Charisma Flora Zefanya K (392020050) Yemima Tamariska Putri (802020078) Hizkia Brayen Halu (372020082) Anette Jeehan Pattisina (372020096) LATAR BELAKANG
Kemajemukan merupakan keanekaragaman. Kemajemukan merupakan
karakteristik budaya yang dimiliki Indonesia. Kemajemukan budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa yang harus dipertahankan. Kemajemukan disebut juga dengan keberagaman yang memiliki kata dasar ragam. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ), ragam berarti (1) sikap, tingkah laku, cara (2) macam, jenis (3) musik, lagu, lagam (4) warna, corak (5) tata bahasa. Hal tersebut merupakan keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia. Usman Pelly dalam buku Ilmu Sosial & Budaya Dasar mengkategorikan masyarakat majemuk ke dalam dua hal yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal. Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan ras, bahasa daerah, adat istiadat, agama, pakaian, makanan dan budaya lain. Secara vertikal, dikelompokkan berdasarkan penghasilan, pendidikan, pemukiman, pekerjaan dan kedudukan sosial politik. Kemajemukan masyarakat di Indonesia tentunya didasari oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain,letak Indonesia yang sangat strategis. Dikatakan strategis karena Indonesia merupakan negara kepulauan, selain itu Indonesia sebagai jalur perdagangan sehingga memudahkan untuk melakukan ekspor dan impor,mudahnya penduduk bukan Indonesia datang dan mengajarkan budaya,agama-agama untuk rakyat Indonesia,dan juga Indonesia kaya akan sumber daya lautnya karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Faktor yang lainnya adalah nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengajarkan berbagai macam budaya dan suku bangsa secara turun menurun. Itulah yang membuat Indonesia dikatakan majemuk atau keanekaragaman yang sudah ada dalam bangsa Indonesia. Kemajemukan atau keanekaragaman ini menimbulkan pengaruh dalam masyarakat Indonesia,pengaruh dalam masyarakat dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Negara Indonesia merupakan negara yang beragama, Indonesia memiliki suku bangsa, adat istiadat, budaya dan ras yang berbeda-beda dan tersebar di wilayah Indonesia. Namun keberagaman tersebut diikuti dengan munculnya konflik-konflik diberbagai daerah. Konflik-konflik diberbahai daerah biasanya menimbulkan korban jiwa, luka-luka dan harus mengungsi dari daerah tersebut. Menurut seorang yang dikenal sebagai aktivis sosial mempromosikan dan berkampanye gerakan Indonesia tanpa diskriminasi yaitu Denny JA,menyebutkan bahwa hasil riset yayasan Denny JA bersama LSI (Lembaga Survei Indonesia) mencatat selama 14 tahun setelah masa reformasi setidaknya ada 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan jumlah kasus tersebut sebanyak 65 persen berlatar belakang agama, sementara sisanya kekerasan etnik sekitar 20 persen, kekerasan gender sebanyak 15 persen, dan kekerasan seksual terdapat 5 persen. Salah satu konflik yang terkenal akibat keberagaman yaitu konflik yang terjadi di Maluku. Konflik tersebut disebut konflik mengenai etnis-politik yang melibatkan agama di kepulauan Maluku, Indonesia, khususnya pulau Ambon dan Halmahera. Konflik ini bermula pada era Reformasi awal 1999 hingga penandatanganan Piagam Malino II tanggal 13 Februari 2002. Konflik tersebut merupakan konflik kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama yakni antara kelompok Islam dan Kristen. Konflik Maluku tersebut dikatakan menelan korban terbanyak yakni sekitar 8-9 ribu orang tewas. Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama, yakni sampai 4 tahun. Dari sana,dapat disimpulkan dampak negatif dari keberagaman yang ada di Indonesia. Dampak-dampak negatif tersebut harus dihindari oleh masyarakat Indonesia,karena menimbulkan banyak kerusakan,hingga menelan korban yang juga cukup banyak. Sebagai warga negara Indonesia, masyarakat harus mengenal dengan baik mengenai keberagaman yang ada di Indonesia,mempelajari keberagaman- keberagaman tersebut,sehingga dapat menyadari bahwa keberagaman yang ada di Indonesia bukan menjadi alasan dalam perseteruan atau pertikaian. Selain itu belajar untuk menghargai dan meberi toleransi terhadap orang lain yang memiliki perbedaan budaya,agama, dan suku adalah sebuah kewajiban. Jika kemajemukan tidak dilapisi rasa toleransi maka tercipatanya integrasi dalam masyarakat dan negara akan terhambat. Tanpa adanya integrasi sosial maka organisasi masyarakat akan sangat jarang terjadi dan manusia akan merasa kesepian dan dengan tidak adanya integrasi dalam masyrakat negara akan mudah untuk terpecah belah dan sulit berkembang.