TINJAUAN PUSTAKA
Personal hygiene yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh seorang individu
yang digunakan sebagai menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit.
Personal hygiene perlu untuk diimplementasikan kepada diri pribadi serta
keluarga agar terhindar dari penyakit dan produktivitas diri kita. Personal hygiene
juga merupakan hal atau langkah awal untuk hidup yang lebih sehat. Masalah
kesehatan sangat banyak yang timbul karena kelalaian kita, namun personal
hygiene memiliki standar yang dapat mengontrol dengan baik. Di dalam personal
hygiene mencakup praktik kesehatan seperti mandi,keramas, menggosok gigi,
memotong kuku, dan membersihkan telinga. Apabila menjalankan atau
memelihara personal hygiene yang akan membantu mencegah infeksi dengan
membuang kuman dan bakteri yang ada dikulit (Ahmad, 2013).
4
5
lapisan kulit yang lebih tebal terdiri jaringan ikat kolagen dan serabut saraf,
pembuluh darah, kelenjar keringat. Cara merawat kulit yaitu dengan melakukan
mandi minimal dua kali dalam satu hari setelah melakukan aktivitas, apabila
keadaan kulit kotor maka segera mandi, dan sebaiknya sabun yang digunakan
tidak iritasi (Prakoso, 2015).
b. Perawatan kaki dan kuku
Pada kaki dan kuku sering memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, ada bau dan cedera pada jaringan. Kuku merupakan
pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan sebuah perawatan yang baik
maka kuku bisa sebagai sarang penyakit. Ada beberapa masalah yang
dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang misal seperti
menggigit kuku, memotong tidak tepat, pemaparan zat kimia yang tajam,
dan pemakaian alas kaki atau sepatu yang sempit. Ketidaknyamanan dan
nyeri pada kaki dapat mengarah pada stres fisik dan emosional. Cara untuk
perawatan kaki dan kuku yaitu dengan cara memotong kuku sesuai
kebutuhan agar dapat menjaga kebersihan kotoran di balik kuku (Prakoso,
2015).
c. Perawatan rambut
Rambut yaitu struktur kulit, rambut yang sehat memiliki ciri-ciri
seperti rambut terlihat mengkilap,tidak berminyak, tidak kering, tidak
patah, rambut tidak rontok, tidak tipis. Malnutrisi merupakan salah satu
penyakit yang mengganggu pertumbuhan rambut. Apabila rambut kotor
dan tidak segera dibersihkan maka akan menyebabkan ketombe dan sarang
kutu. Rambut dengan pasien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut ,
balutan yang bisa meninggal darah atau antiseptik bisa membuat rambut
lengket. Rambut bisa dipotong sesuai kebutuhan yang diinginkan. Cara
merawat rambut yaitu dengan cara mencuci rambut 1-2 kali dalam
seminggu sesuai dengan keadaan pasien, dengan memakai shampo yang
cocok , gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi lancip
(Prakoso,2015).
6
b. Budaya
Indonesia memiliki banyak budaya sehingga banyak sekali mitos yang
berkembag dimasyarakat dengan menjelaskan apabila ada seseorang dalam
keadaan sakit maka tidak perlu untuk dimandikan karena nanti malah
bertambah parah penyakitnya (Sistari, 2017).
c. Status sosial-ekonomi
Pada status ini dapat diartikan bahwa seseorang akan memenuhi
kegiatan personal hygiene dengan baik maka harus memerlukan sarana
dan prasarana. Misal seperti : kamar mandi, air yang bersih , wc , peralatan
mandi ( ada sabun,shampo,sikat gigi,pasta gigi dan lain lain) sehingga hal
ini memerlukan biaya dan akan mempengaruhi seseorang dalam
pemenuhan personal hygiene dengan baik (Sistari, 2017).
d. Tingkat pengetahuan dan perkembangan
Pada status tingkat pengetahuan dan perkembangan ini di dalam
kedewasaan seseorang memiliki pengaruh yang baik pada kualitas
hidupnya , pengetahuan itu sangat penting untuk meningkatkan status dan
perkembangan status kesehatan. Misal seperti ini : Apabila ingin terhindar
dari penyakit kulit maka seharusnya orang-orang tersebut tahu agar
menjaga kulit tetap bersih dan sehat dengan cara mandi yang teratur dan
menggunakan sabun dan lain-lain (Sistari, 2017).
e. Praktik sosial
Pada masa anak-anak akan mendapatkan praktik personal hygiene dari
orang tuanya terkadang juga dari gurunya, untuk masa remaja terkadang
lebih cenderung diperhatikan oleh teman atau bahkan pacarnya dan
sedangkan pada praktik personal hygiene lansia dapat berubah karena
situasi kehidupannya (Sistari, 2017).
f. Citra tubuh
Di dalam citra tubuh merupakan penampilan umum klien yang dapat
menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Apabila klien
rapi atau bersih sekali maka perawat akan mempertimbangkan ketika
merencanakan perawatan dan akan berkonsultasi dalam membuat
keputusan personal hygiene (Sistari, 2017).
8
g. Pilihan pribadi
Pada setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan
untuk mandi, sikat gigi, perawatan rambut, memotong kuku dan lain-lain.
Setiap klien juga bebas memiliki pilihannya sendiri terkait perawatan
personal hygiene dengan apa saja atau bisa juga di maksud bebas memilih
merk alat mandi yang cocok dengan klien dan sesuai kebutuhan klien
(Sistari, 2017).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 yaitu keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. WHO 2012, mengatakan bahwa keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan (Esti, 2020).
situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (hernilawati, 2013).
Peran keluarga sangat lah penting bagi penderita penyakit stroke karena
pasien dengan stroke pasti memiliki sikap dan sifat berbeda-beda, jika pasien
terlihat murung dan menunjukkan kesedihannya maka peran keluarga adalah
mendampingi dan menunjukkan perhatian yang lebih. Berikan kesan bahwa
keluarga menerima keadaan pasien dan selalu siap membantu pasien mengatasi
masalahnya. Keluarga juga tetap membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-
hari ketika belum mampu memenuhinya sendiri dan berikan harapan serta
penghargaan kepada pasien. Saat pasien mulai sering marah, keluarga perlu
menyadari bahwa marah yang ditunjukkan pasien adalah respon yang umum
ditunjukkan oleh pasien stroke. Sehingga keluarga tidak perlu menunjukkan rasa
kecewa atau bahkan menjauhi pasien. Jika pasien terlihat mulai menerima kondisi
yang dialaminya dan bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk
pemulihannya, maka peran keluarga adalah memberikan penjelasan kepada pasien
tentang apa yang harus dilakukan setelah stroke, tetap memberikan perhatian dan
selalu menunjukkan sikap siap membantu pasien (Dharma, 2018).
Lansia didefinisikan sebagai usia kronologis 65 tahun atau lebih. Usia 65-
74 tahun sering kali disebut dengan early elderly dan usia 75 tahun disebut dengan
late elderly. Asal mula penetapan usia tersebut tidak diketahui secara pasti.
Namun , dikatakan berasal dari Jerman sejak lebih dari satu abad yang lalu. Saat
itu, Kanselir Jerman, Price Bismark, memilih penduduk yang berusia diatas 65
tahun untuk mengikuti program Pensiun (Sunarty, 2019).
2.4.2 Etiologi
Etiologi yang pertama adalah Trombosis serebral , trombosis ini terjadi
pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia
jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya.
Trombosis dapat terjadi akibat aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia,
arteritis (radang pada arteri) dan emboli. Kedua ada Hemoragik (perdarahan)
pendarahan internal atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri sebagai akibat dari pecahnya
pembuluh darah diakibatkan oleh adanya aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya
pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan , sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, edema dan mungkin herniasi
otak. Etiologi ketiga ada Hipoksia umum yang disebabkan oleh hipertensi yang
parah, henti jantung paru, dan curah jantung turun akibat aritmia yang
mengakibatkan aliran darah ke otak terganggu. Hipoksia setempat diakibatkan
oleh spasme arteri serebral yang disertai perdarahan subaraknoid dan
vasokonstriksi arteri disertai sakit kepala migren (Esti, 2020).
13
Etiologi stroke hemoragik yaitu ada banyak faktor yang berperan dalam
menentukan seseorang terkena stroke atau tidak. Beberapa faktor tersebut antara
lain yaitu yang pertama Usia, usia atau umur merupakan faktor risiko yang paling
kuat untuk stroke. Sekitar 30% dari stroke terjadi sebelum usia 65 tahun 70%
terjadi pada mereka yang 65 tahun keatas. Resiko stroke adalah dua kali untuk
setiap 10 tahun diatas 55 tahun. Yang kedua Hipertensi menyebabkan 2/3 kasus
ICH. Area yang sering terkena adalah talamus,ganglia basalis, pons, cerebellum.
Area-area ini merupakan area yang mendapatkan vaskularisasi dari perforantes
MCA atau basilaris, sebagai respon terhadap tekanan darah yang tinggi, arteri-
arteri kecil ini akan mengalami hyperplasia tunika intima, hianalisasi tunika intima
, dan degenerasi tunika media, yang meningkatkan resiko nekrosis fokal pada
dinding vascular dan akhirnya ruptur. Peneliti lain mengusulkan bahwa stres
hemodinamik pada arteri kecil akan mengakibatkan terbentuknya mikroaneurisma,
yang disebut Charcot-Bouchard aneurisma. Mikroaneurisma inilah yang dianggap
menjadi penyebab ICH lobar pada pasien dengan hipertensi tanpa kelainan
vaskular (Youenawati, 2016).
2.4.4 Patofisiologi
perubahan yang terjadi pada situasi yang nyata dialami seseorang maka dapat
disimpulkan bahwa pengalaman adalah perubahan aktif yang dialami seseorang
pada situasi nyata dari hasil observasi terhadap kejadian atau yang mengalami
langsung (Julianti et al., 2013).
a. Experience of Engagement
b. Experience of Corporeality