan baku, gaji karyawan, tagihan dan
lain-lain. Berikut rincian biaya operasional Salon & Lalaundry :
Tabel 5. Biaya Operasional Keseluruhan
No Nama Biaya Total Perbulan Total Pertahun
1 Total Bahan Baku Rp 18,935,000 Rp 227,220,000
2 Biaya Tenaga Kerja Rp 40,000,000 Rp 480,000,000
3 Biaya Listrik Rp 3,000,000 Rp 36,000,000
4 Biaya Bahan Bakar Rp 400,000 Rp 4,800,000
5 Pulsa Paket Rp 60,000 Rp 720,000
Total Rp 62,395,000 Rp 748,740,000

a. Bahan Baku
Tabel 6. Biaya Bahan Baku
Nama
No Jmlh Unit Harga Satuan Total Harga
Biaya
Laundry
Detergen
1 20 Bungkus Rp 11,000 Rp 220,000
Bubuk
Detergen
2 20 Bungkus Rp 7,000 Rp 140,000
Cair
3 Softener 20 Bungkus Rp 8,000 Rp 160,000
Parfume 5
4 20 Bungkus Rp 20,000 Rp 400,000
aroma
Pelicin
5 20 Bungkus Rp 7,000 Rp 140,000
pakaian
Pemutih
6 20 Bungkus Rp 7,000 Rp 140,000
pakaian
Plastik 5
7 20 Pak Rp 13,000 Rp 260,000
kg
Plastik 10
8 20 Pak Rp 23,000 Rp 460,000
kg
Salon
Makarizo
9 texture 15 Botol Rp 89,000 Rp 1,335,000
creambath
Good
10 creambath 15 Botol Rp115,000 Rp 1,725,000
aloe vera
Nama
No Jmlh Unit Harga Satuan Total Harga
Biaya
Good
creambath
11 15 botol Rp115,000 Rp 1,725,000
3 in1
Avocado
Good
creambath
12 15 botol Rp115,000 Rp 1,725,000
3 in 1
apple
Good
13 Shampo 15 botol Rp250,000 Rp 3,750,000
apple
Good hair
14 tonic 15 botol Rp 52,000 Rp 780,000
herbal
Good
15 conditione 15 botol Rp330,000 Rp 4,950,000
r
Revlon
16 cuticle 5 botol Rp 30,000 Rp 150,000
remover
Revlon
double
17 5 botol Rp 30,000 Rp 150,000
twist top
coat
nail
18 enamel 5 botol Rp 25,000 Rp 125,000
removel
Revlon
19 5 botol Rp 30,000 Rp 150,000
grow
Colour nail
20 5 botol Rp 25,000 Rp 125,000
enamel
hand &
21 5 botol Rp 65,000 Rp 325,000
nail serum
Total Rp 18,935,000

b.Tenaga Kerja
Tabel 7. Biaya Tenaga Kerja
No Nama Biaya Jumlah Harga Satuan Total Harga
1 Manager 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
2 Karyawan Cuci Baju 10 Rp 1,500,000 Rp 15,000,000
3 Karyawan Setrika 10 Rp 1,500,000 Rp 15,000,000
4 Kurir 5 Rp 200,000 Rp 1,000,000
5 Karyawan Salon 5 Rp 1,000,000 Rp 5,000,000
Total Rp 40,000,000
2.4 Life cyle (umur produk)
Siklus hidup atau Life Cycle adalah konsep yang digunakan dalam
bisnis dan lingkungan untuk menggambarkan tahap-tahap kehidupan
suatu produk atau layanan dari awal produksi hingga akhir pemakaian.
Pada usaha laundry, siklus hidup mencakup semua tahapan proses
produksi, distribusi, penggunaan, dan pembuangan pakaian yang dicuci.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai setiap tahap dalam siklus
hidup usaha laundry:
1. Tahap produksi
Tahap ini melibatkan pengadaan peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk menjalankan usaha laundry, seperti mesin cuci,
deterjen, pelembut kain, dan pewangi. Pada tahap ini juga dilakukan
pengadaan modal dan perencanaan bisnis untuk memulai usaha
laundry.
2. Tahap distribusi
Tahap ini melibatkan pemasaran dan penjualan layanan laundry ke
pelanggan. Upaya pemasaran dilakukan dengan mengedepankan
kualitas dan kecepatan layanan, serta kenyamanan bagi pelanggan
untuk menggunakan layanan laundry. Pada tahap ini juga dilakukan
pengaturan sistem pengambilan dan pengantaran laundry, yang
melibatkan proses pengumpulan pakaian dari pelanggan, pencucian,
pengeringan, pengelompokan, dan pengantaran kembali ke
pelanggan.
3. Tahap penggunaan
Tahap ini melibatkan penggunaan layanan laundry oleh pelanggan,
yang mencakup penggunaan mesin cuci, deterjen, pelembut kain, dan
pengering pakaian. Pada tahap ini, layanan laundry diharapkan
memberikan kualitas cuci yang baik, serta menjaga keamanan dan
kenyamanan pakaian pelanggan.
4. Tahap pembuangan
Tahap ini melibatkan pembuangan pakaian yang dicuci setelah
penggunaan. Proses ini melibatkan pemilahan dan pengelompokan
pakaian yang masih dapat digunakan, pakaian yang perlu dicuci ulang,
dan pakaian yang rusak dan harus dibuang. Pada tahap ini juga harus
mempertimbangkan pengelolaan limbah dari bahan kimia dan air yang
digunakan dalam proses pencucian.
Setiap tahap dalam siklus hidup memiliki dampak lingkungan dan
sosial yang berbeda. Untuk meminimalkan dampak negatif, usaha laundry
dapat melakukan berbagai tindakan seperti penggunaan mesin cuci yang
hemat energi, penggunaan deterjen dan pelembut kain yang ramah
lingkungan, dan pengelolaan limbah yang baik. Selain itu, usaha laundry
juga dapat memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai pentingnya
menjaga lingkungan, serta meningkatkan kesadaran pelanggan mengenai
pentingnya menjaga lingkungan dengan memilih layanan laundry yang
ramah lingkungan.
2.5 Besaran nilai modal mandiri dan besaran modal debitur
o Modal keseluruhan yaitu sebesar Rp. 1.345.396.400
o Besaran nilai modal mandiri sebesar 90 % yaitu :
90 % x Rp. 1.345.396,400 = Rp. 1.210.856,760
o Besaran nilai modal debitur sebesar 10 % yaitu :
10 % x Rp. 1,345.396.400 = Rp. 134,539,640
o Bunga pinjaman modal yaitu sebesar 5%
o Jangka pengembalian modal yaitu selama 3 tahun

Untuk hitungan besaran nilai modal dapat dilihat di bawah ini :

Rumus:

F = (F/P, i%, n) P

Keterangan :

F = Nilai uang pada akhir periode n

P = Nilai awal (sekarang)


i = Suku bunga per periode

n = Jangka waktu pinjaman

Diketahui :

n = 36 bulan

P = Rp. 134.539.640

i=5%

F/P = 5,7918

Penyelesaian :

F = (F/P, 5%, 36) 134.539.640

F = (5,7918) 134.539.640

= Rp. 779.226.686,952

Jadi nilai uang yang akan di kembalikan setelah 36 bulan yaitu


sebesar Rp. 779.226.686,952
BAB III
RANCANGAN SISTEM
3.1 Nilai Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode yang digunakan untuk
mengukur nilai waktu dari uang dalam suatu proyek investasi. Ini adalah
selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang dari
arus kas keluar dari investasi.
NPV dihitung dengan mengurangi nilai sekarang dari arus kas
keluar dari nilai sekarang dari arus kas masuk yang diharapkan. Jika
hasilnya positif, maka proyek dapat dianggap menguntungkan, sedangkan
jika hasilnya negatif, maka proyek tersebut tidak layak dijalankan

Tabel 3.1 perhitungan nilai Arus kas per tahun pada periode

Initial Cash Flow (ICF)

Tahun Biaya Modal Awal (Rp) Investasi Awal (Rp) CT

1 Rp 1,345,396,400 Rp 594,656,400 Rp 1,940,052,800

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai


Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga pembelian awal. Net
Present Value (NPV) sendiri adalah keuntungan bersih yang berdasarkan
jumlah dari Present Value (PV). Untuk bisa menghitung dari NPV ini bisa
menggunakan rumus:

Keterangan :

NPV = Net Present Value (Rupiah)

Ct = Arus kas per tahun pada periode t

C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (Rp)


r = Suku bunga

Diketahui :

Ct = Rp 1.940.052.800
C0 = Rp 594.656.400
r = 5% = 0,05

Penyelesaian :
C1 C1
NPV =
1+ r
+ ¿¿
+ C¿ ¿1 + C¿ ¿1 + C¿ ¿1 – C0

1.940.052 .800
NPV =
1+ 0,05
+ 1.940.052 .800 + 1.940.052 .800 + 1.940.052 .800
¿¿ ¿¿ ¿¿

+ 1.059.188
¿¿
.800
– 594.656.400

NPV = Rp 1.847.669.333 + Rp 1.759.685.079 + Rp 1.675.890.552


+ Rp 1.596.086.240 + Rp 1.520.082.133 - 594.656.400
NPV = Rp 7.804.756.937

Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp 7.804.756.937

Anda mungkin juga menyukai