PEMBAHASAN
4. Sistem musculoskeletal
a. 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai
akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya
ibu mulai dapat merasakan gerakan janin.
b. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di
seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah
dapat dideteksi.
c. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang
sempurna sampai minggu ke 27.
d. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup
kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
e. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.
5. Sistem sirkulasi
a. 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah
dibentuk aktif dalam limpa.
b. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang
dan menurun dalam hepar.
6. Sistem gastrointestinal
a. 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
b. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat
cairan usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo
dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim
disekresi, anus terbuka.
c. 17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan
bibir atasnya.
d. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat
dikenali, dapat menjulurkan kedua bibirnya.
e. 22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.
7. Sistem pernafasan
a. 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat
brochiolus terminal dan respiratorius.
b. 18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun
perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi
kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
c. 20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
d. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang
lemah.
e. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti
pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.
8. Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
9. Sistem persarafan
a. 16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum
memperlihatkan beberapa tonjolan.
b. 20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi
mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1.
c. 24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi
neuronal pada korteks serebri berakhir.
3. Ovarium
Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu :
a. Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa
reproduksi.
b. Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan
pengeluaran hormon steroid (estrogen, progesteron, androgen)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu
seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum mengecil (Saifudin,
Abdul Bari. 2008)
4. Servik Uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar – kelenjar serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak
(keputihan).
5. Payudara/mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum berasal
dari asinus yang bersekresi. Selama trimester kedua pertumbuhan
kelenjar mammae meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal dan
plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus
dan jaringan lubulus alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan
nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat
akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih panjang.
Peregangan ligamentum cooper sucpensosium fibrosa berlebihan yang
menompang payudara dapat dicegah dengan menggunakan bra
maternitas sesuai ukuran.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai
kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.
(Pantikawati, Ika. 2010)
6. Sirkulasi Darah
Peredarahan darah Ibu mempengaruhi beberapa faktor antara lain :
1) Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retro placenta.
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat,
akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran
darah, yaitu :
- Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum
darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga
terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32
minggu curah jantung akan bertambah sekitar 30%
bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK
16 minggu.
- Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi
pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
(salah satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia
fisilogis (Saifudin, Abdul Bari. 2008).
7. Sistem Respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil
sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha
bernafas. (Pantikawati, Ika. 2010)
8. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ – organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
ke arah atas dan lateral, wasir (hemoroid).
Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena – vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid,
perut panas (heartburn) terjadi karena aliran balik asam gastrik ke
dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni. 2009)
9. Sistem Kardiovasculer
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadinya
proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi
sedikit mengalami kenaikan kembali tekanan darah sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi
jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum
terjadi selama masa hamil. Bunyi spitting S1 dan S2 lebih jelas
terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke 20 gestasi. Selain
itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat di dengar di daerah pulmonal.
(Pantikawati, Ika. 2010)
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi)
edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat
sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan.
Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan
uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena
sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena
Perubahan emosi :
1. Bulan ke 4:
a) Tampak egosentris dan sering melamun
1) Mulai menunjukan tingkah laku “mengayomi;
menyiapkan segala sesuatu untuk bayi yang akan lahir dan
untuk dirinya dalam mengantisipasi kelahiran.
2) Kelabilan alam perasaan dan emosi , keasikan dan
kelabilan alam perasaan menyusahkan orang-orang
disekitarnya; memerlukan kasih sayang, perhatian, dan
pemahaman ekstra
3) Ketidakstabilan mirip dengan sindroma pra menstruasi,
termasuk mudah tersinggung, suasana hati yang berubah-
ubah, tidak rasional dan cengeng
4) Perasaan tidak karuan, pikiran kacau, menjadi pelupa,
menjatuhkan barang-barang, mengalami kesulitan untuk
memudahkan perhatian
2. Bulan ke 5:
3. Persiapan sibling
Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari
ikatan batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting.
Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk semacam
independensi dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa
terancam oleh kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum
mencapai kekuatan ikatan batin yang sama. Anak-anak berusia 3
tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran seorang
bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda mungkin merasa
cemas menantikan peristiwa kelahiran adiknya.
Kenyataannya semua anak merasa teraancam oleh kedatangan
seorang bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik
selama kehamilan maupun setelah kelahiran dan perlu diyakini bahwa
ibu masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam
menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan cara :
a. Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia
dan kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia
kehamilan muda karena anak akan cepat bosan
b. Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang
lain
c. Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
d. Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
e. Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang
kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
f. Menunjukkan foto anak semasa bayi, sehingga dapat
membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.
g. Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi,
sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi
disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik anak laki-laki
atau perempuan dapat menggunakan boneka untuk
memperagakannya di rumah.
h. Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian
calon adiknya
i. Bila akan menggunakan kamar sang kakak, siapkan beberapa
bulan sebelumnya agar tidak merasa tersisihkan
j. Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir
k. Apabila bayi kembar atau cacat maka persiapkan
sedini mungkin sang kakak untuk lebih mandiri
l. Bila anak sudah cukup besar ajarkan cara memakai dan melepas
baju sendiri, makan ataupun membantu untuk membawakan
sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin
m. Memperkenalkan pengasuh
n. Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak
sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan
makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bisa
o. Perlihatkan cinta pada anak tertua
p. Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik,
maka jangan panic
q. Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin
anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan
r. Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan
anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan sehingga
anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan
s. Jika punya kesempatan mulailah menempatkan anak dalam
kelompok bermain sebelum bayi lahir
H. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua
FISIOLOGIS
Resiko cedera
pada janin Penurunan BB Komplien paru terbatas
Ventilasi
Pernapasan
Kurang informasi
PSIKOLOGIS
Kurang Integument
pengetahuan
Estrogen meningkat
Gangguan citra
tubuh
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain
dalam suatu ruangan.
a. Identitas Pasien
1) Biodata
a. Nama
Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur
Ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
c. Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku
Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan
Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
b. Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
c. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
g. Riwayat Menstruasi
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi
pada usia pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini
bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita
biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
h. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,
plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar /
macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.
k. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya,
ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan
KB apa.
o. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Compos mentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan
Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil
Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat
hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat
badan.
- Berat badan sekarang
Selama kehamilan trimster II dan III pertambahan berat
badan sekitar 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
(Pusdiknakes, 1993 : 67). Berat badan selama hamil harus
meningkat. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata
0,3-0,5 kg/minggu. Bila kenaikan berat badan terdapat
kenaikan berlebihan, perlu dipikirkan resiko (bengkak,
kehamilan kembar, hidramnion, anak besar) (Depkes RI,
1994 : 10).
- Lingkar lengan atas :
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi lbu kurang atau buruk. Sehingga dia beresiko
untuk melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan sejak awal
kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih
memperhatikan kesehatannya, jumlah dan kualitas
makanannya (Depkes RI ,1994 : 10).
- Gejala cardinal
1. Suhu
Normal 35,5- 37,5 C jika lebih dari 37,5 C dikatakan
demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan(Depkes RI,
1994 : 11).
2. Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi
lebih dari 120x/menit, maka hal ini menunjukkan adanya
kelainan (Depkes RI, 1994 : 11).
3. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmhg. Adanya kenaikan sistole > 30 mmhg dan diastolik
15 mmhg, perlu diwaspadai adanya pre eklampsi (Depkes
RI, 1994 : 11).
Batas tekanan darah yang memerlukan kewaspadaan
130/90 mmhg (Winkjosastro, 2007 : 160). Desakan darah
yang normal rata-rata pada wanita hamil yang berumur 20
tahun 120/76 mmhg, antara 20-30 tahun 110/70 mmhg.
Bila dalam pemeriksaan terdapat desakan darah 130/80
mmhg ke atas maka penderita harus mendapat
pengawasan (Ibrahim, 1993 : 94).
4. Respirasi
Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernapasan yang
meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah, bila hal
ini timbul setelah melakukan kerja fisik(Berjalan, tugas
sehari-hari) maka kemungkinan terdapat penyakit jantung
(Depkes RI, 1994 : 11).
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka
ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak
rontok dan distribusi merata
3) Wajah : Pada muka didapatkan hiperpigmentasi
yang disebut closma gravidarum,
disebabkan karena hormon MSH
(Melanophone Stimulating Hormone)
yang meningkat/tidak, muka pucat/tidak
dan kelihatan sembab/tidak (Sastrawinata,
1983 : 159).
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak
ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak
berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Payudara
Primigravida mammae tampak tegak dan tegang. Adakah
hiperpegmentasi pada areola mammae dan papila, adakah
tonjolan/tidak. Apakah colostrum sudah keluar/belum
(Sastrawinata,1983 : 160)
Payudara membesar dan tegang akibat hormon somatotropin,
estrogen dan progesteron. Estrogen mengakibatkan hipertropi
sistem saluran. Progesteron mengakibatkan menambah sel-sel
asinus pada mammae. Somatotropin mengakibatkan mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahn dalam sel-
sel sehingga terjadi pembuatan casein, lactalbumin dan
lactoglobulin. Dibawah pengaruh progesteron dan somatotropin
terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus sehingga mammae
membesar, papila mammae membesar, lebih tegak dan lebih hitam
(termasuk areola mammae) karena hiperpigmentasi. Hamil 12
minggu ke atas keluar kolostrum yang berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Winkjosastro, 2007 : 95).
2) Palpasi
Leopold I :
1. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke
arah muka klien
3. Rahim dibawah ke tengah
4. Tinggi fundus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat
bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang
melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di
atas simfisis
Leopold II :
1. Kedua tangan pindah ke samping
2. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3. Tentukan letak punggung anak
4. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung
dengan satu tangan menekan di fundus
Leopold III :
Leopold IV :
d. Genetalia
Apakah vulva kelihatan membengkak, kebiruan, ada
varises, tidak keluar darah pervaginam, divulva tidak ada
condiloma dan vulva bersih (Ibrahim, 1983 : 119).
Adanya hipervascularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah agak kebiruan (lividae) yang disebut
tanda chadwick. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi
lunak. Kelenjar-kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan ekskresi lebih banyak. Pada wanita hamil
sering mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Keadaan ini dalam batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologis (Winkjosastro, 2007 : 94-95).
4) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari
kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
5) Pemeriksaan Laboratorium
Hb
Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum
pasien lemahserta pucat, kemungkinan pasien
mengalami anemia.
Urin
Dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan pembuluh
darah abdomen yang mengalirkan O2
b. Resiko cedera janin berhubungan dengan malnutrisi (pola makan
yang tidak sehat)
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
dan hiperpigmentasi pada kehamilan
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya informasi
tentang kehamilan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh
darah abdomen yang mengalirkan O2
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan
pola nafas kembali normal.
Kriteria Hasil :
1) Irama dan frekuensi nafas dalam batas normal
2) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
3) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan
fungsi pernafasan
Intervensi :
Observasi
Nursing Treatment
Kolaborasi
Intervensi
Observasi
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan
dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester kedua.
Nursing Treatment
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah
ke uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
3. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan
otak janin
Edukasi
4. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang
diketahui mengalami infeksi Rubella.
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester II
5. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta.
Kolaborasi : -
Nursing Treatment
3. Tinjau ulang perubahan fisiologis selama kehamilan : yakinkan
klien bahwa perasaan yang campur aduk adalah normal. Sediakan
suasana untuk pasangan mendiskusikan perasaan.
Rasional : Membantu menurunkan stres berhubungan dengan
kehamilan. Mengungkapkan perasaan lain dari biasanya, sikap,
dan pengalaman masa lalu.
Edukasi
4. Kaji sistem pendukung seprti bibi, nenek, cultural healer, dan
sebagainya.
Rasional : Dukungan yang adekuat dapat membantu klien
mengatasi perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan
mempertahankan harga diri positif.
5. Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi.
Rasional : Klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang
lebih untuk memudahkan peneriman diri/kehamilan.
Kolaborasi : -
Intervensi
Observasi
Nursing Treatment
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA