PERSONAL HYGINE
MAKALAH PERAWATAN RAMBUT DAN MULUT PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIEN DI LENGKAPI DENGAN
ASKEP
Dosen : Dwiyanti S.Kep,Ns
Di susun Oleh ;
1. Amona Ratna Ayu Ms 04.11.2979
2. Ika Wulandari 04.11.2997
3. Isna Khoirinisa 04.11.3001
4. Nini Silviani Putri 04.11.3009
KONSENTRASI INSTRUMEN DAN OPERATOR BEDAH
PRGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assallamuallaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpaan ramat hidayan serta taufiknya maka
makalah yang berjudul PERAWATAN RAMBUT DAN MULUT PADA PASIEN DENGAN
teselesaikan dengan lancar. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Rasullalah kita yang
membawa zaman kebodohan ke jalan yang terang benderang ini dan yang kita nantikan
Terima kasih pula kami ucapkan kepada Ibu Dwiyanti S.Kep,Ns yang tidak
pernah lelah menerima pertanyaan-pertanyaan dari kami dan atas bimbingannya maka
makalah ini bisa terselesaikan dan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah
Makalah ini berisi tentang bagaimana perawat bisa melakukan personal hygein
kepada pasien terutama yang di bahas di sii adalah perawatan pada mulut dan rambut. Yang
nantinya di harakan kami semuanya bisa mengerti dan bisa mengaplikasikanya kepada pasein
kita nanti.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan dan dalam pembuatan makalah
Wassalalmuallaikum Wr.Wb
Yogyakarta,September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
cover i
Kata Pengantar ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan . 1
3.1ASKEP . 9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 34
4.2 Saran 34
Daftar Pusataka .. 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu
secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.
Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu
mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan
dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan
pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif
(Notoatmodjo,1997).
Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia adalah
mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan masa
lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi (Steven et
al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak
terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga
kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya
2. Untuk mengetaui apa saja yang harus di lakukan dalam personal hygine
4. Mengetahui ASKEP pada pasein dengan gangguan personal hygine terutama bagi perawata
2. Bagaimana askep pada pasien dengan gangguan personal hygine terutama pada mulut dan
rambut ?
3. Apa hal-hal yang harus di perhatikan dalam melakukan pengkajian pada pasien yang
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang
dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami
kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif
dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa
pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat
menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar
pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk
perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga
dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene.
Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam
pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat
personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan
tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga,
kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan
1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman
atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama
yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan
kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana
melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena
penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan
terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen
yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat
bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan
maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat
mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju
pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi
terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan
rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode
perawatan kulit.
2. Mandi
sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi
pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi
pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien
dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan
kebutuhanpersonal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua
anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien
di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit
kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi
dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak
enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan
segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering,
mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit
menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke
kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk
membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih
setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan
bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau
kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga
3. Hygiene mulut
akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak.
Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien.
Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.Hygiene mulut membantu mempertahankan
status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel
partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang
dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul
akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan
sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi
nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa
mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan
daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama
pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena
secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan
pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu
dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga
mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera
penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan
mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan
memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas
dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari
hari.
5. Perawatan rambut
untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah
cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator
status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan,
infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur
suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau
ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari hari.
Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo
merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur
bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi
untuk memelihara perawatan rambut sehari hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki
melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut
dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,
dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku
sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh
melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan
perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode
7. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh
perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri.
Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien
yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis
kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan
1. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
3. Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan
data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c, RR=20x/ menit. Klien
mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat
menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta
memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan
cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai
pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat
berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya,
kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari hari dibantu seluruhnya oleh anggota
keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan
luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien
baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Personal Hygiene)
No.Kamar : 137
No.Register : 0809
A. Data Biografi
3. Umur : 35
5. BB/TB : 55 Kg/158 cm
7. Agama : Islam
terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena
terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien
mengatakan saat kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya.
karena luka dirasa tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke
c. Diagnosa medis : DM dengan ganngrene pada dorsal pedis dengan balutan luka harus
d. Keluhan : Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit pada daerah dorsal pedis
yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis
e. Cara masuk RS
2. Kursi :-
3. Lain-lain :-
1. Tongkat :-
2. Kacamata : -
3. Gigi palsu : -
4. Lain-lain : Oksigen 2 liter/manit, dower chateter dan infuse terpasang sejak 3 desember
1. Pola Aktivitas
a) Kekuatan otot :-
b) Paralis :-
d) Lain-lain : DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka diganti sekali
B. Pola Nutrisi
Rumah RS
2. Jenis : nasi, lauk, dan sayur nasi, -1auk, sayur, -buah, dan susu
c) Konjungtiva : anemis
d) Lain-lain :-
C. Pola Eliminasi
1. BAB
Rumah Rs
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissue
() Air
( ) Lain-lain
2. BAK
Rumah Rs
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissue
() Air
( ) Lain-lain
D. Pola kebersihan
Rumah RS
E. Keadaan Psikososial
1. Konsep diri
a) Gambaran diri : klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka
1. Kebersihan
G. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut
b) Warna : hitam
d) Distribusi : merata
c) Kebersihan : gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari belum gosok gigi.
d) Bau mulut : ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau.
3. Kuku tangan dan kaki
d) Kebersihan : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan belum memotong
4. Genitalia
e) Kebersihan : bersih
5. Kulit
a) Erithema :-
c) Turgor : elastis
d) Jaundice :-
e) Petechie :-
f) Sianosis : ada
g) Gatal : ada
sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan
bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada
pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah
kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka
4. lain-lain :-
I. Lain-lain
Yang mengkaji
lengket dan bau. 5. Badan klien tercium bau yang tidak sedap
5. belum memotong kuku selama 3 minggu.6. kulit klien lengket dan kusam
8. Tidak dapat menggerakan kaki telapak cm, bau gangren, kondisi luka setengah
melebar Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
ANALISA DATA
DS:
Klien mengatakan
1. Merasa nyeri pada bagian dorsal
pedis.
2. Tidak dapat menggerakan kaki
telapak kaki
Suami mengatakan:
1. Luka terjadi karena terkena rantai
sepeda motor ketika pergi berobat dan
klien tidak merasakan sakit pada
kakinya,
2. luka tidak sembuh-sembuh selama 1
bulan, semakin hari semakin parah dan
melebar
DO:
1. Terdapat luka didaerahdorsal
pedis dengan diameter 9 cm
kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi
luka setengah kering, disekitar luka
kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2. klien terlihat meringis
3. Konjungtiva anemis
1. TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
RENCANA KEPERAWATAN
2 Tujuan:
Setelah dilakukan Kaji luas dan keadaan Pengkajian yang
tindakan selama 3 x 24 luka serta proses tepat terhadap luka
jam integritas kulit penyembuhan. dan
kembali utuh. prosespenyembuhan
akan membantu
KH: dalam menentukan
1. Kondisi luka tindakanselanjutnya.
menunjukkan adanya
perbaikan jaringan dan Ganti balutan luka Menurunkan resiko
adanya granulasi. secara asepti 1x sehari infeksi sehingga
2. Tidak adanya pus pada membantu
luka penyenbuhan dan
3. Klen dapat mencegah terjadinya
menggerakkan kembali kontaminasi
kakinya
Kaji tanda vital. Untuk mengetahui
perubahan pada
fungsi lain
Lakukan perawatan Merawat luka dapat
luka secara menjaga kontaminasi
luka
17.00 17. Membantu klien dalam kebersihan mulut dengan cara dan
menggosok gigi klien
R: klien merasa lebih bersih dan nyaman
14.00 110. Menganjurkan klien dalam ikut serta dalam perawatan diri
sesuai kemampuan
R: klien terlihat dapat menggosok gigi sendiri
14.10 214. Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R: Membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya
08.00 219. Membantu klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg
sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
R: klien mengatakan otot-otonya tidak kaku
07.30 220. Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
R: adanya perbaikan jaringan pada luka
CATATAN PERKEMBANGAN
NO Paraf
Tanggal Pukul Evaluasi/Catatan SOAP
DX Nama jelas
segar
P: pertahankan intervensi:
kakinya.
5. Adanya granulasi
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.2 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
4.3 Saran
Bagi perawat
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus harus
Bagi mahasiswa
Mahasiswa yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk serius ingin
mengetahui sisi baik, buruk dari segi social dan juga dari segi pendidikan keperawatan hingga
DAFTAR PUSTAKA
http://arviwheq.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygine.html
http://nursing-akun.blogspot.com/2011/10/askep-oral-hygiene.html
http://nyonyomamansuardana.blogspot.com/2012/02/buat-temen-yang-lagi-nyari-tugas.html
http://nonamenino.blogspot.com/2012/03/makalah-keperawatan-gerontik-personal.html