Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 6

INTERVENSI KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE


PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Dosen Pengampu: Winda Nurmayani, Ners., M.PH.

Nama Kelompok :
1. Muhammad Rafly Al Rizky Arafiqana (104STYC22)
2. Nazwa Nurbaiyiti (123STYC22)
3. Nurwati (129STYC22)
4. Jeti Sarlina (079STYC22)
5. Nursopia Rahmatin (134STYC22)
6. Lalu Ziyyan Indra Maulana (091STYC22)
7. Danuartha Pratama Firdaus (069STYC22)
8. M. Muizzul Islam (102STYC22)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES YARSI MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, dan
kerjasama anggota kelompok sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan
dengan matakuliah berdasarkan hasil pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Stikes
Yarsi Mataram. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna.
Mataram, 20 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dalam dirinya untuk
memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Personal hygiene yang pada dasarnya harus diperhatikan yaitu
personal hygiene yang mencakup beberapa hal seperti, perawatan kulit kepala
dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, kulit, dan perawatan
tubuh secara keseluruhan. Personal hygiene adalah aspek yang sangat penting
dari pendidikan kesehatan. Menjaga kebersihan bagian badan adalah hal yang
harus dilakukan oleh anak-anak agar terhindar dari penyebaran penyakit
(Siwach, 2009).
Personal Hygiene merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di
nyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan
diri (Direja, 2011).
Personal hygiene pada anak usia sekolah di Indonesia terdapat
beberapa masalah kesehatan. Masalah yang timbul yang terjadi seperti infeksi
saluran pernapasan, cacingan, anemia, dan flu. Tercatat bahwa sebanyak 20
persen tingkat ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), pada penyakit diare 20
persen yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar, tercatat dari beberapa
penyakit tersebut penyakit yang paling utama dan sering terjadi pada anak usia
sekolah yaitu infeksi cacing atau sering disebut dengan cacingan. Dampak yang
terjadi pada anak-anak usia sekolah yang tidak begitu mengerti dengan baik
bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka akan
timbul penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan tidak bersih dan
tangan kontak langsung dengan makanan maka akan tersebar luas kuman dan
bakteri dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit cacingan. Penyakit -penyakit
seperti
malaria, ISPA dan diare akan terus menjadi penyakit yang serius di kalangan
anak usia sekolah, bahkan menjadi sebab kematian populasi anak sekolah. Pada
penyakit lainnya ditemukan yang paling sering terjadi pada anak usia sekolah
yaitu infeksi parasit usus. Dalam hal ini kesehatan yang buruk dapat
mengakibatkan kurangnya perkembangnya kognitif seorang anak baik
terjadinya perubahan fisiologis atau kurangnya motivasi untuk belajar (Rosso
& Arlianti, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi personal hygiene?
2. Bagaimana macam-macam personal hygiene?
3. Bagaimana tujuan perawatan personal hygiene?
4. Bagaimana dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
personal hygiene?
6. Bagaimana perspektif islam terhadap personal hygiene?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi personal hygiene
2. Untuk mengetahui macam-macam personal hygiene
3. Untuk mengetahui tujuan perawatan personal hygiene
4. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
personal hygiene
6. Untuk mengetahui perspektif islam terhadap personal hygiene
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang
artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004). Sedangkan pendapat lain di
sampaikan bahwa personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis (Alimul, 2006).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik
pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan
untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien,
atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan
menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.
Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut
dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan
mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta
kebersihan dan kerapihan pakaiannya.

B. Macam-macam Personal Hyigiene


Macam-macam personal hygiene menurut Hidayat (2008) :
1. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian pentingdari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Kulit
secara umum mempunyai berbagai fungsi, diantaranya:
a. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan
bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.
b. Mengatur keseimbangan suhu tubuhdan membantu produksi keringat
serta penguapan.
c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan
dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi
vitamin D dari sinar ultraviolet matahari
Yang dapat dilakukan untuk perawatan kulit yaitu dengan melakukan
mandi. Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau
badan, keringat dan sel yang mati, serta merangsang sirkulasi darah, dan
membuat rasa nyaman. Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin
minimal 2 kali sehari (bila perlu lakukan lebih sering bila kerja di tempat
kotor atau banyak berkeringat). Hindari penggunaan pakaian, handuk,
selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamaah. Hindari penggunaan
pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain). Gunakan obat anti
jamur kulit (bila perlu).
Mengganti pakaian dengan teratur. Minimal 1x sehari atau setelah
mandi. Biasakan mengganti pakaian sesampainya di rumah setelah pulang
sekolah atau bepergian karena pakaian dan keringat akan menempel pada
pakaian setelah di pakai beraktivitas (Haince, 2012).
2. Perawatan diri pada kuku, kaki dan tangan
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh
melalui kuku (Hidayat, 2008). Oleh karena itu, Potong kuku 1x/mg atau saat
terlihat panjang (gunakan pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kuku
dihaluskan/dikikir) (Haince, 2012). Masalah kuku kaki dan tangan sampai
terjadi nyeri atau ketidaknyamanan dihasilkan karena perawatan yang salah
atau kurang terhadap kaki dan tangan, seperti menggigit kuku dan
pemotongan yang tidak tepat dan pemakaian sepatu yang tidak pas (Potter
dan patricia, 2010).
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan cuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun agar tangan bersih dan
sehat. Saat harus cuci tangan yaitu setiap tangan kita kotor (setelah
memegang uang, memegang binatang, berkebun), setelah buang air besar
atau buang air kecil, sebelum makan dan sebelum memegang makanan.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki, gunakan alas
kaki yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat
mempengaruhi maslah kaki dan kuku. Sepatu yang sempit atau kurang pas
dapat mnyebabkan luka kulit tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki.
Menjaga kebersihan sepatu itu juga sangat penting. Begitu kaki berkeringat,
keringatnya akan menempel ke sepatunya, sehingga menjadi tempat
tumbuhnya bakteri yang bisa menyebabkan penyakitpenyakit di kaki.
Segera setelah pulang sekolah dan tiba di rumah, bukalah sepatunya terlebih
dahulu. Kemudian untuk menjaga sepatunya tetap bersih dengan cara
mencuci, menyikat, dan menyemirnya. Usai beraktivitas ajarkan anak untuk
mencuci kakinya dan mengeringkannya dengan baik. Cuci kaki dengan baik
ketika mandi atau sebelum pergi tidur. Keringkan dengan baik
menggunakan handuk bersih. (Haince, 2012).
3. Perawatan diri pada rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
dapat diidentifikasi ( Hidayat, 2008).
Rambut yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap,
tetapi juga menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah
rontok atau bahkan kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi
daerah kepala. Kebersihan rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi
darah pada kulit kepala. Rambut yang bersih juga membantu mengurangi
stres dan membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh dan
berkembang secara normal. Kutu rambut pun tidak diberi kesempatan untuk
hidup. Karena itu, ajarkan anak untuk keramas secara teratur minimal
membersihkan rambut dua kali dalam seminggu, atau setelah berolah raga
atau banyak mengeluarkan keringat, keramas dengan menggunakan
shampoo, agar kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga. Samphoo
berfungsi membersihkan rambut juga untuk memberikan beberapa vitamin
bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau. Selain itu untuk menjaga
kebersihan rambut jangan lupa juga menjaga kebersihan sisir yang dipakai.
Membersihkan sisir bisa bersamaaan saat kita keramas (Haince, 2012).\
Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat mencegah
rambut menjadi kusut dan dapat membebtuk gaya rambut. Rambut dan kulit
kepala mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan penyisiran
sehari-hari agar tidak kusut (potter dan patricia, 2010).
4. Kebersihan mulut dan gigi
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat
dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan (Potter dan patricia, 2010).
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Tujuan dari menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah supaya gigi bersih
dan tidak berlubang, mulut tidak berbau, lidah bersih, gusi tidak bengkak,
bibir tidak pecah-pecah. Sehingga menyikat gigi bertujuan untuk
menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang (Caries ) dan
menyebabkan sakit gigi. (Hidayat, 2008).
Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga
usia dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 4 kali
sehari, dianjurkan setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi
menggunakan sikat gigi sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali
(Potter dan patricia,2010).
Selain itu, yang penting diketahui adalah jenis makanan yang dapat
merusak gigi dan membiasakannya untuk mengonsumsi makanan yang lebih
sehat. Ajak anak untuk menghindari makan/minum yang terlalu
panas/dingin dan yang terlalu asam. Anak harus banyak mengonsumsi
makanan bergizi. Orangtua perlu juga membawa anak untuk memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang lebih 6 bulan sekali ke
puskesmas atau ke dokter gigi. Jika merasa gigi nyilu/sakit segera berobat
ke puskesmas atau dokter gigi (Haince, 2012).
5. Kebersihan diri pada mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, dan kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya
memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang berkumpul pada
kantus sebelah dalam atau bulu mata. Pembersihan mata biasanya dilakukan
selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap pembersih yang
dilembabkan kedalam air. Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam
(bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata) (Potter
dan patricia, 2010).
6. Kebersihan telinga dan hidung
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran
bila subtansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang
mengganggu konduksi suara. Hidung memberikan indera penciuman tetapi
juga memantau temperatur dan kelembapan udara yang dihirup serta
mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernafasan (Potter dan
patricia,2010).
Bersihkan telinga secara rutin (1x/1-2 mg) lakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan waktu
mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih (Hidayat,
2008). Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti
untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga (Potter dan patricia,
2010).
Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue
yang bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
yang diperlukan (Potter, 2006). Jika terdapat keluhan dengan telinga atau
hidung segera periksa ke Puskesmas/ dokter (Haince, 2012).

C. Tujuan Personal Hygiene


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), bertujuan untuk:
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Meningkatkan percaya diri seseoreang
5. Mencegah penyakit
6. Menciptakan keindahan

D. Dampak Personal Hygiene


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) dampak yang bisa timbul adalah:
1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan mukosa
mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada kuku.
2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Melakukan Personal
Hygiene
Menurut Perry dan Potter (2008) faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan personal hygiene yaitu :
1. Citra tubuh
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan higiene.
2. Praktik social
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanakkanak, kanak-
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
3. Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang
membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah)
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
5. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek
perawatan diri yang berbeda.
6. Pilihan pribadi
Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih
produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan
higiene.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.

1. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
1) Amati kondisi rambut.
2) Keadan rambut yang mudah rontok.
3) Keadaan rambut yang kusam.
4) Tekstur rambut.
b. Kepala
1) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala.
2) Normosepal.
3) Ketombe.
4) Berkutu.
5) Kebersihan.
6) Apakah ada nyeri tekan.
c. Mata
1) Apakah mata kanan dan kiri simetri.
2) Konjungtiva ananemis.
3) Sclera aninterik.
4) Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
1) Apakah pilek.
2) Apakah ada perubahan penciuman.
3) Kebersihan hidung.
4) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi.
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut.
2) Kelembapan.
3) Adanya lesi.
4) Kebersihan.
f. Gigi
1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut.
2) Apakah ada karang gigi.
3) Apakah ada carries.
4) Kebersihan.
g. Telinga
1) Amati telinga kanan kiri apa simetris.
2) Apakah ada lesi.
3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
1) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban).
2) Apakah ada lesi.
3) Apakah ada luka.
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
1) Amati kebersihan kuku.
2) Perhatikan adanya luka.
j. Tubuh secara umum
1) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
2) Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.

2. Penatalaksanaan

Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang


mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya
pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak
hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala,
menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada
kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah
infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

3. Intervanesi Keperawatan
No
Tujuan Intervensi Rasional
Dx
Tupan: Dalam masa 1. Observasi TTV 1. Untuk
perawatan 2 x 24 jam mengetahui
kebutuhan perawatan diri keadaan umum
klien dapat terpenuhi. klien

Tupen : Dalam masa 2. Kaji kebersihan 2. Untuk


perawatan 1 x 24 jam klien mengetahui
kebutuhan perawatan diri tingkat
klien dapat terpenuhi kebersihan klien
dengan kriteria: secara umum
 Klien tampak bersih dan menentukan
 Kulit tidak lengket tindakan yang
Rambut, kuku dan gigi harus diberikan
bersih
3. Bantu klien 3. Memberikan
untuk rasa segar dan
melakukan mencegah
perawatan diri: berkembangnya
mandi, mikroorganisme
perawatan
rambut, gigi
dan mulut,
gunting kuku

4. Berikan penkes 4. Memberikan


tentang pengetahuan
personal hygine tentang
kepada pentingnya
keluarga perawatan diri

5. Jaga kebersihan 5. Untuk


lingkungan, memberikan
tempat tidur rasa nyaman
dan selimbut pada klien
F. Perspektif Islam dalam Personal Hygiene
Islam merupakan akidah pertama, bahkan norma ilmiah pertama yang
memperkenalkan dan memerintahkan prinsip kebersihan yang diidentikkan
dengan bersuci (tahārah). Salah satu cara yang dianjurkan oleh Islam dalam
memelihara kesehatan adalah menjaga kebersihan. Sikap Islam terhadap
kebersihan sangat jelas dan didalamnya terkandung nilai ibadah kepada Allah
swt. Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali dengan bab al-
tahārah (bersuci), yang merupakan kunci ibadah sehari-hari. Sebagai contoh
salat seorang muslim tidak sah jika tidak suci dari hadas, karena kebersihan
(kesucian) pakaian, badan dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat
sahnya shalat.
Kebersihan dalam Islam dapat disebut dengan “thaharah” yang berarti
sesuci. Suci dari hadas kecil maupun hadas besar dan juga suci dari najis.
Kebersihan dalam Islam sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw karena dengan
melakukan kebersihan akan terhindar dari beberapa penyakit yang
menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu khususnya dalam melakukan
Ibadah. Seperti halnya jika hendak melaksanakan shalat maka pertama yang
diperhatikan adalah bersuci terlebih dahulu baik dari badan, pakaian maupun
tempat.
Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu
benda, seperti air bersih, lingkungan bersih, rumah bersih dan lain sebagainya.
Terkadang bersih juga digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa
suci. Dalam membahas perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga
macam istilah, yaitu:
1. Nazāfah (nazīf) secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari kata kotor.
Berasal dari kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan. Nazāfah yaitu kebersihan
tingkat pertama, yang meliputi bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah,
dengan alat pembersihnya benda yang bersih, antara lain air.
2. Tahārah secara bahasa yaitu menyucikan atau membersihkan. Berasal dari
kata Tahara-yathuru-tuhran wa tahāratan. Tahārah mengandung pengertian
yang lebih luas yakni meliputi kebersihan lahiriah dan batiniah, sedangkan
nazāfah hanya menitik beratkan pada kebersihan lahiriah saja. Pada kitab-
kitab klasik khusunya bab al-tahārah biasanya disandingkan dengan bab al-
najasah yang selanjutnya juga dibahas masalah air dan tanah, wudhu dan
mandi, tayamum dan lainnya. Namun demikian, ketika Allah, menerangkan
tentang penggunaan air untuk tahārah (mensucikan) disandingkan pula
dengan kesucian secara maknawiah, dimaksud dengan maknawiah karena
kesucian dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil, sehingga dapat
melaksanan ibadah, seperti salat dan tawaf.
3. Tazkiyah secara bahasa yaitu tumbuh atau membersihkan, berasal dari kata
zakka-yuzakki-tazkiyah. Tazkiyah mengandung arti ganda, yaitu
membersihkan diri dari sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan
serta memperbaiki jiwa dengan sifat-sifat terpuji. Kata Tazkiyah juga
digunakan untuk mengungkapkan aspek kebersihan harta dan jiwa. Sebagai
contoh, ungkapan Allah dalam al-Qur’an ketika menyebut zakat yang seakar
dengan tazkiyah, memang maksudnya untuk membersihkan harta, sehingga
harta yang dizakati adalah bersih dan yang tidak dizakati dinilai kotor.
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap
ramah lngkungan. Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam
kepada manusia dapat dirinci sebagai berikut :
a. Agar Manusia Menjadi Pelaku Aktif dalam Mengolah Lingkungan serta
Melestarikannya
Di dalam Al-Quran surat Ar Ruum ayat 9 Allah SWT berfirman :

Artinya : “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi


dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-
orang sebelum mereka. orang-orang itu adalah lebih kuat dari
mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka
makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali
tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri.“
Pesan yang dapat diambil dari surat Ar Ruum ayat 9 di atas adalah
agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya
alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang.
Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam
mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan
lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang
muslim.
Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang
diriwayatkan oleh Thabrani: Dari Abu Hurairah: “Jagalah kebersihan
dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah
menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk surga,
kecuali orang-orang yang bersih” (HR. Thabrani). Dari Hadits di atas
memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir untuk membiayai
diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga kebersihan agar kesehatan
diri dan keluarga/masyarakat kita terpelihara. Demikian pula, mengusahakan
penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang
bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga
dapat memelihara peredaran udara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas
dari pencemaran. Dalam sebuah Hadits disebutkan : “Tiga hal yang
menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau
lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan” (HR.
Ahmad).
b. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan
Manusia merupakan agen utama perusak lingkungan. Dengan
bertambahnya populasi manusia, maka perubahan lingkungan yang
berimbas kepada kerusakan lingkungan sulit untuk dihindarkan. Selain
bertambah dalam jumlah, aktivitas manusia juga bertambah cepat dengan
diciptakannya
teknologi yang mampu mempercepat kerja dan memperbesar hasil.
Pertambahan kecepatan aktivitas tersebut ternyata sekaligus mempercepat
proses kerusakan lingkungan pula. Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah
SWT memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di darat dan di laut
akibat ulah manusia.
Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
Dan di dalam Q.S Al A’raf ayat 56 yang berbunyi :

Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah


(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
Serta dalam Q.S Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut :

Artinya : “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ketiga firman Allah SWT ini menekankan agar manusia berlaku
ramah terhadap lingkungan (environmental friendly) dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi ini. Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan
membuang hajat di tempat sumber air. Dari keterangan di atas, jelaslah
aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk menjaga kebersihan
dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah
agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang
menimpahnya. Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber
daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta
spritual menunjukkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor,
serta bencana alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia.
Allah SWT telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi
kehidupan manusia.
c. Agar Manusia Selalu Membiasakan Diri Bersikap Ramah Terhadap
Lingkungan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Huud ayat 117 :

Artinya : “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri


secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat
kebaikan.”
Fakta yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat
117 benar-benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah
longsor yang di daerah-daerah di Jawa Tengah, tumpukan sampah dimana-
mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta bencana alam di daerah atau
di negara lain membuktikan bahwa Allah tidak akan membinasakan negeri-
negeri secara zalim, melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang yang
tidak berbuat kebaikan terhadap lingkungan. Dengan adanya kepedulian
terhadap lingkungan memberikan dua pahala sekaligus, yakni pahala surga
dunia berupa hidup bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih,
indah dan hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian hari. Untuk
mendapatkan dua pahala tersebut seorang manusia harus peduli terhadap
lingkungan, apalagi manusia telah diangkat oleh Allah sebagai khalifah. Hal
ini dapat dilihat pada surat Al-Baqarah ayat 30.

Artinya :” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik
maupun jiwa, baik secara tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula
agar memelihara dan menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap
bersih. Kebersihan sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Karenanya
dengan kebersihan dan kesehatan dapat terwujud individu dan masyarakat
yang sehat jasmani, rohani, dan sosial, sehingga mampu menjadi umat
pilihan dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. Kesehatan
merupakan salah satu rahmat dan karunia Allah yang sangat besar yang
diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah modal pertama
dan utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak dapat
melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya yang
menyangkut kepentingan diri sendiri, keluarga dan masyarakat maupun
tugas dan kewajiban melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan


untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain. Macam
personal hygiene: perawatan diri pada kulit, perawatan diri pada kuku, kaki dan
tangan, perawatan diri pada rambut, kebersihan mulut dan gigi, kebersihan diri
pada mata, kebersihan telinga dan hidung. Dengan tujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan seseorang ,memelihara kebersihan diri seseorang,
memperbaiki personal hygiene yang kurang, meningkatkan percaya diri
seseorang, mencegah penyakit dan menciptakan keindahan.

B. Saran
Personal hygiene merupakan tindakan yang sangat penting untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan. Dengan demikian diharapkan setiap
individu dapat menjaga personal hygiene, guna meningkatkan derajat
kesehatan, memelihara kebersihan, mencegah penyakit serta meningkatkan rasa
percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alih bahasa Resthil
Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medika.
Al-Qahthani, Sa’id Ali bin Wahaf. 2008. Panduan Bersuci Bersih dan Suci Sesuai
Sunnah Rasulullah. Jakarta: Almahira.
Asdiqoh, Siti. 2011. Etika Islam Terhadap Lingkungan Hidup. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Badri, M. 2008. Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar Ponorogo. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Volume 1 Nomor 2.
Chandra, Budiman. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC, 2006
Haince. (2012). Personal Behavior And Enviroment Risk And Protective Factor.
Hakim. 2014. Pemahaman Hadist “Kebersihan Sebagian Dari Iman.
http://eprints.walisongo.ac.id/3916/3/084211004 (diakses tanggal 17
September pukul 22.28)

Hidayat. A.A. (2006). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika

Mahmud, Mahir. 2007. Terapi Air. Jakarta: Qultum Media islam http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/34589/4/Chapter%20II.pdf (diakses tanggal
17 September pukul 23.12)
Potter Dan Patricia, A. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses Dan Praktik. Jakarta : EGC
Rejeki S, 2015. Sanitasi, Hygiene, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3).
Bandung: Rekayasa Sains.
Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
edisi ke-4. Jakarta: Selemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai