Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK

DI PUSKESMAS RUMBAI PESISIR

Oleh:

Wiwit Radika S.Kep


NIM: 1911438063

Preseptor Akademik : Dr. Widia Lestari, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS B2018

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER SATU

A. DEFINISI
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya lahir normal adalah 280 hari (40 minngu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan
dibagai menjadi 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari 0-13 minggu, trimester II
mulai dari 13-28 minggu, dan trimester III mulai dari 28-42 minggu. (Yuli, 2017).
Kehamilan trimester pertama adalah kehamilan pada minggu pertama sampai
minggu ke-13. (Keperawatan Maternitas, Bobak, 2005).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ eksterna dan interna yaitu:
a. Struktur Interna
i. Vagina
Adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epithelium
bergaris yang khusus, di aliri pembuluh darah dan serabut saraf secara
berlimpah.
ii. Uterus
Adalah organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pear, terletak
didalam pelvis antara rektum belakang dan kandung kemih didepan. Ototnya
disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut
endometrium. Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang sudah dibuahi
selama perkembangan.
iii. Ovarium
Adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak dikanan dan dikiri
uterus, dibawah tuba fallopi dan terikat disebelah belakang ligamentum latum
uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit
primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makan. Pada
setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian
cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesicular (Folikel Graaf).
Ovarium memiliki 3 fungsi yaitu memproduksi ovum dan pematangan folikel
Graaf atau yang disebut ovulasi; memproduksi hormon Estrogen serta
memproduksi hormon Progesteron (kedua hormon ini berfungsi sebagai
pengaturan menstruasi).
iv. Tuba Fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri yang merupakan
penghubung ovarium dengan uterus dan bermuara ke dalam rongga uterus,
sehingga terjadi hubungan yang langsung dari rongga peritoneal dengan rongga
uterus. Fungsi tuba fallopi adalah untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke
uterus.
v. Serviks
Merupakan bagian paling bawah uterus. Terdiri dari jaringan ikat dan
serabut yang elastis sehingga memiliki kemampuan meregang pada saat
melahirkan.
b. Struktur Eksterna
i. Mons Veneris
Sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simpisis pubis. Daerah ini
ditutupi bulu pada masa pubertas.
ii. Labia mayor
Dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva, terdiri atas kulit, lemak,
jaringan otot polos, pembuluh darah dan serabut saraf. Labia mayora
panjangnya kira – kira 7,5cm.
iii. Labia Minor
Dua lipatan kecil dari kulit diantara bagian atas labia mayora. Labianya
mengandung jaringan erektil.
iv. Klitoris
Adalah sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki – laki,
letaknya anterior dalam vestibula.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut Sarwono (2007) Diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Presumsi
Muncul akibat kondisi selain gestasi. Tanda ini tidak cukup valid untuk
menegakkan diagnosa. Misalnya:
i. Gejala Subyektif
1. Amenorea
2. Nausea
3. Muntah (Morning sickness)
4. Merasa lemah dan letih.
5. Payudara terasa penuh dan sensitif
6. Sering berkemih
7. Berat Badan naik
8. Perubahan mood
ii. Gejala Obyektif
1. Perubahan fisiologis dan anatomis
2. Peningkatan temperatur tubuh
3. Perubahan kulit seperti striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea
nigra)
4. Perubahan pada payudara
5. Perubahan pada rahim dan vagina (tanda – tanda chadwick)
6. Hasil test yang positif
b. Kemungkinan kehamilan
Diobservasi oleh pemeriksa, yaitu pembesaran rahim, kontraksi Braxton
Hicks dan soufflé, ballottement dan hasil test kehamilan positif. Bila digabungkan
dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberikan dugaan
kuat adanya kehamilan.
c. Positif kehamilan
Ditujukan oleh adanya denyut jantung janin. Temuan gerakan janin oleh
ibu dan visualisasi janin dengan alat teknik seperti USG.

PERUBAHAN PADA JANIN


 Minggu 1
Janin sudah memiliki bakal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis
kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanya nutrisi (lewat ibu)
dan oksigen.
 Minggu 2 – 3
Ukuran janin: 1/100 inchi. Jantung kecilnya sudah mulai berdetak untuk
mengalirkan darahnya sendiri. Memasuki hari ke-20 fondasi sistem sarafnya juga
mulai terbangun.
 Minggu 4
Bagian kuping mulai terbentuk (larinx dan bagian dalamnya). Kedua kaki dan
tangannya mulai tumbuh. Organ dalam seperti pankreas, paru – paru dan perut juga
terbentuk. Ukuran janin (kepala sampai kaki) mencapai 4 – 6mm.
 Minggu 5
Ukuran fisik janin mnejadi 7 – 9mm. Ginjalnya memasuki tahap
perkembangan akhir . bakal mata, kedua kaki dan tangan berkembang terus. Saraf
tulang belakang dan fondasi bagi otaknya mulai juga muncul.
 Minggu 6
Ukuran janin mencapai 8 – 11mm. Bagian kepala, dada dan perut mulai
terbentuk. Gelombang otak berjalan, jantung berdetak membantu sel – sel darah
bersikulasi. Organ dalamnya sudah ada. Osifikasi (pengerasan tulang) baru saja
dimulai. Aliran sel darah merah dari tali pusat ke plasenta mulai berjalan. Bagian
mulut dan bibir serta tulang rahang bawah sudah sedikit muncul. Bagian tangan
dan kaki serta jemarinya tampak seperti pucuk – pucuk.
 Minggu 7
Panjang janin mencapai 13 – 17mm. Janin sudah bisa bergerak bila diraba
melalui perut. Proses pembentukan usus sudah hampir komplit. Kelopak mata
sudah mulai terbentuk. Bakal hidung dan lubang cuping hidung juga sudah ada. Sel
– sel tulang berkembang terus untuk membentuk struktur tulang rawan di beberapa
tempat.
 Minggu 8
Semua struktur utama termasuk lengan, kaki, kepala, otak dan organ lain
terus tumbuh dan berkembang memantapkan fungsinya. Proses pembentukan
tulang sudah komplit dan saling terkait sempurna. Refleks juga sudah ada. Ukuran
janin mencapai 27 – 35mm dengan bobot 4 gram. Kepala janin dalam posisi
tertekuk. Meski tampak seperti ikan, beberapa formasi jemari sudah terlihat juga
dengan organ kelaminnya.
 Minggu 9
Bobot janin mencapai kira – kira 7 gram, panjang mencapai lebih dari
35mm. Kelopak mata, hidung dan kuku jemari sudah terlihat. Janin sudah bisa
mengedipkan mata, menelan menggerakkan lidah serta mengepalkan tangannya.
Mekanisme pendengarannya juga sudah mulai berkembang.
 Minggu 10
Otak bayi sekarang memiliki struktur yang sama sampai ia dilahirkan nanti.
Organ matapun terbentuk sempurna, begitupun bakal gigi. Kepala masih tampak
lebih besar dibanding bagian tubuh lain. Panjangnya mencapai 45mm.
 Minggu 11
Semua organ dalam berfungsi sempurna. Pankreas mengeluarkan insulin.
Bulu – bulu dalam usus mulai berkembang serta indung telur ataupun biji
kemaluan sudah terbentuk. Jantungpun mulai memompa darah dengan sempurna.
Panjang mencapai 55mm.
 Minggu 12
Otot – otot tubuh membantu pergerakan anggota badan. Jari - jemarinya
sempurna dengan kuku yang nyata. Sudah bisa mengisap jempol tangannya dan
berlatih napas dengan paru – parunya dalam cairan ketuban. Ginjal memproduksi
urin, saraf – saraf bisa merasakan salit juga saraf tulang belakang dan batang otak.
Panjang janin mencapai 75mm, bobot sekitar 18gram.
 Minggu 13
Tubuh janin sudah terbentuk sempurna, panjang kira – kira sudah mencapai
85mm dengan bobot sekitar 28 gram.

PERUBAHAN PADA IBU


1. Uterus
Pembesaran uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut
sebagai respon terhadap stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang
tinggi.
Pada minggu ke-7 : ukuran uterus sebesar telur ayam negeri
Pada minggu ke-10 : ukuran uterus sebesar buah jeruk (2x ukuran uterus tidak
hamil)
Pada minggu ke-12 : ukuran uterus sebesar buah jeruk (2x ukuran jeruk biasa)
Setelah 3 bulan, pembesaran uterus terutama disebabkan oleh tekanan mekanisme
akibat pertumbuhan janin, selain itu juga uterus mengalami perubahan berat,
bentuk dan posisi. Dinding – dinding otot menguat dan menjadi elastis.
2. Vagina dan vulva
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan
memproduksi mukosa vaginal yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot
polos dan pemanjangan vagina. Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna
ungu kebiruan pada mukosa vagina dan serviks (tanda Chadwick). Deskuamasi sel
– sel vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel – sel yang
tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan disebut
Leukore. Selama masa kehamilan, pH sekresi vagina menjadi lebih asam dari 4
menjadi 6,5. Hal ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang
berat dapat menyebabkan timbulnya edema dan varices vulva.
3. Payudara
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan berat di payudara timbul
sejak minggu ke-6 gestasi. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen,
terbentuk warna merah muda sekunder pada areola dan puting susu menjadi lebih
erektil. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara, pembuluh darah yang
sebelumnya tidak terlihat sekarang tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah
permukaan kulit.
4. Sistem Cardiovaskular
Terjadi hipertrofi dan dilatasi ringan jantung, mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas,
jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan kekiri.
5. Tekanan Darah
Tekanan darah brachialis tertinggi saat wanita duduk, terendah saat
berbaring pada posisi rekumben lateral kiri. Pada posisi terlentang, tekanan darah
berada diantara kedua posisi tersebut.
6. Curah Jantung
Peningkatan curah jantung disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup
dan peningkatan ini merupakan respon terhadap peningkatan kebutuhan O2
jaringan.
7. Fungsi Paru
Wanita hamil bernapas lebih dalam tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit
meningkat.
8. Laju Metabolisme Basal (BMR)
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit janin
– plasenta uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja jantung
Ibu. Pada trimester I, banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah
melakukan aktivitas ringan, hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas
metabolik.
9. Ginjal
Irritabilitas kandung kemih, nokturia dan sering berkemih adalah umum
dilaporkan pada awal kehamilan. Urinari frekuensi merupakan akibat peningkatan
sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi
pada kandung kandung kemih, tonus otot kandung kemih menurun.
10. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Akumulasi air ditungkai bawah pada tahap lanjut kehamilan menurunkan
aliran darah ginjal
dan GFR. Akumulasi air ini disebut edema fisiologis yang tidak memerlukan
pengobatan. Pada wanita hamil terjadi glukosuria, jika kadar glukosa lebih rendah
dari 160mg/dl.
11. Sistem Integumen
Peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan elastis mudah
pecah, menyebabkan striae gravidarum, respon alergi menurun.
12. Sistem Muskuloskeletal
Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan: kurva lumbosakrum normal harus
semakin melengkung dan didaerah servikordosal harus membentuk kurvatura
untuk mempertahankan keseimbangan, pergerakan menjadi lebih sulit.
13. Sistem Neurologis
Perubahan sensori ditungkai bawah, akroestesia (rasa baal dan gatal pada
tangan), nyeri kepala, rasa ingin pingsan dan kram otot.
14. Sistem Pencernaan
Nafsu makan menurun, sekresi usus berkurang, fungsi hepar berubah dan
absorbsi nutrien meningkat, aktivitas (peristaltik) usus menurun, sehingga
menimbulkan konstipasi, mual, muntah, aliran darah ke panggul dan tekanan darah
meningkat dan menyebabkan hemoroid.
15. Sistem Endokrin
Pembesaran moderat kelenjar tiroid, hiperparatiroidisme sekunder ringan,
suatu peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Pada awal kehamilan,
pankreas menurunkan produksi insulinnya, prolaktin serum meningkat.

D. KOMPLIKASI
a. Hiperemesis gravidarum
b. Preeklamsia
c. Abortus
d. Infeksi
e. Kehamilan Ektopik

E. TEST DIAGNOSTIK
a. Test Kehamilan yaitu :
a. HCG (Human Chorionic Gonadotropin): Dapat dideteksi didalam urin 14 hari
setelah konsepsi.
b. Tes latex Agglutination Inhibition (LAI) : 4 – 10 hari setelah haid (terlambat)
c. Tes Hemagglutination Inhibition (HAI)
b. Test lain
i. Pemeriksaan Darah : Hb, Ht, WBC (Sel Darah Putih) : untuk mendeteksi
anemia
ii. Pemeriksaan jenis janin, Rh, antibody : untuk menemukan janin yang memiliki
resiko mengalami eritoblastosis.
iii. Titer rubella : untuk menentukkan kekebalan pada rubella
iv. Tes Tuberkulin
v. Pemeriksaan Jantung (EKG, Foto thoraks) : untuk mengevaluasi fungsi jantung
pada wanita dengan riwayat hipertensi
vi. Pemeriksaaan USG dan kadar albumin.

F. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
 Riwayat Kehamilan saat ini dan sebelumnya
 Riwayat Pemeliharaan Kesehatan : alergi, penyakit kronis
 Riwayat Obstetrik : usia menarche, riwayat menstruasi, riwayat PMS
2. Pola nutrisi metabolik
 Penurunan BB.
 Kurang nafsu makan.
 Mual muntah.
3. Pola eliminasi
 Mual muntah berlebih
4. Pola aktivitas dan latihan
 Adanya kelelahan dan toleransi beraktifitas.
 Kelemahan, kelelahan, malaise.
 Penurunan latihan.
5. Pola persepsi kognitif
 Adanya sakit kepala, pusing.
 Ada rasa baal di tangan dan kaki.
 Adanya gangguan penglihatan dan pendengaran.
 Gatal-gatal.
6. Pola mekanisme koping
 Kecemasan b.d Kesiapan menghadapi kehamilan

2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan selera
makan, nausea dan vomitus.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan
(muntah)
3. Gangguan rasa nyaman b.d perubahan fisik
4. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal.

3. Rencana Keperawatan
Diagnose 1 : Resiko Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan
selera makan, nausea dan vomitus.
Noc : Klien menunjukkan kenaikan berat badan yang sesuai
INTERVENSI :
1. Kaji keadekuatan/kebiasaan asupan nutrisi dulu dan sekarang. Perhatikan kondisi
rambut, kuku dan kulit.
R/ : Kesejahteraan ibu dan janin tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan.
2. Kaji frekuensi dari mual muntah dan penangan dari ibu
R/ : Mual dan muntah pada trimester I dapat berdampak negatif pada status nutrisi
prenatal.
3. Timbang berat badan ibu setiap kunjungan.
R/ : Mengetahui kemajuan dari diet yang dijalankan ibu.
4. Ukur pembesaran uterus
R/ : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin.
5. Jelaskan mengenai diet yang tepat selama kehamilan dan pentingnya suplemen
vitamin dan zat besi
R/ : Meningkatkan keyakinan ibu memilih diet seimbang
6. Kolaborasi : Pantau kadar Hb/Ht
R/ : mengidentifikasi adanya anemia atau resiko penurunan kapasitas pembawa O2
ibu

Diagnosa 2 : Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan


berlebihan (muntah)
Noc : Ibu tidak mengalami kekurangan volume cairan yang ditandai dengan :
 Pasien tidak panas (suhu: 36-37 oC).
 Hidrasi kulit baik, kulit tidak kering.
 Hematokrit dalam batas normal (37-52 %)..
INTERVENSI :
1. Observasi TTV
R/ : Tanda-tanda vital sebagai acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Observasi tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit tidak elastis, cianosis, mata
cekung.
R/ : Sebagai indikator untuk pemberian intervensi lebih lanjut
3. Kaji frekuensi dari mual muntah dan
R/ : Mual dan muntah pada trimester I dapat berdampak negatif pada status nutrisi
prenatal.
4. Anjurkan ibu memperhatikan intake dan output.
R/ : Membantu dalam menentukan adanya kehilangan cairan yang berlebih.
5. Anjurkan peningkatan masukan cairan dan makanan dalam porsi kecil tapi sering
(selang 2 – 3 jam).
R/ : membantu meminimalkan mual dan muntah serta asupan cairan sangat diperlukan
untuk menambah volume cairan tubuh.

Diagnosa 3 : Gangguan rasa nyaman b.d perubahan fisik


Noc : Klien dapat mengidentifikasi tindakan – tindakan yang memberi kelegaan
INTERVENSI :
1. Catat adanya/derajat rasa tidak nyaman
R/ : Memberikan informasi untuk memilih intervensi
2. Anjurkan Penggunaan bra penyokong
R/ : Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar.
3. Instruksikan penggunaan kompres es, hangat, anastesi topical jika nyeri muncul.
R/ : Mengurangi rasa nyeri yang timbul.

Diagnose 4 : Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal.


Noc : Setelah diberikan penjelasan diharapkan pengetahuan klien bertambah mengenai
pentingnya nutrisi selama kehamilan yang ditandai dengan :
a. Klien dapat mendiskusikan perubahan pola nutrisi selama ibu hamil.
b. Klien mengungkapkan keinginan untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup
INTERVENSI :
1. Bina trust antara perawat dengan klien.
R/ : Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan dan meningkatkan
tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
2. Kaji pengetahuan ibu mengenai nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan.
R/ : Mengetahui pemahaman ibu mengenai nutrisi selama kehamilan.
3. Klarifikasi kesalapahaman mengenai pengetahuan yang dimiliki klien.
R/ : Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat
mengganggu pembelanjaaran selanjutnya.
4. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien.
R/ : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab.
5. Jelaskan pentingnya nutrisi yang seimbang.
R/ : Meningkatkan keinginan untuk melaksanakan diet seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. (2005). Keperawatan maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

Sarwono, P. (2007). Ilmu kebidanan, Edisi ke-4. Jakarta: Bina Pustaka

Yuli, R. (2017). Buku ajar keperawatan maternitas. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Jakarta: TIM
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020 e-ISSN 2621-2978
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2685-9394

HIPNOTERAPI DAPAT MENGURANGI DERAJAT EMESIS PADA IBU HAMIL


TRIMESTER PERTAMA
Bram Burmanajaya*, Agustina
Program Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung, Jln. Dr. Sumeru No. 116 Bgor, Indonesian
16111
*bramskm@gmail.com

ABSTRAK
Secara psikologis 80% wanita hamil yang mengalami emesis mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Selama trimester pertama wanita menjadi ambivalen. Sekitar 80% wanita mengalami kekecewaan,
penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan akibat ketidaknyamanan karena mengalami mual dan
muntah pada trimester pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh
hipnoterapi dalam mengurangi emesis pada wanita hamil trimester pertama di wilayah kerja
Puskesmas Gang Kelor Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain "Quasi
eksperimental pre-post test dengan kelompok kontrol" dan intervensi "hipnoterapi". Penentuan sampel
dengan teknik simple random sampling, sebanyak 60 orang terdiri dari 30 orang untuk kelompok
intervensi dan 30 orang untuk kelompok kontrol selama 5 bulan. Emesis diukur dengan menggunakan
skala Pregnancy-Unique Quantification of Emesis (PUQE-24) sebelum dan sesudah hipnoterapi. Data
dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat, yaitu T Dependent dan Independent T
test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipnoterapi memiliki efek yang signifikan pada penurunan
tingkat emisisibu hamil pada trimester pertama (p = <0,05). Hipnoterapi sangat dianjurkan untuk
wanita hamil yang mengalami emesis.

Kata kunci: hipnoterapi, emesis gravidarum, ibuhamil, trimester pertama

HYPNOTHERAPY CAN REDUCE THE DEGREE OF EMESIS IN FIRST TRIMESTER


PREGNANT WOMEN

ABSTRACT
Psychologically 80% of pregnant women who experience emesis affect their quality of life. During the
first trimester the woman becomes ambivalent. About 80% of women experience disappointment,
rejection, anxiety, depression, and sadness due to discomfort due to nausea and vomiting in the first
trimester. This study aims to determine the extent of the influence of hypnotherapy in reducing emesis
in first trimester pregnant women in the work area of the Gang KelorHealth Center in Bogor. This
research is a quantitative study with the design of "Quasi experimentalpre-post test with control
group" and "hypnotherapy" intervention. Determination of the sample with simple random sampling
technique, as many as 60 people consisting of 30 people for the intervention group and 30 people for
the control group for 5 months. Emesis is measured using the Pregnancy-Unique Quantification of
Emesis (PUQE-24) scale before and after hypnotherapy. Data wereanalyzedusingunivariate and
bivariateanalysis, namely the T Dependent and Independent T tests. The results showed that
hypnotherapy had a significant effect on reducing the level of emission of pregnant women in the first
trimester (p = <0.05). Hypnotherapy is highly recommended for pregnant women who experience
emesis.

Keywords: hypnotherapy, emesisgravidarum, pregnantwomen, first trimester

PENDAHULUAN Gravidarum) dapat bertahan sepanjang hari,


Pada awal kehamilan, beberapa wanita atau mungkin tidak terjadi sama sekali ketika
mengalami mual yang disertai atau tanpa bangun di pagi hari. Hasil penelitian oleh
muntah (morning sickness) yang dapat terjadi Lacroix et al menemukan bahwa sekitar 1,8%
karena peningkatan kadar HCG dan wanita hamil mengalami mual di pagi hari,
metabolisme karbohidrat yang 80% wanita hamil mengalami mual sepanjang
terganggu(Lowdermirk, L. & Perry, S. 2004). hari(Tiran, 2008). Studi kasus Amerika
Mual dan muntah pada wanita hamil (Emesis memperkirakan 50-90% kehamilan

33
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

mengalami mual dan muntah. 60-80% muntah diselesaikan dengan hipnosis (Madrid, 2011).
mual terjadi pada primigravida, 40-60% Penelitian yang dilakukan oleh Fuchs pada
terjadi pada banyak ibu hamil. Booth dalam 201 ibu hamil trimester pertama
studinya mengatakan bahwa sekitar 2% menggunakan terapi farmakologis hanya 63
wanita hamil pada trimester pertama pasien (20,4%) pulih, sisanya 138 pasien
mengalami mual dan muntah yang parah (79,6%) gagal. Selanjutnya, sebanyak 138
sampai perawatan di rumah sakit diperlukan pasien yang gagal terapi farmakologi
(Booth, 2004). wanita hamil akan mengalami melakukan hipnoterapi dan hasilnya sebanyak
berbagai masalah seperti dehidrasi, gangguan 70% sangat baik, 19% baik, 11% buruk
keseimbangan cairan dan elektrolit, kelelahan (Fuchs, 2012). Pengobatan muntah mual
dan gangguan asam-basa , dan air mata di melalui hipnoterapi pada ibu hamil dapat
kerongkongan dan perut yang dapat secara signifikan mengurangi kerusakan janin
menyebabkan rasa sakit dan bahkan (Paliakov, 1989). Penelitian ini bertujuan
pendarahan yang dapat membahayakan ibu untuk mengetahui sejauhmana pengaruh
dan janin (Lie, 2004). hipnoterapi dalam mengurangi emesis pada
wanita hamil trimester pertama di wilayah
Secara psikologis 80% wanita hamil yang kerja Puskesmas Gang Kelor Bogor.
mengalami mual dan muntah juga akan
mempengaruhi kualitas hidup mereka METODE
(Saswita, 2011). Sebuah studi yang dilakukan Desain yang digunakan dalam penelitian ini
oleh Hallyer (Hallyer, 2002) menyatakan adalah "Quasi eksperimental pra-post test
bahwa 50% wanita yang bekerja mengalami dengan kelompok kontrol" dengan intervensi
penurunan efisiensi dalam bekerja karena Hypnotherapy.Hipnoterapi dilakukan dalam 1
mual dan muntah selama kehamilan, dan sesi (1 pertemuan) selama 30-60 menit
sekitar 25 -66% wanita lain berhenti bekerja dilakukan secara individual di ruangan yang
karena mual dan muntah selama kehamilan. sunyi. Sampel penelitian ini adalah wanita
Emesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa hamil trimester pertama yang mengalami
faktor termasuk: hormonal, faktor psikososial, mual dan / atau muntah yang mengunjungi
pekerjaan, dan paritas (Vicki, 2012). Puskesmas gang Kelor dan Puskesmas
Angkakejadian emesis gravidarum yang Merdeka di Kota Bogor. Tidak pernah
berkunjungke pusat kesehatan keguguran, Tidak dirawat di rumah sakit,
masyarakatgang kelor diasumsikan 467 orang Bersedia menjadi responden, Tidak menderita
dalam periode 8 bulan. Hasil studi gastritis, Mendapatkan terapi farmakologis
pendahuluan menemukan bahwa wanita hamil standar Puskesmas vitamin B 6.
yang mengalami mual dan muntah disebabkan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
oleh stimulasi bau makanan bahkan pada ini adalah acak sederhana, yaitu sebanyak 30
siang hari. penggunaan hipnoterapi sebagai orang untuk kelompok kontrol dan 30 orang
alternatif dalam mengobati mual dan muntah untuk kelompok intervensi.
pada trimester pertama kehamilan belum
banyak dilakukan, terutama di kota Bogor. Derajat emesis diukur menggunakan skala
Fuchmerekomendasikan menggunakan peringkat PUQE-24yang dikembangkan oleh
hipnosis untuk mengobati mual dan muntah Ebrahimi, kemudian dianalisis menggunakan
pada wanita hamil (Fuchs, 2012). analisis univariat dan bivariat.
Derajat emesis sebelum dan sesudah
Hipnoterapi adalah salah satu cara yang hipnoterapi diukur menggunakan skala
sangat mudah, cepat, efektif dan efisien dalam penilaian PUQE-24. Peneliti dan responden
menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan pergi ke tempat yang dipersiapkan dan
pendidikan ulang dan menyembuhkan pikiran disepakati, yaitu di laboratoriumkeperawatan
yang sakit (Gunawan, 2010). Penanganan maternitas Program Studi Keperawatan Bogor
mual dan muntah juga dapat dilakukan dengan jarak sekitar 500 meter dari lokasi area
melalui hipnoterapi (Aprilia, 2010). Hal ini kerja Puskesmas Gang Kelor untuk
diperkuat oleh pendapat Madrid bahwa mual hipnoterapi sesuai dengan prosedur yang
muntah dalam kehamilan sering disebabkan disetujui oleh responden dan intervensi
oleh masalah emosional atau psikologis yang hipnoterapi oleh praktisi hipnoterapi
tidak terselesaikan yang dapat dengan cepat bersertifikat 1x selama kurang lebih 30-60

34
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

menit. emesis para peneliti melakukan wawancara


Tiga hari setelah hipnoterapi responden dengan responden menggunakan format
dikunjungi rumahnya untuk melakukan post PUQE-24. Setelah tiga hari responden
test, dengan mewawancarai tingkat emesis dikunjungi untuk melakukan post test, dengan
yang dirasakan, diukur menggunakan format melakukan wawancara tentang persepsi
PUQE-24. Dan tanyakan dan lihat sisa obat tingkat emesis, diukur menggunakan format
anti-emetik. PUQE-24. Serta menanyakan dan melihat sisa
Selanjutnya, untuk kelompok kontrol, obat anti-emetik, untuk dipertimbangkan
responden berada di wilayah kerja Puskesmas untuk dijadikan kelompok kontrol murni jika
Merdeka tidak jauh dari Puskesmas Gang obat habis dalam tiga hari dan drop out jika
Kelor. Untuk melakukan pre tes tingkat selama tiga hari obat antiemetik masih tersisa.

HASIL
Tabel 1
Distribusi kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan karakteristik
n = 30 (kelas intervensi) n = 30 (Grup Kontrol)
Karakteristik Jumlah Kelompok
Intervensi kontrol
f % F % f %
Tingkat pendidikan
Rendah (SD-SMP) 17 28,3 4 13,3 13 43,3
Tinggi (SMA-PT ) 43 71,7 26 86,7 17 56,7
Umur
< 20 tahun 1 1,7 - - 1 3,3
20 – 35 tahun 56 93,3 27 90 29 96,7
>35tahun 3 5,0 3 10 - -
Paritas
Primi Gravida 24 40 15 50 9 30
Multi Gravida 36 60 15 50 21 70
Grandemulti - - - - - -
Tabel 1 diketahui bahwa tingkat pendidikan proporsi responden dengan multigravida pada
mayoritas responden adalah tinggi (SMA dan kelompok kontrol lebih besar (70%)
universitas) yaitu sebanyak 71,7,0%. Proporsi dibandingkan dengan kelompok intervensi
responden berdasarkan tingkat pendidikan yang (50%).
lebih tinggi pada kelompok intervensi lebih
besar (86,7) dibandingkan dengan kelompok Tingkat emesis wanita hamil diukur dengan
kontrol (56,7). Usia responden sebagian besar menilai skor jawaban responden terhadap
20-35 tahun (93,3%), proporsi pada kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan mual yang
kontrol dan intervensi hampir sama yaitu dirasakan, frekuensi muntah dan konten muntah,
(96,7% dan 90%). Paritas responden lebih besar yaitu sebagai berikut:
pada multigravida yaitu sebanyak (60%),

Tabel 2
Derajat emisis (pre intervensi) ibu hamil trimester 1
n = 30 (kelas intervensi) n = 30 (Kelompok Kontrol)
Derajat Emisis Group
Intervensi kontrol
f % f %
Ringan 8 26,7 18 60
SEdang 22 73,3 12 40
Berat - - - -
Amount 30 100 30 100

35
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 2 diketahui bahwa proporsi responden besar (60%) ringan. Sementara pada kelompok
menurut derajat emesis pada kelompok kontrol intervensi sebagian besar berada pada derajat
sebelum mendapatkan pengobatan sebagian sedang, yaitu sebanyak (73,3%).

Tabel 3.
Derajat emisis (pasca intervensi) ibu hamil trimester 1
n = 30 (kelompok intervensi) n = 30 (Kelompok Kontrol)
Derajat Emisis Kelompok
Inteervensi kontrol
f % f %
Ringan 29 96,7 24 80
Sedang 1 3,3 6 20
Berat - - - -
Tabel 3, diketahui bahwa proporsi responden hipnoterapi. Tes yang digunakan adalah uji T
berdasarkan derajat emesis pada kelompok dependen.
kontrol setelah menerima pengobatan sebagian Sebelum melakukan uji T dependen, uji
besar (80%) adalah ringan. Demikian juga homogenitas dilakukan untuk menentukan
pada kelompok intervensi, mayoritas juga kesetaraan variasi antara kelompok kontrol dan
berada pada level ringan, yaitu (96,7%) intervensi. Uji statistik T Dependent dalam
penelitian ini digunakan untuk menentukan
Sesuai dengan desain dan tujuan penelitian ini, apakah ada perbedaan skor mual dan muntah
analisis bivariat yang digunakan adalah uji pada wanita hamil sebelum dan sesudah
statistik dari perbedaan dua rata-rata. yang hipnoterapi. Uji T dependen ini dilakukan pada
membandingkan nilai rata-rata mual muntah kedua kelompok baik kontrol dan intervensi,
sebelum dan sesudah responden diberikan dengan hasil dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4
Rata-rata skor mual muntah / emisis ibu hamil sebelum dan setelah hipnoterapi
n = 30 (grup intervensi) n = 30 (grup kontrol)
Group Mean SD SE P value
Intervention:
Sebelum 9,53 2,48 0,45
Setelah 3,60 1,22 0,22 0.00
kontrol:
Sebelum 6,30 1,76 0,32
Setelah 5,20 1,66 0,30 0.00
Hasil analisis menunjukkan bahwa skor emisis Dalam pengukuran II skor emisi rata-rata
rata-rata sebelum hipnoterapi adalah 9,53 adalah 5,20 dengan standar deviasi 1,66. Nilai
dengan standar deviasi 2,48. Setelah perbedaan antara sebelum dan sesudah
hipnoterapi, skor emisis rata-rata adalah 3,60 hipnoterapi adalah 1,10 dengan standar deviasi
dengan standar deviasi 1,22. Nilai perbedaan 0,84. Hasil uji statistik diperoleh nilai P=0.00,
antara sebelum dan sesudah hipnoterapi adalah α=<0.05, dapat disimpulkan bahwa ada
5,95 dengan standar deviasi 2,61. Hasil dari uji perbedaan yang signifikan antara skor emesis
statistik diperoleh nilai P = 0,00, α = <0,05, pengukuran pertama dan kedua pada kelompok
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang kontrol sebelum dan setelah menerima terapi
signifikan antara skor emisis sebelum dan obat. Perbandingan hasil tes derajat emisis
sesudah hipnoterapi. Untuk mengetahui perbedaan derajat emisis
setelah hipnoterapi pada kelompok intervensi
Hasil analisis menunjukkan bahwa pengukuran dan kelompok kontrol dapat dilihat dari hasil
rata-rata skor emisi I pada kelompok kontrol uji T independen, yaitu sebagai berikut:
adalah 6,30 dengan standar deviasi 1,76.

36
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 5.
Derajat emesis ibu hamil setelah hipnoterapi antara kelompok intervensi dan kontrol
n = 30 (grup intervensi) n = 30 (grup kontrol)
Group Average SD SE P value
Intervention 3,63 1,217 0,222 0.00
Control 5,20 1,669 0,305
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,00, α =
derajatemisis setelah hipnoterapi pada 0,05, dapat dianalisis bahwa ada perbedaan
kelompok intervensi adalah 3,63 dengan yang signifikan antara tingkat emisi trimester
standar deviasi 1,217, sedangkan pada pertamaibu hamil dalam kelompok intervensi
kelompok kontrol derajat emisis rata-rata setelah hipnoterapi dan kontrol
adalah 5,20 dengan standar deviasi 1,669.

Tabel 6.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Usia, Paritas dengan Emesis pada
Ibu hamil sebelum hipnoterapi pada kelompok intervensi (n = 30)
Characteristics of DerajatEmisis Total OR P
Responden Sedang Ringan (95%CI) value
Tingkatpendidikan f % f % f %
Rendah (SD-SMP) 3 75 1 25 4 100 1,105 0,71
Tinggi ( SMA-PT) 19 73,1 7 26,9 26 100 0,09-12,4
Usia
20 – 35 th 20 74,1 7 25,9 27 100 1,429 0,50
>35 2 66,7 1 26,7 3 100 0,1-18,29
Paritas
Primigravida 12 80 3 20 15 100 0,68 1,00
Multigravida 10 66,7 5 33,3 15 100 0,38-10,51
Hasil analisis hubungan antara tingkat statistik p = 1,00 dapat disimpulkan bahwa
pendidikan responden sebelum hipnoterapi tidak ada hubungan yang signifikan antara
dengan tingkat emisis ditemukan bahwa paritas dan derajat emesis sebelum hipnoterapi
sebanyak 3 (75%) ibu dengan pendidikan dilakukan.
rendah dengan derajat emisis sedang.
Sedangkan responden dengan pendidikan Hasil analisis hubungan antara tingkat
tinggi adalah 19 (73,3%) dengan emisis pendidikan responden dan tingkat emisi setelah
sedang. Hasil uji statistik p = 0,71, dapat hipnoterapi ditemukan bahwa sebanyak 3
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang (75%) ibu berpendidikan rendah dengan
signifikan antara tingkat pendidikan dengan derajat emisi ringan. Sedangkan responden
derajat emesis sebelum hipnoterapi dilakukan. dengan pendidikan tinggi adalah 26 (100%)
Hasil analisis hubungan antara usia responden dengan emisis ringan. Hasil uji statistik adalah
dan tingkat emesis diperoleh bahwa sebanyak p = 1,33, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
20(74,1%)responden berusia 20-35 tahun hubungan yang signifikan antara tingkat
dengan derajat emesis sedang. Sedangkan pendidikan dan tingkat emisi setelah
responden berusia> 35 tahun adalah 19 hipnoterapi.
(66,7%) dengan emesis sedang. Hasil uji
statistik adalah p = 0,50, dapat disimpulkan Hasil analisis hubungan antara usia responden
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dan tingkat emisi setelah hipnoterapi diperoleh
antara usia dan derajat emesis sebelum bahwa sebanyak 27 (100%) responden berusia
hipnoterapi dilakukan. 20-35 tahun dengan derajat emisi ringan.
Sedangkan responden yang berusia 35 tahun
Hasil analisis hubungan antara paritas dan adalah 2 (66,7%) dengan emisis ringan. Hasil
derajat emisi diperoleh bahwa sebanyak 12 uji statistik adalah p = 0,10, dapat disimpulkan
(80%) responden primigravida dengan derajat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
emisi sedang. Sedangkan multigravida adalah antara usia dan tingkat emisi setelah
10 (66,7%) dengan emesis sedang. Hasil uji

37
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

hipnoterapi. farmakologis hanya 63 pasien (20, 4%) yang


pulih, 138 pasien sisanya (79,6%) gagal.
Hasil analisis hubungan antara paritas dan Selanjutnya, dari 138 pasien yang tidak
derajat emisi setelah hipnoterapi diperoleh sembuh, hipnoterapi diberikan dan hasilnya
bahwa sebanyak 15 (100%) responden 70% sangat baik, 19% baik dan hanya 11%
primigravida dengan derajat emisi ringan. buruk. Hipnoterapi adalah terapi yang
Sementara multigravida adalah 14 (93,3%) dilakukan oleh ahli hipnoterapi untuk klien
dengan emisis ringan. Hasil uji statistik p = yang sedang dalam hipnosis. Melalui saran
1,00 dapat disimpulkan bahwa tidak ada penyembuhan, perilaku, emosi, sikap dan
hubungan yang signifikan antara paritas dan berbagai jenis kondisi klien dapat dimodifikasi
emisivitas setelah hipnoterapi. melalui hipnoterapi(Hakim, 2010).

PEMBAHASAN Kontribusi Usia, Pendidikan dan Paritas


Efektivitas hipnoterapi untuk mengurangi Responden Terhadap Penurunan Emesis
tingkat emesis pada ibu hamil trimester Wanita Hamil Trimester I
pertama. Hasil uji statistik pada variabel usia responden
Berdasarkan analisis data sebelumnya, pada diperoleh nilai p = 0,10, dapat disimpulkan
kelompok intervensi, tingkat emesis rata-rata bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
sebelum terapi antiemetik B6 (pra-intervensi) antara usia responden dan penurunan emesis
diberikan pada skala 9,53. Setelah hipnoterapi setelah hipnoterapi. Usia ini tidak
dan diberikan terapi antiemetik B6 diubah mempengaruhi proses hipnoterapi untuk
menjadi 3,60. Hasil penelitian ini menurunkan tingkat emesis responden, secara
menunjukkan bahwa terapi antiemetik B6 dan psikologis 80% wanita hamilmengalami mual
hipnoterapi yang diberikan kepada responden dan muntah. Mual muntah pada wanita hamil
dapat mengurangi tingkat emesis pada wanita dapat disebabkan oleh pengaruh psikologis
hamil trimester pertama dengan penurunan atau emosional yang belum terselesaikan
skor 5,93 poin. (Saswita, 2011, Aprilia, 2010, Madrid, 2011).
Selanjutnya, tingkat emesis rata-rata pada Ketika penyebab emesis Ibu hamil adalah
kelompok kontrol sebelum diberi terapi masalah psikologis, itu akan lebih ke
antiemetik B6 (pra-intervensi) pada skala 6,30. keyakinan yang ditanamkan dalam pikiran
Setelah diberi terapi anti-magnetik, B6 klien bahwa wanita hamil harus mengalami
berubah menjadi 5,20. Hasil penelitian ini mual / muntah atau mungkin pengalaman masa
menunjukkan bahwa terapi antiemetik B6 yang lalu yang menyakitkan yang dialami oleh
diberikan kepada responden dapat mengurangi klien.
tingkat emesis pada wanita hamil pada
trimester pertama dengan penurunan skor 1,10 Hasil uji statistik pada variabel pendidikan
poin. responden adalah p = 1,33, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
Berdasarkan perbandingan skor rata-rata skor antara tingkat pendidikan dan tingkat emesis
mual dan muntah responden yang ditemukan setelah hipnoterapi. Hasil penelitian ini tidak
dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mendukung pendapat Gunawan (2010) yang
responden yang menggunakan kombinasi menyatakan bahwa proses hipnoterapi
antiemetik dan hipnoterapi menurunkan skala membutuhkan fokus yang baik dari klien,
muntah mereka jauh lebih tajam daripada untuk mendapatkan fokus yang baik dapat
pasien yang hanya menerima anti-emetik. diperoleh dari individu yang memiliki kognitif
yang baik. Hasil uji statistik p = 1,00, dapat
Hanya terapi B6. disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian signifikan antara paritas dan emesis setelah
Paliakov yang menyatakan bahwa pengobatan hipnoterapi. Paritas terkait dengan pengalaman
mual dan muntah melalui hipnoterapi pada ibu hamil, semakin sering seorang ibu hamil
wanita hamil dapat secara signifikan lebih siap menghadapi kondisi apa pun
mengurangi kerusakan janin(Paliakov,1989). sehingga bisa mengubah persepsi ibu hamil
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh tentang mual dan muntah (Aprilia, 2020).
Fuchs (Fuchs, 2012) pada 201 wanita hamil
trimester I yang menggunakan terapi

38
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

SIMPULAN Lowdermirk, L. & Perry, S. (2004). Maternity


Penurunan derajat emesis pada kelompok &Women’s Health Care, Philadelphia
intervensi lebih besar daripada kelompok Mosby.
kontrol yaitu 5,93 poin untuk kelompok
intervensi dan 1,10 poin untuk kelompok Madrid, A. Giovanolli, R., Wolf, M. (2011).
kontrol. Penurunan derajat emesis melalui Treating Persisten Naucea of
hipnoterapi tidak dipengaruhi oleh usia, PregnancyWithHypnosis: our cases,
pendidikan, dan paritas responden. American Journal of ClinicalHypnosis,
Vol. 54, Issue 2, 2011 Pages 107-
DAFTAR PUSTAKA 115,http://www.tanfondline.com/doi
Aprilia, (2010), Hypnostetri: Rileks, Nyaman /abs/10.1080/00029157.2011.605480
dan Aman SaatHamil, danmelahirkan,
Jakarta, Gagas Media. Paliakov, W. (1989). Tratment of HEG By
Hypnosis, Journal Article (1989) (5):57-
Booth, T. (2004). Tanya Jawab Seputar 58, EuropeanPubMed Central.
Kehamilan, Jakarta, PT Bhuana Ilmu http://europepmc.0rg/
Populer. abstract/med/2742071. diunduhtanggal
15 September 2014 jam 09.20 WIB.
Ebrahimi. N., et al, Naucea and Vomiting of
Pregnancy: using the 24-Hour Saswita, Dewi, Baihaki, (2011).
Pregnancy-Unique Qunatification of EfektifitasMinumJaheDalamMengurang
emesis (PUQE-24) Scale, Journl of iEmesisGravidarumpadaIbuHamilTrime
Obstetric and Gynaecology Canada; ster I, JurnalNersIndonesia, Volume 1,
JOGC [ 2009,31(9):803-807]. No. 2, Maret 2011.
http//:wwwjogc.org/abstracts/full/20090
9 obstetrics 4 pdf. Tiran, D. (2008). Mual dan MuntahKehamilan,
Jakarta, EGC.
Fuchs, K. (2012). Treatment of
HyperemesisGravidarum by Hypnosis, Vicki, E.W., Pertiwi, H.W.,(2012). Hubungan
The Australian Journal of Paritas Ibu Hamil Trimester I dengan
ClinicalHypnoterapi&Hypnosis.http://as Kejadian Emesis Gravidarum di
ch.com.au/publications/past- Puskesmas Teras, Jurnal Kebidanan,
articles/154-vol-10-no-1-treatment-of- Vol. IV, No. 02, Desember 2012,
hypeemesis-gravidarum-yhypnosis. Http://Www.Academia.Edu/ 7068524/
Hubungan_Paritas_
Gunawan, AW. (2010). Hypnoterapi: The Art Ibu_HamilTrimester_I_Dengan_Kejadia
of Subconsciousrestructuring,Jakarta, n_Emesis_Gravidarum_Di_
PT Gramedia Pustaka Utama. Puskesmas_ Teras.

Hakim, A. (2010), Hipnoterapi Cara Cepat &


Tepat Mengatasi Stres, Fobia, Trauma
& Gangguan mental Lainnya, Jakarta,
Transmedia Pustaka.

Hallyer et all, (2002). The Use of CAM by


WomenSufferingFromNaucea and
Vomiting During Pregnancy. BMC
Complementory and Alternative
Medicine.http://www.biomedcentral.co
m/1472-6882/2/5/prefubdiunduh tanggal
14

Lie, S. (2004). Terapi Vegetarian Untuk


Penyakit Kewanitaan, Jakarta, KDT

39
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 33 – 40, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

40
Jurnal Keperawatan
Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 41
Hal- 46,
41 -Maret 2020 2020
46, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

PEMBERIAN AROMATERAPI GINGER OIL TERHADAP FREKUENSI MUAL


MUNTAH PADA IBU HAMIL MORNING SICKNESS

Fitri Dyna*, Putri Febriani


Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama No.6,
Labuh Baru Tim., Kec. Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia 28112
*fitridyna1781@gmail.com

ABSTRAK
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai dari konsepsi dan berakhir
sampai permulaan persalinan. Dalam proses kehamilan terjadi berbagai perubahan anatomi fisiologi,
perubahan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil seperti kelelahan, keputihan, mengidam,
sering buang air kecil, dan mual muntah yang sering disebut dengan morning sicknes. Morning
sickness biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan berakhir sampai 12 minggu. Salah satu terapi
nonfarmakologi yang dapat diberikan adalah aromaterapi ginger oil. Tujuan penelitian ini adalah
untuk melihat pengaruh pemberian aromaterapi ginger oil terhadap frekuensi mual muntah pada ibu
hamil morning sicknes. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jumlah responden 12 ibu hamil trimester pertama yang
mengalami morning sicknes. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan
rancangan One Group Pre-Post Test Design. Analisis digunakan adalah distribusi frekuensi dan uji T
test untuk menganalisis dua variabel. Hasil penelitian ini menyimpulkanbahwa ada pengaruh yang
signifikan antara aromaterapi ginger oil terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil
morning sickness (p value 0,000; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada ibu hamil untuk
mengaplikasikan terapi nonfarmakologi aromaterapi ginger oil upaya untuk mengatasi frekuensi mual
muntah.

Kata kunci : aromaterapi, ginger, morning sickness

PROVISION OF GINGER OIL AROMATERAPY ON Vomiting FREQUENCY OF


PREGNANT MORNING SICKNESS MOTHER

ABSTRACT
Pregnancy is the growth and development of the intrauterine fetus starting from conception and
ending until the onset of labor. In the process of pregnancy various changes in anatomical physiology
occur, these changes cause discomfort in pregnant women such as fatigue, vaginal discharge,
cravings, frequent urination, and nausea vomiting, often referred to as morning sickness. Morning
sickness usually starts around 8 weeks and ends up to 12 weeks. One of the nonpharmacological
therapies that can be given is aromatherapy ginger oil . The purpose of this study was to see the effect
of giving ginger oil aromatherapy to the frequency of nausea vomiting in pregnant women morning
sickness. This research is quantitative. This research was conducted in the working area of Puskesmas
Payung Sekaki Pekanbaru. The number of respondents were 12 first trimester pregnant women who
experienced morning sickness. The research design used was experimental with the design of the One
Group Pre-Post Test Design. The analysis used is frequency distribution and T test to analyze two
variables. The results of this study concluded that there was a significant effect between ginger oil
aromatherapy on the decrease in the frequency of nausea and vomiting in pregnant women morning
sickness (p value 0,000 ; α = 0.05).

Keywords: aromatherapy, ginger, morning sickness

PENDAHULUAN dari konsepsi sampai permulaan persalinan


Kehamilan adalah pertumbuhan dan (Kusmiyati, 2009 dalam Elsa, 2012). Dalam
perkembangan janin intra uteri yang di mulai masa kehamilan terjadi berbagai perubahan

41
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 41 - 46, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

fisiologis pada ibu hamil yang disebabkan Aromaterapi merupakan salah satu terapi
karena adanya ketidakseimbangan hormon nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk
kewanitaan yaitu esterogen dan progesteron. mengatasi gejala morning sickness.
Perubahan yang sering dialami ibu hamil Aromaterapi adalah tindakan terapeutik
terutama diawal kehamilan adalah mual dan dengan menggunakan essensial oil yang
muntah yang menimbulkan rasa tidak nyaman bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik
pada ibu. dan psikologis menjadi lebih baik.
Aromaterapi memberikan efek bagi
Mual muntah diawal kehamilan sering disebut penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran,
morning sickness, bukan berarti rasa mualnya serta membantu ibu hamil mengatasi mual.
hanya terjadi pada pagi hari saja. Rasa mual Setiap minyak essensial memiliki efek
dapat terjadi setiap saat, bisa malam, siang farmakologis yang unik, seperti antibakteri,
ataupun setiap waktu. Morning sickness antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan
biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan merangsang adrenal. Ketika minyak essensial
berakhir sampai 12 minggu. Setiap wanita dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan
hamil akan memiliki tingkat mual yang merangsang sistem limbik di otak. (Runiari,
berbeda-beda, ada yang tidak terlalu 2010). Salah satu minyak essensial yang dapat
merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa digunakan dalam mengurangi gejala mual dan
mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual muntah pada ibu hamil adalah jahe. (Ana,
dan muntah setiap saat, sehingga memerlukan Soumy, 2010)
pengobatan (Supriyanto, 2015).
Secara farmakologis jahe (ginger) memiliki
Faktor penyebab morning sickness adalah manfaat sebagai antiemetik (anti muntah). Jahe
perubahan hormon dalam tubuh selama hamil merupakan stimulasi aromatik yang kuat dan
yaitu meningkatnya estrogen dan Human dapat mengendalikan muntah dengan
Chorionic Gonadotrophin (HCG) dan faktor meningkatkan gerakan peristaltik usus. Produk
psikologis seperti perasaan cemas, rasa utama tanaman jahe (ginger) adalah rimpang
bersalah, dukungan suami, faktor lingkungan jahe yang menghasilkan minyak atsiri dengan
sosial, budaya, dan kondisi ekonomi (Tiran, kandungan sekitar 6 senyawa yaitu minyak
2009). Prevelensi morning sickness di Swedia atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol,
0,3%, di California 0,5%, di Canada, di bisabilena, kurkuman, gingereol, dan
Pakistan2,2%, di Turki 1,9%, di Amerika flandrena di dalam jahe yang telah terbukti
Serikat 0,5-2% dan di Indonesia 1-3% (Harper, memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah)
2008 dalam Khasanah, 2017). Menurut yang manjur (Fitria, 2013).
Marianti (2014), terdapat 71% ibu hamil di
Pekanbaru yang mengalami morning sickness. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan
Dampak morning sickness bagi ibu hamil di Puskesmas Payung Sekaki terdapat 4 orang
adalah penurunan nafsu makan yang ibu hamil trimester pertama diantaranya
mengakibatkan perubahan keseimbangan mengalami morning sickness. Ibu hamil juga
elektrolit (kalium, kalsium, dan natrium) yang mengatakan nafsu makan berkurang, badan
menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, terasa lemas, kepala terasa pusing sehingga
kehilangan berat badan sekitar 5% karena mengganggu aktivitas dan kegiatan sehari-hari.
cadangan karbohidrat, protein, dan lemak Ibu hamil mengatakan untuk mengatasi hal
terpakai untuk energi (Rose & Neil, 2016). Ibu tersebut hanya beristirahat sebentar dan minum
hamil sangat memerlukan asupan gizi yang obat mual, namun belum dapat menurunkan
cukup bahkan lebih karena asupan gizi yang mual muntah yang dirasakan. Berdasarkan
dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi latarbelakang maka perlu dilakukan penelitian
kebutuhan janin dan ibu. Namun, terkadang yang bertujuan untuk melihat pengaruh
ibu hamil mengalami mual muntah yang pemberian aromaterapi ginger oil terhadap
berlebihan sehingga asupan gizi tidak dapat frekuensi mual muntah pada ibu hamil
terpenuhi (Astuti, 2014). Hal tersebut akan morning sicknes
mempengaruhi tumbuh kembang janin karena
pada trimester pertama merupakan fase dimana
organ-organ janin dibentuk (Hidayati, 2009)

42
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 41 - 46, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

METODE adalah penilaian kuantitas dari mual dan


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, muntah untuk menghindari subjektivitas dari
desain penelitian eksperimental dengan keluhan mual dan muntah. Analisis data
rancangan “One Group Pre-Post Test Design”. menggunakan uji dependent sampel T test.
Lokasi penelitian adalah di wilayah kerja Pemberian aromaterapi dilakukan dengan
Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. menggunakan tisu yang telah di teteskan
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil aromaterapi ginger oil sebanyak 2 tetes dengan
trimester pertama yang mengalami morning 2-3 kali tarikan nafas dalam dan diulangi
sickness dengan jumlah 12 orang. Teknik kembali 5 menit kemudian.
pengambilan sampel menggunakan Total
populasi. Instrumen penelitian yang digunakan HASIL
adalah lembar Pregnancy Unique Hasil Penelitian dapat dilihat pada tabel
Quantification of Emesis and Nausea (PUQE) berikut:
dan lembar SOP aromaterapi ginger oil. PUQE

Tabel 1.
Mual dan muntah sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi ginger oil (n=12)
Frekuensi Mual dan Muntah f %
Sebelum (Pre test)
9 1 8.3
10 1 8.3
11 7 58.3
12 2 16.7
13 1 8.3
Sesudah (Post test)
6 1 8.3
8 6 50.0
9 4 33.3
10 1 8.3

Tabel 2
Perbandingan rata-rata sebelum dan sesudah pemberian aroma terapi ginger oil terhadap frekuensi
mual muntah ibu hamil morning sickness (n=12)
Variabel Mean SD SE Selisih t- hitung P Value
Rerata
Nilai
PRE 11.08 0.996 0.288
POST 8.33 0.985 0.284 2.75 15.326 0.000
PEMBAHASAN dilakukan pemberian aromaterapi ginger oil.
Hasil uji Paired Sampel T Test didapatkan nilai Hal ini berarti bahwa ada pengaruh pemberian
rata-rata frekuensi mual dan muntah sebelum aromaterapi ginger oil terhadap penurunan
dilakukan pemberian aromaterapi ginger oil mual muntah pada ibu hamil morning sickness.
adalah 11,08 dan nilai rata-rata frekuensi mual
dan muntah setelah dilakukan pemberian Hasil penelitian didapatkan mayoritas
aromaterapi ginger oil adalah 8,33. Hasil responden mengalami morning sickness
tersebut terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dilakukan pemberian aromaterapi
dari nilai rata-rata frekuensi mual muntah ginger oil, responden mengatakan sering
sebelum dan sesudah dilakukan pemberian mengalami morning sickness terutama ibu
aromaterapi ginger oil yang dapat dilihat dari hamil primigravida. Sedangkan setelah
nilai selisih rerata nilai yaitu 2,75. Nilai p dilakukan pemberian aromaterapi ginger oil
value 0.000 yang artinya < 0,05. terdapat penurunan terhadap morning sickness.

Secara statistik ada perbedaan antara nilai rata- Mual muntah diawal kehamilan (morning
rata frekuensi morning sickness setelah sickness), dapat terjadi setiap saat, bisa malam,

43
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 41 - 46, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

siang ataupun setiap waktu. Morning sickness minyak atsiri zingiberena (zingirona),
biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan zingiberol, bisabilena, kurkuman, gingerol dan
berakhir sampai 12 minggu. Setiap wanita flandrena. Kandungan zat-zat tersebut dapat
hamil akan memiliki tingkat mual yang memblok serotonin yaitu suatu
berbeda-beda, ada yang tidak terlalu neurotransmitter sistem saraf pusat dan sel-sel
merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa enterokromafin dalam saluran pencernaan
mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dengan menghambat induksi Human
dan muntah setiap saat, sehingga memerlukan Chorionic Gonadotrophin (HCG) ke lambung
pengobatan (Supriyanto, 2015). sehingga rasa mual dan muntah berkurang
(Fitria, 2013).
Upaya untuk mengatasi morning sickness
dapat dilakukan dengan cara nonfarmakologi, Hal ini didukung oleh penelitian Santi (2013)
salah satunya dengan pemberian aromaterapi tentang pengaruh aromaterapi blanded
(Runiari, 2010) Aromaterapi merupakan peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual
tindakan terapeutik dengan menggunakan pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas
minyak essensial yang bermanfaat untuk Rengel Kabupaten Tuban. Hasil penelitian
meningkatkan keadaan fisik dan psikologis menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian
menjadi lebih baik. Aromaterapi memberikan aromaterapi campuran peppermint dan ginger
ragam efek bagi penghirupnya, seperti oil dengan nilai p = 0,0001 (p<0,05.
ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu
ibu hamil mengatasi mual. Ketika minyak SIMPULAN
essensial dihirup, molekul masuk ke rongga Nilai rata-rata frekuensi mual dan muntah
hidung dan merangsang sistem limbik di otak. sebelum dilakukan pemberian aromaterapi
Sistem limbik adalah daerah yang ginger oil adalah 11,08 dan nilai rata-rata
mempengaruhi emosi dan memori serta secara frekuensi mual dan muntah setelah dilakukan
langsung terkait dengan adrenal, kelenjar pemberian aromaterapi ginger oil adalah 8,33.
hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh Terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai
yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, rata-rata frekuensi mual muntah sebelum dan
stress, memori, keseimbangan hormon, dan sesudah dilakukan pemberian aromaterapi
pernafasan (Runiari, 2010). ginger oil yang dapat dilihat dari nilai selisih
rerata nilai yaitu 2,75. Nilai p value 0.000 yang
Jahe merupakan aromaterapi yang dapat artinya < 0,05. Hal ini berarti bahwa ada
digunakan untuk mengatasi mual dan muntah. pengaruh pemberian aromaterapi ginger oil
Secara farmakologis jahe (ginger) memiliki terhadap penurunan mual muntah pada ibu
manfaat yang salah satunya adalah antiemetik hamil morning sickness.
(anti muntah). Jahe juga merupakan stimulasi
aromatik yang kuat, selain itu dapat DAFTAR PUSTAKA
mengendalikan muntah dengan meningkatkan Ana, Soumy. (2010). Lengkap Segala Hal
gerakan peristaltik usus. Produk utama Trimester Pertama Kehamilan Anda.
tanaman jahe (ginger) adalah rimpang jahe Baguntapan Yogyakarta: BUKUBIRU.
yang menghasilkan minyak atsiri (Fitria, 2013)
Astuti, N. D. (2014). Hubungan Antara
Essential ginger oil mengandung banyak zat Dukungan Sosial dengan Emesis
dan senyawa. Gingerol dan shogaol Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester
merupakan dua senyawa yang menghasilkan 1 di Puskesmas Kembaran 1
aroma yang lebih kuat sehingga efektif untuk Kabupaten Banyumas. Fakultas Ilmu
mengurangi frekuensi mual muntah pada ibu Kesehatan UMP, 10–28.
hamil dengan morning sickness (Zhion, 2011
dalam Kundarti, 2015). Mekanisme jahe Elsa, Pertiwi. (2012). Hubungan Paritas Ibu
memiliki efek atau pengaruh langsung pada Hamil Trimester I Dengan Kejadian
saluran pencernaan dengan meningkatkan Emesis Gravidarum Di Puskesmas
pergerakan lambung, serta absorbsi racun dan Teras. E-Journal Stikes Pku, IV (02),
asam. Jahe dipercaya sebagai pemberi 35–48. https://doi.org/10.1360/zd-
perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat 2013-43-6-1064.
mengatasi mual muntah karena kandungan

44
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 41 - 46, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Fitria, R. (2013). Efektifitas Jahe Untuk Klien dengan Hiperemesis


Menurunkan mual muntah pada Gravidarum: Penerapan Konsep dan
kehamilan trimester 1. Jurnal Teori Keperawatan. Jakarta: Salemba
Kebidanan, 2 (8), 55-66. Medika.

Hidayati, R. (2009). Asuhan keperawatan pada Santi. D. R, (2013). Pengaruh Aromaterapi


kehamilan fisiologi dan patologis. Blanded Peppermint dan Ginger Oil
Jakarta: Salemba Medika. terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil
Trimester Satu di Puskesmas Rengel
Indrayani, I. M., Burhan, R., & Widiyanti, D. Kabupaten Tuban. Jurnal Sain Med, 5
(2017). Efektivitas Pemberian Wedang (2), 52-55.
Jahe Terhadap Frekuensi Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Supriyanto, W. (2015). Sehat dan Bugar Saat
Di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun Hamil & Melahirkan Panduan Praktis
2017. Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Untuk Calon Ibu. Yogyakarta.
Cakrawala Ilmu.
Khasanah. N. P. (2017). Hubungan Tingkat
Stress dengan Kejadian Emesis Tiran, D. (2009). Mual dan Muntah
Gravidarum pada Ibu Trimester 1 di Kehamilan. Jakarta: EGC.
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok
Kabupaten Banyumas, Fakultas Ilmu Wiraharja. S. R, Heidy, Rustam. S, Iskandar.
Kesehatan , UMP, 11–33. S. (2011). Kegunaan Jahe Untuk
Mengatasi Gejala Mual Dalam
Kundarti. I. F, Rahayu. E. D, Utami. R. (2015). Kehamilan. Damianus Journal of
Efektivitas Pemberian Serbuk Jahe Medicine, 3 (10),161-170.
(Zingiber Officinale) Terhadap
Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Zhion. (2011). Ginger-its value in human
Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1 (4) health-side effects and benefits.
Vol. 4. (www.zhion.com/herb/Ginger.html).

Marianti dkk. (2014). Hubungan Dukungan


Suami, Usia Ibu dan Gravida terhadap
Kejadian Emesis Gravidarum. JOM
PSIK, 2 (1), 1-9.

Parwitasari. D. C, Utami. S. R. (2015).


Perbandingan efektivitas pemberian
rebusan jahe dan daun mint terhadap
mual muntah pada ibu hamil. 1–10.
https://doi.org/10.1007/978-3-642-
24106-2_70.

Rinata, dkk. (2015). Penanganan Emesis


Gravidarum pada Ibu Hamil di BPM
Nunik Kustantinna Tulangan-Sidoarjo.
Naskah Publikasi. Program Studi
Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.

Rose. W, Neil. (2016). Panduan lengkap


perawatan kehamilan. Jakarta: Dian
Rakyat.

Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan pada

45
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 41 - 46, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

46

Anda mungkin juga menyukai