Fatma Indriani1, Diva Nada Rizki Nuzlan2, Hilma Shofia3, Jihan Putri Ralya4
Email: fatmaindriani@uinsu.ac.id1
Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan1,2,3,4
Abstrak
Remaja yang mengalami kecanduan bermain media sosial akan lebih sering menghabiskan waktunya untuk
bermain media sosial dibanding dengan membangun interaksi dengan keluarga, teman bahkan kerabat
lainnya. Hal tersebut mengarah pada mengecilnya lingkaran sosial dengan kuantitas yang menurun dan
membuat tingkat stress menjadi lebih tinggi. Perilaku pengunaan media sosial yang berlebihan dikalangan
remaja tanpa pemahaman yang cukup dapat menyebabkan tindak body shaming dan hate speech yang dapat
berujung hingga menyebabkan kelainan mental pada penggunanya. Penelitian ini menggunkan metode
literature review. Tolok ukur jurnal yang dipilih yaitu jurnal dengan terbitan antara tahun 2020-2022 terdiri
dari jurnal nasional dan beberapa website resmi. Pengambilan data dilakukan sekitar bulan April-Juni 2022.
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang ada didapatkan bahwa terdapat huubungan antara kecandan
bermain medsos (media sosial) terhadap kesehatan mental pada remaja. Hal tersebut berkaitan dengan
frekuensi atau durasi penggunaannya, seperti kurang tidur, produktivitas kerja berkurang, lebih sedikit waktu
yang dihabiskan dengan orang lain, dan perasaan yang muncul saat tidak menggunakan internet, seperti
perasaan depresi, suasana hati yang murung, kebodohan, dan kekosongan. Kesimpulan yang diperoleh adalah
terbukti adanya hubungan diantara hal tersebut. Oleh sebab itu, disarankan kepada para orang tua untuk lebih
memperhatikan sang anak ketika menggunakan HP dan bermain media sosial agar tidak mempengaruhi
kondisi mental bagi remaja.
Abstract
Teenagers who are addicted to playing social media will spend more time playing social media than building
interactions with family, friends and even other relatives. This leads to a smaller social circle with a
decreased quantity and a higher level of stress. Excessive use of social media among teenagers without
sufficient understanding can lead to body shaming and hate speech which can lead to mental disorders in
users. This research uses the literature review. The benchmark of the selected journal is a journal with
publications between the years 2020-2022 consisting of national journals and several official websites. Data
collection was carried out around April-June 2022. Based on the results and discussions, it was found that
there is a relationship between addiction to playing social media (social media) on mental health in
adolescents. This relates to the frequency or duration of use, such as lack of sleep, reduced work
productivity, less time spent with other people, and feelings that arise when not using the internet, such as
feelings of depression, low mood, stupidity, and emptiness. The conclusion obtained is that there is a proven
relationship between these things. Therefore, it is recommended for parents to pay more attention to their
children when using cellphones and playing social media so as not to affect the mental condition of
teenagers.
adalah remaja berusia 10-15 tahun. berbagi pikiran dan gagasan. Di sisi lain,
Berdasarkan penelitian dinyatakan bahwa kehadiran media sosial memberikan
durasi/lamanya remaja menggunakan dampak negatif yang serius bagi remaja,
media sosial mencapai 53,3%. Penelitian bahkan dalam hal berisiko kecanduan dan
lainnya juga menyatakan hal serupa, gangguan mental seperti kecanduan.
bahwa sekitar 80%dari remaja Remaja yang mengalami kecanduan
menghabiskan banyak waktu online, bermain media sosial akan lebih sering
dengan rata-rata 20% remaja tersebut menghabiskan waktunya untuk bermain
menggunakan internet untuk mengakses media sosial dibanding dengan interaksi
media sosial (Pratama & Sari, 2020). dengan keluarga, teman bahkan kerabat
Tingkat keseriusan penggunaan lainnya, hal tersebut mengarah pada
media sosial yang tidak terbatas mengecilnya lingkaran sosial dengan
mengakibatkan remaja menjadi lebih kuantitas yang menurun dan membuat
acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap tingkat stress menjadi lebih tinggi.
kondisi lingkungan sekitarnya. Dampak Keadaan seperti inilah yang bisa
lain yang mungkin dirasakan dalam menyebabkan seseorang berada pada
kecenderungan bermain media sosial, kondisi sama sekali tidak ada
yaitu menjadi lebih sering interaksidengan masyarakat atau makhluk
membandingkan dirinya dengan sosial lainnya yang bisa menyebabkan
keberhasilan yang diperoleh orang lain. depresi (Gorain, Mondal, Ansary & Saha,
Penggunaan media sosial pada saat ini di 2018).
dominasi oleh kalangan para remaja. Menurut Organisasi Kesehatan
Remaja lebih sering menggunakan media Dunia (WHO) depresi adalah gangguan
sosial untuk membagikan tentang mental yg generik terjadi pada
kegiatan pribadinya, seperti curhatannya masyarakat. Hal ini tidak jarang ditandai
bahkan hasil foto bersama teman- dengan kesedihan yg terus-menerus, dan
temannya.Menurut studi Pew Research kurangnya minat ataupun kesenangan
Center, media sosial hampir erat kaitannya pada saat melakukan aktifitas yang
dengan kehidupan remaja. Kehadiran sebelumnya menyenangkan.depresi juga
media sosial sangat membantu para dapat mengganggu tidur, mengurangi
remaja untuk mengembangkan minat dan nafsu makan seorang, bahkan dapat
bakatnya, mengembangkan kemampuan membuat orang tersebut gampang
berkomunikasi, menjalin pertemanan dan kelelahan dan mempunyai konsentrasi
yang buruk. Hubungan sosial di dunia artikel yang didapatkan melalui internet
maya diantaranya: Instagram, Facebook, berupa artikel penelitian yang membahas
danWhatsApp cukup berpengaruh pada tentang pengaruh media sosial pada
kesehatan mental seseorang, khususnya kesehatan mental remaja. Data penelitian
kesehatan mental pada kalangan remaja. tentang pengaruh media sosial pada
Menurut para peneliti, hubungan antara kesehatan mental remajadiperoleh
kecanduan media sosial dan depresi sebanyak 10 artikel yang terdiri dari jurnal
berkaitan dengan frekuensi atau durasi nasional dan juga beberapa website resmi.
penggunaannya, seperti kurang tidur, Seluruh artikel penelitian yang sudah di
produktivitas kerja berkurang, lebih dapat ini dijadikan sampel guna
sedikit waktu yang dihabiskan dengan melengkapi pembahasan pada artikel.
orang lain, dan perasaan yang muncul saat Kata kunci yang dipakai dalam pencarian
tidak menggunakan internet, seperti artikel, yaitu; kesehatan mental, media
perasaan depresi, suasana hati yang sosial, pengaruh media sosial pada
murung, kebodohan, dan kekosongan. kesehatan mental remaja. Pengambilan
METODE PENELITIAN data dilakukan sekitar bulan April-Juni
Penelitian ini menggunkan metode 2022.
critical review. Guna menghasilkan satu HASIL DAN PEMBAHASAN
artikel yang berkaitan dengan satu topik Media sosial
tertentu dengan membaca berbagai buku, Media sosial adalah media yang
jurnal, ataupun terbitan-terbitan lain yang membuat penggunanya bisa
berkenaan dengan topik penelitian yang mempresentasikan dirinya maupun
dibahas, merupakan pengertian dari berinteraksi, kerja sama,sharing,
critical review/literature review. Tolok berkomunikasi dengan pengguna lain dan
ukur jurnal yang dipilih yaitu jurnal membentuk ikatan sosial secara virtual
dengan terbitan antara tahun 2020-2022 (Nasrullah, 2015).Media sosial merupakan
terdiri dari jurnal nasional dan beberapa platform media yang fokus memfasilitasi
website resmi. Penelitian dengan pengguna dalam beraktifitas (Riyanti,
menggunakan metode ini, dilakukan 2016). Media sosial bagaikan ajang untuk
dengan membandingkan metode mengekspresikan diri bahkan
penelitian, cara pengolahan serta hasil memamerkan kegiatan sehari-hari bagi
yang sudah didapatkan dari setiap artikel. penggunanya. Dengan demikian dapat
Sumber data penelitian ini berasal dari mendatangkan rasa iri atau tidak suka
antar sesama pengguna. Rasa tidak suka Kecanduan disebut sebagai perilaku
tersebut dapat menimbulkan gangguan ketergantuan terhadap suatu hal yang
mental berupa depresi kepada disenangi. Biasanya seseorang secara
penggunanya. Media sosial yang paling langsung akan melakukan apa yang
banyak digunakan oleh remaja di disukainya dalam setiap kesempatan yang
Indonesia adalah Instagram, Facebook, ada. Jika seseorang mengalami
Twitter dan WhatsApp. (Pratama, 2014) kecanduan, maka ia akan sulit terlepas
remaja menggunakan media sosial dari hal tersebut membuat orang tersebut
tersebut untuk mempesentasikan dirinya kurang mampu untuk mengendalikan
dengan cara berbagi semua aktivitas dirinya sendiri dalam hal melakukan
sehari-hari dengan berbagai media seperti kegiatan tertentu yang disukainya (Cooper
foto, video bahkan audio. 2000).
Kecanduan Media Sosial Kesehatan mental
Kecanduan media sosial dapat Menurut Darajat (1983) (dalam
diartikan sebagai gannguan psikologis Rosmalina, Khaerunnisa, 2021) Kesehatan
yang penggunanya mengahabiskan mental adalah suatu pengetahuan yang
banyak waktu dengan mengakses media bertujuan untuk membentuk segala
sosial akibat dari rasa ingin tahu yang potensi, minat bakat yang ada dengan
tinggi. Hal lain yang menyebabkan sebaik mungkin, sehingga dapat
seseorang kecanduan media sosial yaitu memberikan perasaan bahagia bagi diri
karena kurangnya kegiatan produktif di sendiri bahkan orang sekitar, kemudian
kehidupannya serta tidak pandai mampu terhindar dari masalah gangguan
mengontrol dirinya dan memanajemen jiwa.
waktu (Rizki&Netrawati,2020) Menurut WHO, pengertian
Seperangkat aplikasi pada jaringan kesehatan mental merupakan keadaan
internet berguna untuk mempermudah sejahtera pada seseorang, ketika orang
penggunananya untuk berpartisipasi untuk tersebur sadar akan kemampuan dirinya,
membagi berita, pemberian informasi, dan beradaptasi dengan baik serta mampu
konten kepada banyak orang dengan mengendalikan stres yang ia alami,
menghabiskan waktu yang cukup lama berkontribusi untuk lingkungannya dan
merupakan pengertian dari kecanduan mampu ekerja secara produktif. Dasar
media sosial. yang pentingg bagi seseorang karena
kesehatan metal memengaruhi bagaimana
akibat penggunaan media sosial yang penelitian ini yaitu menjelaskan hubungan
menyebabkan timbulnya sikap apatis pada adiksi media sosial dengan depresi pada
lingkungan masyarakat. Adapun hasil remaja di masa pandemi Covid-19,
yang diperoleh menunjukkan bahwa sehingga hasil yang didapat setelah
intensitas penggunaan media sosial benar melakukan penelitian ini adalah adanya
memiliki dampak sosial pada remaja, korelasi dari adiksi media sosial dan
salah satunya dengan timbulnya gangguan gangguan kesehatan mental adalah
kesehatan mental dan jiwa yang ditandai kecemasan dan depresi.
dengan adanya sikap apatis pada remaja. Tabel 1. Hasil Hubungan Media Sosial
Mempengaruhi Kesehatan Mental
Pengumpulan data atau sampel N Penulis, Tujuan Hasil
o Tahun, dan Penelitian
pada artikel keenam menggunakan metode Judul
1. Ratu Nadya Untuk Sebagian
total sampling yang kemudian dianalisis
W., Ratu mengetahui dari siswa
dengan analisis deskriptif yang memiliki Laura apakah mengguna
M.B.P, dengan kan
tujuan untuk melihat tingkat kecanduan Windhi T menggunaka internet
Saputra n sosial dan
media sosial pada remaja, oleh karena itu, (2020). media yang memiliki
Penggunaan sehat dapat media
didapatkan hasil penelitian yang Media mencegah sosial.
Sosial Sehat gangguan Akan
menunjukkan bahwa hingga 51,4% remaja
Untuk mental.. tetapi,
mengalami kecanduan media sosial Mencegah masih
Gangguan minimnya
tingkat rendah dan 48,6% lainnya Mental pemahama
n para
merupakan pecandu media sosial tingkat siswa itu
sendiri
tinggi.sehingga tentang
kelainan
Penulis artikel ketujuh
mental
membagikan pemikirannya tentang efek yang
diakibatka
negatif yang timbul dari penggunaan n oleh
penggunaa
media sosial, berdasarkan pengalaman n sosial
media.
pribadi penulis yang sendirinya 2. Ni Komang Pada Terdapat
mengalami gangguan kesehatan mental Trisna penelitian ini hubungan
Prihayanti, bertujuan antara
akibat penggunaan media sosial. Putu Oka guna kecanduan
Yuli mengetahui bermain
Artikel kedelapan menggunakan Nurhesti, apakah internet
Kadek Eka terdapat dengan
metode literature review, ini merupakan Swedarma hubungan gejala
(2021). antara depresi
artikel dengan rentang tahun terbit 2011- Hubungan kecanduan pada
2021 yang berasal dari jurnal luar dan Kecanduan bermain remaja di
Internet internet SMAN 2
dalam negeri. Sehingga tujuan dari Dengan dengan Denpasar.
Gejala gejala