Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa
kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang ”ASKEP PERSONAL HYGIENE”.

Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami
sangat berterima kasih.

Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
Cover Halaman........................................................................................................i

Kata Pengantar........................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I: Pendahuluan...............................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................4

BAB II : Pembahasan..............................................................................................5

A. Konsep Dasar personal hygiene........................................................6


B. Asuhan Keperawatan Teoritis..........................................................12

BAB III : Penutup..................................................................................................19

a. Kesimpulan................................................................................................19
b. Saran..........................................................................................................19

Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh berbagai macam hal
diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan, serta perkembangan zaman ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal
ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum
(dalam Tarwoto & Wartonah 2006).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pemenuhan defisit perawatan diri pada pasien?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan mahasiswa mengerti dan
mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien terhadap pemenuhan defisit
perawatan diri.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami konsep dasar personal hygiene
b. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan personal hygiene secara teoritis
c. Mahasiswa memahami proses asuhan keperawatan kebutuhan personal hyhiene
pada pasien.

D. METODE
Metode yang digunakan antara lain:
1. Observasi
2. Waweancara dengan pasien
3. Studi dokumen dengan Rekam Medis pasien

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
1. Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan,
sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Ukuran kebersihan atau penampilan
seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang
sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan
informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu
atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
2. Epidemologi
Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang
kebutuhan untuk kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal hygine
dapat terjadi pada semua tingkat umur. Pasien yang tidak bisa bangun sendiri atau
hanya tidur dirumah sakit biasanya yang mengalami gangguan personal hygine.
3. Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e. Ansietas
6
4. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal
hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi
cara mempertahankan hygiene.
b. Praktik sosial.
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan
kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini
merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh kelompok sosial
klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan
hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seseorang untuk memenuhi perawatan
yang perlu
7
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan
diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
5. Tanda dan Gejala
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor, rambut kusam, dan acak-acakan
b. Hidung dan telinga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Rambut panjang dan tidak terawat
e. Kuku panjang dan tidak terawat
f. Badan dan pakaian kotor
g. Penampilan tidak rapi
6. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
 Amati kondisi rambut.
 Keadaan rambut yang mudah rontok.
 Keadaan rambut yang kusam.
 Tekstur rambut.
8
b. Kepala
 Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
 Normosepal
 Ketombe
 Berkutu
 Kebersihan
 Apakah ada nyeri tekan
c. Mata
 Apakah mata kanan dan kiri simetris
 Konjungtiva ananemis
 Seklera aninterik
 Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
 Apakah pilek
 Apakah ada perubahan penciuman
 Kebersihan hidung
 Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi
e. Mulut
 Keadaan mukosa mulut
 Kelembapan
 Adanya lesi
 Kebersihan

f. Gigi
 Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
 Apakah ada karang gigi
 Apakah ada carries dan Kebersihan.
9
g. Telinga
 Amati telinga kanan kiri apa simetris
 Apakah ada lesi
 Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
 Amati kondisi kulit (tekstur, turgon, kelembaban)
 Apakah ada lesi
 Apakah ada luka
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
 Amati kebersihan kuku
 Perhatikan adanya luka
j. Tubuh secara umum
 Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
 Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien
7. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c. Sikap keluarga.
d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.

10
8. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada
daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi
terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya
adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman,
membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara
membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,
membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya
adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat
garukan dari kuku.

11
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Pengkajian
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat penyakit terdahulu
5. Riwayat kesahatan keluarga
6. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
7. Pola nutrisi-metabolik
8. Pola eleminasi
9. Pola aktivitas dan latihan
10. Pola kognitif dan persepsi
11. Pola persepsi - konsep diri
12. Pola tidur dan istirahat
13. Pola peran – hubungan
14. Pola seksual – reproduksi
15. Pola toleransi stress – koping
16. Pola nilai – kepercayaan
17. Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan
rambut, mata, hidung dan telinga.

12
18. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
c. Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung,
telinga, kuku, kaki, dan rambut akibat terapi.
d. Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
e. Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga,
kuku,kaki, dan rambut : warna, tekstur, turgon.
19. Data
DS (data subyektif) :
a. Malas beraktivitas
b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
DO (data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor
Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul
Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan
masalah personal hygiene adalah defisit perawatan diri.

13
Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan

Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan

b. Defisit perawatan diri : mandi


Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Nyeri

Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias

14
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian

d. Defisit perawatan diri : eleminasi


Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode

15
Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene
harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – hal yang disukai klien, kesehatan
klien serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu
mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta
fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan
penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak
mampu ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
ditandai dengan badan kotor dan bau
4. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan
makanan

16
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
dx
1. Setelah dilakukan asuhan
1. Kaji hambatan
1. Menyiapkan untuk
keperawatan selama ...x 24 partisipasi dalam meningkatkan kemandirian
jam, px mampu perawatan diri
mempertahankan kebersihan 2.
diri dan kerapian, dengan
2. Bantu pasien memilih Px mungkin membutuhkan
KH: pakaian berbagai bantuan dalam
1. Penampilan rapi persiapan memilih pakaian
2. Rambut rapi dan bersih
3. Jelaskan tentang cara
3. Menambah pengetahuan
3. Mampu memakai pakaian
personal hygiene yang pasien dan keluarga
dan berhias secara mandiri
tepat mengenai perawatan diri
yang tepat

4. Memberikan kesempatan
4. Libatkan keluarga
kepada keluarga untuk
membantu pasien dan
memberikan motivasi
2 Setelah dilakukan asuhan
1. Kaji budaya pasien
1. Mngetahui kebiasaan px
keperawatan selama ...x 24 ketika mempromosikan dalam toileting
jam, px mampu aktivitas perawatan diri
melakukanaktivitas 2. Bantu pasien ke toilet Hambatan mobilitas
eleminasi secara tepat, menyebabkan px tidak
dengan KH: mampu melakukan
1. Px mampu duduk dan perawatan diri secara
turun dari toilet mandiri
3.
2. Px mampu membersihkan
Berikan pengetahuan
diri setelah eleminasi secara Mengetahui pentingnya
mandiri/dibantu tentang personal personal hygiene bagi
hygiene pasien

4. Memberikan kesempatan
4. Libatkan keluarga
kepada keluarga untuk
membantu pasien
3 Setelah dilakukan asuhan
1. Pantau integritas kult
1. Mengetahui kondisi kulit
keperawatan selama ...x 24 pasien secara umum
jam, px merasa nyaman dan
bersih dengan KH: 2. Bantu pasien mandi 2. Agar pasien merasa lebih
1. Kulit pasien tidak kotor nyaman dan segar
2. Tidak ada bau badan
3. Berikan pendidikan
3. Menambah wawasan
3. Kuku pasien tidak panjang
kesehatan tentang pasien dan keluarga tentang
dan kotor
perawatan diri pentingnya perawatan diri
4. Rambut bersih

4. Libatkan keluarga 4. Memberikan kesempatan


kepada keluarga untuk
membantu pasien
4 Setelah dilakukan asuhan
1. Identifikasi diet yang
1. Makanan disesuaikan
keperawatan selama ...x 24 diresepkan dengan kondisi klien
jam, px mampu makan
secara mandiri dan tepat, Bantu pasien
2. Pasien mungkin kesulitan
dengan KH: menyiapkan makanan mengambil makanan sendiri
1. Px mampu mengambil yang lunak
makanan sendiri
2. Px mampu makan sendiri Jelaskan tentang
3.
dengan rapi personal hygiene Menambah wawasan pasien
3. Px meampu tentang pola makan dan keluarga tentang persoal
mengungkapkan kepuasan hygiene: makan
makan
4 Kolaborasikan dengan
4. Memberikan kesempatan
keluarga
kepada keluarga untuk
membantu pasien

Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene
berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi
dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

19
Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri. Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat
walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda.
Seorang perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan
Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan
memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Metode perawatan yang baik dan
benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas “asuhan
keperawatan” (askep) yang diberikan yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan
keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga bagaimana
kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan
mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA.
Jakarta : MediAction

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC


Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ediai
3. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai