PENDAHULUAN
1.1 PEMBAHASAN
Ibu hamil trimester kedua yakni msa kehamilan pada minggu ke-14
sampai dengan minggu ke-24 kehamilan. Pada trimester kedua ini
kehamilan biasanya sudah tampak jelas, ibu hamil dan keluarganya sudah
mengatur waktunya untuk kehamilan. Sebagian besar ibu hamil pada
trimester kedu ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak
sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehmilannya
mengeluhkan ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah
ketidaknyamanan normal dan merupakan bgin dari perubahan yang terjadi
pada tubuh dan emosional ibu selama kehamilan. Adalah penting bagi
seorang perawat untuk membedakan antara ketidaknyamanan normal
dengan tanda-tanda bahaya.
Walaupun ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan
trimester kedu ini tidak mengancam keselamatan jiwa, namun hal tersebut
bisa sangat menjemukan dan menyulitkan bagi ibu. Perawat harus
mendengarkan ibu, membicarakan tentang berbgai macam keluhannya dan
membantu mencari cara untuk mengatasinya. Untuk itu diperlukan asuhan
keperawatan yang tepat oleh seorang perawat agar ibu hamil pada
trimester kedu ini dapat menikmati kehamilannya.
1
5. Bagaimana pendidikan prenatal paa kehamilan trimester II ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik
meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena
perbesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf
dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama
kehamilan.
c. Gejala gejala umum; beberapa wanita mengatakan bahwa
ia merasa hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur.
d. Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan.
Sensasi getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan
pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau
minggu ke 20 pada wanita yang pernah hamil sebelumnya.
4
h. Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka
secara alamiah dinding abdomen harus terdorong keluar,
kulit abdomen mungkin teregang
i. Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat
garis – garis tak teratur pada kulit abdomen.
j. Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada
kulit payudara, mula dan midline abdomen
5
janin direkam dengan cara meletakkan elektroda pada
abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi
berkelanjutan tentang janin.
6
4. Sistem musculoskeletal
a. 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin
sebagai akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada
saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan gerakan janin.
b. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan
jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian,
pergerakan otot sudah dapat dideteksi.
c. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan
berkembang sempurna sampai minggu ke 27.
d. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin
cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
e. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.
f. 28 minggu : astragalus (talus, tulang lutut) mengalami
osifikasi.
5. Sistem sirkulasi
a. 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan
sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa.
b. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum
tulang dan menurun dalam hepar.
6. Sistem gastrointestinal
a. 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
b. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya
terdapat cairan usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan
rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin,
beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
c. 17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat
menjulurkan bibir atasnya.
d. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending
dapat dikenali, dapat menjulurkan kedua bibirnya.
7
e. 22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan
rangsangan.
f. 28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai
upaya mendapatkan makanan.
7. Sistem pernafasan
a. 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru,
terlihat brochiolus terminal dan respiratorius.
b. 18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun
perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi
bagi kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
c. 20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
d. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara
yang lemah.
e. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan
seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam
cairan amnion.
f. 28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.
8. Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
9. Sistem persarafan
a. 16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat,
cerebellum memperlihatkan beberapa tonjolan.
b. 20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai
terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada
tingkat S-1.
c. 24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri,
proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.
d. 28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan
cepat.
8
10. Organ-organ pengindera
a. 16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan
secara umum.
b. 20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.
c. 28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina
terbentuk sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil
mampu memberikan reaksi terhadap cahaya.
9
atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal,
moral, dan ekonomi mereka. Akhirnya dicapai keputusan , dan
rencana tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan tentang
kehamilan dalam pikiran –pikirannya sendiri tentang seperti apa
wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari
ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia
dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon
terhadap kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan
bahwa kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa
seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari ayahnya,
pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan.
Persepsinya mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari
anak – anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu
dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan
perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala –
gejala seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh
beberapa ahli medis disebut mitleiden, atau “menderita bersama”.
Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan
seseorang belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stres, misalnya dengan melakukan aktivitas seperti
menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang berat,
mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi, dan
melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh
calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan
terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan pada
kehidupan mereka yang terganggu.
Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa
dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang ,
ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan
energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum
menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama
10
trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan
bayinya pertama kali. Pengalaman tersebut menandakan
pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering
menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
Gambaran sifat dari reaksi emosional wanita terhadap
kehamilannya tersebut dimodifikasi oleh perbedaan kepribadian
individu. Beberapa wanita mengalami peningkatan mood, lainnya
tidak. Pada umumnya, bagaimanapun perawat dapat mengharapkan
sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa aman pada ibu
dengan menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka bukan hal
yang aneh. Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan
pasti seperti juga mereka mati.
2. Perubahan Fisiologis
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan
kehamilan antara lain :
a. Sistem reproduksi
suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena
peningkatan kadar hormon steroid dan bermanfaat bagi
perkembangan janin. Terdapat tiga tanda penting yakni :
1) tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
2) tanda Hegar’s : uterus lunak
3) tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum)
yang dapat menghambat masuknya bakteri ke uterus selama
persalinan yang disebut, bloody show. Selama masa
kehamilan konsistensi serviks berubah, sebelum hamil
seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun telinga,
pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran
uterus dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat
500 kali yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot
dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan
11
fibroelastik, darah dan saraf akibat adanya hormon estrogen
terjadi sektresi vagina yang meningkat (leukorrhea) dan
terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan
pelvik yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang
sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya
derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan 7
masa kehamilan.
b. Sistem integument
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang
membesar karena peningkatan pertumbuhan jaringan
alveolan dan suplai darah. Putting susu menonjol dan keras
dan mengeluarkan cairan jernih (kolostrum). Areola lebih
gelap dan kelenjar montgomery menonjol keluar. Terdapat
striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut
elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus.
Terjadi pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen,
dan Cholasma, yaitu bintik-bintik hitam pada wajah
perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga meningkat.
c. Sistem endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan
progesteron dan estrogen, plasenta menghasilkan hCG,
hPL, hCT, pulau langerhans membentuk insulin lebih
banyak, hormon-hormon pituitari secara signifikan
terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih
banyak. Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya
meningkat selama minggu kel 15-30 ketika kebutuhan
kalsium janin lebih besar, tanpa hormon paratiroit tersebut
metabolisme tulang dan otot terganggu.
12
d. Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa
terjadi) edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan
fibrin juga meningkat sehingga bisa terjadi pseudoanemia
yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin terjadi pula
sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada
vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena
sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena.
e. Sistim musculoskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil
dari gigi. Sendi pelvik sedikit dapat bergerak untuk
mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik
kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri
punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak
diketahui penyebabnya, mungkin berhubungan dengan
metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa
metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang.
f. Sistim pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan
yang lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak
nafas. Kapasitas paru tidak berubah, pada kenyataanya tidal
volume meningkat. Terjadi bengkak seperti arlegi pada
membran mukosa merupakan hal umum yang dapat
menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea,
sakit tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra
penciuman.
g. Sistem gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual
muntah, sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih
13
banyak. Saat berlanjut, penurunan asam lambung dan
perlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan
kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
h. Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat
dan dapat meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai
darah kekandung kemih meningkat dan pembesaran uterus
menekan kandung kemih dapat menyebabkan
meningkatnya berkemih.
i. Sistem persarafan
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat
menyebabkan acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan
mekanik, atau numbness, tingling, dan kaku. Otak mungkin
tidak mengalami perubahan namun efek psikologis
mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis
akibat tidak menerima kehamilannya.
14
Total :12825 28, 22
Secara normal peningkatan berat badan pada trimester
kedua adalah 12-15 pon.
15
g. Petunjuk nutrisi
h. Penambahan berat badan
i. Diet seimbang
j. Kebutuhan khusus nutrisi
2. Minggu 24 – 32
Wanita menjadi lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai
sesuatu yang wajar terhadap kebutuhannya sendiri saat ini dan
setelah melahirkan. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara lain
mengenai :
a. Pertumbuhan dan status janin
1) Presentasi dan posisi
2) Keadaan – DJJ
b. Kebersihan personal
1) Pakaian yang memberikan rasa nyaman
2) Mekanisme dan postur tubuh
3) Posisi yang nyaman
c. Perubahan fisik dan emosional
d. Kebutuhan / perubahan seksual, hubungan seksual
e. Pengurangan
1) Sakit pinggang
2) Kontraksi Braxton Hick’s
3) Dispnea
4) Nyeri ligamentum teres
5) Sakit dan edema tungkai
f. Menentukan rencana cara memberi makan bayi
g. Persiapan untuk memberikan susu
1) Botol atau menyusui
2) Persiapan putting susu
3) Masase dan pengeluaran colostrums
16
h. Persiapan untuk bayi
1) Peralatan
2) Bantuan di rumah
i. Tanda-tanda bahaya
1) Preeklamsia
2) Sakit kepala, bengkak yang berlebihan, penglihatan
ganda
j. Ligasi tuba (surat-surat disiapkan kemudian)
17
melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang
pertumbuhan janin.
2. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi
menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari
ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg. Kekurangan itu akan diambil
dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
3. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin.
Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan
kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan
jaringan pembentuk otak.
4. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang
berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A
diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai
penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein
tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel
darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna
mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan
kalsium.
5. Mineral, antara lain :
a. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang
dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan
kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari
cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan
tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu
mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau
tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke
Puskesmas atau klinik.
b. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel
darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis
selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
18
1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin.
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi sehari-hari.
3) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat
besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai
kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan
darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia, termasuk pada trimester kedua
kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.
Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan
tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat
ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi
bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau
Pedoman menu. Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu
hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah
porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan
kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan
yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang
seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian,
serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang,
dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging
atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100
g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau
seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
19
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air
putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan
kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu
hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena
kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting
untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan
soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi
pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan,
karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin,
yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi
saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth,
potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks,
sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula
serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji,
makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan
muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk
kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan
jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak
berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya
tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri
yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan
sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga
kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum
dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di
pagi hari.
20
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEHAMILAN TRIMESTER KEDUA
1. Pengkajian
Pengkajian umum :
Nama, umur, agama,suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan ,lamanya perkawinan dan alamat.
Keluhan utama :
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
Riwayat kesehatan :
Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat
klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti
perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan.
Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan ,kapan , oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien
misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary,
penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga:
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan
penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
21
Riwayat kesehatan reproduksi:
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah,bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang
menyertainya.
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas:
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan hingga saatini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
Riwayat seksual:
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi
yang digunakan serta keluahan yang menyertainya.
Riwayat pemakaian obat:
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya.
Pola aktivitas sehari-hari:
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK),istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum
dan saat sakit.
22
g. Sedikit oedema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.
h. Integritas ego : Menunjukkan perubahan persepsi diri
i. Eliminasi
1) Perubahan pada konsistensi/ frekwensi defekasi
2) Peningkatan frekwensi perkemihan
3) Urinalisis: peningkatan berat jenis
4) Hemoroid
j. Makanan/ cairan
1) Sedikit mual dan muntah
2) Nyeri ulu hati
3) Penambahan berat badan 11-12 Lb
4) Membran mukosa kering: hipertrofi jaringan gusi,
mudah berdarah
5) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia
fisiologis)
6) Sedikit edema dependen
7) Sedikit glikosuria mungkin ada
a. Nyeri / ketidak nyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, nyeri
punggung
b. Pernafasan
1) Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada
normal
2) Frekwensi pernapasan dapat meningkat relatif
terhadap ukuran/ tinggi uterus, pernafasan torakal
c. Keamanan
1) Suhu 98-99,6° F (36,1-37,6° C)
2) Denyut jantung janin (DJJ) terdengar dengan
fetoskop
3) Gerakan janin mulai terasa, quickening (sensasi
gerakan janin pada abdomen) diantara 16 dan 20
minggu
23
d. Seksualitas
1) Penghentian menstruasi
2) Perubahan respon/ aktivitas seksual
3) Leukorea mungkin ada
4) Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus
pada umbilikus (20 – 22 minggu)
5) Perubahan payudara, pembesaran jaringan adiposa,
peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi,
peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan
alveolar, hipertrofi tuberkel montgomery,
kemungkinan strie gravidarum, mulai tampak
adanya kolostrum
6) Perubahn pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar
eritema, spider nervi
7) Tanda- tanda Goodel, Hegar, Chadwick positif
e. Interaksi social
1) Bingung/ meragukan perubahan peran yang di
antisipasi
2) Tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat
mundur dengan stresor kehamilan
3) Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari
positif dan mendukung sampai disfungsional
24
Pemeriksaan ginekologi dilakukan dengan mula-mula meriksa payudarah
untuk menetapkan data dasar tentang keadaan normal. akan tetapi,
pemeriksa harus waspada terhadap kemungkinan keganasan
25
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
26
2 kelebihan volume cairan Electrolit and acid base 1. Pertahankan catatan
berhubungan dengan perubahan balance dan output yang akurat
mekanisme regulator, retensi a) § Balance cairan - 2. Pasang urin katete
natrium / air b) § Hidrasi diperlukan
- 3.Monitor hasil lab
c) Setelah dilakukan sesuai dengan retensi
tindakan keperawatan (BUN , Hmt , osmo
selama …. Kelebihan urin )
volume cairan teratasi - 4. Monitor vital sign
dengan kriteria: - Monitor indikasi rete
d) § Terbebas dari kelebihan cairan (cr
edema, efusi, anaskara CVP , edema, distensi
e) § Bunyi nafas bersih, leher, asites)
tidak ada - 5. Kaji lokasi dan luas ed
dyspneu/ortopneu - 6. Monitor ma
f) § Terbebas dari makanan / cairan
distensi vena 7. Monitor status nutrisi
jugularis, - 8.Berikan diuretik
g) § Memelihara tekanan interuksi
vena sentral, tekanan - 9. Kolaborasi pemberian
kapiler paru, output 10. Monitor berat badan
jantung dan vital sign - 11. Monitor elektrolit
DBN - 12. Monitor tanda dan
h) § Terbebas dari dari odema
kelelahan, kecemasan
atau bingung
27
hormone · Comfort level medikasi terhadap pola t
· Monitor/catat
kebutuhan tidur pasien s
hari dan jam
28
BAB III
Penutupan
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil trimester kedua
biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman kerena
kehamilannya pun berkurang. Walaupun demikian diperlukan asuhan
keperawatan secara tept oleh seorang perawat kepada ibu hamil yang
sedang memeriksakan kehamilannya agar ketidaknyamanan ibu dapat
teratasi dan untuk mengantisipasi apabila ada hal-hal yang tidak
diinginkan.
3.2 Saran
1. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan
keperawatn secara tepat kepada ibu hamil trimester kedua.
2. Diharapkan perawat mampu membedakan antara
ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya pada ibu
hamil trimester kedua.
29
Daftar Pustaka
Dewi, Vivian Nanny Lia, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Gede, Ida Bagus.1996. Penuntun Diskusi Obstretri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Hanni, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Merdeka
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kndungan,
dan KB. Jakarta : EGC
30