Disusun Oleh:
Kelompok 1C
1. Jekicen 2022-04-19401-030
2. Kiki Saputra 2022-04-19401-036
3. Kriswanto Ciko 2022-04-19401-039
4. Lala Veronica 2022-04-19401-041
5. Mariyana Sutrisni 2022-04-19401-045
6. Mewan Tony 2022-04-19401-047
7. Oktavia Nyai Sakti 2022-04-19401-052
Puji dan syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Kegiatan
dengan judul “Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga Pasien Dengan Waham
Curiga Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei” Proposal ini disusun guna melengkapi
tugas Tugas Pendidikan Kesehatan Stase Keperawatan Jiwa Melalui Program
Studi Profesi Ners.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3) Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku Koordinator Praktik Klinik Program
Profesi Ners.
4) Ibu Khairina Liyiny Hilma, S.Kep., selaku Pembimbing Lahan yang telah
banyak memberikan saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan asuhan
keperawatan.
5) Ibu Suryagustina, Ners., M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
6) Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1C
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................1ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Pendidikan Kesehatan...................................................................2
1.4 Manfaat Pendidikan Kesehatan.................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1 Konsep Halusinasi ....................................................................................4
2.1.1 Pengertian Halusinasi................................................................................4
2.1.2 Faese fase halusinasi..................................................................................5
2.1.3 Etiologi Halusinasi ....................................................................................6
2.1.4 Klasifikasi .................................................................................................6
2.1.5 Fatofisiologi ..............................................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis ....................................................................................7
2.1.7 Komplikasi .................................................................................................8
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................8
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..............................................................................8
BAB 3 RENCANA KEGIATAN...........................................................................9
3.1 Satuan Acara Penyuluhan..........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Menurut WHO (2016) secara medis ada banyak kemungkinan penyebab
waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat,
penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan
endokrin, defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
1) Faktor Predisposisi
a) Biologis
Pola keterlibatan keluarga relative kuat yang muncul di kaitkan dengan
delusi atau waham. Dimana individu dari anggota keluarga yang di
manifestasikan dengan gangguan ini berada pada resiko lebih tinggi
untuk mengalaminya di bandingkan dengan populasi umum. Studi pada
manusia kembar juga menunjukan bahwa ada keterlibatan factor (Yosep,
2019).
b) Teori Psikososial
(1) System Keluarga
Perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi
keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak.
Bayaknya masalah dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan anak dimana anak tidak mampu memenuhi tugas
perkembangan dimasa dewasanya. Beberapa ahli teori menyakini
bahwa individu paranoid memiliki orang tua yang dingin,
perfeksionis, sering menimbulkan kemarahan, perasaan
mementingkan diri sendiri yang berlebihan dan tidak percaya pada
individu. Klien menjadi orang dewasa yang rentan karena
pengalaman awal ini (Yosep, 2019)
c) Teori Interpersonal
Dikemukakan oleh Priasmoro (2018) di mana orang yang mengalami
psikosis akan menghasilkan suatu hubungan orang tua-anak yang penuh
dengan ansietas tinggi. Hal ini jika di pertahankan maka konsep diri
anak akan mengalami ambivalen
d) Psikodinamika
Perkembangan emosi terhambat karena kurangnya rangsangan atau
perhatian ibu,dengan ini seorang bayi mengalami penyimpangan rasa
aman dan gagal untuk membangun rasa percayanya sehingga
menyebabkan munculnya ego yang rapuh karena kerusakan harga diri
yang parah,perasaan kehilangan kendali,takut dan ansietas berat.Sikap
curiga kepada seseorang di manifestasikan dan dapat berlanjut di
sepanjang kehidupan. Proyeksi merupakan mekanisme koping paling
umum yang di gunakan sebagai pertahanan melawan perasaan (Yosep,
2019).
Menurut Damayanti (2017) Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya
waham adalah:
1) Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2) Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3) Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4) Perpisahan dengan orang yang di cintainya
5) Kegagalan yang sering di alami
6) Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7) Menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat misalnya
menyalahkan orang lain
(2) Faktor Presipitasi
1) Biologi
Menurut Direja (2018) Stress biologi yang berhubungan dengan respon
neurologik yang maladaptif termasuk:
a) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
b) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan
2) Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku (Direja, 2018).
3) Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2018)
2.1.3 Rentang Respon Waham
Menurut Darmiyanti (2016), rentang respon waham sebagai berikut:
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M (perempuan)
Umur : 47 tahun
Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2023
Informan : Klien
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
2. Klien pernah melakukan pengobatan sebelumnya tapi setelah berobat ke
poli dirujuk kembali ke ruang rawat inap
3. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan, kekerasan
dalam keluarga serta tindakan kriminal.
Jelaskan :
Klien tidak mengatakan tidak memiliki pengalaman masalalu yang tidak
menyenangkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
IV. FISIK
1. Tanda Vital
TD : 110/ 80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36.6 c RR : 20 x/menit
2. Ukur
TB : 149 cm BB : 43 kg
3. Keluhan fisik : Ya / Tidak ada keluhan fisik
Jelaskan :
Tanda- tanda vital normal, Imt ideal 19,3
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSAL
1. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Klien = Garis keturunan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai semua anggota tubuhnya
a. Orang yang : Klien mengatakan orang yang berate adalah anak klien
berarti
b. Peran serta : Klien mengatakan selama dirumah jarang
dalam kegiatan
kelompok / mengikuti kegiatan dimasyarakat
masyarakat
c. Hambatan dalam : Selama diruangan klien bisa berbicara/ngobrol
berhubungan
dengan orang bersama temannya tetapi kadang tidak nyambung
lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Spiritual
1. Penampilan
Jelaskan :
Rambut klien tampak rapi dan klien bisa mengikat rambutnya, memakai
pakaian yang disediakan oleh RSJ, pakaian tampak rapi, badan klien tampak
bersih mandi 2x sehari
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Loghorea Echolalia
Jelaskan :
Pada saat diajak berbicara jawaban klien tidak nyambung, berbicara
mengatakan ada bisikan dan melihatan bayangan dan sering mengatakan
anaknya keluar dari foto.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan :
Klien tampak mondar-mandir serta sering memegang rambutnya pada saat
melihat banyangan.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
4. Alam Perasaaan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa khawatir dan merasa ketakutan saat bayangan laki-laki
tua ingin menyakiti dirinya serta merasa sedih saat bayangan laki- laki tua tersebut
ingir menyakiti keluarganya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan :
Pada saat diajak berbicara mata klien kesana kemari
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi : Halusinasi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan ada banyangan laki-laki tua yang berusaha menyakiti
dirinya dan keluarga klien, serta klien mengatakan suara itu muncul 4-5 x
pada siang hari selama 5 menit, pada malam hari 1-3 x dengan frekuensi 5
kurang lebih 5 menit.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
Penglihatan
8. Proses Pikir
neologisme
Jelaskan :
Pada saat dikaji klien sering mengulang kata-kata bahwa klien mengatakan
bahwa dirinya diguna-guna serta melihat bayangan laki-laki tua yang ingin
menyakiti dirinya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : klien mengatakan bahwa dirinya di guna – guna oleh orang lain
melalui media sosisal.
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir : waham curiga
Disorientasi
Jelaskan :
Pada saat ditanya waktu klien mengetahui pagi, siang, malam, klien juga
mengetahui dimana ia berada, pada saat diajak berkenalan 2 menit ditanya
kembali klien mengingatnya kembali, tingkat kesadaran compos mentis, klien
mampu melakukan aktifitas secara mandiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Jelaskan :
Klien mampu menceritakan apa yang dialami dimasalalunya,klien mampu
mengingat dimana klien bersekolah di SDN 1 Tumbang Nango, klien mampu
menyebutkan dimana klien bersekolah di SMP 1 Palangka Raya, klien
mampu mengingat apa yang ia dengar dan yang dilakukan beberapa saat 5
menit ketika ditanya kembali.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan :
Klien mampu menjawab apa yang ditanyakan dan berani, klien mampu
berhitung 1-10.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan
Klien mampu mengetahui perawat ketika ditanyakan dinilai dengan melihat
baju dan kerapian perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawataN
14. Daya Tilik Diri
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak mengetahui dirinya dibawa kesini dengan alasan apa
serta klien mengatakan dirinya tidak sakit
Masalah Keperawatan : -
2. BAB/BAK
Jelaskan :
Klien secara mandiri BAB/BAK, saat ingin BAB/BAK klien pergi ke toilet
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi
Jelaskan :
Klien mampu menggunakan pakaian secara mandiri misalnya menggunakan
pakaian, tetapi klien bisa memasang baju terbalik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Berpakaian / Berhias
Jelaskan :
Klien mandi dan sikat gigi sebelum tidur, klien mandi serta sikat gigi setelah
bangun tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Penggunaan Obat
Jelaskan :
Klien mampu minum obat yang diberikan tanpa bantuan dari perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Pemeliharaan Kesehatan
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
8. Kegiatan Di Dalam Rumah
Mencuci pakaian
Ya Tidak
Jelaskan :
Sebelum sakit klien bisa mencuci baju sendiri, membersih rumah dan uang
yang didapatkan waktu bekerja disimpan sendiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Koping obat-obatan
Lainnya :
Jelaskan :
1. Obat-obatan
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang obat-obatan yang
digunakannya dan kegunaannya, pasien tampak belum mengerti ketika
ditanya kegunaan obat yang diberikan
2. Penyakit jiwa
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang gangguan jiwanya
3. Koping
Klien mengatakan ketika halusinasinya muncul klien akan
mengikutinya, pasien sering tampak bingung dan mondar-mondir.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Mahasiswa,
ANALISA DATA
Data Masalah
Data Subjektif :
1. klien mengatakan bahwa dirinya di
guna – guna oleh orang lain
melalui media sosisal.
Gangguan Proses Pikir : waham
Data Objektif :
Curiga
1. pasien tampak curiga
2. pasien tampak waspada
3. isi pikiran klien sama seperti isi
wahamnya
4. Pembicaraan inkoheren ( gagasan
satu dengan lain tidak logis, tidak
dapat dimengerti )
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan ada banyangan
laki-laki tua yang berusaha
menyakiti dirinya dan keluarga
klien, serta klien mengatakan suara
itu muncul 4-5 x pada siang hari
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
selama 5 menit, pada malam hari 1-
3 x dengan frekuensi 5 kurang lebih penglihatan
5 menit, klien mengatakan jika
mendengar serta melihat bayangan
klien merasakan takut, khawatir,
dan sedih.
Data Objektif :
1. Klien tampak gelisah
2. Pembicaraan inkoheren
3. Klien tampak sedih, ketakutan dan
khawatir.
4. Klien sering mengulangi kembali
pembicaraan yang sama.
5. Kontak mata klien (-) mata klien
tidak focus saat di ajak bicara
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan pernah
melakukan pengobatan sebelumnya
tapi setelah berobat ke poli dirujuk
kembali ke ruang rawat inap. Rigemen terapi tidak efektif
2. klien jarang mengunjungi pelayan
kesehatan karena jauh dari tempat
tinggal
Data Objektif :
1. Pengobatan klien tidak berhasil
2. Klien tampak gelisah
P:
1. Lakukan bina hhubungan
saling percaya
2. Masalah belum teratasi,
ulangi sp 1-4
3. Evaluasi kegiatan
- Latihan orientasi realita :
orientasi orang, tempat, dan
waktu serta lingkungan
sekitar.
- Mengajarkan cara minum
obat secara teratur
- Melatih pemenuhan
kebutuhan dasar
- Melatih kemampuan positif
yang dimiliki
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kasus yang dikaji serta membandingkan
dengan teori yang didapat, untuk mengetahui sejauh mana faktor pendukung,
faktor penghambat dan solusinya dalam menyelesaikan asuhan keperawatan pada
klien Ny. M dengan Waham Curiga diruang Meranti RSJ. Kalawa Atei Palangka
Raya. Dalam pembahasan ini mencakup semua tahap proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan
dengan tujuan untuk mengumpulkan data-data dengan cara wawancara dan
observasi secara langsung dengan klien, informasi dari catatan perawat, catatan
medis dan perawat ruangan.
Secara teori pengkajian pada klien dengan risko Waham Curiga meliputi
faktor predisposisi dan presipitasi diantaranya faktor predisposisi mencakup faktor
biologis, psikologis, sosiokultural pada kasus yang penulis temukan beberapa
ketidaksamaan atau perbedaan dengan pada teori, yaitu faktor biologis dimana
anggota keluarga klien tidak ada yang menderita skizofrenia. Sedangkan faktor
presipitasi pada teori mencakup, yang pertama dari dalam individu, kehilangan
relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai atau berarti (putus pacar,
perceraian, kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit
fisik, dan lain-lain. Yang kedua dari luar individu meliputi serangan terhadap
fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada penghinaan, dan
tindakan kekerasan. Sedangkan pada kasus menyatakan bahwa terjadinya
gangguan jiwa disebabkan oleh stressor baik dari internal maupun eksternal,
misalnya pengaruh lingkungan sekitar yang dimana menurut pasien orang jawa
tidak mau kalah dalam hal pekerjaan dan selalu menjadi bos dan riwayat klien
yang sering mengkonsumsi alkohol yang membuatnya mabuk dan sering marah-
marah.
Pohon masalah pada teori terdapat tiga diagnosa keperawatan, yaitu Waham
Curiga yang disebabkan oleh gangguan konsep diri: harga diri rendah
mengakibatkan risiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain , dan
lingkungan). Pada kasus ini terdapat kesesuaian sehingga antara teori dan kasus
sesuai. Pada kasus klien mendapatkan therapy oral Trifluoperazin dan Lorasepam.
Faktor pendukung yang mempermudah penulis dalam melakukan
pengkajian adanya hubungan baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan,
data klien lengkap, klien mau berinteraksi dan terlihat tenang dan kooperatif.
Faktor penghambat yang ditemukan penulis adalah kurangnya data yang didapat
karena penulis tidak bertemu dengan keluarga sehingga data yang didapatkan
kurang lengkap. Dan penulis lakukan untuk mengatasi faktor penghambat yaitu
bekerja sama dengan perawat ruangan, melihat Medical Record klien dan
mengkaji klien lebih dalam dengan komunikasi singkat dan sering untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan masalah klien untuk melengkapi
data.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Pada teori, diagnosa keperawatan yang ditemukan ada tiga, yaitu Waham
Curiga, gangguan konsep diri: harga diri rendah, dan risiko perilaku kekerasan.
Sedangkan pada kasus terdapat 3 diagnosa keperawatan yang berbeda dimana
ditemukan diagnosa keperawatan Regiment terafeutik tidak efektif, Waham
Curiga, Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Diagnosa yang
menjadi prioritas adalah risiko perilaku kekerasan sesuai pohon masalah yang
dapat terjadi adalah munculnya Waham Curiga yang membahayakan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan sekitar.
Factor pendukung yang mempermudah penulis dalam menegakan diagnosa
keperawatan karena berdasarkan data yang didapat sesuai dengan respon yang
muncul pada Ny.M dan adanya hubungan baik antara mahasiswa dengan perawat
ruangan untuk mendapatkan data dari medical record klien selain itu juga adanya
referensi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam negakan diagnosa
keperawatan.
Faktor penghambat yang ditemukan penulis adalah kurangnya data yang
didapat karena penulis tidak bertemu dengan keluarga sehingga data yang
didapatkan kurang lengkap.
4.3 Perencanaan Keperawatan
Penulis menyusun rencana keperawatan berdasarkan yang muncul dan
sesuai dengan teori yang ada yakni berdasarkan prioritas masalah, tujuan dan
kriteria hasil, dan intervensi.
Diagnosa yang menjadi prioritas adalah Waham Curiga. Dari diagnosa
tersebur terdapat kriteria hasil. Kriteria hasil yaitu Klien mengedalikan Waham
Curiga fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal, Klien mampu
mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (6 benar obat, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat tidak diminum sesuai program,
akibat putus obat), Klien mampu mengontrol Waham Curiga secara verbal (3 cara,
yaitu mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar), Klien mampu
mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual (2 kegiatan).
Dalam penyusun rencana tindakan penulis menemukan hambatan karena
penulis tidak dapat bertemu dengan keluarga klien sehingga SP keluarga tidak
dapat dilaksanakan, sehingga dilimpahkan kepada perawat ruangan, sedangkan
faktor pendukung terjadinya sumber referensi yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam membuat perencanaan yaitu Medicasion Record.
4.4 Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini, penulis melakukan rencana keperawatan sesuai dengan teori
yang berdasarakan dari strategi pelaksanaan, yaitu diagnosa I pada strategi
pelaksanaan ke I, yaitu membina hubungan saling percaya, Mengidentifikasi
penyebab, tanda dan gejala Waham Curiga yang dilakukan akibat perilaku
kekerasan, Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, obat, verbal,
dan spiritual, Melatih cara mengontrol Waham Curiga secara fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal, Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik. Strategi pelaksanaan ke II, yaitu Mengevaluasi kegiatan latihan fisik,
beri pujian, Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (6 benar
obat, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat tidak
diminum sesuai program, akibat putus obat), Memasukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum obat. Strategi pelaksanaan ke II modifikasi , yaitu
Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian, Melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan obat (6 benar obat, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat, akibat jika obat tidak diminum sesuai program, akibat putus obat),
Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat. Strategi
pelasanaan ke II modifikasi, yaitu Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian,
Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (6 benar obat, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat tidak diminum
sesuai program, akibat putus obat), Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik dan minum obat.
Factor pendukung yang mempermudahkan penulis dalam melakukan
tindakan keperawatan adalah klien yang mau berinteraksi dan kooperatif.
Sedangkan factor penghambat yang ditemukan pada saat melakukan tindakan
keperawatan adalah perasaan klien sering berubah-ubah serta tidak dapat
melanjutkan strategi pelaksanaan keluarga dan untuk mengatasi hal tersebut
mahasiswa meminta bantuan kepada perawat ruangan untuk meneruskannya.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam memberikan asuhan keperawatan
yang bertujuan untuk menilai keberhasilan dari tindakan keperawatan. Maka
penulis menggunakan pendokumentasian dalam bentuk catatan keperawatan
berupa respon hasil setiap tindakan yang dilakukan dan evaluasi akhir yang
berupa catatan perkembangan (SOAP) berdasarkan strategi pelaksanaan mulai
dari strategi risiko perilaku kekerasan yang tercapai hanya strategi pelaksanaan I
sedangkan untuk strategi pelaksanaan keluarga tidak bisa dilakukan evaluasi
karena penulisan tidak dapat bertemu dengan keluarga klien dan melakukan
tindakan strategi pelaksanaan keluarga. Evaluasi yang didapat Ny. M mampu
membina hubungan saling percaya, membina hubungan saling percaya,
Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan
akibat perilaku kekerasan, mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal.
BAB 5
PENUTUP
Waham Curiga merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat
merusak lingkungan sekitar. Tanda dan gejala Waham Curiga dapat terjadi
perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Pada aspek
fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, mudah
tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain.
Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Ny.M dengan
masalah utama Waham Curiga di ruangan Maranti Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Bukit Rawi pada tanggal 26 Januari 2023 maka pada BAB 5 ini membahas
tentang kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1.1 Kesimpulan:
Ditemukan perbedaan faktor predisposisi dan faktor presipitasi pada teori
dengan kasus. Secara teori pengkajian pada klien dengan risiko perilaku kekerasan
meliputi faktor predisposisi dan presipitasi diantaranya faktor predisposisi
mencakup faktor biologis, psikologis, sosiokultural. Pada faktor predisposisi,
yaitu faktor biologis dimana anggota keluarga klien tidak ada yang menderita
skizofrenia. Sedangkan faktor presipitasi pada teori mencakup, yang pertama dari
dalam individu, kehilangan relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai atau
berarti (putus pacar, perceraian, kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran
terhadap penyakit fisik, dan lain-lain. Yang kedua dari luar individu meliputi
serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, dan tindakan kekerasan. Sedangkan pada kasus menyatakan
bahwa terjadinya gangguan jiwa disebabkan oleh stressor baik dari internal
maupun eksternal, misalnya pengaruh lingkungan sekitar yang dimana menurut
pasien orang jawa tidak mau kalah dalam hal pekerjaan dan selalu menjadi bos
dan riwayat klien yang sering mengkonsumsi alkohol yang membuatnya mabuk
dan sering marah-marah.
Menyusun rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
muncul dan sesuai dengan teori yang ada berdasarkan prioritas masalah, tujuan
umum maupun khusus, intervensi, kriteria evaluasi, dan didukung dengan sumber
referensi yang tersedia.
Diagnosa yang menjadi prioritas adalah Waham Curiga. Dari diagnosa
tersebut terdapat kriteria hasil. Kriteria hasil yaitu Klien mampu mengontrol
perilaku kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal,
Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (6 benar obat, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat tidak diminum
sesuai program, akibat putus obat), Klien mampu mengontrol Waham Curiga
secara verbal (3 cara, yaitu mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar),
Klien mampu mengontrol Waham Curiga secara spiritual (2 kegiatan).
Pada tahap ini penulis melakukan rencana keperawatan sesuai dengan teori,
yaitu diagnosa 1 dengan strategi pelaksanaan ke I sampai II, namun strategi
pelaksanaan keluarga tidak dapat dilakukan karena penulis tidak bertemu dengan
keluarga klien.
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam memberikan asuhan keperawatan
yang bertujuan untuk menilai keberhasilan dari tindakan keperawatan,
berdasarkan strategi pelaksanaan mulai dari I sampai dengan strategi pelaksanaan
II untuk klien. Dimana penulis melakukan sesuai dengan diagnosa prioritas yaitu
Waham Curiga yang tercapai hanya strategi I sampai II untuk klien, sedangkan
strategi pelaksanaan untuk keluarga belum tercapai dan dievaluasi.
1.2 Saran
1.2.1 Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa harus lebih menguasai materi Waham Curiga.
2) Mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa harus
menggunakan komunikasi terapeutik.
3) Mahasiswa harus mengoptimalkan waktu yang tersedia dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap klien Waham Curiga.
4) Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan secara
komprehensif ke Waham Curiga.
5) Mahasiswa harus lebih meningkatkan komunikasi dengan klien sehingga
dapat memperoleh data dan memberikan asuhan keperawatan yang
optimal ke Waham Curiga.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna,dkk. 2022. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf, A, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Prakasa, A. (2020). Analisis Rekam Medis melalui Implementasi Data Mining
Algoritma C4. 5 dalam Menentukan Keputusan Jenis Waham Pasien
dengan Skizofrenia di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda.
Pakpahan, E. R. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. a Dengan
Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran Di Yayasan Pemenang Jiwa
Sumatera.
Tumanggor, J. A. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn, Y Dengan
Masalah Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran.