DI MASYARAKAT
Di Susun Oleh :
Upacara adat merupakan salah satu ciri khas dalam kelompok masyarakat yang
memiliki unsur nilai yang tinggi. Upacara adat menjadi wujud rasa syukur
masyarakat atas alam dan lingkungannya. Di setiap wilayah Indonesia memiliki
tradisi upacara adat masing-masing, seperti upacara Ngaben di Bali, upacara Adu
Betis di Sulawesi Selatan, upacara Kebo-Keboan di Banyuwangi Jawa Timur dan
masih banyak lainnya.
Tabel 2.1 Beberapa Macam Upacara Adat yang ada di Indonesia
Nama
Upacara
Adat dan Deskripsi Gambar
Asal
Daerahnya
Upacara Adat Upacara Ngaben
Ngaben di adalah salah satu
Bali upacara yang
dilakukan oleh umat
Hindu Bali yang
masuk ke dalam
serangkaian upacara
Pitra Yadnya.
Upacara ini yang
ditunjukkan kepada
leluhur terkait
kematian yang
dilakukan dengan
cara mengkremasi
jenazah.
Setelah itu, abu
jenazah akan
dihanyutkan ke laut
atau sungai.
Upacaraadat Peusijue
k biasanya dilakukan
pada acara
pernikahan, syukuran
rumah baru, naik haji,
hingga kelahiran.
Upacara Adat Upacara adat ini
Kasada Suku dilakukan oleh
Tengger masyarakat Suku
Tengger (Jawa
Timur) yang
memeluk agama
Hindu untuk
memohon
pengampunan dari
Brahma atau Dewa
Pencipta.
Suku Tengger akan
melempar sejumlah
sesajen ke kawah
Gunung Bromo
dalam pelakasanaan
upacara ini.
Upacara Adat Upacara adat
Mekikuwa di Mekikuwa dilakukan
Sulawesi oleh masyarakat dari
Utara Suku Minahasa,
Manado, Sulawesi
Utara.
Upacara adat ini
dilakukan untuk
mengungkapkan rasa
syukur atas
pemeliharaan
sepanjang tahun
kepada Tuhan YME.
Upacara Adat Upacara adat Dahau
Dahau di dilakukan di
Kalimantan Kalimantan Timur
Timur yang diadakan untuk
memberikan nama
kepada anak yang
merupakan
seorangketurunan
bangsawan.
Terdapat banyak
ritual yang dilakukan
dalam upacara adat
ini sehingga
sekiranya
berlangsung selama
satu bulan lamanya.
Upacara Adat Masyarakat Lampung
Ngebabali di akan mengadakan
Lampung upacara Ngebabali
saat membuka lahan
baru untuk berladang.
Upacara adat ini juga
dilakukan saat
seseorang akan
membuka rumah
baru, Kids.
b. Pakaian Tradisional
c. Rumah Adat
Rumah adat merupakan bentuk bangunan khas sebuah daerah yang melekat
dengan nilai-nilai leluhur. Rumah adat menjadi tempat dimana upacara adat
dilaksanakan. Rumah adat memiliki keanekaragaman bentuk yang tergantung
dengan wilayah dan suku. Contoh rumah adat antara lain: Rumah Gadang di
Sumatera Barat, Rumah Joglo dari Jawa Tengah, Rumah Panjang di Kalimantan
Barat dan masih banyak lainnya.
d. Makanan Tradisional
Alat musik dan lagu menjadi salah satu identitas masyarakat dalam
keanekaragaman bentuk budaya. Lagu tradisional pada umumnya menceritakan
kembali nilai-nilai kehidupan masyarakat yang memiliki makna yang terkandung
di dalamnya. Contoh lagu tradisional seperti Gundul-gundul Pacul dan Bapak
Pucung dari Jawa Tengah, Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat, Rasa Sayange
dari Maluku, dan masih banyak lainnya. Sedangkan untuk alat musik seperti
angklung, bedug, kolintang, saluang dan masih banyak lainnya.
Kolintang Minahasa
KEBERAGAMAN AGAMA
Agama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD
Negara RI Tahun 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia adalah Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Agama-agama tersebut disebarkan oleh bangsa
lain yang datang ke Indonesia dan pedagang namun sudah menyatu dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Semua agama diyakini akan keberadaan dan
kekuasaan Tuhan. Akan tetapi, sistem keyakinan dan ibadahnya berbeda antara agama yang
satu dengan yang lainnya.
Apakah kalian masih ingat peraturan di dalam UUD Negara RI Tahun 1945 yang
melindungi kebebasan memeluk agama? Perhatikan penjelasan berikut!
Keberagaman agama ini tidak menghalangi persatuan dan kesatuan bangsa karena
menganut agama merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD Negara RI Tahun
1945. Pasal 28E ayat (1), yang berbunyi: “Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya
serta berhak kembali.”
Oleh karena itu, perlu dikembangkan toleransi umat beragama, yang meliputi :
1. Toleransi antarumat beragama yang berbeda (toleransi ekstern);
2. Toleransi antarumat beragama yang sama (toleransi intern);
3. Toleransi umat beragama dengan pemerintah.
KEBERAGAMAN RAS
Ras berarti warna kulit. Keberagaman ras berarti keberagaman penduduk Indoesia yang
didasarkan pada wrana kulit dan ciri lain bersifat fisik. Secara umum, ras manusia dapat
dikelompokkan menjadi lima macam yaitu :
1. Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting.
2. Mongoloid, yang berkulit kunging langsat, rambut kaku dan bermata sipit.
3. Kaukasoid, berkulit putih, mata biru dan rambut pirang.
4. Australoid, yang berkulit hitam (sawo matang); serta
5. Khoisan (Afrika Selatan).
Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu penduduk di Kalimantan dan Sulawesi dengan ciri kulit kuning,penduduk di Sumatra
dan Jawa dengan ciri kulit sawo matang, serta penduduk di Maluku dan Papua yang ciri
kulitnya hitam dan rambut keriting pendek. Meskipun berbeda ras, namun perbedaan
tersebut tetap dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sehingga tidak terjadi perpecahan.
Oleh karena itu, sikap rasial, yaitu membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit
tidak boleh terjadi.
KEBERAGAMAN GOLONGAN
Golongan dapat diartikan sebagai kelompok masyarakat dengan ciri-ciri dan aktivitas tertentu. Beberapa
faktor yang digunakan untuk menggolongkan keberagaman adalah sebagai berikut:
1. Secara administrasi kependudukan, digunakan pembagian tiga golongan, yaitu golongan suku
bangsa asli yang berasal dari daerah di Indonesia. Golongan keturunan asing yang berasal dari
daerah asal di luar Indonesia, dan golongan masyarakat terasing. Golongan terasing adalah
kelompok asli dari daerah di Indonesia, namun dengan budaya yang sederhana dan biasanya masih
tinggal di daerah terisolasi.
2. Secara usia penduduk, dikenal golongan usia anak-anak, usia produktif, dan usia tua (tidak
produktif).
3. Secara ekonomi, dikenal golongan ekonomi lemah (miskin), ekonomi menengah, dan ekonomi
kuat (kaya). Ada juga yang menggunakan istilah prasejahtera, sejahtera 1, dan sejahtera 2.
4. Secara pendidikan, dikenal kelompok penduduk yang berpendidikan PAUD, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi.
5. Secara politik, dikenal golongan berdasarkan partai atau afiliasi politik.
6. Berdasarkan mata pencaharian atau profesi dikenal golongan nelayan, petani, pedagang,
wiraswasta, PNS, TNI, Polri, politisi, guru, dokter, dan sebagainya.
Selain keberagaman di atas, terdapat juga penggolongan sosial yang berkembang di
masyarakat. Salah satunya tercermin dalam berbagai organisasi sosial. Meski terdapat
beragam penggolongan, namun berbagai organisasi tersebut mempunyai landasan ideologi
yang sama, yaitu Pancasila. Artinya semua golongan sosial yang ada berada dalam
Bhinneka Tunggal Ika.