Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN RELIGIUSITAS PADA GAY

Raja Parlindungan, Amalia Roza Brilianty


Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
e-mail:-

Abstract: Description of religiosity of gay. The purpose of this study is to know the
description of religiosity of guy.The studies used qualitative approach with research
design of descriptive. This study used a two subject. The technique of analysis data in this
research is a thematic analysis, coding, and systematized the rough data into detail
categorization bring up the descriptive the desired theme or consept.The result showed
gays understand religious teaching but not running, entirely religious teaching because
life as gay.

Keywords: gay, religiosity, descriptive qualitative approach

Abstrak: Gambaran religiusitas pada gay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran religiusitas pada guy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan dua orang
subjek. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis tematik,
pengkodingan dan mensistematisasi data kasar ke dalam kategorisasi dan merinci
kategorisasi sehingga dapat memunculkan gambaran tema atau konsep yang
diinginkan.Hasil penelitian menunjukkan kaum Gay mengerti akan ajaran agama tetapi
tidak bisa menjalankan sepenuhnya ajaran agamanya tersebut karena kehidupannya
sebagai Gay.

Kata kunci: Gay, Religiusitas, Metode kualitatif deskriptif

PENDAHULUAN
Homoseksual dikalangan masyarakat karena masih ada masyarakat yang punya
makin merebak, dimanaberbagai wacana hati untuk melindungi mereka (Fatia, 2012).
muncul tentang mereka kaum homoseksual. Fenomena homoseksual ini yang
Keberadaan kaum ini biasanya selalu paling disorot ditengah masyarakat adalah
ditutupi agar diskriminasi dan sanksi tidak kaum Gay. Oetomo (2001hal.6-7)
terlalu kuat diberikan kepada mereka, mengatakan bahwa Gay sebagai orientasi
atau pilihan seks yang diarahkan kepada

92
Parlindungan & Brilianty, Gambaran Religiusitas Pada Gay…| 93

seseorang laki-laki dengan laki-laki dengan kota Padang adalah kaum Gay ini selalu
ketertarikan secara emosional. berkumpul dengan Komunitasnya disalah
Menurut Asmani (2009) di Jakarta, tempat di jalan L kec. LB Kota P mengkaji
pada tahun 1969 muncul organisasi gay masalah kegamaan, seperti mereka
pertama yaitu Himpunan Wadam Djakarta mengadakan pengajian, pembelajaran
(HIWAD). Lalu pada tanggal 1 Maret 1982, Alquran, dan pembahasan agama lainnya.
berdiri organisasi gay terbuka pertama di Selain itu di jalan J kec. K, disana diadakan
Indonesia dan Asia, Lambda Indonesia, pelatihan nasyid dan pembelajaran mengaji
yang bertempat di Solo. Dalam waktu dengan irama dan tajwid Al-quran. Semua
singkat terbentuklah organisasi di kegiatan kaum Gay ini masih bersifat
Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan kota- komunitas maupun organisasi.
kota lain. Pada rentang waktu tahun 1982- Pada kaum Gay, biasanya dalam
1984, terbit bulletin Gay di Indonesia, menjalin hubungan mereka meniru gaya
G:Gaya Hidup Ceria. Akibat dari berhubungan kaum
munculnya organisasi Lambda Indonesia, di heteroseksual.Bagaimanapun kaum Gay ini
tahun 1992 terjadi ledakan berdirinya juga individu beragama. Tidak sedikit dari
organisasi organisasi gay di Jakarta, mereka kaum Gay ini yang sangat taat
Pekanbaru, Bandung, dan Denpasar, beragama walaupun mereka menyadari
kemudian disusul oleh Malang dan kesalahan yang mereka lakukan seperti
Ujungpandang pada tahun 1993 (Asmani, melakukan hubungan badan dengan sesama
2009). laki-laki dan mendapatkan kepuasan seks
Pada tahun 2008 di dapatkan data dari hubungan tersebut, menentang kodrat
sebanyak 8.026 orang individu Gay dikota mereka sebagai laki-laki yang harusnya
Padang. Data ini didapatkan dari KPA berpasangan dengan perempuan.
(Komisi Penanggulangan AIDS) kota Berbicara tentang agama yang mereka
Padang. Selain data jumlah individu Gay anut, yaitu agama Islam, mereka menyadari
dikota Padang, hasil wawancara peneliti tentang hal agama ini, dibalik sisi label
dengan salah satu pekerja di KPA dengan negatif yang telah diberikan oleh masyarakat
inisial IR juga didapatkan data bahwa kepada mereka kaum Gay.
sering diadakan acara rutin pengajian kaum Pemaknaan religiusitas menurut Kwon
Gay, maupun acara kerohanian lainnya yang (2003), yaitusebagai sejauh mana seseorang
bersifat komunitas. percaya, memandang hal-hal yang terjadi
Selain itu, hasil penelusuran peneliti sehari-hari berdasarkan sudut pandang
terhadap fenomena keagamaan yang ada di agama dan menerapkan keyakinan
94 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 92-102

agamanya pada kehidupan sehari-hari.Kwon Glock dan Stark (1974)


(2003) juga menyebutkan bahwa istilah mendefinisikan religiusitas sebagai sistem
religius dapat diartikan sebagai keadaan simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan
dimana seseorang beriman baik dalam hati sistem perilaku yang terlambangkan dimana
maupun ucapan dan melakukan amalan semuanya itu berpusat pada persoalan-
dalam mencari kesucian pribadi, nilai, arti persoalan yang dihayati sebagai yang paling
hidup dan permohonan. maknawi. Orang yang religius akan
Kehidupan kaum Gay, dalam mencoba selalu patuh terhadap ajaran
menjalani hidup mereka tidak hanya agamanya, berusaha mempelajari
berfokus dan menjurus kepada seks dan pengetahuan tentang agamanya,
kesenangan semata, tetapi mereka sama menjalankan ritual agamanya, meyakini
seperti halnya kaum Heteroseksual. Mereka dokrin-dokrin agamanya dan merasakan
juga menjalankan agama yang mereka anut pengalaman beragama.
misalnya agama Islam. Dalam menjalani Menurut Glock & Stark (1974) ada
hubungan ini mereka juga saling lima dimensiReligiusitas, yaitu: yang
mendukung, mereka saling memahami, pertamadimensi Ideologi (The Idiological
saling mempertahankan dan selalu berupaya Dimension)atau disebut juga dimensi
untuk membuat pasangannya bahagia. keyakinan adalah tingkatan sejauh mana
Menurut chaplin, Gay adalah seseorang menerima hal-hal yang
hubungan seksual antar anggota jenis dogmatism dalam agamanya, misalnya
kelamin yang sama atau daya tarik seksual kepercayaan kepada Tuhan, Malaikat, surga
bagi anggota jenis kelamin yang sama dan neraka. Pada dasarnya setiap agama
(Chaplin, 2002).Oetomo (2001) mengatakan juga menginginkan adanya unsur ketaatan
bahwa Gay sebagai orientasi atau pilihan bagi setiap pengikutnya. Jadi dimensi
seks yang diarahkan kepada seseorang laki- keyakinan lebih bersifat doktriner yang
laki dengan laki-laki dengan ketertarikan harus ditaati oleh penganut agama. ( Ancok
secara emosional. dan Suroso, 2001).
Drajat (2005) berpendapat bahwa Dimensi yang kedua, dimensi
religiusitas merupakan satu sistem yang Ritualistik (The Ritualistic Dimension)yaitu
komplek dari kepercayaan keyakinan dan tingkatan sejauh mana seseorang
sikap-sikap serta upacara-upacara yang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual
menghubungkan individu dengan satu dalam agamanya. Unsur yang ada dalam
keberadaan atau kepada sesuatu yang dimensi ini mencakup pemujaan, kultur
bersifat ketuhanan. serta hal-hal yang lebih menunjukkan
Parlindungan & Brilianty, Gambaran Religiusitas Pada Gay…| 95

komitmen seseorang dalam agama yang METODE


dianutnya.
Dimensi yang ketiga, dimensi Perasaan Penelitian yang digunakan yaitu
( The Feeling Dimension) adalah perasaan- penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan
perasaan atau pengalaman yang pernah Miller (dalam Moleong, 2007:2) istilah
dialami atau dirasakan. Misalnya merasa penelitian kualitatif pada mulanya
dekat dengan tuhan, merasa takut berbuat bersumber pada pengamatan kualitatif yang
dosa, merasa doanya dikabulkan, dipertentangkan dengan pengamatan
diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya. kuantitatif. Pengamatan kuantitatif
Dimensi yang keempat, dimensi melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri
Intelektual (The Intelectual Dimension)atau tertentu, sedangkan penelitian Kualitatif
dimensi pengetahuan agama adalah dimensi tampaknya diartikan sebagai penelitian yang
yang menerangkan seberapa jauh seseorang tidak mengadakan perhitungan.
mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, Idrus (2009) mengatakan salah satu
terutama yang ada didalam kitab suci. kekuatan dari pendekatan kualitatif adalah
Dimensi ini dalam islam menunjuk kepada dapat memahami gejala sebagaimana subjek
seberapa tingkat pengetahuan dan mengalaminya, sehingga dapat diperoleh
pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran gambaran yang sesuai dengan diri subjek
agamanya, sebagaiman yang termuat dalam dan bukan semata-mata penarikan
kitab suci. kesimpulan sebab-akibat yang dipaksakan.
Selanjutnyadimensi konsekuensi (The Pendekatan kualitatif dipandang lebih sesuai
Consequential Dimension)yaitu sejauh mana untuk mengetahui gambaran religiusitas
perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran pada Gay. Hal ini sesuai dengan yang
agamanya. dikatakan oleh Poerwandari (1998:7) bahwa
Dari kelima aspek Religiusitas diatas, pendekatan yang sesuai untuk penelitian
semakin tinggi penghayatan dan yang tertarik dalam memahami manusia
pelaksanaan seseorang terhadap kelima dengan segala kekompleksitasannya sebagai
dimensi tersebut, maka semakin tinggi makhluk subjektif adalah pendekatan
Religiusitasnya. Tingkat Religiusitas kualitatif. Apabila merujuk kembali pada
seseorang akan tercermin dari sikap dan masalah yang hendak dijawab dalam
perilakunya sehari-hari yang mengarah penelitian ini, pendekatan kualitatif
kepada perilaku yang sesuai dengan dipandang lebih sesuai untuk mengetahui
tuntunan agama. gambaran religiusitas pada gay.
96 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 92-102

Berdasarkan perumusan masalah dan tidak menghalangi dirinya untuk beribadah


ruang lingkup serta tujuan penelitian, maka kepada sang pencipta.
penelitian ini merupakan penelitian yang Z yakin bahwa semua kehidupan di
berupaya untuk mengetahui secara lebih atas dunia ini telah diatur oleh Allah SWT,
mendalam tentang gambaran religiusitas sehingga kita manusia hanya menjalankan
pada gay sehingga dalam penelitian ini, tipe sesuai dengan alur dan cerita yang telah
penelitian yang digunakan adalah kualitatif ditentukan oleh Allah. Z meyakini akan
deskriptif. takdir yang telah ditentukan oleh Allah
tersebut. Dalam menjalani kesehariannya
HASIL DAN PEMBAHSAN
pun Z berpatok terhadap takdir tersebut.

Hasil Begitupun dengan kehidupan Z sebagai

Subjek I seorang Gay, menyukai seorang laki-laki


Dalam kehidupan Z, adanya peran dan mentakdirkan dirinya berpasangan

agama di dalam kehidupannya. Dalam dengan seorang laki-laki. apapun yang

kehidupan sehari-hari Z berusaha mematuhi terjadi dengan diri Z, Z yakin bahwa semua

dan menjalani semua ajaran agamanya. Z nya itu adalah dari Allah.

memiliki kepercayaan akan agamanya dan Mengkaji tentang pengetahuan agama

telah meyakinkan dirinya bahwa agama Z, Z mengetahui semua komponen yang

yang dianutnya adalah agama Islam. Sesuai ada didalam rukun iman. Iman kepada kitab

dengan Observasi yang tekah dilakukan oleh suci Al-quran.Z mengetahui akan

peneliti dalam kehidupan Z, tanpa keberadaan Al-Quran, bahwa Al-Quran

sepengetahuan Z, peneliti mencoba merupakan kitab penyempurna dari kitab-

mengikuti semua kegiatan yang telah kitab sebelumnya yang diturunkan sebelum

dilakukan dalam kesehariannya. Peneliti nabi Muhammad. Selain itu Al-quran

mendapatkan hasil bahwa ketika adzan merupakan pedoman hidup manusia yang

berkumandang Z berusaha menghentikan didalamnya terdapat tata cara kehidupan

pekerjaannya dan istirahat sejenak dari yang mencerminkan kepada kehidupan nabi

pekerjaannya untuk melaksanakan sholat. dan Rasul. Selain itu didalam Al-quran juga

Begitu pun dengan ucapan langsung dari Z telah dijelaskan tentang perintah sholat dan

yang mengatakan bahwa shalat sangat juga keberadaan Malaikat, Nabi dan Rasul.

beperan penting bagi diri Z, karena dengan Oleh karena itulah Z meyakini akan

sholat Z merasakan dirinya dekat dengan keberadaan Malaikat, Nabi dan Rasul.
Allah. Kehidupannya sebagai seorang Gay Selain itu Z yakin akan adanya peristiwa
Isra’ Mi’raj, di dalam peristiwa Isra’ Mi’raj
Parlindungan & Brilianty, Gambaran Religiusitas Pada Gay…| 97

ini nabi Muhammad diterbangkan ke langit Adanya peran agama didalam


ketujuh oleh Allah dalam satu malam untuk kehidupan Z membuat Z merasakan
menjemput perintah shalat dengan setidaknya ada pahala yang bisa didapatkan,
kendaraan yang bernama buraq. Selain itu Z dan merasakan Allah tidak akan pernah
memiliki rutinitas bahwa setiap sholat meninggalkan dirinya dan Allah akan
magrib Z selalu mengaji, Z sudah beberapa membantu nya. Adanya peran ibadah
kali mengkhatamkan Al-qurannya. membuat Z menyerahkan dirinya
Ketika ditanyakan kembali kepada sepenuhnya kepada Allah. Z berusaha untuk
subjek tentang kehidupannya sebagai tidak meninggalkan sholat dan berusaha
seorang Gay. Apa ini termasuk kedalam sholat tepat waktu karena merasakan
dosa besar yang didalam agama dan Al- ketentraman di dalam dirinya ketika selesai
quran telah dijelaskan tentang hukum hidup mengerjakan sholat lima waktu . Sholat
sebagai Gay. Z hanya mengatakan bahwa merupakan tempat Z mencurahkan isi
memang sebagai pedoman, dan Z pun hatinya, karena dengan sholat Z merasa
merasakan kejanggalan dengan hidupnya. bahwa Allah dekat dengan nya sehingga Z
Terkadang Z berontak akan dirinya, tetapi Z bisa mneceritakan dan mengeluarkan semua
kembali mengatakan bahwa kehidupannya apa yang dia rasakan. Z berusah untuk
ini telah diatur oleh Allah dan ditakdirkan meningkatkan ibadahnya.
oleh Allah seperti ini. Adanya pertahanan Adanya keraguan beragama didalam
ego didalam diri subjek membuat subjek diri Z seperti mengatakan bahwa semua
menyangkal semuanya. Begitupun ketika kehidupannya adalah takdir dari Allah,
ditanya masalah dosa besar, Z kembali begitupun dengan kehidupannya sebagai
membalikkan pertanyaan tersebut kepada seorang Gay itu semua adalah cerita dan alur
peneliti dengan mengatakan bagaimana kehidupan dari Allah. Selain Z belum ada
dengan seorang laki-laki normal yang suka keinginan di dalam diri untuk mendekati
memperkosa seorang wanita, seorang suami lawan jenis, Z memiliki keinginan menikah
yang suka selingkuh dan seorang suami dengan BFnya. Semua diserahkannya
yang melakukan hubungan badan tidak kepada Allah SWT.
dengan istrinya. Ketika peneliti dan Z
Subjek II
membahas tentang agama dan mengkaji Al-
Gambaran Religiusitas Subjek.
quran yaitu melihat ayat-ayat dalam Al-
Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai
quran yang menyatakan tentang kehidupan
agama dalam diri seseorang berkaitan
Gay. Z menangis melihat isi Al-quran.
dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran
98 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 92-102

agama baik di dalam hati maupun dalam tanpa mengikuti kegiatan yang ada
ucapan yang kemudian diaktualisasikan dikomunitas nya tersebut.
dalam perbuatan dan tingkah laku sehari- K tidak ingin orang memandang
hari. Masyarakat yang masih memandang kehidupan sebagai seorang gay hanya
sebelah mata tentang kehidupan kaum gay mementingkan seks dan nafsu semata, tetapi
ini, membuat K merasakan ketidakbebasan K ingin membuktikan bahwa kehidupan
di dalam dirinya untuk mengungkapkan apa mereka juga memiliki kasih sayang dan
yang dia rasakan dan apa yang dia inginkan. saling menyayangi tanpa hanya memikirkan
K memiliki seorang sahabat tempat seks. Berdasarkan hasil observasi yang
dia mengungkapkan apa yang dia rasakan dilakukan peneliti mengenai kegiatan
yaitu I. I adalah orang yang pertama kali keseharian K tanpa sepengetahuan dari K,
mengetahui kalau K memiliki orientasi peneliti melihat kalau K sering melalaikan
menyukai seorang laki-laki. Tetapi itu waktu sholat. K tidak sholat ketika waktu
belum juga bisa membuat K bebas sholat telah tiba, K tetap meneruskan
mengungkapkan apa yang dia rasakan pekerjaannya. K pun mengatakan kalau dia
hingga K mengikuti dan masuk dalam sering telat sholat dengan alasan pekerjaan
komunitas yang sama dengan dirinya yaitu yang banyak. Tetapi K berusaha untuk tetap
komunitas Gay yang berisikan teman-teman tidak pernah meninggalkan sholat, sebisa
yang memiliki nasip yang sama memiliki mungkin pasti K akan menunaikan sholat
orientasi menyukai seorang laki-laki. nya walaupun terlambat. Walaupun dia
Walalupun demikian K tidak sepenuhnya memiliki kehidupan sebagai seorang gay, K
mengikuti komunitas tersebut dikarenakan mengatakan kalau dia sama dengan laki-laki
anggota komunitas tersebut di pandangnya normal lainnya dalam beribadah yang
hanya memikirkan masalah seks. Ini setiap berbeda hanyalah orientasi seks yang ada di
K mengikuti kegiatannya salah satu nya dalam dirinya.
adalah kegiatan keagamaan seperti K juga percaya bahwa semua
pengajian dan wirid, para anggota banyak kehidupan di muka bumi ini telah ditentukan
yang tidak fokus untuk mengikuti kegiatan oleh Allah, Allah telah mengatur semuanya
tersebut, kebanyakan dari anggota tersebut sesuai dengan jalurnya. Walaupun demikian
mengobrol sesama mereka. Mereka K membantah kalau hidupnya sebagai
membicarakan masalah ML, dengan ini seorang Gay telah ditentukan oleh Allah,
dengan itu, membahas masalah kondom, karena K mengatakan dulu dia diciptakan
brondong dan sebagainya. Ini membuat K normal sama dengan laki-laki pada
memilih untuk menghabiskan waktu sendiri umumnya tetapi K sendiri yang mengambil
Parlindungan & Brilianty, Gambaran Religiusitas Pada Gay…| 99

keputusan untuk merubah jalan hidupnya Isra’ Mi’raj sama dengan Z, K meyakini
dan memilih laki-laki sebagai pasangannya. bahwa peritiwa isra’ mi’raj telah ditakdirkan
Jadi ini semua bukanlah takdir dari Allah, dan diatur oleh Allah. Pada perisriwa ini
karena Allah tidak akan merubah nasip nabi memperjuangkan dan menjemput
suatu kaum kalau bukan karena kaumnya itu perintah sholat dari Allah.
sendiri yang merubahnya. K merasakan adanya perasaan berdosa
Hidup sebagai individu gay, terkadang didalam dirinya dan ada rasa
K merasakan pemberontakan dalam dirinya ketidaknyamanan di dalam dirinya apabila
kenapa dahulu dia memilih jalan seperti ini. sholatnya sampai tinggal. Walaupun telat K
K hanya bisa berserah diri kepada Allah sebisa mungkin mengerjakan sholatnya
dan tidak akan meninggalkan ibadahnya. sehingga tidak ada yang tinggal. Dalam
Dengan ibadah K merasakan kedekatan menjalani kehidupannya sejak mengakhiri
dengan Allah sehingga K merasa bahwa hubungan dengan juniornya RD, K memilih
Allah akan selalu bersamanya dan akan untuk tidak menjalin hubungan dengan laki-
selalu memberikan petunjuk kepadaNya. laki sebagai BF, karena menurut K kalau dia
Selain itu dengan sholat K merasakan memiliki BF pasti dia akan sering
ketentraman di dalam dirinya sehingga dia melakukan hubungan badan dengan BF nya
lebih semangat lagi dalam menyelesaikan tersebut. Itulah sebab dan alasannya. Tetapi
semua pekerjaannya. K memiliki pasangan untuk ML. K akan
Mengkaji tentang pengetahuan agama melakukan ML ketika dia sudah tidak bisa
K. K juga mengetahui setiap komponen dari lagi menahan hasrat didalam dirinya. Itupun
rukun iman dan rukun islam sama halnya kalau pasangan MLnya mau ML dengan dia.
dengan Z. K menyadari akan keberadaan Al- Kalu pasangan tersebut tidak mau, K tidak
quran sebagai pedoman hidup tetapi K memaksakan keinginannya, K mencoba
belum bisa menjalankan semuanya karena melepas hasratnya tersebut dengan onani
terbatas dengan kehidupan nya sebagai Gay. setelah itu K mencoba menenangkan dirinya.
K mengetahui akan adanya hari kiamat dan Dalam menjalankan ritual agamanya,
meyakini akan adanya hari pembalasan K berusaha untuk menjalankan semuanya. K
dikemudian hari untuk mempertanggung mengakui yang sangat jarang dia lakukan
jawabkan semua perbuatan yang telah dia adalah mengaji.Alasan K adalah karena
lakukan. Begitupun akan keberadaan nabi kesibukan kerja yang sangat padat.
dan rasul, K meyakini akan keberadaan nabi Walaupun K tidak sempat mengaji dan
dan rasul Allah. bahwa mereka adalah memegang Al-quran secara langsung, ada
utusan Allah. selain itu, tentang peristiwa kesenangan didalam diri K, karena disela
100 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 92-102

disela kesibukan kerjanya K dapat walupun kedua orang subjek ini menyadari
mendengarkan orang mengaji, ini pun perbedaan orientasi seks yang ada didalam
karena kegiatan pengajian yang ada dimesjid diri.
disamping kantornya. Pada aspek dimensi ritualistik Kedua
Ketika peneliti menanyakan kepada K orang subjek mencoba untuk tidak pernah
apakah K memiliki keinginan untuk meninggalkan ibadah mereka, sebisa
menjalin hubungan dengan cewek. K mungkin kedua orang subjek ini berusaha
mengatakan ingin, tetapi tidak untuk menjalankan ibadah mereka seperti sholat
sekarang, karena K takut kalau dia menjalin lima waktu dan rutinitas Z yang selalu
hubungan sekarang dia takut kalau cewek mengaji setiap habis sholat magrib. Kedua
tersebut hanya sebagai pelarian dan subjek merasakan kenyaman dan
menutupi identitasnya sebagai Gay. K ketentraman didalam diri setelah
mengakui dirinya belum benar-benar bersih melakasanakan ibadah sholat lima waktu
untuk menjalin hubungan dengan cewek. Pada aspek dimensi perasaan, agama
Alasan lainnya, karena K menganggap memiliki peran penting yang berbeda bagi
cewek zaman sekarang banyak yang aneh, kedua orang subjek ini. Dengan Agama Z
suka mengatur dan ingin selalu dipahami, mencoba untuk selalu setia dengan satu
keras dia dari pada kita laki-laki. itu lah pasangan saja yaitu BFnya sehingga
sebabnya. Oleh karena itulah, K menutup diridari orang-orang yang Gay
menyerahkan semuanya dengan Allah SWT. seperti mereka. Sedangkan K mencoba
untuk menahan dirinya agar tidak
Pembahasan melakukan hubungan badan dengan laki-laki.
Gambaran Religiusitas Subjek Agama membuat kedua subjek ini dapat
penelitian dari dimensi religiusitas menghargai diri mereka sendiri sebagai
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: seorang Gay. Kedua orang subjek
Pada aspek dimensi ideologi Z merasakan bahwa Allah akan selalu
mengatakan bahwa hidupnya sebagai Gay melindunginya dan menunjukkan jalan yang
merupakan takdir dan jalan hidup yang telah terbaik untuk kehidupan mereka selagi
ditentukan oleh Allah SWT. Sedangkan K mereka mengingat Allah. Allah pasti akan
mengatakan bahwa jalan hidupnya sebagai selalu ada untuk melindungi mereka.
Gay merupakan pilihan hidupnya sendiri Pada aspek dimensi intelektual Kedua
dan bukan takdir dari Allah SWT. orang subjek mengetahui tentang ajaran
Begitupun dengan religiusitas kedua orang agama yang di anutnya dengan berbagai
subjek, merasakan kedekatan dengan Allah macam sudut pandang. Selain itu subjek K
Parlindungan & Brilianty, Gambaran Religiusitas Pada Gay…| 101

mendapatkan pelajaran agama dari buku- Pengalaman sosial subjek dengan


buku agama yang dibacanya. Pada aspek sesama Gay, Z memilih menutup dirinya
dimensi konsekuensi Kedua orang subjek ini dengan orang lain yang Gay. Sehingga yang
mengerti dengan ajaran agama dan apa saja mengetahui dirinya Gay hanyalah kakak
hal-hal yang dilarang agama tetapi mereka kandung dan BF nya. Sedangkan K memilih
belum bisa melaksanakannya dan mengikuti komunitas Gay sehingga banyak
mengamalkan ajaran agama tersebut mengenal orang-orang lain yang juga Gay,
sepenuhnya di dalam kehidupan sehari-hari tetapi K tidak sepenuhnya mengikuti acara
mereka dan menganggap laki-laki normal dikomunitas tersebut karena kesibukan kerja.
saja belum tentu dapat memahami
sepenuhnya ajaran agama tersebut. Z Saran
mengerti dan mengetahui larangan agama Berdasarkan hasil penelitian, maka
tetapi Z masih mengerjakan nya, Z masih beberapa saran yang dapat disampaikan
melakukan hubungan badan dengan laki-laki. adalah : Diharapkan kepada subjek untuk
Pada subjek K yang mengatakan bahwa dapat lebih memahami ajaran agama Islam
kehidupannya ini bukan lah takdir Allah dan semoga subjek dapat kembali kejalan
mencoba membatasi dirinya untuk tidak yang telah diridhoi oleh Allah SWT bahwa
melakukan hubungan badan dengan laki-laki. setiap makhluk hidup diciptakan oleh Allah
berpasang-pasangan.Kepada orang terdekat
SIMPULAN DAN SARAN subjek agar dapat membimbing dan
Simpulan memberikan penjelesan mengenai agama
Berdasarkan hasil penelitian, subjek Z kepada subjek agar subjek dapat memahami
dan K memiliki riwayat hidup sebagai Gay ajaran agama sepenuhnya. Kepada
yang berbeda. Subjek Z memiliki riwayat masyarakat diharapkan tidak memberikan
kehidupan sebagai Gay karena adanya label negatif kepada kaum Gay ini.Bagi
trauma masa lalu umur 10 tahun peneliti selanjutnya disarankan
mendapatkan pengalaman seksual pertama menggunakan metode pengumpulan data
kali bersama seorang laki-laki. lainnya sehingga dapat lebih memahami dan
Subjek K memiliki riwayat kehidupan dapat mengumpulkan data mengenai
sebagai Gay ketika duduk di semester dua Religiusitas Gay yang lebih mendalam lagi
bangku perkuliahan, K mendapatkan contoh agar data yang diperoleh lebih akurat.
modeling sebagai Gay dan mendapatkan Penelitian mengenai Religiusitas dalam
pengalaman seksual sebagai gay dari junior berbagai tema nampaknya menarik untuk
dibangku kuliah.
102 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 92-102

dilakukan kembali, terutama kehidupan beragama Gay dalam fenomena lain.


DAFTAR RUJUKAN Glock, Y, C & Stark, R. (1974).“American
Piety : the nature of Religion
Asmani, J. M. (2009). “Awas! Bahaya
commitment. USA: University of
homoseks mengintai anak-anak kita”.
California Press.
Jakarta: Pustaka Al Mawardi.
Moleong, L. (2007). “Metodologi Penelitian
Drajat, Z. (2005). “Ilmu jiwa Agama”.
Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja
Jakarta: Bulan Bintang.
Rosdakarya.
Fatia, H. (2012). “Gambaran
Oetomo, D. (2001). “Memberi suara pada
Faktorpenyebab Munculnya Perilaku
yang bisu”. Yogyakarta:Galang
Homoseksual Ditinjau dari Teori
press.
Psikoanalisa”.Jurnal RAP UNP vol 3
No 2. Prodi Psikologi. Psikologi
Poerwandari, E, K. (1998). “Pendekatan
UNP Press.
kualitatif dalam Penelitian
Psikologi”.Lembaga Pengembangan
Idrus, M. (2009). “Metode penelitian ilmu
Sarana Pengukuran dan Pendidikan.
Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Fakultas Psikologi Universitas
Kuantitaif”. Jakarta: Erlangga.
Indonesia.
Kwon, O. (2003). “Buddhist and protestant
Supraptiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku
korean immigrants: Religious beliefs
Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.
and socioeconomic aspect of life”.
New York: LFB Scholarly
Thouless, R. H.(2000). “Pengantar
Publishing LLC.
Psikologi Agama (terjemahan Mach
nun Husein)”. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai