Anda di halaman 1dari 45

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR TEORI


A. Pengertian
1. Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari
ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar
(Saifudin, Abdul Bari, 2008).
2. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari
pertama hadi berakhir. (Wiknjosastro, Hanifa.2008)
3. Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, 2010).

Pengertian Kehamilan Trimester II


1. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 14 – 28 minggu.
(Manjoer, Arief. 2003)
2. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 13 – 27 minggu.
(Kusmiati, Yuni. 2009)
3. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12 – 28 minggu
(Saifudin, Abdul Bari. 2008)

B. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua


1. Tanda Subyektif
a. Perubahan payudara : nyeri tekan, terasa berat, pembesaran,
pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan
pada wanita yang belum pernah hamil.
b. Frekuensi berkemih : kongesti darah pada organ perlik
meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran
uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger
keinginan untuk berkemih selama kehamilan.
c. Gejala gejala umum : beberapa wanita mengatakan bahwa ia
merasa hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur.
d. Quickening : berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi
getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh
calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang
pernah hamil sebelumnya.

2. Tanda Obyektif (probabilitas)


a. Tanda Chadwick’s : bercak keunguan pada vagina karena
meningkatnya suplai darah.
b. Tanda Hegar’s : melunaknya segmen bawah uterus.
c. Tanda Godell’s : melunaknya uterus
d. Perubahan uterus : pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar
buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan
kelima fundus uteri telah naik sampai ke pusat.
e. Ballottement : pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang
menjauh dan
f. kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar
kehamilan 4 sampai 5 bulan
g. Uterine soufflé : desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
h. Kontraksi Braxton Hicks : kontraksi yang mungkin terjadi selama
masa kehamilan, tidak terasa sakit.
i. Perubahan abdomen : karena uterus membesar, maka secara alamiah
dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin
teregang
j. Striae gravidarum : terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis
tak teratur pada kulit abdomen.
k. Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit
payudara, mula dan midline abdomen

3. Bukti positif (absolut)


Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat :
a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah
janin melalui tali pusat). Denyut jantung janin dapat didengar
selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi
ultrasonografi janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui
stetoskop. DJJ terdengar seperti detak cepat jarum jam, berdenyut
120 – 160 kali permenit. Desiran funik jarang didengar, secara
alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi
memiliki pantulan, bunyi berdesis.
b. Merasakan bagian – bagian janin. Bagian janin paling cepat teraba
pada minggu kelima, tetapi biasanya baru teraba kemudian
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada
gambaran x-ray. Usg telah berhasil dengan baik menentukan embrio
paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh x-ray
paling cepat minggu ke 12
d. Merasakan gerakan janin. Terkadang pada bulan keempat ibu
merasakan gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini
harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa.
e. Mencatat elektrokardiogram janin. Ekg janin adalah tekniuk dimana
impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara
meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini
memberikan informasi berkelanjutan tentang janin.
C. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum
di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.

D. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua


Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan
pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun
perkembangan yang terjadi meliputi:
1. Penampakan eksternal.
a. 16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia,
mata, telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan tangan dan
kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik.
b. 20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki
memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
c. 24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang
sempurna, kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa,
terbentuk kelenjar keringat.

2. Pengukuran mahkota ke pantat (cm)


a. 16 minggu : 11,5-13,5
b. 20 minggu : 16-18,5
c. 24 minggu : 23

3. Perkiraan berat badan (gr)


a. 16 minggu : 100
b. 20 minggu : 300
c. 24 minggu : 600

4. Sistem musculoskeletal
a. 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai
akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya
ibu mulai dapat merasakan gerakan janin.
b. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di
seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah
dapat dideteksi.
c. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang
sempurna sampai minggu ke 27.
d. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup
kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
e. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.

5. Sistem sirkulasi
a. 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah
dibentuk aktif dalam limpa.
b. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang
dan menurun dalam hepar.

6. Sistem gastrointestinal
a. 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
b. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat
cairan usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo
dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim
disekresi, anus terbuka.
c. 17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan
bibir atasnya.
d. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat
dikenali, dapat menjulurkan kedua bibirnya.
e. 22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.

7. Sistem pernafasan
a. 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat
brochiolus terminal dan respiratorius.
b. 18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun
perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi
kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
c. 20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
d. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang
lemah.
e. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti
pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.
8. Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.

9. Sistem persarafan
a. 16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum
memperlihatkan beberapa tonjolan.
b. 20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi
mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1.
c. 24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi
neuronal pada korteks serebri berakhir.

10. Organ-organ pengindera

a. 16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara


umum.
b. 20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.

11. Sistem genitalis


24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke
skrotum

E. Fisiologis Kehamilan Trimister II


       Perubahan adaptasi fisiologis pada trimester II adalah
1. Uterus
Terjadi perubahan bentuk dan ukuran uterus akibat pengaruh dari
estrogen dan progesteron. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk
bukit. Hubungan antara besarnya dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui, diantaranya untuk mengetahui diagnosa apakah
wanita tersebut hamil fisiologis atau hamil ganda atau menderita
penyakit seperti mola hidatidosa dan sebaganinya (Saifudin, Abdul
Bari. 2008)
a. UK 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½
jarak pusat ke simpisis.
b. UK 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir
bawah pusat.
c. UK 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas
pusat
Umumnya seiring pembesaran uterus berotasi ke kanan. Hal ini
kemungkinan disebabkan adanya colon rektosigmoid di sebelah
kiri. Hipertrofi ekstensif (pembesaran) dan mendesak usus halus ke
kedua sisi abdomen. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi
uterus dapat dirasakan selalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut
tanda brakton hicks. Selain bertambah besar uterus yang mengalami
perkembangan desidua dan perubahan berat. Bentuk serta posisi
dinding otot menjadi kuat dan elastis.

2. Vulva dan Vagina


Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
perjadi hipervascularisasi mengakibatkan pembuluh – pembuluh darah
dan alat genetalia interna akan membesar. Hal ini terjadi karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat – alat genetalia tersebut meningkat.
Peningkatan sensitifitas dan meningkatkan keinginan dan bangkitnya
nafsu seksual. Khususnya selama Trimester II kehamilan. Peningkatan
Kongesti kehamilan relaksasi dingin pembuluh darah dan uterus akan
dapat menyebabkan timbulnya odema dan varices vulva. (Kusmiati,
Yuni. 2009)

3. Ovarium
Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu :
a. Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa
reproduksi.
b. Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan
pengeluaran hormon steroid (estrogen, progesteron, androgen)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu
seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum mengecil (Saifudin,
Abdul Bari. 2008)

4. Servik Uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar – kelenjar serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak
(keputihan).

5. Payudara/mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum berasal
dari asinus yang bersekresi. Selama trimester kedua pertumbuhan
kelenjar mammae meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal dan
plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus
dan jaringan lubulus alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan
nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat
akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih panjang.
Peregangan ligamentum cooper sucpensosium fibrosa berlebihan yang
menompang payudara dapat dicegah dengan menggunakan bra
maternitas sesuai ukuran.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai
kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.
(Pantikawati, Ika. 2010)

6. Sirkulasi Darah
Peredarahan darah Ibu mempengaruhi beberapa faktor antara lain :
1) Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retro placenta.
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat,
akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran
darah, yaitu :
- Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum
darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga
terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32
minggu curah jantung akan bertambah sekitar 30%
bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK
16 minggu.
- Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi
pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
(salah satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia
fisilogis (Saifudin, Abdul Bari. 2008).

7. Sistem Respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil
sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha
bernafas. (Pantikawati, Ika. 2010)

8. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ – organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
ke arah atas dan lateral, wasir (hemoroid).
Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena – vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid,
perut panas (heartburn) terjadi karena aliran balik asam gastrik ke
dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni. 2009)

9. Sistem Kardiovasculer
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadinya
proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi
sedikit mengalami kenaikan kembali tekanan darah sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi
jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum
terjadi selama masa hamil. Bunyi spitting S1  dan S2 lebih jelas
terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke 20 gestasi. Selain
itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat di dengar di daerah pulmonal.
(Pantikawati, Ika. 2010)
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi)
edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat
sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan.
Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan
uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena
sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena

10. Sistem tractus urinarius


Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang. Pada trimester II kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada
masa hamil di tunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kadung kemih sampai sekitar
1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih, walaupun kemih haya berisi
sedikit urine. (Pantikawati, Ika. 2010)
11. Sistem musculosletal
Selama trimester II mobilitas persendian akan berkurang terutama
di daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi
cairan pada jaringan konektif/ jaringan yang berhubungan di sekitarnya.
(Pantikawati, Ika. 2010)

12. Sistem Integument


Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron kadar
MSHnya pun meningkat (Kusmiati, Yuni. 2009)

13. Sistem endokrin


Adanya peningkatan estrogen dan progesteron serta
bertambahnya pembentukan FSH dan LH. (Pantikawati, Ika. 2010)

14. Kenaikan berat badan


Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa
kehamilan. (Pantikawati, Ika. 2010).

F. Perubahan dan Adaptasi Psikologi


Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara
lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan
bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di
luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester
pertama dan merasakan meningkatnya libido ( Pusdiknakes, 2003: 27).
Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik,
kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan
perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum
menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti
dan mengerti tentang kehamilannya ( Tri Rusmi Widayatun dalam Dewi,
1999: 154).

Perubahan emosi :

1. Bulan ke 4:
a) Tampak egosentris dan sering melamun
1) Mulai menunjukan tingkah laku “mengayomi;
menyiapkan segala sesuatu untuk bayi yang akan lahir dan
untuk dirinya dalam mengantisipasi kelahiran.
2) Kelabilan alam perasaan dan emosi , keasikan dan
kelabilan alam perasaan menyusahkan orang-orang
disekitarnya; memerlukan kasih sayang, perhatian, dan
pemahaman ekstra
3) Ketidakstabilan mirip dengan sindroma pra menstruasi,
termasuk mudah tersinggung, suasana hati yang berubah-
ubah, tidak rasional dan cengeng
4) Perasaan tidak karuan, pikiran kacau, menjadi pelupa,
menjatuhkan barang-barang, mengalami kesulitan untuk
memudahkan perhatian

2. Bulan ke 5:

1) Menerima realita kehamilan


2) Berkurangnya perubahan suasana hati, tetapi kadang-
kadang perasaan cepat, marah dan tersinggung masih
muncul
3. Bulan ke 6:
1) Perubahan suasana hati mulai berkurang
2) Perasaan cemas tentang masa depan

G. Kebutuhan Pada Ibu Trimester II


Kebutuhan psikologis pada trimester II
1. Support keluarga dan tenaga kesehatan
Ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari
keluarga dan tenaga kesehatan. Adanya dukungan ini menyebabkan
ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati kehamilannya.
Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitif, oleh karena itu
dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal. Selain itu,
persiapan untuk menjadi orang tua merupakan hal yang sangat penting
dilakukan sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah
memiliki anak, hal yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan
anak tertua dalam menghadapi kelahiran adik barunya.
Biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara
lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerak
bayinya dan mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang
di luar dirinya sendiri.
Pada periode ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada
trimester pertama, merasakan meningkatnya libido.
Dukungan yang dapat diberikan keluarga atau suami adalah
bersama-sama dengan ibu merencanakan persalinan, ikut mewaspadai
adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya, dan bersama-sama
merencanakan suatu rencana apabila terjadi komplikasi.
Petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan
mengajarkan kepada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-
tanda bahaya, rencana kelahiran, dan rencana kegawatdaruratan,
karena saat ini merupakan waktu dan kesempatan yang paling tepat.

2. Persiapan menjadi orang tua


Kelahiran dapat pula disebut sebagai suatu keajaiban karena
dalam waktu sembilan bulan terbentuklah suatu makhluk hidup baru
dari sebuah sel yang besarnya tidak lebih dari sebutir pasir. Peristiwa
ini membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua
dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidupnya.
Kegembiraan dan kesedihan akan lebih mempererat hubungan
diantara keduanya.
Mengandung merupakan waktu yang paling mencemaskan bagi
ibu apalagi ketika menunggu saat kelahiran dan ini dapat diperingan
dengan mendiskusikan semua kecemasan yang dirasakan dengan
pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan. Memamg ketika
mengetahui bahwa diri hamil akan terasa mengejutkan, namun
diperlukan persiapan untuk menjadi orang tua sedini mungkin,
diantaranya :
1. Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat
melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang
setiap kejadian yang dialami.
2. Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan dilakukan
untuk menghadapi status sebagai orang tua, seperti : akomodasi
bagi calon bayi, menyiapkan tambahan penghasilan, bagaimana
nanti apabila nanti bila tibanya saat ibu harus kembali bekerja,
apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi, dll.
Hubungan ini dapat memperkokoh perasaan diantara pasangan,
Bahwa memiliki bayi berarti saling membagi tugas. Yang tidak kalah
penting adalah persiapan  psikologis dalam menghadapi perubahan
status dari hanya hidup berdua dengan pasangan, sekarang ada
anggota baru dalam keluarga. 

3. Persiapan sibling
Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari
ikatan batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting.
Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk semacam
independensi dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa
terancam oleh kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum
mencapai kekuatan ikatan batin yang sama. Anak-anak berusia 3
tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran seorang
bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda mungkin merasa
cemas menantikan peristiwa kelahiran adiknya.
Kenyataannya semua anak merasa teraancam oleh kedatangan
seorang bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik
selama kehamilan maupun setelah kelahiran dan perlu diyakini bahwa
ibu masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam
menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan cara :
a. Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia
dan kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia
kehamilan muda karena anak akan cepat bosan
b. Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang
lain
c. Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
d. Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
e. Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang
kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
f. Menunjukkan foto anak semasa bayi, sehingga dapat
membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.
g. Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi,
sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi
disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik anak laki-laki
atau perempuan dapat menggunakan boneka untuk
memperagakannya di rumah.
h. Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian
calon adiknya
i. Bila akan menggunakan kamar sang kakak, siapkan beberapa
bulan sebelumnya agar tidak merasa tersisihkan
j. Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir
k. Apabila bayi kembar atau cacat maka persiapkan
sedini mungkin sang kakak untuk lebih mandiri
l. Bila anak sudah cukup besar ajarkan cara memakai dan melepas
baju sendiri, makan ataupun membantu untuk membawakan
sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin
m. Memperkenalkan pengasuh
n. Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak
sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan
makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bisa
o. Perlihatkan cinta pada anak tertua
p. Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik,
maka jangan panic
q. Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin
anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan
r. Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan
anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan sehingga
anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan
s. Jika punya kesempatan mulailah menempatkan anak dalam
kelompok bermain sebelum bayi lahir
H. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua

Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan


pada calon ibu mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya,
termasuk tindakan apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan
selama kehamilannya tersebut. Berikut akan diuraikan mengenai
pendidikan prenatal pada kehamilan trimester kedua yang perlu
diinformasikan pada ibu hamil :
1. Minggu 12- 24
Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi
lebih menyadari janin sebagai manusia. Hal – hal yang perlu
diinformasikan antara lain mengenai :
a. Pertumbuhan janin
1) Gerakan
2) DJJ
b. Kebersihan personal
1) Pakaian yang memberikan rasa nyaman
2) Perawatan payudara dan kutang yang menyangga
3) Rekreasi, perjalanan
4) Keluaran vagina
c. Rencana pekerjaan atau sekolah
d. Metode memberi makan bayi: Asi atau susu botol
e. Berikan bahan bacaan pada metode yang dipilih
f. Penghindaran atau mengurangi
1) Sakit pinggang
2) Konstipasi
3) Hemoroid
4) Bengkak pada tungkai, varicose, edema, kram
5) Nyeri ligamentum teres
g. Petunjuk nutrisi
h. Penambahan berat badan
i. Diet seimbang
j. Kebutuhan khusus nutrisi

I. Komplikasi pada Trimester ke II


a. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada
umumnya, gejala mual dan muntah sudah berangsur reda saat
kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal ini
masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi
kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan
risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga
rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari
dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus
menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan
muntah.
b. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah
gingivitis atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada
ibu hamil disebabkan karena kadar hormon progesteron yang
mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi
lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang
lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika
rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
c. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional.
Tandanya adalah ibu sering lapar, haus, sering buang air
kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila menemui
tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah.
Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu
tandanya.
d. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan
darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja
lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun,
kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara
berlarut-larut.
J. WOC Perubahan pada ibu
hamil

FISIOLOGIS

Peningkatan kebutuhan Sist. Gastrointestinal Sist. Respirasi


metabolisme
Desakan uterus
Peningkatan estrogen
Kebutuhan nutrisi ke diafragma
ke janin berkurang
Penurunan produksi HCI Rongga dada sempit

Resiko cedera
pada janin Penurunan BB Komplien paru terbatas

Ventilasi
Pernapasan

Napas pendek & dangkal

Kurang tentang perawatan


Pola nafas tidak
Pada masa kehamilan
efektif

Kurang informasi
PSIKOLOGIS

Kurang Integument

pengetahuan
Estrogen meningkat

Terbentuk striae gravidarum

Gangguan citra
tubuh
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain
dalam suatu ruangan.

a. Identitas Pasien
1) Biodata
a. Nama
Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur
Ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
c. Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku
Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan
Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.

b. Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.

c. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.

d. Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah
dirawat di rumah sakit atau tidak.
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit
keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga
apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)

g. Riwayat Menstruasi
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi
pada usia pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini
bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita
biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
h. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,
plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar /
macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.

i. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas
yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga
dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.

j. Riwayat Kehamilan Sekarang


a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala
sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap
minggu.
b) Gerakan janin
Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi
gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari
setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan
interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah
mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon
pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).
Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin
walupun diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual
hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan
usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil
yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.

k. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya,
ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan
KB apa.

l. Pola Kebiasaan Sehari-Hari (bio-psiko-social-spiritual)


1. Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium,
zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang
seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari
kelebihan berat badan yang berlebihan.
2. Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh
sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin
membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu
juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh
kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus
halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit
dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan
rektum.
3. Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita
hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
4. Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan
menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai
kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan
di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat
mengganggu janin dalam kandungannya (Christina, 2000:163).
5. Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah
caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan
kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya
bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.
Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok
yang dari depan ke belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah
kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi
tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan,
karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa
nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang
bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam
seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-160)
m. Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap
kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga
tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan
dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua
yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
n. Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

o. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Compos mentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan
Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil
Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat
hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat
badan.
- Berat badan sekarang
Selama kehamilan trimster II dan III pertambahan berat
badan sekitar 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
(Pusdiknakes, 1993 : 67). Berat badan selama hamil harus
meningkat. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata
0,3-0,5 kg/minggu. Bila kenaikan berat badan terdapat
kenaikan berlebihan, perlu dipikirkan resiko (bengkak,
kehamilan kembar, hidramnion, anak besar) (Depkes RI,
1994 : 10).
- Lingkar lengan atas :
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi lbu kurang atau buruk. Sehingga dia beresiko
untuk melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan sejak awal
kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih
memperhatikan kesehatannya, jumlah dan kualitas
makanannya (Depkes RI ,1994 : 10).
- Gejala cardinal
1. Suhu
Normal 35,5- 37,5 C jika lebih dari 37,5 C dikatakan
demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan(Depkes RI,
1994 : 11).
2. Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi
lebih dari 120x/menit, maka hal ini menunjukkan adanya
kelainan (Depkes RI, 1994 : 11).
3. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmhg. Adanya kenaikan sistole > 30 mmhg dan diastolik
15 mmhg, perlu diwaspadai adanya pre eklampsi (Depkes
RI, 1994 : 11).
Batas tekanan darah yang memerlukan kewaspadaan
130/90 mmhg (Winkjosastro, 2007 : 160). Desakan darah
yang normal rata-rata pada wanita hamil yang berumur 20
tahun 120/76 mmhg, antara 20-30 tahun 110/70 mmhg.
Bila dalam pemeriksaan terdapat desakan darah 130/80
mmhg ke atas maka penderita harus mendapat
pengawasan (Ibrahim, 1993 : 94).
4. Respirasi
Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernapasan yang
meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah, bila hal
ini timbul setelah melakukan kerja fisik(Berjalan, tugas
sehari-hari) maka kemungkinan terdapat penyakit jantung
(Depkes RI, 1994 : 11).

2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka
ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak
rontok dan distribusi merata
3) Wajah : Pada muka didapatkan hiperpigmentasi
yang disebut closma gravidarum,
disebabkan karena hormon MSH
(Melanophone Stimulating Hormone)
yang meningkat/tidak, muka pucat/tidak
dan kelihatan sembab/tidak (Sastrawinata,
1983 : 159).
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak
ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak
berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Payudara
Primigravida mammae tampak tegak dan tegang. Adakah
hiperpegmentasi pada areola mammae dan papila, adakah
tonjolan/tidak. Apakah colostrum sudah keluar/belum
(Sastrawinata,1983 : 160)
Payudara membesar dan tegang akibat hormon somatotropin,
estrogen dan progesteron. Estrogen mengakibatkan hipertropi
sistem saluran. Progesteron mengakibatkan menambah sel-sel
asinus pada mammae. Somatotropin mengakibatkan mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahn dalam sel-
sel sehingga terjadi pembuatan casein, lactalbumin dan
lactoglobulin. Dibawah pengaruh progesteron dan somatotropin
terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus sehingga mammae
membesar, papila mammae membesar, lebih tegak dan lebih hitam
(termasuk areola mammae) karena hiperpigmentasi. Hamil 12
minggu ke atas keluar kolostrum yang berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Winkjosastro, 2007 : 95).

1) Inspeksi : bentuk melingkar, simetris, hiperpig-


mentasi pada areola, puting susu
menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, colostrum (-).
c. Abdomen
Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh
estrogen dan progesteron yang meningkat menyebabkan hipertrofi
otot polos uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehimgga uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2007 : 89).
Linea Alba menjadi lebih hitam(= linea grisea). Terjadi
pengaruh hormon kortikosteroid placenta yang merangsang MSH
sehingga terjadi peningkatan. Sering dijumpai kulit perut seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-
biruan disebut striae lividae. Setelah partus striae lividae berubah
warnanya menjadi putih disebut striae albican (Winkjosastro,
2007 : 97-98).
1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea
nigradan pembesaran uterus sesuai dengan
umur kehamilan.

2) Palpasi
Leopold I :
1. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke
arah muka klien
3. Rahim dibawah ke tengah
4. Tinggi fundus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat
bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang
melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di
atas simfisis

Leopold II :
1. Kedua tangan pindah ke samping
2. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3. Tentukan letak punggung anak
4. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung
dengan satu tangan menekan di fundus

Leopold III :

1. Dipergunakan satu tangan saja


2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3. Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah
perut.

Leopold IV :

1. Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki


si penderita.
2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah
ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
a. Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran
tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)
b. Kedua tangan pada pinggir kepala convergent
(ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul). Leopold IV untuk menentukan bagian
yang terendah danberapa masuknya bagian yang
bawah ke dalam ronggapanggul.

d. Genetalia
Apakah vulva kelihatan membengkak, kebiruan, ada
varises, tidak keluar darah pervaginam, divulva tidak ada
condiloma dan vulva bersih (Ibrahim, 1983 : 119).
Adanya hipervascularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah agak kebiruan (lividae) yang disebut
tanda chadwick. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi
lunak. Kelenjar-kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan ekskresi lebih banyak. Pada wanita hamil
sering mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Keadaan ini dalam batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologis (Winkjosastro, 2007 : 94-95).

3) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)

4) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari
kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
5) Pemeriksaan Laboratorium
 Hb
Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum
pasien lemahserta pucat, kemungkinan pasien
mengalami anemia.
 Urin
Dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan pembuluh
darah abdomen yang mengalirkan O2
b. Resiko cedera janin berhubungan dengan malnutrisi (pola makan
yang tidak sehat)
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
dan hiperpigmentasi pada kehamilan
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya informasi
tentang kehamilan.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh
darah abdomen yang mengalirkan O2
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan
pola nafas kembali normal.
Kriteria Hasil :
1) Irama dan frekuensi nafas dalam batas normal
2) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
3) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan
fungsi pernafasan
Intervensi :

Observasi

1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan


tenaga, kelelahan).
Rasional : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi
pada kira-kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2. Kaji riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah
sinus,tuberkulosis).
Rasional : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan
dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya
masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada
klien dengan anemia sel sabit).
Rasional : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 –
32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia
dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi
dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).

Nursing Treatment

4. Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin


Rasional : Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang
salah / kurang tepat
Edukasi
5. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program
latihan yang realistis
Rasional : Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang
tidak stabil / tidak efektif dan agar     ibu dapat mengatasi apabila
terjadi sesak tiba-tiba
6. Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap
rokok atau bau yang menyengat
Rasional : Menghindari sesak akibat rangsangan zat kimia yang
berbau menyengat
7. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional : Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.

Kolaborasi

8. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila


diperlukan
Rasional : Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak
nafas

b. Resiko cedera janin berhubungan dengan malnutrisi (pola makan


yang tidak sehat)
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan bayi tidak
mengalami cedera.
Kriteria hasil :
1. Pasien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri dan janin.

Intervensi
Observasi
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan
dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester kedua.

Nursing Treatment
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah
ke uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
3. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan
otak janin

Edukasi
4. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang
diketahui mengalami infeksi Rubella.
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester II
5. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta.

Kolaborasi : -

c. Gangguan citra tubuh berbuhungan dengan perubahan fungsi


tubuh, hiperpigmentasi pada kehamilan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan
masalah gangguan citra tubuh teratasi.
Kriteria hasil diharapkan klien dapat :
 Mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
 Mengungkapkan penerimaan terhadap diri sendiri dalam situasi
kehamilan
 Mendemonstrasikan citra diri positif dengan mempertahankan
kepuasan terhadap penampilan secara menyeluruh.
Intervensi :
Observasi
1. Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan
situasi pekerjaan, dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang
terdekat.
Rasional : Perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi
kemampuannya untuk mengembangkan perasaan positif terhadap
perubahan bentuk tubuhnya, sebagaimana kemampuannya
beradaptasi positif terhadap peran menjadi ortu.
2. Identifikasi hal mendasar dari harga diri klien sehubungan dengan
perubahan karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan
dengan peran baru tersebut.
Rasional : Perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena
perubahan bentuk tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi
yang berdampak negativ terhadap kehamilan maupun kemampuan
ortu pada klien dengan harga diri buruk dan integritas egonya
lemah.

Nursing Treatment
3. Tinjau ulang perubahan fisiologis selama kehamilan : yakinkan
klien bahwa perasaan yang campur aduk adalah normal. Sediakan
suasana untuk pasangan mendiskusikan perasaan.
Rasional : Membantu menurunkan stres berhubungan dengan
kehamilan. Mengungkapkan perasaan lain dari biasanya, sikap,
dan pengalaman masa lalu.

Edukasi
4. Kaji sistem pendukung seprti bibi, nenek, cultural healer, dan
sebagainya.
Rasional : Dukungan yang adekuat dapat membantu klien
mengatasi perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan
mempertahankan harga diri positif.
5. Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi.
Rasional : Klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang
lebih untuk memudahkan peneriman diri/kehamilan.

Kolaborasi : -

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya informasi


tentang kehamilan.
Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan

Intervensi

Observasi

1. Kaji tingkat pendidikan ibu


Rasional : Mengetahui tingkat pendidikan ibu dapat memudahkan
memberikan penjelsan tentang perawatan kehamilan

Nursing Treatment

2. Lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapat


mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-
hal yang dapat membahayakan janin.
Rasional : Membantu ibu mengetahui tentang hal – hal yang
beresiko selama kehamilan
Edukasi
3. Berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan
psikologis normal pada ibu hamil
Rasional : mencegah tingkat kekhawatiran pada ibu selama
kehamilan
4. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.
Rasional : Membantu ibu mengetahui hal – hal yang perlu
dilakukan saat kehamilan dan proses pengobatan jika terjadi sakit
pada ibu
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan memberikan imunisasi TT 0,5 ml IM
Rasional : melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak
bersih dan mencegah bakteri menyerang bayi baru lahir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari
ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup
diluar (Saifudin, Abdul Bari, 2008).
B. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua di bagi menjadi
tiga yaitu : tanda subyektif, tanda obyektif (probabilitas), bukti positif
(absolut).
C. Etiologi : ovum, spermatozoa, konsepsi, nidasi, plasentasi.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua :
penampakan eksternal, pengukuran mahkota ke pantat (cm), perkiraan
berat badan (gr), sistem musculoskeletal, sistem sirkulasi, sistem
gastrointestinal, sistem pernafasan, sistem renalis, sistem persarafan,
organ-organ pengindera, sistem genitalia.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, yuni. Dkk.2009. Perawatan ibu hamil (asuhan Ibu Hamil).Jakarta:


Fitramaya
Manjoer,Arif dkk. 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : media
Aeusculapious
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami kesehatan reproduksi Wanita.
Jakarta :EGC
Pantikawati, Ika .S.SiT dan Saryono, S.Kp. M. Kes. 2010. Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayayasan Bina
Pustaka
Syaifudin, Abdul Bari, dkk.2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: JNPKKR – POGI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.
Wiknjosastro, Prof. Dr. Dr. Gulardi Hanifa, SpOG dkk. 2008. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai