Anda di halaman 1dari 14

PORTOFOLIO

PERPINDAHAN KALOR

DISUSUN OLEH :
NAMA : LENA AI YUS WATI
NISN : 1208317
KELAS : XII (DUA BELAS)
KOMPETENSI KEAHLIAN : PERHOTELAN

YAYASAN WAKAF H.AHMAD DASUKI HASBULLAH


Islamic Educational and Social Foundation of H.AHMAD DASUKI
SMK MA'ARIF NU AL-FATHONAH
Jalan Pelabuhan II KM.10 Pasirmalang
Kec. Gunungguruh Kab. Sukabumi 43152
Website : www.smkalfathonah.sch.id Telp.(0266)6225438
Email : alfathonahsmi@yahoo.co.id
TERAKREDITASI B
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Portofolio yang berjudul "Kecelakaan
Kerja" dengan tepat waktu.
Portofolio disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sanitasi. Selain
itu, Portofolio ini bertujuan menambah wawasan tentang Kecelakaan Kerja bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya portofolio ini.
Penulis menyadari portofolio ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan portofolio ini.

Sukabumi, Mei 2022

Lena Ai Yus Wati

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Kejadian Kecelakaan .................................................................................. 2
B. Penyebab Kecelakaan.......................................................................................... 2
C. Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.................................................. 7
BAB III PENUTUP................................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia telah mengalami
kemajuan dan mendapat porsi yang seimbang dengan perkembangan sektor
industri yang lain. Keseimbangan tersebut diindikasikan oleh peran serta sektor
konstruksi dalam aktivitas pembangunan di Indonesia. Semakin berkembangnya
industri konstruksi juga menunjukkan tantangan yang semakin ketat dan
kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi memberikan kontribusi yang
esensial terhadap proses pembangunan di Indonesia. Hasil pembangunan dapat
dilihat dari semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana infrastruktur jalan dan
jembatan, sarana irigasi dan bendungan, perhotelan, perumahan dan sarana
prasarana lain.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang
memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan
karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-
beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis
dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja
yang tidak terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat
lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi
yang berisiko tinggi. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga
semula dan tidak dikehendaki, yang mengganggu proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun
harta benda. Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat
menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung
maupun tidak langsung.Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada ekonomi
yang cukup signifikan, mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya untuk
biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi
asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak langsung yang

1
merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian waktu
kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan
produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya
reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya
kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kejadian Kecelakaan
Tingginya kecelakaan kerja yang banyak terjadi pada proyek konstruksi
bisa menyebabkan dampak secara langsung terhadap perusahaan dan penyedia
jasa. Berikut ini adalah bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi :
• Jatuh dari ketinggian (fall from above)
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih
tinggike tingkat yang lebih rendah. Misalnya “ 3 Pekerja Tewas Terjatuh dari
Lantai 25 Proyek Apartemen di Pademangan “
Jakarta - Tiga orang pekerja tewas setelah terjatuh dari lantai 25
proyek pembangunan apartemen North Land Ancol, Pademangan Barat, Jakarta
Utara. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan kasus jatuhnya para pekerja
ini.
"Para korban jatuh dari lantai 25 dari Apartemen North Land dan bekerja sebagai
buruh kontrak," kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes Muhammad Iqbal kepada
wartawan, Jumat (20/12/2013). Kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang
ini terjadi pada pukul 15.15 WIB. Tiga orang korban tersebut diantaranya
bernama Jhoni, Febri dan Yoto. Saat itu ketiganya sedang memindahkan material
dari atas truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu ketiganya terperosok kemudian
terjatuh dari lantai 25 apartemen itu. "Para korban jatuh beserta matrial dari lantai
25 ke lantai dasar," jelasnya. Semua korban tewas meninggal dalam keadaan yang
mengenaskan. "Korban ditemukan tewas dengan kondisi patah tulang dan luka di
sekujur tubuhnya,"

B. Penyebab Kecelakaan
Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah
metode pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan gedung runtuh
yang menewaskan banyak korban. Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia

3
umumnya terjadi karena lemah nya pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang
disiplin nya tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan K3 dan kurang memadainya
kuantitas dan kualitas alat perlindungan diri di proyek konstruksi. Faktor faktor
yang menjadi penyebab kecelakaan kerja pada proyek “ 3 Pekerja Tewas Terjatuh
dari Lantai 25 Proyek Apartemen di Pademangan “ adalah :
1. Faktor Manusia
o Latar Belakang Pendidikan
           Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang
dalam bekerja. Orang yang  memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung
berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat
dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri,
sedangkan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih
pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Dari kasus tersebut dapat
diketahui bahwa pekerja adalah pekerja kontrak dengan pendidikan rendah,
sehingga pekerja tersebut lalai dalam bekerja.
o Psikologis
          Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu
pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-
tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Contoh faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi konsentrasi adalah :
-           Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
-           Suasana kerja yang tidak kondusif.
-           Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
o Ketidaktahuan
Dalam kasus tersebut pekerja menggunakan alat berta yaitu crane, dimana
dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan
yang cukup oleh teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan
kerja.
o Bekerja tanpa peralatan keselamatan

4
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan
keselamatan kerja.Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi
pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan.
Dalam kasus tersebut pekerja bekerja di ketinggian dan pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap seperti helm pengaman, sarung
tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, tali pengaman untuk pekerja di
ketinggian.
2. Faktor mekanik dan lingkungan
Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut
keperluan dengan suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab
kecelakaan dapat disusun menurut kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak
dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau
perkakas yang dipegang dengan manual (tangan), menginjak atau terbentur
barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari
kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat
yang tinggi maupun di tempat datar.
3. Faktor Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja berfungsi untuk mencegah dan melindungi
pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan
jenis peralatan keselamatam kerja dapat berupa:
a. Helm pengaman (safety helmet)
b. Sepatu (safety shoes)
c. Pelindung mata (eye protection)
d. Pelindung telinga (ear plugs)
e. Penutup lubang (hole cover )
4. Faktor kelemahan sistem manajemen
Berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari
pimpinan terhadap pentingnya peran keselamatan dan kesehatan kerja, faktornya
yang meliputi :
a. Sifat manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di tempat kerja.

5
b. Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab, serta
pelimpahan wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara
jelas.
c. Sistem dan prosedur kerja yang lunak, atau penerapannya tidak tegas.
d. Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
dapat diandalkan.
e. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik
a. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama
pekerja ikut bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya
luka, kelainan tubuh, cacat bahkan juga kematian. Gangguan terhadap pekerja
demikian adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga keluarganya serta
perusahaan tempat ia bekerja. Tiap kecelakaan merupakan suatu kerugian yang
antara lain tergambar dari pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan. Biaya yang
dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya
tersebut bukan semata-mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban
masyarakat dan negara secara keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya
langsung meliputi biaya atas P3K, pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah
selama tidak mampu bekerja, kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan,
perlengkapan, peralatan, mesin dan biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu
yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi,
seperti berhentinya operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong
korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa
kecelakaan dan sedang sakit serta berada dalam perawatan dengan orang baru
yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan.
Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada pekerja yang mengalami
kecelakaan. Kerugian juga terjadi pada keberlangsungan proyek konstruksi, yaitu
mencakup kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya
kelancaran pekerjaan (penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif
pada pekerja, memburuknya reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta

6
kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna
jasa).

C. Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi mempunyai dampak atau
kerugian yang sangat besar bagi semua pihak yang bersangkutan, seperti
kontraktor, konsultan, dan para pekerja. Seperti mengakibatkan korban jiwa dan
meningkatnya biaya produksi suatu proyek. Kecelakaan kerja pada suatu proyek
konstruksi dapat dilakukan pencegahan dalam beebagai bidang, yaitu
1. Lingkungan
Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,
pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang
kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang
dapat menjamin keselamatan
c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat
dan ruangan.
2. Mesin dan peralatan kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat
dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas
yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman
telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup
pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap
mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja

7
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi
pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang
kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam
penggunaannya.

4. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-
hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari
perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya
ketidakcocokan fisik dan mental.
5. Faktor Managemen Perusahaan dan Pemerintah
Perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan
terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Perusahaan harus
membekali para pekerja dengan melakukan berbagai pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja seperti
a. Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap item
pekerjaan misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan terjadi
kelongsoran tanah, pekerja terkena cangkul, sehingga diketahui upaya
pencegahanya seperti pembuatan tembok sementara dari bamboo untuk
menahan tanah serta memasang rambu-rambu hat-hati pada lokasi galian tanah
b. Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal
sebelumnya seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara
speaker “Selamat bekerja, gunakan alat pelindung diri, hat-hati dalam bekerja
karena keluarga menunggu dirumah atau kata-kata lain yang dapat
mengingatkan setiap pekerja proyek untuk berhati-hati dalam bekerja.
c. Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada
void yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam
kebakaran pada area rawan kebakaran.

8
d. Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman
sehingga emosi negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi
karena hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan proyek akibat pikiran
sedang tidak fokus terhadap pekerjaan.
e. Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari
lokasi proyek sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani
secara cepat untuk mencegah hal-hal selanjutnya yang tidak diinginkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu akibat dari perkembangan teknologi yang merugikan adalah
kecelakaan. Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda. Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman dan
dalam kondisi sehat, sehingga terbebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati dan terbebas dari risiko
terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai
akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau
mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan,
yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
umat manusia.

9
10

Anda mungkin juga menyukai