Disusun Oleh :
Kelompok 1D
Disusun Oleh :
Kelompok 1D
Pembimbing :
1. Eva Priskila, Ners, M.Kep
2. Khairina Liyiny Hilma, S.Kep., Ners
ii
Proposal pendidikan kesehatan ini disusun oleh :
Kelompok : 1D
Anggota Kelompok : 1. Fordianus Candy
2. Kartika Novi Astuti
3. Rahmah Pebrianti
4. Ralin Andari
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Kegiatan
dengan judul “Pendidikan Kesehatan Tentang Cara Mengontrol Risiko Perilaku
Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi”. Proposal ini
disusun guna melengkapi tugas Praktik Profesi Keperawatan Jiwa (PPKJ).
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Eva Priskila, Ners, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan.
4. Ibu Khairina Liyiny Hilma, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan yang
telah banyak memberikan saran, masukkan, dan bimbingan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1D
DAFTAR ISI
iv
SAMPUL DALAM..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Pendidikan Kesehatan........................................................................2
1.4 Manfaat Pendidikan Kesehatan......................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku Kekerasan ...................................................................4
2.2 Penyebab Risiko Perilaku Kkekrasan..........................................................4
2.3 Tanda dan Gejala Risiko Perilaku Kekerasan..............................................5
2.4 Cara Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan...............................................6
BAB 3 RENCANA KEGIATAN
3.1 Satuan Acara Penyuluhan...............................................................................8
3.2 Tujan...............................................................................................................8
3.3 Materi.............................................................................................................8
3.4 Metode............................................................................................................8
3.5 Media..............................................................................................................8
3.6 Waktu Pelaksanaan.........................................................................................9
3.7 Tugas Pengorganisasian.................................................................................9
3.8 Denah Pelaksanaan.........................................................................................10
3.9 Materi Penyuluhan.........................................................................................11
3.10 Leaflet............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
halusinasi pendengaran, 20% mengalami halusinasi penglihatan, dan 10% mengalami
halusinasi lainnya (Suryenti, 2017).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan yang timbul sebagai kecemasan dan ancaman (Hadiyanto, 2016). Risiko
perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak
lingkungan sekitar. Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat terjadi
perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Pada aspek
fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, mudah
tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain
(Pardede & Hulu, 2020).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis telah memberikan
asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan Gangguan Resiko Perilaku Kekerasan
dan komunikasi terapeutik dalam meningkatkan kesejahteraan serta mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu penulis membuat Pendidikan Kesehatan Tentang
Cara Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Bukit Rawi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam proposal ini adalah; Bagaimana pengetahuan, cara memahami dan
Pendidikan Kesehatan Cara Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan dipoli Rumah
Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi?
1.3. Tujuan Pendidikan Kesehatan
1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan ini adalah untuk
memberikan Pendidikan kesehatan pada kelompok keluarga tentang Cara Mengontrol
Risiko Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi.
2
1.3.2. Tujuan Khusus
Kelompok keluarga dan pasien di Poli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit
Rawi mendapatkan Pendidikan kesehatan tentang Cara Mengontrol Risiko Perilaku
Kekerasan.
1.4. Manfaat Pendidikan Kesehatan
1.4.1. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Cara
Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit
Rawi.
1.4.2. Untuk Institusi Pendidikan
Institusi mampu mengembangkan dan meningkatkan Tentang Cara Mengontrol
Risiko Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi.
1.4.3. Untuk Sasaran
Agar kelompok keluarga dan pasien di Poli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Bukit Rawi mendapatkan Pendidikan kesehatan tentang Cara Mengontrol Risiko
Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi
1.4.4. Untuk IPTEK
IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahuan di
bidang kesehatan khususnya pada Pendidikan kesehatan tentang Cara Mengontrol
Risiko Perilaku Kekerasan Dipoli Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Kebutuhan akan status dan prestise : Manusia pada umumnya mempunyai
4. keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui
statusnya.
2.3 Tanda Dan Gejala Risiko Perilaku Kekerasan
Yosep (2019) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut:
1. Fisik
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot/ pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Postur tubuh kaku
f. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
b. Suara tinggi, membentak atau berteriak
c. Mengancam secara verbal atau fisik
d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
a. Melempar atau memukul benda/orang lain
b. Menyerang orang lain
c. Melukai diri sendiri/orang lain
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.
5
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
2.4 Cara Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan
Cara Mengatasi Marah (Peran Serta Keluarga Dalam Merawat Klien Yang
Melakukan Perilaku Kekerasan). Cara umum dapat diarahkan pada berbagai aspek :
1. Fisik : menyalurkan marah melalui kegiatan fisik seperti lari pagi, angkat
berat, menari, jalan-jalan,olah raga,relaksasi otot
2. Emosi : mengurangi sumber yang menimbulkan marah, misalnya ruangan
yang terang,sikap keluarga yang lembut
3. Intelektual : mendorong ungkapan marah, melatih terbuka terhadap perasaan
marah, melindungi dan melaporkan jika amuk
4. Sosial : mendorong klien yang melakukan cara marah yang konstruktif (yg
telah dilatih di rs)pada lingkungan
5. Spritual : bantu menjelaskan keyakinan tentang marah, meingkatkan kegiatan
ibadah
Cara khusus yang dapat dilakukan keluarga pada kondisi khusus :
1. Terima marah klien, diam sebentar
2. Arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak (bantal, kasur)
3. Setelah tenang diskusikan cara umum yang sesuai
4. Bantu klien latihan relaksasi (latihan fisik, olah raga)
5. Latihan pernafasan 2 kali/hari, tiap kali sepuluh kali tarikan dan hembusan
nafas
6
6. Berikan obat sesuai dengan aturan pakai
7. Jika cara satu dan dua tidak berhasil, bawa klien konsultasi ke pelayanan
kesehatan jiwa puskesmas, unit psikiatri RSU, RS. Jiwa
8. Sedapat mungkin anggota keluarga yang melakukan perilaku kekerasan sedapat
mungkin jangan diikat atau dikurung.
7
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
8
3.5.1 Leaflet
3.5.2 Power Point
9
3.8 Denah Pelaksanaan
Setting Tempat :
P P P
P P P
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Peserta
P
10
3.9 Materi Penyuluhan
A. Pengertian Perilaku Kekerasan.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif.
Marah adalah pengalaman emosi yang kuat dari individu dimana hasil/tujuan
yang harus dicapai terhambat”. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah
akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan
kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan
individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Untuk
itu perawat harus pula mengetahui tentang respons kemarahan sesorang dan fungsi
positif marah.
B. Penyebab Risiko Perilaku Kekerasan
Menurut Stearen penyebab kemarahan (perilaku kekerasan) adalah kombinasi
dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1. Frustasi : sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/
keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa
terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan
cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya
dengan kekerasan.
2. Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu
tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas
tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.
11
3. Kebutuhan akan status dan prestise : Manusia pada umumnya mempunyai
4. keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui
statusnya.
12
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
D. Cara Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan
Cara Mengatasi Marah (Peran Serta Keluarga Dalam Merawat Klien Yang
Melakukan Perilaku Kekerasan). Cara umum dapat diarahkan pada berbagai aspek :
1. Fisik : menyalurkan marah melalui kegiatan fisik seperti lari pagi, angkat
berat, menari, jalan-jalan,olah raga,relaksasi otot
2. Emosi : mengurangi sumber yang menimbulkan marah, misalnya ruangan
yang terang,sikap keluarga yang lembut
3. Intelektual : mendorong ungkapan marah, melatih terbuka terhadap perasaan
marah, melindungi dan melaporkan jika amuk
4. Sosial : mendorong klien yang melakukan cara marah yang konstruktif (yg
telah dilatih di rs)pada lingkungan
5. Spritual : bantu menjelaskan keyakinan tentang marah, meingkatkan kegiatan
ibadah
Cara khusus yang dapat dilakukan keluarga pada kondisi khusus :
1. Terima marah klien, diam sebentar
2. Arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak (bantal, kasur)
3. Setelah tenang diskusikan cara umum yang sesuai
13
4. Bantu klien latihan relaksasi (latihan fisik, olah raga)
5. Latihan pernafasan 2 kali/hari, tiap kali sepuluh kali tarikan dan hembusan
nafas
6. Berikan obat sesuai dengan aturan pakai
7. Jika cara satu dan dua tidak berhasil, bawa klien konsultasi ke pelayanan
kesehatan jiwa puskesmas, unit psikiatri RSU, RS. Jiwa
8. Sedapat mungkin anggota keluarga yang melakukan perilaku kekerasan sedapat
mungkin jangan diikat atau dikurung.
14
3.10Leaflet
1
DAFTAR PUSTAKA
1
HASIL OBSERVASI SELAMA PENDIDIKAN KESEHATAN KELOMPOK
1D STASE PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA (PPKJ)
DI POLI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI BUKIT RAWI