Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KONSEP DASAR I

KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

oleh kelompok 4:

1. I Komang Minggi Segara Taji (193213017)

2. Ni Komang Sindy Octaviana Dewi (193213030)

3. Ni Komang Siti Aryani (193213031)

4. Ni Luh Komang Eka Jayanti (193213032)

5. Ni Luh Putu Satyaning Natha Dewi (193213033)

6. Ni Luh Widiningsih (193213034)

7. Ni Made Ananda Candra Rahmitha P.K (193213035)

8. Ni Made Fedila Anindyta Putri (193213036)

Prodi S1 Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Denpasar
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatannya sehingga kami
dapat menyusun makalah dengan judul “Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri". Dimana
makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Konsep Dasar.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini kami banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan kami sendiri. Dengan
adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki kami maka kami berusaha semaksimal mungkin
untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini. Sebagai manusia kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Denpasar, 13 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

1.4 Manfaat........................................................................................................................2

Bab II Pembahasan

2.1 Konsep dan Prinsip Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri............................................3


2.2 Teknik dan Prosedur Pelaksanaan Asuhan/Praktik Keperawatan untuk

Memenuhi Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri....................................................9

Bab III Penutup

3.1 Simpulan....................................................................................................................17

3.2 Saran..........................................................................................................................17

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Butuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar
dari pada kebutuhan lainnya.Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan lainnya.Kebutuhan dasar manusia seperti makan, air, keamanan dan cinta merupakan
hal yang penting bagi manusia.Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat
digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan
ilmu keperawatan di dunia kesehatan.

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.Praktik personal hygiene
bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu
anggota keluarga untuk melakukakn tindakan itu maka akan menambah tingkat kebutuhan
pasien. (Potter & Perry, 2005)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dan prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri?


2. Bagaimanakah teknik dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.
2. Untuk mengetahui konsep dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.
1.4 Manfaat

1. Agar pembaca dapat mengetahui konsep dan prinsip kebutuhan kebersihan dan
keperawatan diri
2. Agar pembaca juga dapat mengatahui bagaimana teknik dan prosedur pelaksanaan
asuhan/praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Kebersihan Dan Perawatan Diri

Perawatan diri (Personal Hygiene) dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Perawatan diri atau kebersihan diri (Personal Hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun piskologis.
Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada
individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan
diri Belakang Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan diri
dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain
dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, Keluarga maupun dimasyarakat. Perawatan
diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranva: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,
pengetahuan terhadap peerawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.

 Konsep dan prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri


1. Perawatan kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai
kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam
mempertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara anatomis terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kulit secara umum memiliki
berbagai fungsi yaitu:
a. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan bagian dalam yang

juga dapat membantu menjaga keurtuhan kulit .

b. Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat serta penguapan.

3
c. Sebagai alat peraba yang dapat membatu tubuh menerima rangsangan dari luar melalui

baru rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.

d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam dan nitrogen

e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan

tubuh secara berlebihan.

f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari

sinar ultraviolet matahari.

Kulit juga berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi, dan cairan dengan pembuluh

darah yang berada dibawahnya; mensintesa sel baru; dan mengeliminasi sel mati, sel yang

tidak berfungsi. Sel-sel integumen memerlukan nutrisi dan hidrasi yang cukup untuk menahan

cedera dan penyakit. Sirkulasi yang adekuat penting untuk memelihara kehidupan sel. Selama

kulit masih utuh dan sehat, fungsi fisiologisnya masih optimal (Potter & Perry ,2005).

Usaha untuk membersihkan kulit dapat dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari secara

teratur (Alimul, 2009). Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif, sabuni seluruh tubuh

terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak, belakang telinga, dan lain-lain. Jangan

gunakan sabun mandi untuk wajah. Segera keringkan tubuh dengan handuk dari wajah, tangan,

badan hingga kaki. Faktor-faktor yang mempengaruhi kulit yaitu umur,

jaringan kulit, kondisi/keadaan lingkungan.

2. Perawatan kaki tangan dan kuku


Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Oleh
sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku
terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula.
Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar
kuku berwarna merah muda (Potter & Perry, 2005). Kaki dan kuku seringkali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat

4
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Seringkali, orang tidak sadar
akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Masalah
dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti
menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang
tajam, dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres
fisik dan emosional.

Kaki penting untuk kesehatan fisik dan emosional. Nyeri pada kaki dapat menyebabkan
seseorang berjalan berbeda, yang menyebabkan ketegangan pada kelompok otot yang
bebeda. Banyak orang harus berjalan atau berdiri nyaman untuk melakukan pekerjaan
mereka dengan efektif.

 Masalah/ gangguan pada kuku:


a. Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada
daerah tersebut.
b. Paronychia, radang di sekitar jaringan kuku.
c. Ram’s horn nail, gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat disertai
kerusakan dasar kuku atau infeksi.
d. Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.
Cara-cara dalam merawat kuku antara lain: jangan memotong kuku terlalu pendek dan
kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus, jangan membersihkan kotoran dibalik kuku
dengan benda tajam sebab akan merusak jaringan dibawah kuku, potong kuku seminggu
sekali atau sesuai kebutuhan, khusus untuk jari sebaiknya kuku dipotong segera setelah
mandi atau direndam, jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku.

3. Perawatan rongga mulut

Mulut, atau bukal, rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut, leher
sepanjang sisi dinding rongga, lidah dan ototnya dan langit-langit mulut bagian depan dan
belakang yang membentuk akar rongga. Mukosa mulut secara normal berwarna merah
muda terang dan basah. Gigi berfungsi untuk mengunyah. Higiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan
gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing

5
membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di antara gigi untuk mengurangi
inflamasi gusi dan infeksi. Higiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan
selanjutnya menstimulus nafsu makan. Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan,
kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut.

Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan mulut
harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada kondisi
rongga mulut klien. Tidak makan makanan yang terlalu manis atau asam, tidak
menggunakan gigi untuk menggigit dan mencongkel benda keras, gosok gigi,
membersihkan dengan serat (flossing), dan perlu pembersihan yang tepat, serta
memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali. Gosok gigi dengan teliti sedikitnya
4 kali sehari (setelah makan dan khususnya sebelum tidur) adalah dasar program higiene
mulut yang efektif.

 Masalah umum mulut:


a. Karies gigi (lubang) merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda.
Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email
gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Selanjutnya dengan
berkembangnya lubang, gigi menjadi kecoklatan atau kehitaman.
b. Penyakit periodontal (pyorrhea): paling sering terjadi pada orang usia lebih dari 35
tahun. Penyakit ini adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan
membran periodontal atau ligamen periodontal.
c. Halitosis (bau napas) merupakan akibat higiene mulut yang buruk, pemasukan
makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Higiene mulut yang tepat dapat
mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit
liver atau diabetes.
d. Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi.
e. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau
terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus.

6
4. Perawatan rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta
pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Secara
anatomis, rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung akar, folikel rambut, serta
kelenjar sebasea. Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara
penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah
klien untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari.

Menyikat, menyisir, dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis untuk semua klien.
Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pertumbuhan, distribusi,
dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum. Perubahan hormonal,
stres emosional maupun fisik, penuaan, infeksi, dan penyakit tertentu atau obat-obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut yang tidak bercahaya, kusut, kotor
mengindikasikan perawatan rambut yang tidak tepat. Rambut yang tidak disisir mungkin
karena kurangnya minat, depresi, atau ketidakmampuan fisik untuk merawat rambut.
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi
minyak secara merata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya rambut
dan mencegah rambut kusut.

Klien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara
perawatan rambut sehari-hari. Karena rambut dan kulit kepala memiliki kecenderungan
menjadi kering, maka mungkin diperlukan penyisiran sehari-hari, penyikatan yang lembut,
dan aplikasi produk pelembab. Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari
dan kondisi rambut. Jika klien mampu untuk mandi, biasanya rambut dapat dikeramas
tanpa kesulitan. Pencukuran rambut yang berada di bagian wajah dapat dilakukan setelah
mandi atau bersampo. Cara perawatan rambut yaitu: cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai
kebutuhan) dengan memakai sampo yang cocok, pangkas rambut agar terlihat rapi,
gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesin rambut
dengan minyak, jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala,
pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut,

7
pada jenis rambut ikal dan keriting sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga kepangkal
dengan pelan dan hati-hati. Masalah/gangguan pada rambut: ketombe, kutu, botak
(alopecia), radang pada kulit di rambut (seborrheic dermatitis) (Potter & Perry, 2005).

5. Perawatan mata, telinga dan hidung

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya
partikel asing. Seseorang hanya perlu memindahkan kotoran mata/ sekresi kering yang
terkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata, melindungi mata dari kemasukan
debu dan kotoran, dan bila menggunakan kacamata hendaklah selalu dipakai. Pembersihan
mata dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang
dilembabkan ke dalam air, dengan cara menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk
mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantung lakrimal. Tekanan langsung jangan
digunakan di atas bola mata karena dapat menyebabkan cedera serius.

Higiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila substansi lilin
atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi udara.
Khususnya pada lansia rentan terkena masalah ini. Membersihkan telinga merupakan
bagian rutin dalam kegiatan mandi. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan
secara pelan-pelan, dan jangan menggunakan peniti atau jepitan rambut untuk
membersihkan kotoran telinga karena dapat merusak gendang telinga.

Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau temperatur dan


kelembaban udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem
pernapasan. Secara tipikal, perawatan higienis hidung adalah sederhana. Mengangkat
sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut menjadi
higiene harian yang diperlukan. Jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar atau dengan
jari karena mengakibatkan tekanan yang dapat mengiritasi mukosa hidung, jaga agar
lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil sebab nantinya dapat terhisap dan
menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa. Perdarahan
hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.

8
2.2 Teknik dan prosedur pelaksanaan asuhan dan praktik keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri

a. Prosedur memandikan

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan.

Tujuan :

 Mempertahankan kebersihan kulit


 Mencegah infeksi kulit
 Memperlancar peredaran darah
 Mempertahankan kenyamanan pasien

Alat dan bahan :

 Baskom mandi dua buah yang berisikan air dingin dan air hangat
 Pakaian pengganti
 Kain penutup
 Handuk dan waslap
 Tempat untuk pakaian kotor
 Sampiran
 Sabun

Prosedur kerja :

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien menjadi posisi telentang/ setengah duduk.
4. Bentangkan handuk di bawah kepala dan bersihkan wajah, telinga dan leher dengan air
hangant/sabun dengan waslap lalu keringkan dengan handuk.

9
5. Kain penutup (pakaian) diturunkan, bentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua
tangan ada di atas handuk tersebut. Basahi kedua tangan daengan air bersih dan bersihkan
dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
6. Setelah kedua tangan dikeataskan, handuk dipindahkan ke sisi pasien dan bersihkan
daerah dada dan perut dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan
handuk.
7. Kemudian pasien dimiringkan ke kiri. Handuk dibentangkan di bawah punggung sampai
glutea. Lalu basahi punggung dengan sabun dan air hangat hingga glutea. Keringkan
punggung dengan handuk kemudian miring ke kanan. Setelah itu pasien kembali ke
posisi terlentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi.
8. Letakkan handuk di bawah lutut dan kemudian lutut dibersihkan dengan sabun dan air
hangat. Kaki yang paling jauh didahulukan dan dikeringkan dengan handuk.
9. Ambil handuk dan letakkan dibawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka lalu dibersihkan
dengan sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah selesai,
semua dirapikan.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

b. Prosedur perawatan kaki tangan dan kuku

Pastikan bahwa Anda selalu membersihkan kuku tangan dan kaki secara rutin. Kuku tangan
dan kaki sering terkena banyak debu dan kotoran ketika dipakai beraktivitas. Untuk itu, setiap
kali mandi Anda harus menyikat sela-sela kuku supaya bersih.Lakukan pedikur dan menikur
setidaknya 2 seminggu sekali Rendam kuku kaki dan tangan di dalam baskom berisi air hangat
selama 5-10 menit. Untuk memberi aroma segar, Anda bisa menambahkan beberapa tetes
minyak esensial atau garam ke dalam baskom. Kemudian lakukan eksfoliasi pada kuku kaki
Anda dengan scrub kaki untuk mengelupas kulit kering dan mati.Lakukan pengelupasan pada
tumit dan bagian bawah kaki dengan scrub dan bilas sesudahnya. Untuk mengelupas bagian kulit
yang keras pada tumit dan bagian bawah kaki gunakan batu apung atau foot file. Anda juga perlu
menyikat kuku tangan dengan gerakan lembut untuk menghilangkan kulit kering dan kotoran
yang menempel di sela-sela kuku. Merawat kuku merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri

10
Tujuan :

Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang

Alat dan bahan :

 Alat pemotong kuku


 Handuk
 Baskom berisi air hangat
 Bengkok
 Sabun
 Kapas
 Sikat kuku

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien


2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien (manusia coba) duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan di potong
5. Rendam kuku dalam air hangat selama 2 menit dan sikat dengan air sabun bila kotor
6. Keringkan tangan dan kaki dengan handuk
7. Letakkan tangan di atas bengkok dan lakukan pemotongan kuku
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

c. Prosedur oral hygiene

Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan gigi pasien dari sisa-
sisa makanan atau kotoran dengan menggunakan sikat gigi dan dilakukan pada psien yang tidak
dapat melakukan sendiri.

Tujuan

11
- Mencegah penyakit gigi dan mulut
- Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut
- Mempertinggi daya tahan tubuh
- Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan
- Mencegah infeksi gusi dan gigi
- Mempertahkan kenyamanan rongga mulut

Idikasi

- Pasien dengan penurunan kesadaran


- Pasien dengan paralysis
- Pasien yang mengalami pembedahan rongga mulut

Persiapa pasien

- Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan


- Posisikan pasien sesuai kebutuhan

Persiapan alat

- Handuk
- Perlak
- Gelas kumur
- obat kumur
- sikat gigi dan pasta gigi
- bengkok
- tissue
- lidih kapas
- tongue spatel
- senter
- sarung tanngan
- pelembab bibir

Cara kerja

1. Cuci tangan

12
2. Dekatkan alat-alat
3. Letakkan perlak disalah satu sisi wajah diatas bantal
4. Latakkan handuk di bawah dagu
5. Miringkan kepala pasien kesalah satu sisi
6. Letakkan bengkok dibawah dagu
7. Periksa gigi dengan menggunakan tongue spatel dan senter
8. Berikan air untuk berkumur
9. Gosok gigi pasien dengan gerakan ke ataske bawah dan gerakakan kearah luar dalam
untuk gigi dalam
10. Berikan air untuk berkumur
11. Bersihkan sisa kotoran yangmasih menempel pada gusi dengan menggunakan tongue
spatel
12. Keringgkan bibir dengan tissue
13. Angkat handuk dan berikan pelembab bibir
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan

d. Prosedur tindakan keramas

Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampoo dan air.

Tujuan

1. Membersihkan kulit kepala dan rambut

2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman

Kebijakan

1. Pasien yang rambutnya kotor

2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar

3. Setelah dipasang kap kutu

13
Peralatan yang dibutuhkan

1. Handuk 2 buah

2. Talang

3. Peniti

4. Kain pel

5. Baskom berisi air hangat

6. Gayung

7. Shampoo dalam tempatnya

8. Sisir 2 buah

9. Kain kassa dan kapas

10. Ember kosong

11. Sarung tangan bersih

12. Bengkok berisi larutan desinfektan 2 – 3 %

13. Celemek untuk petugas

14. Alat pengering rambut

Prosedur pelaksanaan

A. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan pengecekan program terapi

2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi

14
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy

2. Mengenakan sarung tangan dan celemek

3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi

4. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur

5. Memasang handuk dibawah kepala

6. Memasang ember dialasi kain pel

7. Memasang talang dengan ujung berada didalam ember

8. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher

9. Menyisir rambut

10. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain kassa/sapu tanganpasien

11. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit kepala dan rambut
dengan shampoo

12. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih

13. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup mata

14. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk, kemudian dengan


pengering

15. Menyisir rambut

16. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering

17. Merapikan pasien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

15
D. Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi hasil tindakan

2. Berpamitan dengan pasien

3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembahasan materi kali ini kita banyak mengetahui bahwa di dalam konsep dan
prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri banyaklah yang harus kita perhatikan dan harus
kita mampu dalam melaksanakannya sebagai perawat.

3.2 Saran

Demikianlah hasil makalah kami ini jika ada kesalahan dan kekurangan dalam bentuk
penulisan maupun tutur bahasa kami dalam pembuatan makalah ini kami minta maaf sedalam-
dalamnya. Jikalau ada kritik dan saran dari teman-teman pembaca yang sifatnya membangun
kami sangat mengharapkan untuk perbaikan makalah kami di masa yang akan datang, Terima
kasih.

17
Daftar Pustaka

Ansar. 2012. Prosedur Memandikan Pasien di Tempat Tidur. Diakses dari


https://tarzz.wordpress.com/2013/07/06/prosedur-memandikan-pasien-di-tempat-tidur/ pada
tanggal 13 November pukul 18.37 wita

Anonim. 2013. Cara Merawat Kesehatan Kuku Tangan dan Kaki. Diakses dari
https://www.google.co.id/amp/s/m.merdeka.com/amp/gaya/cara-merawat-kesehatan-kuku-
tangan-dan-kaki.html pada tanggal 13 November pukul 18.31 wita

Anonim. 2017. Standar Operasional Prosedur (SOP) Oral Hygiene. Diakses dari
http://perawatheva.blogspot.com/2017/03/standar-operasional-prosedur-sop-oral.html?m=1 pada
tanggal 13 November pukul 18.35 wita

Iqbal, Wahit Mubarak,dll.2015. Ilmu Keperawatan Dasr buku1.Jakarta selatan : Salema Medika.

Kozier,Erb.2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis:ed5. jakarta: EGC

Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik. Jakarta: EGC.

18
19

Anda mungkin juga menyukai