Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal “: Impact of Social Media on Mental Health”

Dibawah ini adalah review jurnal yang berkaitan dengan Tugas PKM kelompok saya berjudul
“Penyuluhan meningkatkan kesehatan mental dengan menggunakan konten positif di media sosial”.
Berikut review jurnal tersebut,

Penulis : Partap Singh Rohilla, Krishan Kumar


Tahun : 2015
Judul : Impact of Social Media on Mental Health
Jurnal : International Journal of Education
Volume & Halaman : Vol. 5, Hal 142-149
ISSN : 2347-4343
Diakses Tanggal : 24 November 2017

Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi hubungan antara peningkatan penggunaan media sosial
pada orang dewasa dan meningkatnya masalah kesehatan mental.

Definisi operasional : Kesehatan mental menurut WHO adalah suatu keadaan yang baik, di mana setiap
individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi masalah dari hidup, dapat bekerja secara
produktif dan bermanfaat, dan mampu memberi kontribusi kepada komunitasnya. Sedangkan social
media adalah bentuk komunikasi elektronik yang memungkinkan pengguna membuat komunitas online
untuk berbagi informasi, gagasan, pesan pribadi, dan konten lainnya.

Landasan Teori : Saat ini sekitar 73% orang dewasa menggunakan situs jejaring sosial atau
sejenisnya. Sosial media itu seperti instagram, youtube, twitter, facebook, dll. Pengguna Facebook tidak
hanya banyak, tapi juga sangat aktif, yaitu sebanyak 63% dari pengguna Facebook mengunjungi facebook
setidaknya sekali sehari, dan sebanyak 40% melakukannya beberapa kali sepanjang hari.
Toma dan Hancock (2013) menganalisis bahwa profil Facebook membantu
seseorang memuaskan kebutuhan akan harga diri dan kepercayaan diri. Proyek Pew Research Center
menemukan alasan paling populer untuk menggunakan media sosial adalah menghubungkan teman dan
keluarga, mencari teman baru, mencari pasangan romantis dan juga membaca komentar selebritis /
politisi (Smith, 2011).
Sejumlah penelitian mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dan hasil negatif seperti
meningkatnya kecemasan, depresi, kesepian, perilaku kompulsif dan narsisme. Jika penggunaan media
sosial dapat dikaitkan dengan hasil negatif, peneliti perlu lebih memperhatikan dampak terhadap
kesehatan mental dan bagaimana mengurangi dampak tersebut. Rosen, Cheever, dan Carrier pada tahun
2012, menemukan ungkapan "I-disorder," yang didefinisikan sebagai hubungan negatif antara
penggunaan teknologi dan kesehatan psikologis. Baru-baru ini, peneliti telah beralih ke media sosial,
berusaha untuk menentukan apakah sosial media memiliki efek buruk pada kesehatan mental.
Selanjutnya pada tahun 2013, peneliti mempelajari penggunaan Facebook pada 1.143 mahasiswa.
Kemudian peneliti menemukan bahwa gangguan depresi mayor, bipolar-mania, dysthymia, narsisme,
perilaku kompulsif dan gangguan kepribadian antisosial diprediksi oleh satu atau lebih variabel
penggunaan Facebook. Kalpidou dkk. (2011) mengemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki jumlah
teman Facebook yang tinggi mengalami penyesuaian emosional yang rendah terhadap kehidupan
kampus. Peneliti sendiri menemukan bahwa jika seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di
Facebook dan frekuensi penggunaan facebool yang tinggi, maka peneliti memperkirakan nilai narsisme
akan semakin tinggi. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa 45% orang dewasa di Inggris
menunjukkan perasaan khawatir atau tidak nyaman saat mereka tidak dapat mengakses email atau situs
jejaring sosial mereka. Hal ini berarti orang-orang tersebut lebih cemas. Saat ini mungkin siklus tidur kita
terganggu oleh laptop dan smartphone yang ada media sosialnya. Padahal laptop dan hp memancarkan
cahaya biru tingkat tinggi. Cahaya buatan ini mengganggu kesehatan dan siklus tidur. Cahaya biru yang
termasuk dalam cahaya buatan adalah yang paling berbahaya bagi manusia. Cahaya biru menekan
melatonin, atau "kimia mengantuk" otak, melalui salah satu sensor di tubuh kita yaitu mata. Browsing
media sosial sebelum tidur tidak hanya mengganggu dari tidur namun juga tidak membuat mengantuk.
Kurang tidur dapat mengakibatkan gelisah, dan membuat emosi seseorang tidak terkontrol.
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian diatas, bermain media sosial dapat berakibat pada
kesehatan yang mengakibatkan pada kesehatan mental. Orang yang bermain media sosial akan
cenderung mengalami depresi, kecemasan ketika tidak menggunakan sosial media, dan narsisme. Ketika
seseorang mengahabiskan banyak waktu menggunakan smartphone, ternyata cahaya biru pada hp dapat
membuat seseorang tidak mengantuk. Dan hal ini tentu akan membuat seseorang sulit tidur. Tidur yang
baik menyebabkan kesehatan mental yang baik, dan pikiran yang tenang dan sehat serta menyebabkan
tidur yang nyenyak. Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa hal yang sebaliknya juga benar, tidur
yang buruk dan kesehatan mental yang buruk berjalan beriringan. Cahaya biru yang diambil oleh otak
selama 3,8 jam yang digunakan orang dewasa muda di media sosial setiap hari bisa menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi siklus ini.
Kelebihan Jurnal :
-Jurnal ini mengangkat variabel penelitian yang sangat relevan dengan fenomena yang terjadi saat ini.
-Jurnal ini memiliki penelitian sebelumnya yang sangat lengkap dan jelas.
-Jurnal ini sangat terperinci dari penjabaran fenomena yang terjadi, lalu membahas dampak dari
media sosial, sampai pada cara mengatasi dampak dari penggunaan media sosial.

Kelemahan Jurnal :
Jurnal ini kurang menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti langsung
menyampaikan hasil penelitian tanpa menyertakan metode penelitian.

Anda mungkin juga menyukai