Anda di halaman 1dari 12

Sari, C. (2022). Kesepian, kecemasan sosial dan problematic internet use pada mahasiswa pengguna Instagram.

Jurnal
Psikologi, 15(1), 67-78 doi: https://doi.org/10.35760/psi.2022.v15i1.4430

KESEPIAN, KECEMASAN SOSIAL DAN PROBLEMATIC INTERNET


USE PADA MAHASISWA PENGGUNA INSTAGRAM
Cartika Sari

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat
cartikas@gmail.com

Received: 10 Agustus 2021 Revised: 30 Desember 2021 Accepted: 14 Januari 2022

Abstrak
Problematic internet use menjadi salah satu fenomena yang seringkali dijumpai pada
mahasiswa. Hal ini menjadi perhatian penting bagi banyak peneliti, terutama mengenai
penggunaan internet yang berlebihan, khususnya dalam mengakses media sosial Instagram.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesepian dan kecemasan sosial terhadap
problematic internet use. Penelitian ini melibatkan 130 orang mahasiswa yang menggunakan
media sosial Instagram minimal 5 jam dalam sehari. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kesepian dan kecemasan sosial
terhadap problematic internet use sebesar 20.3%. Riset ini menunjukkan bahwa kecemasan
sosial memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan kesepian, dikarenakan mahasiswa yang
mengalami kecemasan sosial lebih membutuhkan hubungan yang tetap dan aman ketika
menjalin komunikasi, sehingga dengan adanya media sosial Instagram dapat menjadi ruang
virtual untuk mencari kedamaian dan menutupi kekurangan, serta ketakutan yang berlebihan
atas penilaian negatif tentang diri mahasiswa itu sendiri.

Kata kunci: kesepian, kecemasan sosial, problematic internet use, mahasiswa

Abstract
Problematic use of the internet is a phenomenon that is often found in college students. This is
an important concern for many researchers, especially regarding excessive internet use,
especially in accessing Instagram social media. This study aims to determine the effect of
loneliness and social anxiety on problematic internet use. This study involved 130 college
students who used Instagram social media at least 5 hours a day. Data collection by using a
questionnaire. The analysis technique in this study uses multiple regression test. The results of
this study indicate that there is an influence between loneliness and social anxiety on
problematic internet use by 20.3%. This study shows that social anxiety has a stronger effect
than loneliness, because students who experience social anxiety need a close and safe
relationship when communicating, so social media Instagram can be a virtual space to find
peace and cover up weaknesses and fears of self-assessment negative from the college students
themselves.

Keywords: loneliness, social anxiety, problematic internet use, college student

PENDAHULUAN kemajuan teknologi komunikasi berbasis


Di masa modern ini, media sosial internet yang dapat menghubungkan dan
merupakan dampak dari perkembangan memungkinkan penggunanya dengan mudah

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 67


mengakses dan menyebarkan informasi. Dari dimiliki oleh mahasiswa. Menurut Yusuf
beberapa media sosial yang diminati oleh (2012) mahasiswa dikategorikan pada tahap
masyarakat luas, salah satunya adalah media perkembangan usia yang terentang dari 18
sosial Instagram. Menurut Wilya, Rumondor, hingga 25 tahun. Tahap ini digolongkan
dan Busran (2018), Instagram sendiri terdiri masuk kedalam masa dewasa awal, dan sesuai
dari dua kata yaitu, insta yang berasal dari dengan yang dikatakan oleh Leman, Bremner,
kata instant dan gram yang berasal dari kata Parke, dan Gauvain (2012) bahwa dewasa
telegram, sehingga dapat diartikan sebagai awal adalah masa yang berlangsung antara
media komunikasi yang memberikan usia 18 hingga 40 tahun, dalam periode ini
informasi berupa foto atau video secara cepat sebagian besar individu, khususnya mahasiswa
lewat aplikasi yang dapat diakses oleh orang memiliki kesehatan fisik yang baik. Pada
lain. Juddi (2019) menambahkan bahwa tahap ini, mayoritas mahasiswa pun tengah
Instagram dirasa cukup menarik dan relevan menggunakan internet, dikarenakan para
dibandingkan dengan media sosial lainnya, mahasiswa sudah mulai menyadari bahwa
hal ini dikarenakan fitur Instagram yang internet merupakan alat fungsional, yang
mengutamakan foto dan video yang menjadi berperan banyak dalam memberikan fasilitas
informasi dapat disebarkan lebih jelas. untuk memperoleh informasi terkait dengan
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan pendidikan, dan berinteraksi dengan orang
oleh CupoNation (2019) menjelaskan bahwa lain (Bashir, Mahmood, & Shafique, 2008).
Instagram menjadi salah satu aplikasi popular Kini, para mahasiswa yang
hingga saat ini, dikarenakan telah menjadi menggunakan internet seperti media sosial,
jejaring sosial berbasis foto dan video. khususnya Instagram, telah merasakan
Indonesia adalah negara ke-empat sebagai banyaknya manfaat yang didapatkan dari
pengguna Instagram terbanyak di dunia. Di penggunaan internet itu sendiri, sehingga
Indonesia sendiri, total pengguna Instagram tanpa disadari hal ini dapat menjadi penyebab
sebanyak 56 juta atau 20.97% dari total terjadinya penggunaan internet yang berlebihan,
populasi yang ada di Indonesia. Diketahui dan menimbulkan masalah bagi mahasiswa
bahwa pengguna Instagram terbanyak berasal (Parisa & Leornadi, 2014). Problematic
dari rentang usia 18 hingga 24 tahun dengan internet use adalah ketidakmampuan individu
rata-rata jumlah pengguna Instagram perempuan untuk mengontrol penggunaan internet, di
1.9 persen lebih banyak dibandingkan dengan mana memunculkan kesulitan dan gangguan
laki-laki. fungsional dalam kehidupan sehari-hari
Dapat diketahui, bahwa pengguna (Shapira dkk., 2000). Lebih lanjut, Odaci dan
Instagram yang memiliki rentang usia 18 Kalkan (2010) mengatakan bahwa sebagai
hingga 24 tahun dikatakan sebagai usia yang kesepakatan antar studi, penggunaan internet

68 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022


yang bermasalah memiliki durasi lima jam media untuk berinteraksi dan menjalin
dalam sehari. Gejala-gejala problematic hubungan dengan orang lain di dunia maya
internet use yang dialami individu, khususnya (daring). Hal ini sejalan dengan pendapat
mahasiswa, antara lain memiliki pola Mellor dkk. (2008) yang mengatakan jika
pemikiran yang terobsesi untuk dapat segera kebutuhan untuk membina hubungan dengan
online, dan adanya keinginan yang besar orang lain tidak dapat terpenuhi, maka dapat
untuk online, sehingga menjadi sulit untuk mengakibatkan individu merasakan kesepian.
mengontrol waktu penggunan internet Kesepian adalah kurangnya keintiman
(Caplan, 2010). suatu hubungan manusia yang dialami oleh
Menurut Frangos, Frangos, dan individu sebagai tindakan yang tidak
Sotiropoulos (2011), mahasiswa dianggap menyenangkan (Pettigrew & Roberts, 2008).
sebagai kelompok yang rawan mengalami Individu yang mengalami kesepian akan
problematic internet use, karena mahasiswa merasa terasing (isolasi), mendapatkan
memiliki banyak waktu luang, akibat dari penolakkan, merasa disalah mengerti, tidak
jadwal kampus yang tidak terstruktur. Hal ini dicintai, tidak mempunyai sahabat, malas
membuat mahasiswa merasa lebih nyaman, membuka diri, dan merasa bosan, serta gelisah
untuk mengisi waktu luangnya, dengan (Bruno, 2000). Oleh sebab itu, mahasiswa
melakukan interaksi daring secara terus- akan berusaha mencari jalannya sendiri dalam
menerus menggunakan media sosial Instagram, menjalin tali persahabatan yang baru maupun
yang menyebabkan para mahasiswa menjadi mempertahankan relasi yang telah dibangun,
kesulitan untuk mengontrol waktu daringnya. karena mahasiswa tidak menyukai adanya
Hal tersebut diperkuat oleh riset yang penolakan dari orang lain, sehingga
dilakukan Kircaburun dan Griffiths (2018) penggunaan media sosial Instagram dapat
bahwa sebagian besar mahasiswa yang menjadi suatu kebutuhan. Hal ini sejalan
menggunakan Instagram secara berlebihan, dengan pendapat Maheswari dan Dwiutami
diakui sebagai sikap pelarian para mahasiswa (2013) yang menjelaskan bahwa individu,
dari kenyataan. khususnya mahasiswa, yang menggunakan
Salah satu faktor psikososial yang media sosial Instagram memiliki tujuan untuk
menyebabkan mahasiswa mengalami dapat berkomunikasi dengan teman, membuat
problematic internet use adalah kesepian janji, menambah teman, merencanakan
(Kim, LaRose, & Peng, 2009). Pada tahap ini, pertemuan, mencari pasangan, mengkinikan
ketika mahasiswa tidak memiliki banyak data diri sebagai ajang promosi untuk
teman dalam bergaul maupun berinteraksi, keperluan karir, dan lainnya. Lebih lanjut,
adanya media sosial Instagram merupakan Bonsaksen dkk. (2021) pun menambahkan,
salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai bahwa bagi mahasiswa, media sosial

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 69


Instagram berfungsi sebagai pengganti Kurniadewi (2018) yang mengatakan bahwa
interaksi sosial secara tatap muka didunia individu, khususnya mahasiswa yang
nyata, sekaligus sebagai strategi yang memiliki kecemasan sosial, akan memberikan
dilakukan dalam mencegah atau membantu kesan sebaik mungkin saat berkomunikasi
para mahasiswa untuk menghilangkan secara daring, guna mendapatkan kesan yang
kesepian. baik dari pihak lain. Akibatnya, mahasiswa
Selain kesepian, kecemasan sosial juga akan semakin mengalami keasyikan dengan
adalah faktor psikososial yang menyebabkan media sosial Instagram. Hal tersebut selaras
mahasiswa mengalami problematic internet dengan penelitian yang dilakukan oleh
use (Caplan, Williams, & Yee, 2009). Pada (Ebeling-Witte, Frank, & Lester, 2007; Whang,
tahap ini, mahasiswa memiliki ketakutan Lee, & Chang, 2003) yang mengatakan bahwa
untuk berinteraksi sosial, sehingga mengalami individu, khususnya mahasiswa yang cemas
kesulitan dalam menjalin hubungan secara sosial, cenderung terlalu bergantung
pertemanan atau persahabatan. Hal ini dapat pada internet, seperti media sosial Instagram,
berdampak buruk bagi kesejahteraan sebagai cara untuk menghindari interaksi tatap
psikologis mahasiswa, di mana mahasiswa muka.
tidak berani untuk menunjukkan keberadaan Hardie dan Tee (2007) mengatakan
dirinya sendiri dan menjadi cemas dengan bahwa mahasiswa menganggap interaksi
lingkungan sosialnya. Hal ini sejalan dengan secara daring lebih mudah dan menarik untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fontaine dkk. menjalin persahabatan (Lin & Tsai, 2002;
(2009) mengatakan bahwa kesepian yang Tsai & Lin, 2003). Hal ini memudahkan
lebih besar dapat dikaitkan dengan kecemasan individu, khususnya mahasiswa untuk
sosial yang lebih besar juga. berkenalan dan berdiskusi melalui internet,
Kecemasan sosial merupakan kurangnya seperti media sosial Instagram, di mana tidak
kepercayaan diri dalam mempresentasikan diri ada kewajiban untuk mengungkapkan karakter
sendiri, ditambah dengan adanya keinginan diri yang sesungguhnya. Dengan cara ini,
untuk menciptakan kesan positif tentang diri individu, khususnya mahasiswa dapat
sendiri pada orang lain (Caplan, 2007). Oleh menyembunyikan kekurangan yang dimiliki
sebab itu, mahasiswa yang memiliki dan hal yang tidak disukai dari dirinya sendiri,
kecemasan sosial, akan cemas saat sehingga mahasiswa dapat menampilkan
berkomunikasi secara tatap muka, sehinga karakter ideal yang ingin dimiliki (Genuis &
komunikasi secara daring dapat membuat Genuis, 2005). Oleh sebab itu, penggunaan
mahasiswa merasa didengarkan dan lebih Instagram dapat dikatakan sebagai pemenuhan
mudah dalam mengekspresikan dirinya. Hal untuk menjalin interaksi secara daring, guna
ini didukung oleh Azka, Firdaus, dan menghindari kecemasan dalam lingkungan

70 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022


sosial dan perasaan kesepian yang dimiliki Kecemasan sosial diukur dengan
para mahasiswa. menggunakan faktor kecemasan sosial dari La
Berdasarkan penjelasan yang telah Greca dan Lopez (1998) yang terdiri dari fear
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang of negative evaluation, social avoidance and
dapat dikembangkan di dalam penelitian ini distress-new, dan social avoidance and
adalah apakah terdapat pengaruh kesepian dan distress-general. Salah satu contoh aitem
kecemasan sosial terhadap problematic dalam skala ini adalah “Saya khawatir tentang
internet use pada mahasiswa pengguna apa yang orang lain katakan kepada saya”.
Instagram. Pilihan jawaban terentang 1-4 mulai dari tidak
pernah hingga sangat sering. Skala ini
METODE PENELITIAN awalnya memiliki aitem sejumlah 18 butir.
Penelitian ini melibatkan 130 orang Setelah melalui perhitungan daya diskriminasi
mahasiswa sebagai partisipan, di antaranya aitem, terdapat satu aitem yang gugur. Jumlah
adalah pria sebanyak 20 orang dan wanita aitem yang tersisa adalah 17 butir, dengan
sebanyak 110 orang, dengan usia yang reliabilitas sebesar 0.90.
terentang antara 18 hingga 25 tahun. Teknik Problematic internet use diukur dengan
pengambilan sampel ditentukan dengan teknik menggunakan dimensi problematic internet
non-probability sampling, yaitu purposive use dari Caplan (2010) yang terdiri dari
sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan, preference for online social interaction, mood
yakni mahasiswa pengguna Instagram dengan regulation, cognitive preoccupation,
durasi minimal 5 jam dalam sehari, yang ber- compulsive internet use, dan negative
tempat tinggal di sekitar wilayah Jabodetabek. outcomes. Salah satu contoh aitem dalam
Kesepian diukur dengan menggunakan skala ini adalah “Saya lebih suka interaksi
aspek kesepian dari Russell (1996) yang sosial secara daring daripada komunikasi tatap
terdiri dari personality, social desirability, dan muka”. Pilihan jawaban terentang 1-4 mulai
depression. Salah satu contoh aitem dalam dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
skala ini adalah “Seberapa sering Anda Skala ini awalnya memiliki aitem sejumlah 15
merasa menyatu dengan orang-orang disekitar butir.
Anda?”. Pilihan jawaban terentang 1-4 mulai Setelah melalui perhitungan daya
dari tidak pernah hingga sangat sering. Skala diskriminasi aitem, tidak terdapat aitem yang
ini awalnya memiliki aitem sejumlah 20 butir. gugur, sehingga jumlah aitem tetap sejumlah
Setelah melalui perhitungan daya diskriminasi 15 butir, dengan reliabilitas sebesar 0.87.
aitem, terdapat dua aitem yang gugur. Jumlah Penelitian ini menggunakan teknik analisis
aitem yang tersisa adalah 18 butir, dengan data dengan uji regresi linear berganda dengan
reliabilitas sebesar 0.83. bantuan SPSS (Statistical Packade for Social

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 71


Science) versi 25.0 for windows. Sementara khususnya mahasiswa, dikarenakan
itu data-data deskriptif lainnya dipaparkan penggunaan Instagram itu sendiri ternyata
dengan menggunakan perhitungan persentase. dapat menjadi platform bisnis, mengunggah
dan melihat foto atau video pengguna lain,
HASIL DAN PEMBAHASAN ruang untuk menghibur diri, dan khususnya
Temuan-temuan yang terkait dengan untuk mencari informasi terkini, serta wadah
data demografis dapat dilihat pada Tabel 1. untuk berkomunikasi dengan pengguna
Paparan data pada Tabel 1, berisikan data Instagram lainnya. Hal ini, membuat para
perihal pengguna Instagram, durasi, dan mahasiswa semakin memiliki keinginan untuk
frekuensi mengakses Instagram dalam sehari, berlama-lama menghabiskan waktu di dunia
serta tujuan penggunaan Instagram itu sendiri. daring, seperti media sosial Instagram,
Berdasarkan paparan pada Tabel 1, dapat sehingga para mahasiswa menjadi keasyikan
diketahui bahwa Instagram menjadi aplikasi dan menjadi kesulitan untuk mengakses
yang penting dalam kehidupan individu, Instagram kurang dari 5 jam dalam sehari.

Tabel 1. Deskripsi Data Demografis


Keterangan Jumlah Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 20 15.4%
Perempuan 110 84.6%
Pendidikan
D1 6 4.6%
D3 12 9.2%
S1 106 81.5%
S2 6 4.6%
Durasi mengakses Instagram dalam sehari
5 jam 79 60.8%
6 jam 28 21.5%
7 jam 23 17.7%
Frekuensi mengakses Instagram dalam sehari
1-3 kali 25 19.2%
4-6 kali 49 37.7%
7-9 kali 25 19.2%
>10 kali 31 23.8%
Tujuan menggunakan Instagram
Berkomunikasi 39 30.0%
Mencari informasi terkini 37 28.5%
Menghibur diri 27 20.8%
Mengunggah dan melihat foto/video pengguna lain 19 14.5%
Platform bisnis 8 6.2%

Tabel 2. Koefisien Regresi Kesepian, Kecemasan Sosial terhadap Problematic Internet Use
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 11.650 3.819 3.051 .003
Kesepian .184 .074 .210 2.507 .013
Kecemasan Sosial .280 .070 .336 4.015 .000

72 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022


Tabel 3. Hasil Uji Regresi Kesepian, Kecemasan Sosial terhadap Problematic Internet Use
F sig. p R Square
16.151 0.000 ≤ 0.05 0.203

Oleh sebab itu, menimbulkan masalah sebesar 20.3%.


bagi para mahasiswa, karena penggunaan Riset ini menunjukkan bahwa
internet, khususnya Instagram yang kecemasan sosial menjadi prediktor yang
berlebihan. Hal tersebut didukung oleh cukup kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian
Natanael (2021) yang mengatakan bahwa, sebelumnya yang dilakukan oleh Mozafari,
mahasiswa dengan penggunaan internet yang Sepahvandi, dan Ghazanfari (2018) yang
berlebihan atau problematic internet use, akan mengatakan bahwa individu, khususnya
menghabiskan waktunya untuk menggunakan mahasiswa dengan kecemasan sosial,
media sosial Instagram setidaknya 5 jam memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap
dalam sehari. Bahkan, dapat lebih dari 5 jam penilaian negatif tentang dirinya sendiri. Hal
dalam sehari. ini, membuat para mahasiswa menjadi sangat
Pada paparan Tabel 2, diperoleh nilai membutuhkan hubungan yang aman dan
koefisien signifikansi pada variabel kesepian tetap, sehingga para mahasiswa tersebut
sebesar 0.013 (p <.05) dengan β = 0.210 atau memilih untuk bersembunyi, dan mencoba
sebesar 21% pengaruhnya. Kemudian, menutupi kekurangan yang dimilikinya,
diperoleh nilai koefisien signifikansi pada dengan mencari kedamaian melalui ruang
variabel kecemasan sosial sebesar 0.000 (p virtual, seperti media sosial Instagram. Oleh
<.05) dengan β = 0.336 atau sebesar 33.6% sebab itu, individu, khususnya mahasiswa
pengaruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa yang memiliki kecemasan sosial, cenderung
kedua variabel tersebut signifikansi mem- memilih untuk berinteraksi secara daring
pengaruhi problematic internet use mahasiswa. daripada tatap muka, dikarenakan mahasiswa
Selanjutnya, pada paparan Tabel 3 tersebut merasa lebih dapat mengontrol diri
diperoleh nilai F sebesar 16.151 dan koefisien saat pertemuan secara daring, dibandingkan
signifikansi sebesar 0.000 (p <.05), hal ini saat pertemuan secara langsung (Caplan,
menunjukkan adanya pengaruh yang 2007). Hal ini didukung oleh Wang dkk.
signifikan antara kesepian dan kecemasan (2011) yang mengatakan bahwa, interaksi
sosial terhadap problematic internet use pada secara daring yang dilakukan dengan terus-
mahasiswa pengguna Instagram. Selain itu, menerus ini pun dapat menimbulkan
didapatkan pula nilai R square sebesar 0.203, keasyikan, dan menyebabkan terjadinya
yang menunjukkan bahwa kesepian dan penggunaan internet yang berlebihan pada
kecemasan sosial secara bersama-sama individu, khususnya mahasiswa. Sehingga,
memengaruhi problematic internet use dapat menimbulkan dampak negatif pada

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 73


kehidupan sosial para mahasiwa, terutama Instagram secara berlebihan, juga dapat
dalam fungsi interpersonalnya. mengalami terjadinya peningkatan gangguan
Selanjutnya, Siegel, Greca, dan psikologis, seperti depresi dan kesepian
Harrison (2009) mengatakan bahwa terdapat (Serin, 2011).
faktor yang berpengaruh terhadap munculnya Pada penelitian ini, diketahui bahwa
kecemasan sosial pada individu, khususnya kesepian dan kecemasan sosial merupakan
mahasiswa. Masalah-masalah yang ada dua prediktor yang memengaruhi terjadinya
seperti permasalahan dalam hubungan problematic internet use pada mahasiswa
pertemanan yang memiliki peranan penting pengguna Instagram. Hal ini diperkuat oleh
dalam fungsi emosional maladaptif, termasuk penelitian Putri (2019) yang mengatakan
berkembangnya simptom depresi dan bahwa individu, khususnya mahasiswa yang
kecemasan sosial. mengalami kesepian, akan menghabiskan
Pengaruh lain yang memiliki peran waktunya di internet, seperti media sosial
terhadap problematic internet use dalam studi Instagram, karena Instagram merupakan
ini adalah kesepian. Hal ini didukung oleh wadah yang dapat menerima semua kondisi
Costa, Patrao, dan Machado (2018) yang individu, khususnya mahasiswa tersebut tanpa
mengatakan bahwa perasaan kesepian dapat syarat apapun. Sedangkan individu, khusus-
menjadi awal mula timbulnya problematic nya mahasiswa yang mengalami kecemasan
internet use pada mahasiswa. Hal tersebut, sosial, diketahui memiliki ketakutan yang
disebabkan mayoritas mahasiswa menjadikan berlebihan dalam penilaian negatif tentang
internet, seperti media sosial Instagram, dirinya dari lingkungan sosialnya, sehingga
sebagai wadah untuk mengatasi perasaan merasa tidak memiliki kemampuan yang baik
kesepian yang dimilikinya, sehingga para dalam berkomunikasi tatap muka.
mahasiswa cenderung senang menghabiskan Selanjutnya, Wirth, Hofer, dan
waktunya di dunia daring, yang pada akhirnya Schramm (2012) menambahkan bahwa
akan mengakibatkan penggunaan internet penggunaan Instagram itu sendiri merupakan
secara berlebihan, dan menimbulkan pelarian mahasiswa dari dunia nyata,
permasalahan bagi mahasiswa itu sendiri. sehingga membuat para mahasiswa
Lebih lanjut, Kahfi (2014) menambahkan merasakan keterlibatan emosional yang kuat
bahwa problematic internet use dapat terhadap video atau foto dari pengguna lain.
menimbulkan masalah manajemen waktu bagi Oleh karena itu, penggunaan Instagram dapat
individu, khususnya mahasiswa dalam membantu para mahasiswa untuk melarikan
menjalani kehidupan sehari-harinya. Selain diri dari ketidaknyamanan dunia nyata, dan
itu, individu, khususnya mahasiswa yang membuat suasana hati yang kurang baik
menggunakan internet, seperti media sosial menjadi lebih baik. Lebih lanjut, Lee (2017)

74 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022


mengatakan bahwa problematic internet use, Berikutnya, peneliti selanjutnya pun
dapat menimbulkan masalah psikologis disarankan untuk membahas lebih lanjut
seperti depresi, harga diri rendah, dan terkait pengendalian emosi yang dimiliki para
kecemasan dalam lingkungan sosial. mahasiswa dalam pengambilan keputusan
untuk memilih ruang virtual seperti Instagram
SIMPULAN sebagai bentuk pelarian dari kenyataan.
Berdasarkan hasil studi ini, dapat
disimpulkan bahwa kesepian dan kecemasan DAFTAR PUSTAKA
sosial baik sendiri maupun bersama-sama Azka, F., Firdaus, D. F., & Kurniadewi, E.
dapat memengaruhi problematic internet use. (2018). Kecemasan sosial dan
Kesepian dan kecemasan sosial adalah kondisi ketergantungan media sosial pada
yang menyebabkan individu, khususnya mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi,
mahasiswa lebih menyukai interaksi sosial 5(2), 201-2010.
secara daring dibandingkan secara tatap muka Bashir, S., Mahmood, K., & Shafique, F.
(luring). Hal ini dikarenakan, media sosial (2008). Internet use among university
Instagram merupakan wadah yang dapat students: A survey in university the
menerima semua kondisi yang dimiliki para punjab, lahore. Pakistan Journal of
mahasiswa, sehingga para mahasiswa tersebut Library & Information Science, 9(12),
cenderung memilih untuk menghabiskan 49-65.
waktunya dengan menggunakan media sosial Bonsaksen, T., Ruffolo, M., Leung, J., Price,
Instagram untuk berinteraksi dan ber- D., Thygesen, H., Schoultz, M., &
komunikasi dengan pengguna Instagram Geirdal, A. O. (2021). Loneliness and
lainnya. its association with social media use
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan during the COVID-19 outbreak. Social
dapat memperhatikan variabel lain yang Media + Society, 7(3), 1-10. doi:
belum diukur dalam penelitian ini, seperti https://doi.org/10.1177/205630512110
variabel harga diri, kesejahteraan psikologis, 33821
pengungkapan diri, kepercayaan diri, dukungan Bruno, F. J. (2000). Conquer loneliness:
sosial, dan manajemen waktu. Selain itu, Menaklukan kesepian. Jakarta: PT.
peneliti selanjutnya juga disarankan untuk Gramedia Pustaka Utama.
menggunakan pertanyaan terbuka dalam Caplan, S. E. (2007). Relations among
kuesioner, agar dapat melengkapi hasil data loneliness, social anxiety, and
dari pertanyaan tertutup, guna meng- problematic Internet use.
ungkapkan data yang lebih faktual mengenai Cyberpsychology & Behavior, 10(2),
alasan penggunaan Instagram itu sendiri. 234-242. doi: 10.1089/cpb.20 06.9963

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 75


Caplan, S. E. (2010). Theory and low social preference in childhood and
measurement of generalized anxious/depressed symptoms in
problematic internet use: A two-step adolescence. Developmental and
approach. Computers in Human Psychopatholo gy, 21(02), 479-491.
Behavior, 26(5), 1089-1097. doi: doi: 10.1017/S 0954579409000261
10.1016/j.chb.2010.03.012 Frangos, C. C., Frangos, C. C., &
Caplan, S. E., Williams, D., & Yee, N. Sotiropoulos. I. (2011). Problematic
(2009). Problematic Internet use and internet use among Greek University
psychosocial well-being among MMO student: An ordinal logistic regression
players. Computers in Human with risk factors of negative
Behavior, 25(6), 1312-1319. doi: psychological belief, pornographic
10.1016/j.chb.2009.06.006 sites, and online games.
Costa, R, M., Patrao, I., & Machado, M. Cyberpsychology, Behavior and Social
(2018). Problematic internet use and Networking, 14(1), 51-58. doi:
feeling of loneliness. Journal of https//:doi.org/10.1089/cyber.2009.0306
Psychiatry in Clinical Practice, 23(2), Genuis, S. J., & Genuis, S. K. (2005).
160-162. doi: https://doi.org/10.1080/ Implications of cyberspace
13651501.2018.1539180 communication: A role for physicians.
CupoNation Indonesia. (2019). Pengguna Southern Medical Journal, 98, 451-
facebook dan Instagram di Indonesia 455.
terbesar keempat di dunia. Dari: Greca, A. M. La., & Lopez, N. (1998). Social
https://www.cuponation.co.id/magazin/ anxiety among adolescents: Linkages
indonesia-berada-pada-peringkat-ke- with peer relations and friendships.
empat-pengguna-facebook-dan- Journal of Abnormal Child Psychology,
Instagram-terbanyak, diakses pada 22 26(2), 83-94. doi:
Desember 2021. 10.1023/a:102268452 0514
Ebeling-Witte, S., Frank, M. L., & Lester, D. Hardie, E., & Tee, M. Y. (2007). Excessive
(2007). Shyness, internet use and internet use: The role of personality,
personality. CyberPsychology & loneliness and social support networks
Behavior, 10(5), 713-716. doi: 10.108 in internet addiction. Journal of
9/cp b.2007.996 Emerging Technologies and Society,
Fontaine, R. G., Yang, C., Burks, V. S., 5(1), 33-47.
Dodge, K. A., Price, J. M., Petitt, G. S., Juddi, M. F. (2019). Komunikasi budaya dan
& Bates, J. R. (2009). Loneliness as a dokumentasi kontemporer. Bandung:
partial mediator of the relation between Unpad Press.

76 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022


Kahfi, Z. U. (2014). Hubungan antara Maheswari, J., & Dwiutami, L. (2013). Pola
problematic internet use (PIU) dan perilaku dewasa muda yang
kesepian pada remaja pengguna kecenderungan kecanduan situs
Facebook di Jakarta. Skripsi (tidak jejaringan sosial. Jurnal Penelitian dan
diterbitkan). Jakarta: Fakultas Psikologi Pengukuran Psikologi, 2(1), 51-62.
Universitas Bina Nusantara. doi:10.21009/ JPPP.021.08
Kim, J., LaRose, R., & Peng, W. (2009). Mellor, D., Stokes, M., Firth, L., Hayashi, Y.,
Loneliness as the cause and the effect & Cummins, R. (2008). Need for
of problematic Internet use: The belonging, relationship satisfaction,
relationship between internet use and loneliness, and life satisfaction. Journal
psychological well-being. CyberPsy of Personality and Individual
chology & Behavior, 12(4), 451-455. Differences, 45(3), 213-218. doi: 10.1
doi: 10.1089/cpb.20 08.0327 016/j.paid.2008.03.020
Kircaburun, K., & Griffiths, M. D. (2018). Mozafari, S., Sepahvandi, M. A., &
Problematic Instagram use: The role of Ghazanfari, F. (2018). Study of the
perceived feeling of presence and relationship between internet addiction
escapism. Journal Mental Health with social anxiety and loneliness
Addiction, 17(4), 909-921. doi: among high school students in Yasuj.
https://doi.org/10.1007/s11469-018- Journal of Advanced Pharmacy
9895-7 Education & Research, 8(S2), 142-146.
Lee, Y. (2017). Exploring the role of Natanael, Y. (2021). Analisis rasch model
escapism in the DSM-V criteria for Indonesia problematic internet use
internet gaming disorder: A meta scale (IPIUS). Jurnal Psikologi
analytic investigation. Dissertation. Indonesia, 10(1), 167-186.
New York: New York University. Odaci, H., & Kalkan, M. (2010). Problematic
Leman, P., Bremner, A., Parke, R., & internet use, loneliness and dating
Gauvain, M. (2012). Developmental anxiety among young adult university
psychology. New York: McGraw students. Computers and Education,
Hill. 55,1091-1097. doi: 10.10
Lin, S. S., & Tsai, C. C. (2002). Sensation 16/j.compedu.201 0.05.006
seeking and internet dependence of Parisa, N., & Leonardi, T. (2014). Hubungan
Taiwanese high school adolescents. antara problematic internet use dengan
Computers in Human Behavior, 18(4), social anxiety pada remaja. Jurnal
411-426. doi: 10.1016/S07475 Psikologi Kepribadian dan Sosial,
632(01)00056-5 03(1), 44-51

Sari, Kesepian, Kecemasan Sosial ... 77


Pettigrew, S,. & Roberts, M. (2008). doi: 10.1007/s10964-009-9392-1
Addressing loneliness in later life. Tsai, C. C., & Lin, S. S. (2003). Internet
Journal of Aging & Mental Health. addiction of adolescents in Taiwan: An
12(3), 302-309. doi: 10.1080/136078 interview study. CyberPsychology &
608021210 84 Behavior, 6(6), 649-652. doi: 10.1089/
Putri, A. A. (2019). Hubungan problematic 109493103322725432
internet use pada social anxiety dan Wang, H., Zhou, X., Lu, C., Wu, J., Deng, X.,
loneliness. Prosiding, 8-18. & Hong, L. (2011). Problematic
Russel, D. W. (1996). UCLA lonelines scale internet use in high school students in
(Version 3): Relability, validity and Guangdong province, China. PLoS
factor structure. Journal of Personality ONE, 6(5), 1-8. doi:
Assesment, 66(1), 20-40. doi: 10.120 10.1371/journal.pone.0 019660
7/s15327752jpa6601_2 Whang, S., Lee, S., & Chang, G. (2003).
Serin, N. B. (2011). An examination of Internet over-users psychological
predictor variables for problematic profiles: A behavior sampling analysis
internet use. The Turkish Jounarl of on internet addiction. CyberPsychology
Educational Technology, 10(3), 54- & Behavior, 6(2), 143-150. doi: 10.108
62. 9/109493103321640338
Shapira, N. A., Goldsmith, T. D., Keck, P. E., Wilya, E., Rumondor, P., & Busran. (2018).
Kholsa, U. M., & McElroy, S. L. Senarai penelitian: Islam kontemporer
(2000). Psychiatric features of tinjauan multicultural. Yogyakarta:
individuals with problematic internet Deepublish.
use. Journal of Affective Disorders, Wirth, W., Hofer, M., & Schramm, H. (2012).
57(1-3), 267-272. doi: doi.org/10.101 The role of emotional involvement and
6/S01650327(99)00107-X trait absorpstion in the formation of
Siegel, R. S., La Greca, A. M., & Harrison, H. spatial presence. Media Psychology,
M. (2009). Peer victimization and 15(1), 19-43.
social anxiety in adolescents: Yusuf, S. (2012). Psikologi perkembangan
Prospective and reciprocal relationship. anak dan remaja. Bandung: Remaja
Empirical Research, 38(8), 1096-1109. Rosdakarya.

78 Jurnal Psikologi Volume 15 No.1, Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai