Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE

DAN AMALAN PRESPEKTIF ISLAM SEBELUM DAN SESUDAH


MELAKUKAN PERSONAL HYGIENE

DOSEN PENGAMPU : WINDA NURMAYANI, NERS., M.PH


NAMA KELOMPOK 6 :
1. Muhammad Rafly Al Rizky Arafiqana (104 STYC22)
2. Nazwa Nurbaiyiti (123 STYC22)
3. Nurwati (129 STYC22)
4. Jeti Sarlina (079 STYC22)
5. Nursopia Rahmatin (134 STYC22)
6. Lalu Ziyyan Indra Maulana (091 STYC22)
7. Danuartha Pratama Firdaus (069 STYC22)
8. M. Miuzzul Islam (102 STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, dan
kerjasama anggota kelompok sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan
dengan matakuliah berdasarkan hasil pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyus un maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Stikes
Yarsi Mataram. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna.
Mataram, 20 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR TEORI ...............................................................3
2.1 Kulit...................................................................................................3
2.2 Kaki dan Kuku..................................................................................5
2.3 Mulut.................................................................................................8
2.4 Rambut..............................................................................................11
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan...........................................14
2.6 Penatalaksanaan................................................................................15
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.........................16
3.1 Pengkajian.........................................................................................16
3.2 Anamnesa Riwayat Kesehatan..........................................................17
3.3 Diagnosa Keperawatan......................................................................20
3.4 Intervensi Keperawatan.....................................................................21
3.5 Implementasi Keperawatan...............................................................24
3.6 Evaluasi Keperawatan.......................................................................25
BAB IV PERSPEKTIF ISLAM DALAM PERSONAL HYGIENE..........26
BAB V PENUTUP..........................................................................................33
5.1 Kesimpulan........................................................................................33
5.2 Saran..................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dalam dirinya untuk
memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Personal hygiene yang pada dasarnya harus diperhatikan yaitu
personal hygiene yang mencakup beberapa hal seperti, perawatan kulit kepala
dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, kulit, dan perawatan
tubuh secara keseluruhan. Personal hygiene adalah aspek yang sangat penting
dari pendidikan kesehatan. Menjaga kebersihan bagian badan adalah hal yang
harus dilakukan oleh anak-anak agar terhindar dari penyebaran penyakit
(Siwach, 2009).
Personal Hygiene merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Direja, 2011).
Personal hygiene pada anak usia sekolah di Indonesia terdapat beberapa
masalah kesehatan. Masalah yang timbul yang terjadi seperti infeksi saluran
pernapasan, cacingan, anemia, dan flu. Tercatat bahwa sebanyak 20 persen
tingkat ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), pada penyakit diare 20 persen
yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar, tercatat dari beberapa penyakit
tersebut penyakit yang paling utama dan sering terjadi pada anak usia sekolah
yaitu infeksi cacing atau sering disebut dengan cacingan. Dampak yang terjadi
pada anak-anak usia sekolah yang tidak begitu mengerti dengan baik
bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka
akan timbul penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan tidak
bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan maka akan tersebar luas

1
kuman dan bakteri dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit cacingan.
Penyakit -penyakit seperti malaria, ISPA dan diare akan terus menjadi
penyakit yang serius di kalangan anak usia sekolah, bahkan menjadi sebab
kematian populasi anak sekolah. Pada penyakit lainnya ditemukan yang paling
sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu infeksi parasit usus. Dalam hal ini
kesehatan yang buruk dapat mengakibatkan kurangnya perkembangnya
kognitif seorang anak baik terjadinya perubahan fisiologis atau kurangnya
motivasi untuk belajar (Rosso & Arlianti, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar teori dari personal hygiene?
2. Apa konsep dasar asuhan keperawatan personal hygiene?
3. Bagaimana perspektif islam dalam personal hygiene?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar teori personal hygiene
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan personal hygiene
3. Untuk mengetahui perspektif islam dalam personal hygiene

2
BAB II
KONSEP DASAR TEORI PERSONAL HYGIENE

2.1 Kulit
Kulit merupakan organ terbesar manusia. Kulit terdiri dari 3 lapisan :
epidermis, dermis, hipodermis atau subkutan. Epidermis memiliki pungsi
untuk melindungi sehingga terjadi pendarahan lokal dan mengeluarkan cairan
serosa.
1. Pengkajian
a. Kemampuan klien melakukan perawatan diri :
1) Keseimbangan kemampuan duduk:
2) Kekuatan otot;
3) Kemampuan ROM:
4) Penglihatan:
5) Adanya masalah pada kulit.
b. Pengkajian fisik kulit.
1) Warna kulit :
2) Tekstur kulit :
3) Turgor :
4) Temperatur kulit :
5) hidrasi kulit :
2. Diagnosa
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sisa jahitan pada
pasien yang menyisakan bekas jahitan
b. Imobilisasi pasien tidak dapat dilakukan karena faktor jahitan
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor faktor
Imobilisasi pada pasien yang hanya tertidur
d. Asupan nutrisi tidak adkuat karena pasien belum bisa memakan
sesuatu
e. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan aliran darah
arteri atau vena

3
f. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri pada pasien hanya di
alami pada bagian luka dan pinggang
g. Imobilisasitasi diri pada pasien belum bisa dilakukan karena pasien
hanya bisa tertidur
h. Kelemahan musculoskeletal karena pasien mengalami luka jahitan
i. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi
pasien kulit terasa dingin sedang
j. Defisit nutrisi kekurangan nutrisi makanan karena pasien hanya
menerima nutrisi melalui cairan infus
k. Iritasi mekanik pada pasien cuman sekedar belum kuat untuk bangun
dari tempat tidur
3. Intervensi:
a. Memandikan klien mengunakan kain basah atau pun tisu yang sudah di
seterilkan
b. Ubah posisi secara teratur secara perlahan
c. Pakaikan lotion lakukan perawatan kulit dan perineal secara perlahan
d. Memberikan pijatan pada lengan maupun punggung
e. Instruksikan klien tentang peraktik kebersihan yang tepat,
f. Terapi untuk mencegah lesi kulit
g. Perbaiki status nutrisi dan cairan
h. Cegah masalah yang berhubungan dengan mobilisasi.
4. Evaluasi
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk berubah rencana jika tidak berhasil. Tindakan
evaluatif yang dilakukan yaitu memeriksa permukaan kulit setelah
dibersihkan, menanyakan klien tentang tingkat kenyamanan setelah
dilakukan tindakan, mengobservasi inisiatif dan bantuan klien dalam
aktivitas mandi observasi jika klien bertanya mengenai perawatan diri.

4
2.2 Kaki dan Kuku
1. Pengkajian
Perawat mengkaji permukaan kulit, bentuk,ukuran dan jumlah jari, dan
kondisi jari kaki, inspeksi adanya luka atau tumit yang pecah-pecah:
a. Permukaan kulit :
b. Bentuk :
c. Jumlah jari kaki pasien kiri kanan total nya 10 kiri 5 dan kanan 5
(normal) :
Kaji gaya perwatan klien. Dengan mengajukan pertanyaan :
a. Apakah klien biasanya melakukan perawatan kuku?
b. Apakah klien mengalami masalah perawatan kuku?
c. Apakah klien mempunyai masalah yang berhubungan dengan kuku
(seperti:inflamasi pada jaringan di sekitar kuku)?
2. Diagnosa
a. Nyeri,hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan :
b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan luka yang
menyakitkan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :
- Kerusakan perfusi ateri
- Cedera kuku
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan :
- Gangguan penglihatan
- Kerusakan koordinasi tangan
d. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
- Perubahan perfusi jaringan perifer
- Alas kaki tidak tepat
3. Perencanaan
Mendemonsgrasikan kebersihan yang optimal dicapai dengan :
a. Kulit hangat,lembab,lembut,halus dan berwarna pink
b. Melakukan perawatan kaki dan kuku dengan benar
c. Menyatakan nyeri dan ketidaknyamanan kurang saat berjalan.

5
a. Cuci kaki setiap hari lalu keringkan,terutama sela-sela jari, Cek
adanya pecah-pecah,bengkak dan kemerahan pada kaki saat
mencuci kaki
b. Gunakan lation untuk melembapkan kulit,sering mencuci kaki dan
ganti kaos kaki tiap hari serta gunakan deodoran/bedak untuk
mencegah bau tidak sedap,potong kuku untuk menghindari injuri,
c. Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai, lakukan exersice pada
kaki untuk melancarkan sirkulasi hindari pakaian yang terlalu ketat
atau duduk dengan menyilangkan kaki, jangan memotong corn
atau callus.
d. Implementasi yang dapat dilakukan seperti memandikan klien.
4. Evaluasi
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi.perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah rencana jika tidak berhasil.
2.3 Mulut
1. Pengkajian
a. Perawat melakukan pengkajian melalui riwayat keperawatan berupa
1) kunjungan ke dokter :
2) kemampuan perawatan diri:
3) masalah mulut yang pernah dialami :
b. Pemeriksaan fisik seperti :
1) Area bibir :
2) Gusi :
3) Mukosa buccal:
4) Lidah:
5) Langit-langit:
6) Warna mulut:
7) Hidrasi:
8) Tekstur:

6
2. Diagnosa
Perubahan membrane mukosa mulut berhubungan dengan :
1) Trauma oral:
2) Asupan cairan terbatas:
3) Hygiene mulut tidak efektif:

Nyeri berhubungan dengan :


1) Gingivitis:
2) Kehilangan gigi:

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan :


1) Gingivitis:

Deficit perawatan higienen oral berhubungan dengan :


1) Perubahan tingkat kesadaran :
2) Kelemahan ekstrimitas atas Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kesalah pahaman praktik hygiene:
3. Perencanaan
Gosok gigi, flossing:
1) Perencanaan ini bertujuan agar klien mampu menunjukkan kebersihan
oral,
2) Klien mendemonstrasikan kebersihan oral yang optimal,
3) Klien mengidentifikasi penyebab perubahan membran mukosa,
4) Integritas jaringan oral seperti mukosa lembab, halus dan utuh
5) Tidak ada inflamasi, gusi lembab, kuat dan tidak berdarah
6) Lidah lembab tanpa inflamasi, bibir lembab dan halus, tidak ada
ketidaknyamanan oral.

7
4. Implementasi
Lakukan oral care seperti:
1) Gosok gigi, flossing dan irigasi
2) Klien melakukan diet untuk mengurangi kebiasaan makanan,
mengurangi asupan karbohidrat terutama makanan manis, Bagi klien
yang tidak sadar, perawat melakukan oral c dengan pembilasan dan
pembersihan sekresi saliva yang terkumpul di mulut
5. Evaluasi
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah rencana jika tidak berhasil.
2.4 Rambut
1. Pengkajian
Pengkajian rambut meliputi perawatan rambut yang bisa di lakukan:
a. Apakah pasien dapat melakukan perawatan diri pada rambut nya?
b. Riwayat masalah rambut:
1) kulit kepala ?
2) kondisi yang berakibat pada rambut?
c. Pengkajian gaya rambut klien agar dalam melakukan perawatan
rambut, perawat tidak salah atau merusak rambut.
d. Perawatan rambut dan kapan waktu perawatan biasa di lakukan.
- Pasien biasa mengunakan shampo apa?
- Berapa kali seminggu pasien shampoan?
Diagnosa
a. Defisi perawatan diri: berhias berhubungan dengan :
1) Perubahan tingkat kesadaran :
2) Immobilisasi:
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan laserasi kulit kepala
gigitan serangga, Gangguan citra diri berhubungan dengan
penampilan fisik yang tidak disisir .
1) Apakah mengalami infeksi pada kulit akibat gigitan
serangga ?

8
2. Perencanaan
a. Melakukan perawatan kebersihan rambut (menyikat,menyisir,
keramas,pencukuran).
b. sisir yang digunakan harus tepat, jangan terlalu tajam
c. Produk shampo yang di gunakan harus di cermati .
d. perawatan dapat melakukannya di tempat tidur klien.
Pada pencukuran , untuk menghindari adanya perdarahan karena pisau
cukur atau goresan, kulit harus di perhalus dahulu.
e. Setelah bercukur selesai, Perawat mencuci muka klien dan
mengeringkannya .
3. Evaluasi
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi seperti meminta klien
mendemonstrasikan praktik keperawatan rambut.perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah rencana jika tidak berhasil .
.
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan
1. Budaya: sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan
bahwa jika sedang sakit tidak boleh mandi karenba dapat memperparah
penyakitnya.
2. Status Sosial-Ekonomi : untuk melakukan personal hygiene yang baik
dibituhkan sarana dan prasarana yang memadai, serta perlengkapan
mandi yang memadai.
3. Agama: juga berpengaruh terhadap keyakinan individu dalam melakukan
kebiasaan sehari-hari.
4. Tingkat pegetahuan dan perkembangan individu : kedewasaan seseorang
akan berpengaruh terhadap kualitas diri orang tersebut, salah satun ya
adalah pengetahuan yang lebih baik.
5. Status kesehatan: kondisi sakit/ cedera akan menghambat kemampuan
individu dalam melakukan perawatan diri.

9
6. Kebiasaan: ini ada kaitannya dengan kebiasaan tiap individu dalam
menggunnakan produk-produk tertentu untuk mmelakukan perawatan
diri.
7. Cacat jasmani/ mental bawaan : kondisi cacat dan gangguan mental
menghambat kemampuian individu untuk melakukan perawatan diri
srcara maksimal.
2.6 Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya
pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala,
menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada
kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah
infeksi pada mulutakibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

10
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE

3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Senin, 3 Oktober 2022
Jam Pengkajian : 12.30
Pengkaji : Muhammad Rafly Al Rizky Arafiqana
1. Data Demografi
a. Data Klien
Nama : Tn. M
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bima/Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kp. **, Bima
No. RM : A47**
Diagnosa Medis : Post Op Vp Shunt
Tanggal MRS : 17 Mei 2016
b. Data Penganggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bima/Indonesia
Pekerjaan : Atlit
Alamat : Kp.**, Bima
Hubungan dgn klien : Anak asuh pelatih

11
3.2 Anamnesa Riwayat Kesehatan
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien di bawa oleh keluarga ke RSUD R S** dalam keadaan sudah
mengalami penurunan kesadaran dan terkadang terdengar suara snoring
(mendengkur). Terjadi kecelakaan pada perlombaan pencak silat.
Terdapat luka robek dibawah dagu yang menyebabkan perdarahan sampai
pingsan.
2. Keluhan Utama.
Badan tampak kotor
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Seluruh badan terlihat kotor dan lengket karena mengalami penurunan
tingkat kesadaran dengan glasgow coma scale (GCS) 1 sehingga
pemenuhan perawatan dirinya tidak terpenuhi
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri pada bagian
mata dan sering mengeluh pusing klien sempat menjalani pengobatan
alternatif
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit menular.
6. Pengkajian personal hygiene
a. Kulit
1) Pegkajian
- Keseimbangan kemampuan duduk : klien tidak bisa duduk
karena kondisi tidak sadarkan diri
- kekuatan otot : semua otot tidak bisa digerakan
- Kemampuan rom : tidak bisa rom aktif dan rom pasif
- Penglihatan : klien terlihat tutup mata
- Adanya masalah pada kulit : kulit terlihat kotor dan agak berbau,
karena tidak pernah melakukan perawatan diri seperti mandi
selama 7 hari

12
Pengkajian fisik kulit
- Warna, : kuning pucat
- tekstur : sedikit lembek
- Turgor : sedikit lambat
- Temperatur : dingin
- Hidrasi kulit : pucat
b. Kuku
1) Perawat mengkaji permukaan kulit kuku :
- Bentuk:normal
- ukuran :normal
- jumlah jari: 10 (lengkap)
- bentuk kaki : bentuk normal
- kondisi jari :normal
2) kaki, inspeksi adanya luka atau tumit yang pecah-pecah. : tidak ada
3) Kaji gaya berjalan klien. Dengan mengajukan pertanyaan : tidak
merespon
- Apakah klien biasanya melakukan perawatan kuku?
Ya karna pasien semula terlihat dengan kuku yang bersih
- Apakah klien mengalami masalah perawatan kuku?
Tidak pasien memiliki kuku yang normal
- Apakah klien mempunyai masalah yang berhubungan dengan
kuku (seperti:inflamasi pada aringan di sekitar kuku)?
Tidak, kuku pasien hanya kotor biasa.
c. Mulut
1) Perawat melakukan pengkajian melalui riwayat keperawatan
berupa:
- Berapa kali pasien kunjungan ke dokter?
Pasien belum pernah kedokter karena kondisi pasien sudah
tidak sadar

13
- Kemampuan perawatan diri?
Pasien tidak mampu melakukan perawatan mulut karena
pasien tidak sadarkan diri karena pasien koma.
- Masalah mulut yang pernah dialami?
Pasien hanya pernah mengalami sariawan .
2) Pemeriksaan fisik
- Bagaimana area bibir?
Pada bibir pasien mengalami kekeringan
- Bagaimana area gusi?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
- Bagaimana area mukosa buccal?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
- Bagaimana area pada Lidah?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
-Bagaimana pada langit-langit mulut?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
- Warna mulut hidrasi?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
-Bagaimana tekstur mulut?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.
-Apakah adanya luka?
Pada pemeriksaan gusi tidak dapat dilakukan karena pasien
sedang mengalami koma.

14
d. Rambut
Pengkajian rambut meliputi perawatan rambut yang bisa di lakukan:
1) Kemampuan melakukan perawatan diri:
-Pasien tidak dapat melakukan nya karena pasien hanya bisa
tertidur
2) Riwayat masalah rambut dan kulit kepala, serta kondisi yang
berakibat pada rambut. :
- Iya karena pasien hanya bisa tertidur
3) Rambut yang kotor
-Pasien hanya membutuhkan sampo biasa karena pasien memiliki
rambut yang normal

4) produk biasa digunakan untuk perawatan rambut dan kapan waktu


perawatan biasa di lakukan? :
-Pasien hanya memerlukan shampo biasa seperti produk shampo
clear
- Pasien biasanya melakukan tindakan pemakaian shampo
sebanyak 2 kali seminggu.

15
3.3Diagnosa Keperawatan

Tabel Analisa Data;

Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Pria
Umur : 20

16
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : TRAUMA Defisi Perawatan Diri
1. keluwaraga
pasien
mengatakan
belum mandi
selama 7 hari
TRANDUKSI
2. keluwarga pasien
STIMULUS DI UBAH
menyatakan
MENJADI IMPULS
bahwa pasien
memiliki kuku
yang normal dan
tidak kotor
3. keluwarga pasien
menyatakan
bahwa PENEKANAN INTRA
rambutpasien KARNIAL
berketombe dan
berminyak
Do :
1. Adanya masalah
pada kulit : kulit
terlihat kotor dan
agak berbau, PENURUNAN
karena tidak KESADARAN
pernah melakukan
perawatan diri
seperti mandi
selama 7 hari

2. Perawat mengkaji
IMUNILITAS
permukaan kulit
kuku
Bentuk:normal
ukuran :normal
jumlah jari: 10
(lengkap)
3. bentuk kakbentuk DEFISI
normal kondisi KEPERAWATAN DIRI
jari :normal
4. Kondisi kulit
kepala pasien
berminyak dan
rambut pasien
kotor
danberketombe
akibat tidak bisa
melakukan
perawatan
personal higien
pada rambut
5. Badan klien
tampak kotor,
Lengket
6. Penurunan tingkat
kesadaran
17
7. TTV :
N : 98x/menit
RR :26x/menit TD
3.3 Intervensi Keperawatan

No Tujuan Intervensi Rasional


Dx
Tupan: Dalam masa 1. Observasi TTV 1. Untuk
perawatan 2 x 24 jam mengetahui
kebutuhan perawatan keadaan umum
diri klien dapat klien
terpenuhi.
2. Untuk
Tupen : Dalam masa 2. Kaji klien kebersiha mengetahui
perawatan 1 x 24 jam n tingkat
kebutuhan perawatan kebersihan klien
diri klien dapat secara umum
terpenuhi dengan dan menentukan
kriteria: tindakan yang
• Klien tampak bersih harus diberikan
• Kulit tidak lengket
Rambut, kuku dan gigi 3. Memberikan
bersih rasa segar dan
3. Bantu mencegah
klien berkembangnya
untuk
melakuka mikroorganisme
n

18
perawatan diri:
mandi, perawatan
rambut, gigi dan
mulut, gunting kuku

4. Memberikan
4. Berikan penkes pengetahuan
tentang personal tentang pentingnya
hygine kepada perawatan
keluarga diri

5. Untuk
5. Jaga kebersihan memberikan rasa
lingkungan, tempat nyaman pada
tidur dan selimbut klien

19
3.4 Implementasi Keperawatan
Tanggal : 24 Mei 2016
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon
1 Gangguan pemenuhan Pukul 08.30 WIB
perawatan diri 1) Mengganti
berhubungan dengan laken TD :
penurunan tingkat dengan laken yang 90/70
kesadaran ditandai baru mmHg
dengan tidak S : 38o C
mampunyai melakukan Pukul 09.00 WIB N : 98 X/
perawatan diri. 2) Observasi TTV Menit
R : 26 X/
Menit
3) Kaji kebersihan Seluruh badan
klien tampak kotor

Pukul 09.20 WIB


4) Kontrak waktu Keluarga
pada keluarga menyanggupi
klien, persiapan untuk
kolaborasi dengan kolaborasi
perawat untuk dengan
memandikan perawat
klien. untuk diri klien
Pukul 09.35 WIB
5) Melakukan
Mulut klien
perawatan oral terlihat bersih
hygiene. dan mukosa
6) Memandikan bibir
klien, dan lembab.
mengarahka Badan klien
keluarga dalam tampak bersih,
melakukan dan klien
perawatan diri tampak
yang baik dan nyaman
benar.
7) Melakukan
massage kepada Agar aliran
klien darah
8) Ganti baju klien lancar
dengan yang
baru.
Terlihat bersih

20
9) Perawatan
genitalia.
10) Mengganti Terlihat bersih
popok dan
Terlihat lebih
memakaikan nyaman
pakaian bawah dengan
klien. rambutnya
11) Membantu klien yang bersih.
untuk perawatan Kulit cerah dan
rambut tidak lengket
12) Memberikan
bedak dan lotion
kepada klien.
Kuku pendek
Pukul 10.15 WIB dan bersih
13) Melakukan
Terlihat lebih
perawatan kuku.
nyaman
14) Jaga kebersihan dengan
lingkungan, keadaan
tempat tidur dan lingkungan
selimbut yang bersih
menjaga
kebersihan diri
Lingkungan
klien. tetap terjaga
kebersihannya
Pukul 13.00 WIB
15) Memantau
Pengetahuan
keluarga
kebersihan
klien
dan meningkat
kerapihan tentang
klien, perawatan
serta lingkungan, diri
5) Menganjurkan
kepada keluarga
agar tetap
menjaga
kebersihan diri
klien

21
3.5 Evaluasi Keperawatan
No
Tanggal Catatan Perkembangan TTD
DX
24 Mei 1 Pukul 08.00 WIB
2016 S = tidak ada respon verbal karena klien
mengalami penurunan tingkat
kesadaran
Pukul 10.15 WIB
O = Klien tampak lebih bersih dan
nyaman namun kuku masih
tampak panjang dan kotor.
A = masalah belum teratasi

P = Lanjutkan tindakan 3, 13, 14, 16,


17.

I = 3. Kaji kebersihan klien


13.Melakukan perawatan kuku.
14. Jaga kebersihan lingkungan,
tempat tidur dan selimbut.
16. Menganjurkan kepada keluarga
agar tetap menjaga kebersihan
diri klien
17. Berikan penkes tentang
perawatan diri kepada keluarga
klien

Pukul 16.00 WIB


S = tidak ada respon verbal karena klien
mengalami penurunan tingkat
kesadaran.
O = Klien tampak bersih dan nyaman
namun.
A = masalah teratasi
P = tindakan dihentikan

22
BAB IV
PERSPEKTIF ISLAM DALAM PERSONAL HYGIENE

Islam merupakan akidah pertama, bahkan norma ilmiah pertama yang


memperkenalkan dan memerintahkan prinsip kebersihan yang diidentikkan
dengan bersuci (tahārah). Salah satu cara yang dianjurkan oleh Islam dalam
memelihara kesehatan adalah menjaga kebersihan. Sikap Islam terhadap
kebersihan sangat jelas dan didalamnya terkandung nilai ibadah kepada Allah swt.
Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali dengan bab altahārah
(bersuci), yang merupakan kunci ibadah sehari-hari. Sebagai contoh salat seorang
muslim tidak sah jika tidak suci dari hadas, karena kebersihan (kesucian) pakaian,
badan dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat sahnya shalat.
Kebersihan dalam Islam dapat disebut dengan “thaharah” yang berarti
sesuci. Suci dari hadas kecil maupun hadas besar dan juga suci dari najis.
Kebersihan dalam Islam sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw karena dengan
melakukan kebersihan akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyebabkan
aktivitas sehari-hari terganggu khususnya dalam melakukan Ibadah. Seperti
halnya jika hendak melaksanakan shalat maka pertama yang diperhatikan adalah
bersuci terlebih dahulu baik dari badan, pakaian maupun tempat.
Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu
benda, seperti air bersih, lingkungan bersih, rumah bersih dan lain sebagainya.
Terkadang bersih juga digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa suci.
Dalam membahas perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga macam
istilah, yaitu:
1. Nazāfah (nazīf) secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari kata kotor. Berasal
dari kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan. Nazāfah yaitu kebersihan tingkat pertama,
yang meliputi bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah, dengan alat
pembersihnya benda yang bersih, antara lain air.

2. Tahārah secara bahasa yaitu menyucikan atau membersihkan. Berasal dari kata
Tahara-yathuru-tuhran wa tahāratan. Tahārah mengandung pengertian yang
lebih luas yakni meliputi kebersihan lahiriah dan batiniah, sedangkan nazāfah

23
hanya menitik beratkan pada kebersihan lahiriah saja. Pada kitabkitab klasik
khusunya bab al-tahārah biasanya disandingkan dengan bab alnajasah yang
selanjutnya juga dibahas masalah air dan tanah, wudhu dan mandi, tayamum
dan lainnya. Namun demikian, ketika Allah, menerangkan tentang penggunaan
air untuk tahārah (mensucikan) disandingkan pula dengan kesucian secara
maknawiah, dimaksud dengan maknawiah karena kesucian dari hadas, baik
hadas besar maupun hadas kecil, sehingga dapat melaksanan ibadah, seperti
salat dan tawaf.
3. Tazkiyah secara bahasa yaitu tumbuh atau membersihkan, berasal dari kata
zakka-yuzakki-tazkiyah. Tazkiyah mengandung arti ganda, yaitu
membersihkan diri dari sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan serta
memperbaiki jiwa dengan sifat-sifat terpuji. Kata Tazkiyah juga digunakan
untuk mengungkapkan aspek kebersihan harta dan jiwa. Sebagai contoh,
ungkapan Allah dalam al-Qur’an ketika menyebut zakat yang seakar dengan
tazkiyah, memang maksudnya untuk membersihkan harta, sehingga harta yang
dizakati adalah bersih dan yang tidak dizakati dinilai kotor.
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah
lngkungan. Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada
manusia dapat dirinci sebagai berikut :
a. Agar Manusia Menjadi Pelaku Aktif dalam Mengolah Lingkungan serta
Melestarikannya Di dalam Al-Quran surat Ar Ruum ayat 9 Allah SWT
berfirman :

Artinya : “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orangorang sebelum

24
mereka. orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah
mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang
telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku
zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri
sendiri.“
Pesan yang dapat diambil dari surat Ar Ruum ayat 9 di atas adalah agar
manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang
dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam,
sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk
itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah
lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan
tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.
Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan
oleh Thabrani: Dari Abu Hurairah: “Jagalah kebersihan dengan segala usaha
yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas
prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang
bersih” (HR. Thabrani). Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa
manusia tidak boleh kikir untuk membiayai diri dan lingkungan secara wajar
untuk menjaga kebersihan agar kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita
terpelihara. Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat
tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan
ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara peredaran udara
yang kita hisap agar selalu bersih, bebas dari pencemaran. Dalam sebuah
Hadits disebutkan : “Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu
menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir
serta pada wajah yang rupawan” (HR. Ahmad).
b. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan
Manusia merupakan agen utama perusak lingkungan. Dengan
bertambahnya populasi manusia, maka perubahan lingkungan yang berimbas
kepada kerusakan lingkungan sulit untuk dihindarkan. Selain bertambah dalam

25
jumlah, aktivitas manusia juga bertambah cepat dengan diciptakannya
teknologi yang mampu mempercepat kerja dan memperbesar hasil.
Pertambahan kecepatan aktivitas tersebut ternyata sekaligus mempercepat
proses kerusakan lingkungan pula. Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah
SWT memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat
ulah manusia.

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Dan di dalam Q.S Al A’raf ayat 56 yang berbunyi :

Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah


(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Serta dalam Q.S Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut :

26
Artinya : “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Ketiga firman Allah SWT ini menekankan agar manusia berlaku ramah
terhadap lingkungan (environmental friendly) dan tidak berbuat kerusakan di
muka bumi ini. Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan membuang hajat di
tempat sumber air. Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam
yang menganjurkan untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua
larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah agar tidak mencelakakan
orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang menimpahnya. Islam
memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan
daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan
bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam
lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah SWT telah
memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia.
c. Agar Manusia Selalu Membiasakan Diri Bersikap Ramah Terhadap
Lingkungan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Huud ayat 117 :

Artinya : “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri


secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Fakta yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat 117 benar-
benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah longsor yang
di daerah-daerah di Jawa Tengah, tumpukan sampah dimanamana, polusi udara
yang tidak terkendali, serta bencana alam di daerah atau di negara lain
membuktikan bahwa Allah tidak akan membinasakan negerinegeri secara

27
zalim, melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang yang tidak berbuat
kebaikan terhadap lingkungan. Dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan
memberikan dua pahala sekaligus, yakni pahala surga dunia berupa hidup
bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih, indah dan hijau, dan
pahala surga akhirat kelak di kemudian hari. Untuk mendapatkan dua pahala
tersebut seorang manusia harus peduli terhadap lingkungan, apalagi manusia
telah diangkat oleh Allah sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat pada surat Al-
Baqarah ayat 30.

Artinya :” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun jiwa,
baik secara tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara
dan menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Kebersihan
sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Karenanya dengan kebersihan dan
kesehatan dapat terwujud individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani,
dan sosial, sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk
memakmurkan bumi. Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan karunia
Allah yang sangat besar yang diberikan kepada umat manusia, karena
kesehatan adalah modal pertama dan utama dalam kehidupan manusia. Tanpa
kesehatan manusia tidak dapat melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta

28
kewajibannya yang menyangkut kepentingan diri sendiri, keluarga dan
masyarakat maupun tugas dan kewajiban melaksanakan ibadah kepada Allah
SWT.

29
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain. Macam
personal hygiene: perawatan diri pada kulit, perawatan diri pada kuku, kaki
dan tangan, perawatan diri pada rambut, kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan diri pada mata, kebersihan telinga dan hidung. Dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang ,memelihara kebersihan diri
seseorang, memperbaiki personal hygiene yang kurang, meningkatkan
percaya diri seseorang, mencegah penyakit dan menciptakan keindahan.
3.2 Saran
Personal hygiene merupakan tindakan yang sangat penting untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan. Dengan demikian diharapkan setiap individu dapat
menjaga personal hygiene, guna meningkatkan derajat kesehatan, memelihara
kebersihan, mencegah penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alih bahasa Resthil
Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medika.
Al-Qahthani, Sa’id Ali bin Wahaf. 2008. Panduan Bersuci Bersih dan Suci Sesuai
Sunnah Rasulullah. Jakarta: Almahira.
Asdiqoh, Siti. 2011. Etika Islam Terhadap Lingkungan Hidup. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Badri, M. 2008. Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar Ponorogo. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Volume 1 Nomor 2.
Chandra, Budiman. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC, 2006
Haince. (2012). Personal Behavior And Enviroment Risk And Protective Factor.
Hakim. 2014. Pemahaman Hadist “Kebersihan Sebagian Dari
Iman. (diakses tanggal 17 September pukul 22.28)
Hidayat. A.A. (2006). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika

Mahmud, Mahir. 2007. Terapi Air. Jakarta: Qultum Media islam http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/34589/4/Chapter%20II.pdf (diakses
tanggal 17 September pukul 23.12)

Potter Dan Patricia, A. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,


Proses Dan Praktik. Jakarta : EGC

Rejeki S, 2015. Sanitasi, Hygiene, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3).
Bandung: Rekayasa Sains.

Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
edisi ke-4. Jakarta: Selemba Medika.

31

Anda mungkin juga menyukai