Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA MASA KEHAMILAN

Oleh :

Dewi Sartika
PO71242220012
Kelas B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

PRODI PROFESI JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
Kehamilan adalah masa perubahan anatomis dan fisiologis yang
mendalam. Selain itu organ reproduksi, semua sistem fisiologis ibu membuat
adaptasi yang diperlukan untuk mendukung perkembangan janin dan, pada
saat yang sama, mempertahankan homeostasis ibu (King, et all, 2019:1061).

2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Menurut King, et all (2019:1074) fertilisasi yaitu bertemunya sel telur
dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering
adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan
terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi
yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8
sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel
yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu
dan akhirnya terbentuklah sebuah  rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel
diluar disebut trofoblas. Zona pellusida  akhirnya menghilang sehingga
trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi
selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari
setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass
akan membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta
mesoderm (King, et all, 2019: 1079).

b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai
berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan
organ (King, et all, 2019: 1079).
.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir (King, et
all, 2019:1080)
Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis
mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap dan
menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis
kelaminnya.
Minggu ke 16  : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak
subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada
tubuh.
Minggu ke 20   : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB,
wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata,
lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton terlihat
pada pemeriksaan sinar X  kelenjar minyak telah aktif
dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus,
gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke
18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 –
17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap
dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan
menyepak dalam merespon rangsangan.
Minggu ke 28   : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak
deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit
berkurang, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat
karena lemak disimpan disana, testis terus turun.
Minggu ke 36   : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki
terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36 ovarium
perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku
jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari,
umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40   : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna,
tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang
terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus
mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu
tersebut.
4. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi :
 Cloasma gravidarum
 Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada
kulit.
b) Perut
 Striae livide
 Striae albican
 Linea alba makin menghitam
c) Payudara            : hipepigmentasi areola mamae
11) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
3) Tanda Goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak
nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi
pada urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign) (Marjati dkk, 2010:72-75)
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
5. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil (Sarwono,2007:94-100)
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim, dan membesar 5 kali dari
ukuran normal pada kehamilan 38 minggu (king, et all, 2019:1063).
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3) Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie
gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
Alveoli mengembang dan berkembang biak di ujung lobulus payudara;
lobulus juga berproliferasi. Menjelang pertengahan kehamilan, sel-sel
epitel alveolus berubah menjadi sekretorik epitel, yang merupakan tahap
pertama laktogenesis. Menjelang akhir kehamilan, alveolus
mengeluarkan kolostrum tetapi terutama diam sekunder untuk
penghambatan oleh progesteron, salah satu hormon kehamilan utama
(King, et all, 2019:1064).
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas
paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas
lebih dalam. Sekitar 20-25%.
Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
6. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan
secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan
pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi
seperti berikut ini.
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.
Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan
suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami.
4) Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah
bagi keluarga.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan 
sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum
terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya
dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar
dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu  merasa khawatir  atau
takut kalu – kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang
tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi mereka laki – laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama
unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010 ; 68 - 69)
7. Ketidaknyamanan Umum selama Kehamilan
a. Nausea
Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di
pagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara
pasti, perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang
rendah (mungkin disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan
siklus yang tidak berujung pangkal), lambung yang terlalu penuh,
peristaltik yang lambat dan faktor – faktor emosi yang lain.puncak
nausea dan muntah pada wanita hamil adalah pada usia kandungan 11
minggu dan menghilang antara umur kehamilan 14 – 22 minggu.
Cara meringankan:
1) Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
2) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat
tidur dipagi hari
3) Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari
stimulasi refleks gag.
4) Istirahat
5) Gunakan obat – obatan
Tanda bahaya      : hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan,
tanda – tanda kurang gizi
b. Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)
Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus sehingga membuat isthmus
menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang
membesar akibat adanya tekananlangsung pada uterus yang membesar.
Frekuensi kemih meningkat pada trimester  ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan:
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malam hari.
Tanda – tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria
c. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran
payudara yang semakin bertambah atau keletihan. Sebagian besar
disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena
titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus.
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal,  gunakan
mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat benda.
d. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan
kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama
kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan
menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III
karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Cara penanganan :
1) Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
2) Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan
kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
3) Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas
kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam
4) Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti
saat sedang berdiri.
e. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki secara teratur setiap hari
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4) Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan
vena-vena panggul
f. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat
dan penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
2) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar
bagi lambung untuk menjalankan fungsinya
3) Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus
dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
4) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
g. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos
usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
1) Asupan cairan yang adekuat
2) Istirahat cukup
3) Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur
untuk menstimulasi peristaltik
4) Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
5) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
6) Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur
tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen
bagian bawah secara teratur
h. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembulu darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah.
Cara penanganan :
1) Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
2) Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki
kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi
darah
3) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
4) Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari (Helen Varney, 2007 : 536-543 )
Cara penanganan :
1) Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
2) Berbaring rileks
8. Kebutuhan Ibu Hamil
a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1) Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak
20%. Hal ini disebabkan karena selam kehamilan pembesaran uterus
dapat menekan diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm
dan kapassitas total (paru-paru berkurang 5%).
2) Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan
seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya
meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral.
3) Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perwatan
gigi dan mulut ,perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4) Kebutuhan eliminasi
a) Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan
trimester III karena adannya penekanan kandung kemih  oleh
uterus.
b) Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi
otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar
pada kehamilan dan serta karena adannya aksihormonal yang
dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5) Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan
trimester III sedagkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6) Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko
cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya
dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan
melonjak,meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang
hari dan 8-11 jan pada malam hari.
8) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan
tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-
barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil (Bobak,2004 : 279-289)
1) Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat
ikatan keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yangbaik,
dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan
menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa
ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2) Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama
ibu hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu
dan mengenal serta menghindari kemunglinan komplikasi. Selain itu
petugas kesehan juga berperan dalam membantu untuk
mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
3) Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
4) Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnyaq beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru.
9. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
emastikan seorang wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri
atas anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul serta pemeriksaan
laboratorium.
a. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda – tanda sebagi berikut ini.
1) Terhentinya menstruasi/amenore
2) Mual dan muntah
3) Tingling (dilep), tegang, berbenjol – benjol, pembesaran payudara,
dan pelebaran puting susu.
4) Peningkatan frekuensi berkemih
5) Kelelahan
6) Perubahan warna pada payudara
7) Menonjolnya kelenjar Montgomery
8) Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
9) Pengeluaran kolostrum dari puting susu
10) Salivasi berlebihan
11) Tanda chadwick
12) Quickening biasanya UK 16 – 18 mg.
13) Pigmentasi kulit.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pengeluaran kolostrum
2) Perubahan warna pada payudara
3) Pembesaran pada abdomen
4) Teraba garis janin
5) Ballotement
6) Gerakan janin
7) Bunyi jantung janin
c. Pemeriksaan Pelvis
1) Pembesaran uterus
2) Perubahan bentuk uterus
3) Tanda piskacek
4) Tanda hegar
5) Tanda goodell
6) Teraba kontraksi baxton hicks
7) Tanda chadwick
d. Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1) Tes kehamilan positif
2) USG tampak keberadaan janin
3) Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)

B. KONSEP ANTENATAL CARE (ANC)


1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010;
110)
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
3. Kebijakan program
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Imunisasi TT
5) Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan
dimulai usia kehamilan 20 minggu)
6) Tetapkan status gizi
7) Tes laboratorium
8) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama
kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu sbb:
1) 1 kali pada trimester I
2) 1 kali pada trimester II
3) 2 kali pada trimester III
c. Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan Waktu Informasi Penting
Trimester Sebelum ·         Membangun hubungan saling
Pertama minggu ke 14 percaya antara petugas kesehatan dengan
ibu hamil
·         Mendeteksi masalah dan
menanganinya
·         Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatorum, anemis
kekurangan zat besi, penggunaan praktik
tradisional yang merugikan
·         Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
·         Mendorong perilakuk yang sehat
(giat, latihan dan kebersihan, dsb)
Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu
Trimester Sebelum
tentang gejala – gejala preeklapmsia,
kedua minggu ke 28
pantau TD, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Antara Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Trimester
minggu 28 – abdominal untuk mengetahui apakah ada
ketiga
36 kehamilan ganda
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
Trimester
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
ketiga
yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.
(Marjati dkk, 2010 ;9-13)
4. Penapisan Ibu Hamil
Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko.
Kemungkinan besar: persalinan normal,tetap waspada komplikasi
persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan /
kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
1) lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
2) lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi

SKOR POEDJI ROCHJATI


I II III IV
Kelompok Masalah/Faktor Resiko SKOR TRIBULAN
N
 Faktor Skor Awal Ibu Hamil 2
o I II III.1 III.2
Resiko
1 Terlalu Muda Hamil I < 16 4
tahun
2 Terlalu Tua Hamil I >35 4
tahun
Terlalu Lambat Hamil I,
kawin  > 4 tahun
3 Terlalu lama hamil lagi 4
(>10 tahun)
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 4
2 tahun)
5 Terlalu banyak anak, 4 atau 4
lebih
6 Terlalu tua umur > 35 tahun 4
7 Terlalu pendek < 145 cm 4
8 Pernah gagal hamil 4
9 Pernah melahirkan dengan
a.       Tarikan tang/vakum 4
b.      Uri dirogoh 4
c.       Diberi Infus/tranfusi 4
10 Pernah Sectio caesarea 4
11 Penyakit pada ibu hamil
a.       Kurang darah 4
b.      Malaria
c.       TBC paru 4
d.      Payah jantung
e.       Kencing manis 4
f.       PMS
12 Bengkak pada 4
muka/tungkai dan tekanan
darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air 4
(hydramnion)
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
19 Pendarahan dalam 8
kehamilan ini
20 Preeklampsi berat/ kejang - 8
kejang
(Buku KIA, 2009)

C. Emesis Gravidarum
1. Pengertian

Emesis gravidarum atau rasa mual dan muntah biasanya terjadi pada

masa 3 bulan awal kehamilan trimester pertama kehamilan (Suririnah, 2013).

2. Waktu Terjadinya Emesis gravidarum

Emesis gravidarum umumnya terjadi pada trimester pertama

kehamilan. Ada wanita hamil yang mual-mual dan diikuti dengan muntah,

namun ada juga yang hanya merasa mual. Rasa mual biasanya muncul saat

kehamilan memasuki minggu ke-6, tetapi bisa juga timbul lebih awal pada

minggu ke-4 (Revina, 2014).


Ada wanita hamil yang terbebas dari gejala mual-mual dan muntah

setelah melewati 14 minggu. Ada pula yang butuh waktu sekitar sebulan

untuk terbebas dari emesis gravidarum, meski mungkin nanti akan dialami

lagi selama masa kehamilan. Bahkan ada juga wanita yang terus menerus

mengalami mual dan muntah sepanjang kehamilan sampai persalinan

(Revina, 2014).

3. Penyebab

Menurut Revina (2014), Emesis gravidarum terjadi karena adanya

berbagai perubahan dalam tubuh selama hamil, yaitu:

a. Meningkatnya sejumlah hormon secara drastis pada awal kehamilan

seperti estrogen dan hCG yaitu hormon yang diproduksi plasenta selama

masa kehamilan dalam tubuh. Intensitas mual dan muntah cenderung

meningkat seiring dengan melonjaknya kadar hCG. Wanita hamil yang

memiliki kadar hCG lebih tinggi, ketika mengandung anak kembar, juga

cenderung mengalami intensitas emesis gravidarum yang lebih tinggi.

b. Indera penciuman menjadi lebih sensitif. Makanan-makanan tertentu

yang memiliki aroma kuat dapat tercium dari jarak cukup jauh dan bisa

langsung membuat merasa mual.

c. Kondisi emosional juga bisa memperparah emesis gravidarum, misalnya

jika sedang stres.

4. Akibat

Emesis gravidarum dianggap sebagai gejala yang normal, tapi bukan

berarti bisa diremehkan. Mual dan muntah akan menimbulkan kelelahan dan

menurunkan kondisi fisik, yang tentu saja tidak baik bagi kehamilan (Revina,

2014).
Intensitas emesis gravidarum tergolong ringan hingga sedang, maka

tidak akan berpengaruh buruk pada kesehatan janin. Sedangkan gejala mual-

mual dan muntah yang berlangsung terus menerus dengan intensitas tinggi,

ada kemungkinan menimbulkan risiko yang lebih tinggi pada kesehatan janin

(Revina, 2014).

Dalam kondisi yang ringan, mual saat hamil biasanya tidak akan

menyebabkan komplikasi apa pun pada bayi. Namun, dalam kasus yang

cukup parah seperti pada hiperemesis gravidarum, akan mengalami berbagai

komplikasi seperti ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, dehidrasi,

depresi dan kecemasan ekstrem, malnutrisi pada janin akibat berat badan ibu

yang terus menurun. Morning sickness bisa sangat menganggu dan

memengaruhi ibu dalam banyak hal. Pasalnya, kondisi ini menaikkan tingkat

stres, termasuk menambah kecemasan dan depresi. Akibatnya, hal ini kerap

menghambat wanita dalam bekerja, bersosialisasi, dan melakukan

serangkaian kegiatan harian lainnya (Nuazizah, 2018).

5. Cara Mengatasi

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang

digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan

terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999).

Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang

menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &

Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan

pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang

mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan. Teori


keperawatan yang ada dapat dijadikan individu untuk mengintegrasikan

pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi

sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi

kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif

pada perubahan psikoimunologik. Peningkatan penggunaan cara tradisional,

seperti akupresur, aromaterapi dan senam olah pernapasan mungkin

disebabkan meningkatnya pelatihan ketrampilan teknik pengobatan tersebut

sebagai pengobatan alternatif untuk kemandirian hidup sehat.

Menurut Revina (2014), emesis gravidarum merupakan gejala yang

umum meskipun demikian bukan berarti harus membiarkannya saja. Mual

dan muntah yang dialami akan mempengaruhi pada perkembangan janin

sehingga harus mempunyai cara untuk mengatasi emesis gravidarum yang

terjadi, berikut cara-caranya:

a. Makan dengan porsi kecil.

Pada saat sedang hamil di trimester pertama gangguan dari emesis

gravidarum akan mempengaruhi pada asupan nutrisi sehingga jika

dibiarkan akan mengganggu perkembangan janin, yang harus dilakukan

adalah dengan membuat  jadwal makan. Pada saat kehamilan usahakan

makan dengan jumlah yang sedikit tetapi terjadwal sehingga pencernaan

dapat menerimanya. Pilih makanan dengan nutrisi yang dibutuhkan untuk

memberikan manfaat lebih selama kandungan apalagi di trimester

pertama untuk memperkuat janin.


b. Bangun pagi dengan jeda istirahat terlebih dahulu.

Bangun pagi hendaknya tidak beranjak dari tempat tidur ada

baiknya untuk duduk beberapa menit dan bangun secara perlahan.

Beberapa wanita yang sedang hamil melakukan cara mengatasi emesis

gravidarum dengan menyediakan beberapa biskuit sebelum beranjak di

tempat tidurnya untuk mengurangi mual yang berlebih di pagi hari.

Sehingga memberikan jeda istirahat terlebih dahulu.

c. Menghindari makanan pedas dan berlemak.

Meskipun dirasa sudah membaik ketika siang hari bukan berarti

dapat memberikan asupan makanan tanpa kontrol disiang hari, mengingat

selama masa kehamilan sangat diperlukan pemilihan makanan yang

justru akan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan. Makanan pedas

dan berlemak selain menggangu pencernaan juga akan menggangu

karena memicu emesis gravidarum. Perbanyak minum air putih sehingga

terhindar dari dehidrasi pada saat kehamilan.

Menurut Suririnah (2013), ada beberapa tips untuk membantu

mengatasi emesis gravidarum selama awal kehamilan :

a. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat bertambah mual. Berusahalah

makan sewaktu dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.

b. Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk

membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah, sayuran,

makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, dan biscuit.

c. Pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun,

cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila merasa
sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biskuit

didekat tempat tidur, dan dapat memakannya dahulu sebelum mencoba

untuk berdiri.

d. Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual.

e. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.

Minumlah air putih, ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung

kafein dan karbonat.

f. Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi tetap

memerlukan folat untuk kehamilan ini. Bila mual muntah sangat hebat,

konsultasikan ke dokter sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk

vitamin yang akan konsumsi, dan dokter mungkin akan memberikan obat

untuk mual bila memang diperlukan.

g. Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. 

Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk pemakaiannya.

h. Pengobatan tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam

mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Pada

beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen

jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.

i. Istirahat dan relaksasi akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah, karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual. Cobalah

beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku

bayi atau majalah.


Pathway Emesis Gravidarum

Faktor Biologis Faktor Psiologis

Stress

Tekanan darah dan


denyut jantung

HCG

Menginduksi ovarium memproduksi


esterogen dan progesteron

Merelaksasi Gastrointestinal

Perlambatan pengosongan lambung

Tekanan Gaster

EMESIS GRAVIDARUM
Mind Mapping Emesis Gravidarum
D. Nyeri Punggung Bagian Bawah
a. Pengertian

Pengertian Nyeri Punggung Bagian Bawah (Low Back Pain /LBP )

adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan

lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. Pada ibu hamil

dengan nyeri punggung bawah sering terjadi pada trimester 2 dan 3. Lebih

dari 80 % ibu hamil pada trimester 2 dan 3 mengalami nyeri punggung bawah

(Mochtar, 2012).

b. Anatomi / Fisiologi

Menurut Mochtar (2012), kurvatur dari vertebra umbosacral yang

meningkat saat uterus terus membesar. Spasme otot karena tekanan terhadap

akar syaraf. Kadar hormon yang meningkat, sehingga cartilage didalam sendi-

sendi besar menjadi lembek.

c. Pencegahan / Pengobatan

a. Gunakan kasur yang keras untuk tidur.

b. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung. Tidur miring

dengan bantal di letakkan antara kaki.

c. Pijatan atau usapan pada punggung. Mandi hangat dan pijat dapat

menenangkan.

d. Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda. Pastikan

untuk menekuk lutut dan menjaga punggung lurus ketika Anda

membungkuk atau mengangkat beban. Angkat dengan kaki, bukan

punggung.

e. Lakukan pelvic rocking, dengan memiringkan panggul dan latihan pose

Cat (merangkak dengan melengkungkan dan merilekskan punggung),


f. Ketika duduk, meletakkan kaki di bangku kecil untuk menjaga pinggul

dan lutut selaras.

g. Toko persalinan dan toko peralatan medis biasanya menjual ikat

pinggang dan bahan pengikat yang membantu ibu untuk tetap merasa

nyaman menyangga rahim (contoh korset maternal atau belly band yang

elastic).

h.  Sakit punggung yang dirasakan bisa lebih nyaman dengan istirahat dan

kompres dingin.

i. Pada trimester kedua dan ketiga, nyeri punggung yang datang dan pergi

setiap beberapa menit mungkin merupakan awal persalinan dan hubungi

dokter/bidan.

d. Pengobatan / yang dihindari

a. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa

istirahat.

b. Hindari sepatu atau sandal hak tinggi.

c. Hindari mengangkat beban yang berat.

d. Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi

darah menjadi terhambat.

e. Tanda-tanda bahaya

Menurut Mochtar (2012), jika ketidaknyamanan selama kehamilan


masih berlangsung dan berat, mungkin menjadi tanda gawat janin.
Jika demam, perdarahan atau kram parah menyertai apapun sakit
punggung, segera hubungi dokter.
Pathway Ketidaknyamanan Trimester III
Mind Mapping Kehamilan Trimester III
E. KONSEP MANAJEMEN IBU HAMIL
I. Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
A. Data Subyektif
1. Biodata.
Nama suami/istri   : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta
mencegah kekeliruan (marjati dkk,2010;87)
Umur                     :  kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari
35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel
telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita
usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
Agama                   : kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan
asuhan saat hamil dan bersalin
Pendidikan            :  Mengetahui tingkat pengetahuan untuk
memberikan konseling sesuai pendidikannya.
Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat
berperan dalam kualitas perawatan bayinya.
(Ari S, 2009;104)
Pekerjaan               :  Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik
daripada ibu yang tidak bekerja (Ari
S,2009;105)
Alamat                  : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan
masyarakatnya tentang kehamilan serta untuk
kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87)
Penghasilan           : Mengetahui keadaan ekonomi ibu,
berpengaruh apabila sewaktu – waktu ibu
dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu
hamil (Ari S,2009;104)
2. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau
kunjungan ulang ataupun ada keluhan.(Ari S,2009;167)
3. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada
saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM
II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III), Kram
kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum
rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah
(TM I), sakit punggung (II dan III) (Ari S, 2009; 123 - 127).
4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya.
Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi
dapat berakibat serius bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan
selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi
memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada
janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan
keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat
berpengaruh pada kehamilan antara lain:
1) Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian
janin dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
2) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
3) Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
prematur/ lahir mati
4) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan
premature, hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian
janin dalam kandungan.
5) HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui
ASI dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah,2006;134)
5. Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155)
6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu (Wheeler,2004; 37).
1) Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan
kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
2) Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran
terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada
lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah
melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan
pervaginam.
3) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan
fisik dan emosi ibu harus diperhatikan
7. Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita
indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun) (Ari S,2009;157),
lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih
awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah,
HPHT(membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran) (Wheeler,
2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat
menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan
atau jumlah darah yang banyak)(Ari S, 2009;157)
8. Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil
diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara
otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101)
9. Riwayat kehamilan sekarang. (Marjati dkk, 2010;126)
Trimester : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya
kehamilan, ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE
yang didapat.
Trimester II  : tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang
didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin,
usia berapa merasakan gerakan janin(gerakan pertama
fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18
minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta
imunisasi yang didapat. (marjati dkk,2010; 81)
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE
yang didapat.
10. Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan selama
ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11. Pola kebiasaan sehari-hari.
a. Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5
gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi
rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat
diperoleh dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu
entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk
sayuran dan satu gelas susu dan buah. (Ari S,2009; 63)
b. Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun
malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya,
kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang  + 1-2 jam/hari
c. Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan
untuk Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu
sering kencing.
d. Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya,
ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan
dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada
setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
e. Pola seksual
Trimester I    Tidak boleh terlalu sering karena dapat
menyebabkan abortus
Trimester II  :  Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena
perut ibu yang mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan
persalinan prematur (Bobak,2004;135).
12. Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial,
persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan.
Bagaimana dukungan keluarga.(Bobak,2004;135) adanya respon positif
dari keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat proses
adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S,1009;173)
13. Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian
meningkat pada trimester kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006;37)
B. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
K/U          : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan
umum pasien secara keseluruhan (Ari S,2009;174)
Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;
174)
TD    : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80
mmHg dengan diastole  maksimal 140 mmHg dan sistole
maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu
hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan
kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10
mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin
(Helen Varney,2007;499)
Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari
S,2009:61)
Suhu  : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu
tubuh hamil > 37,5 C dikatakan demam, berarti ada
infeksi dalam kehamilan.
RR      : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas
maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan
berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan
bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya
(manuaba,1998:109)
BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III
bertambah 0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
TB  : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul) (manuaba,1998;134)
Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi
kurang.
2. Pemeriksaan  Fisik.
a. Inspeksi.
Rambut       : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak
Muka          : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat
cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan.
Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu,
kesakitan atau meringis.
Mata            : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu
yang akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu
dicurugai ibu mengidap hepatitis
Hidung        : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
Mulut&gigi  :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin
C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan
kalsium.
Leher          : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan
ibu kekurangan iodium, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak
Dada          : bagaimana kebersihannya, Terlihat
hiperpigmentasi pada areola mammae tanda
kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan
menyusui. Adakah striae gravidarum
Genetalia     : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
Ekstremitas  : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak,
kaki sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya
persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
b. Palpasi.
Tujuan:
1) untuk mengetahui umur kehamilan
2) Untuk mengetahui bagian bagian janin
3) Untuk mengetahui letak janin
4) Janin tunggal atau tidak
5) Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga
panggul
6) Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
7) Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala  : adakah benjolan abnormal
Leher  : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada
hal ini berpengaruh pada saat persalinan terutama
saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada
jantung. Potensial terjadi gagal jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati,
kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada
kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit
misal TBC, radang akut dikepala
Dada    : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya
Kanker payudara dan menghambat laktasi.
Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12
minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
Abdomen :
Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU
dan bagian yang teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
o Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa
diraba
o 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
o 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi
dan pusat
o 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
o 24 minggu TFU setinggi pusat
o 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
o 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan
procesus xymphoideus
o 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus
xymphoideus
o 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan
procesus xymphoideus
Tanda kepala : keras, bundar, melenting
Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang
melenting.
Leopold II : letak punngung anak pada letak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang
Leopold III  : bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah
sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c. Auskultasi
Tujuan:
1) Menentukan hamil atau tidak
2) Anak hidup atau mati
3) Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak,
presentasi anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua
tempat dengan perbedaan 10 detik.
Dada   : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya
asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d. Perkusi.
Reflek patella     :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1
(Marjati dkk, 2010; 12-13)
3. Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus,
golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis
Normal Masalah Terkait
Hemoglobin 11-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine


Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing
cacing dan
parasit
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi
1) Diperlukan tanda pasti hamil
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
3) Mencari sebab dari hidraamnion
4) Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati
dkk, 2010;95-97)
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.
Dx : G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa
ibu dan  janin baik dengan kehamilan normal
Ds  : ibu mengatakn ini kehamilan ke....Usia kehamilan....HPHT....
Do       : kesadaran         : composmentis/letargis/koma
                          TD                    : 90/60-120/80 mmHg
                          Nadi                 : 60-96x/menit
                          RR                    : 12-20x/menit
                          Suhu                 : 36,5 – 37,5 C
TB  : ...
BB hamil : ...
TP        : ...
LILA :    cm
Leopold I :
Leopold II  :
Leopold III :
Leopold IV:
      Masalah
Keputihan
Ds: ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih dari alat kelamin sangat
banyak
Do: - Pada pemeriksaan genitalia tampak keputihan yang banyak
-  Celana dalam ibu basah karena keputihan tersebut
Konstipasi (sembelit)
Ds: ibu mengatakan sulit BAB
Do: pada palpasi teraba skibala

III. Intervensi
Dx : G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine,
keadaan ibu dan  janin baik dengan kehamilan normal
Tujuan :
- Kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi
-  Keadaan ibu dan janin baik
Do                   : kesadaran         : baik
                          TD                    : 90/60-120/80 mmHg
                          Nadi                 : 80-90x/menit
                          RR                    : 16-24x/menit
                          Suhu                 : 36,5 – 37,5 C
Lila                  : ...
TFU                 : Sesuai usia kehamilan
DJJ                   : 120 – 160x/menit

IV. Implementasi.
Implementasi mengacu intervensi.
V. Evaluasi.
Evaluasi mengacu pada implementasi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,M.Irene.2004. 
Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010.


 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.


 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC

Marjati,dkk.2010. 
Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika

Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.


Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC

Prawirohardjo,Sarwono.2007.
Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Salmah,dkk.2006.
AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC

Sulistyawati, Ari.2009.
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika

Ummi Hani,dkk.2006.
 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika

Unpad I.1983.
Obstetri fisiologis.Bandung:Eleman

Pusdiknakes Depkes RI. 1992.


Asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks keluarga.
Varney,Helen.2007. 
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai