Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH GANGGUAN

PEMENUHAN Personal Hygiene PADA Ny.S DI LINGKUNGAN X KELURAHAN


TANJUNG REJO

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Surita Ginting SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH:
Nama. Melida Br Manik
NIM. P07520219027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN 2021
Pengelolaan Kasus

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Personal Hygiene

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti Personal yang

artinya perseorangan dan Hygiene berarti sehat.Kebersihan perseorangan adalah

suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara krbrsihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahtraan fisik dan fisikis (Tarwoto & Wartonah).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

harus di perhatikan karna kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan pisikis

seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan

kebiasaan.Jika seseorang sakit maka masalah kebersihan biasanya kurang di

perhatikan. Hal ini terjadi karna kita menganggap masalah kebersihan adalah

masalah spele, padahal jika masalah tersebut di biarkan terus akan mempengaruhi

kesehatan secara umum (Tarwoto, 2004).

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,

keamanan dan kesehatan.Kebutuhan personal hygiene dibutuhkan bukan hanya

orang sakit saja melaikan orang sehat juga.Praktik personal hygiene bertujuan

untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari

pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau

membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).
1. Macam-macam personal hygiene

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan

dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan fisikisnya. Seseorang

dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga

kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gig dan mulut, rambut, mata,

hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genetalia serta kebersihan dan kerapian

pakaiian.

Menurut Potter & Perry (2006) macam-macam personal hygieneadalah :

1. Perawatan Kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,ekspresi,

pengatur temperature, dan sensai. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,

dermis dan subkutan.Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari

sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang

berbed di bawahnya terhadap hilangnya cairan dan cedera mekanis maupun kimia

serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit.Dermis,

merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan

serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah,

kelenjar keringat, kelenjar sebasea,dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan

dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam

folokel rambut.Sebum meminyaki kulit dan rambut untuk menjaga agar tetap

lemas dan kuat.Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf dan limfe dan

jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel lemak.Jaringan lemak

berfungsi sebagai insulator panas bagi tubuh.Kulit berfungsi sebagai pertukaran

oksigen, nutrisi dan cairan dengan pembuluh darah yang berbeda di bawahnya,
mensintesa sel baru, dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak

berfungsi.Sirkulasi yang adekuat penting untuk memelihara kehidupan sel. Kulit

sering kali mereflkeskan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada

warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperature.Selama kulit masih utuh dan sehat,

fungsi fisiologisnya masih optimal.

2. Mandi

Mandi adalah perawatan hygiene total.Mandi dapat di kategorikan sebagai

pembersihan atau traupetik. Mandi di tempat tidur yang lengkap di perlukan bagi

individu dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total.

Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan

pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang di

perlukan.Individu yang bergantung dalam krbutuhan hygiene nya sebagian atau

individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu

mencapai semua bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.

Pada lansia, mandi biasanya di lakukan dua kali sehati atau lebih sesuai

selera dengan air dingin atau air hangat. Diusahakan agar mandi satu kali sehari

tidak di bawah pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi

yang akan member kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran

tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan

kelamin (perineum).Gosokan dimulai dari sisi kelamin kearah dubur.Bagi wanita

putting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Setelah

selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga lipatan-lipatan kulit dan

celah-celah jari kaki untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada

semua lipatan-lipatan kulit lainnya (Setiabudhi, 2010)


3. Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,

gusi, dan bibir.Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan

plak, dan bakteri memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang di

hasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang muncul

akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang yang buruk adalah karies, radang

gusi, dan sriawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan

selanjutnya menstimulasi nafsu makan.

Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab

adalah karena proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah kurang

baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada lansia

menyebabkan akar gigi agak longgar dan di celah-celah ini tersangkut disisa

makan.Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies timbul antara lain akibat

permentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang lambat laun

mengakibatjan lobang pada enamel gigi dan bila tidak di tambal akan

menyebabkan radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi

makan dan minuman yang bersifat asam, gigi perlu di bersihkan yaitu kumur-

kumur dengan air. Maka penting untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua

kali sehari atau menggosok gigi setiap kali selesai makan (setiabudhi,2010).

4. Perwatan Mata Hidung dan Telinga

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang di perlukan untuk

membersihkan mata, hidung , dan telinga selama individu mandi. Secara normal

tidak ada perawatan khusus yang di perlukan untuk mata karena secara tereus-
menerus di bersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah

masuknya pertikel asing ke dalam mata.Normalnya, telinga tidak terlalu

memerlikan pembersihan. Namun, telinga yang serumen terlalu banyak telinganya

perlu di bersihkan baik mandiri ataupun di bantu oleh anggota keluarga. Hygiene

telinga merupakan implikasi untuk ketajaman pendengaran.Bila benda asing

terkumpul pada kanal telinga luar, maka akan menggangu konduksi suara. Hidung

berfungsi sebagai indra penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara

yang dihirup, serta mencegah masuknya pertikel asing kedalam system

pernafasan.

5. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraa seseorang sering kali tergantung dari cara

penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan

mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari.Menyikat,

menyisir dan bersampho adalah cara-cara dasar higienis perawtan rambut,

distribusi pola rambut dapat menjadi indicator status kesehatan umum, peribahan

hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu,

atau obat-pbatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.Rambut merupakan

bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu,

melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat di identifikasi.

Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata-rata

adalah lebih 100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada

dalam stadium tidak aktif. Rambut membutuhkan perawatan baik dan teratur,

terutama pada wanita. Agar tidak terlalu banyak mengalami kerontokan, antara

lain kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe.
Rata-rata 50-100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.Oleh karena itu

rambut sebaik-baiknya perlu di cuci dengan shampo yang mengandung anti

ketombe yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan

minimal seminggu sekali (setiabudhi,2010).

6. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah

infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi orang sering kali tidak sadar akan

masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga

kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karna

berbagai kuman dapat dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,

kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.Perawatan dapat

digabungkan selama mandi atau pada wajtu yang terpisah.

Pada lansia, proses penuan member perubahan pada kuku yaitu

pertumbuhan kuku menjadi lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi

bergaris dan mudah pecah karna agak keropos. Warnanya bisa berubah menjadi

kuning atau opaque.Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi

lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke

dalam jaringan sekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan dilakukan setelah

kuku di rendam di air hangat selama 5-10 menit karna pemanasan membuat kuk

menjadi lembek dan mudah di gunting (setiabudhi,2010).

7. Perawatan Genetalia

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.Seseorang

yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah seseorang yang beresiko
terbesar memproleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan perawtan

diri dapat di bantu keluarga untuk melakukan personal hygiene.

2. Menurut Tarwoto (2004) tujuan perawatan personal hygiene :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Mencegah pentnyakit

e. Meningkatkan percaya diri seseorang

f. Menciptakan keindahan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) sikap seseorang melakukan personal hygiene

dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektof seseorang tentang penampilan

fisiknya.Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan

citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karna adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

perduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas

atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi

perawatan personal hygiene. Praktek personal hygiene pada lansia dapat berubah

di krenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dip anti jompo

mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi
tersebut akan mereka dapatkan di rumahnya sendiri karena mereka tidak

mempunyaii kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.

4. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

5. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan.Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri

tidaklah cukup.Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan

diri.Sering kali pembelajaran penyakit atau kondisi yang mendorong individu

untuk meningkatkan personal hygiene.

6. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal

hygiene.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan

diri yang berbeda.Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak

boleh di mandikan.

7. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan

melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti menggunakan shampo dan alat mandi yang

lain.
8. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuaan anggota keluarga untuk melakukannya.

4. Manfaat perawatan personal hygiene menurut Potter dan Perry (2006) :

1. Perawatan kulit

Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan rentan

gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dalam memahami

metod perawatan kulit.

2. Mandi

Mandi dapar menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi

tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit,

membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra dari

individu.

3. Perawatan mulut

Mukosa mulut utuh terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran

penyakit yang di tularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah

penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,

memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan

hygiene mulut dengan benar.

4. Perawatan hidung mulut dan telinga

Organ sensori yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan

bebas dari infeksi, serta dapat berpartisipasi dan mampu melalukakan perawtan

mata, hidung dan telinga sehari-hari.


5. Perawatan rambut

Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai

rasa nyaman dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawtan

rambut.

6. Perawatan kaki dan kuku

Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan

bersih, serta dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku

dengan benar.

7. Perawatan genetalia

Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetlia,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene.

5. Dampak dari personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang akan timbul jika kurangnya

personal hygieneadalah :

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karna tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah munculnya kutu pada rambut, gangguan integritas kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mayta dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku.

2. Dampak fisikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri,

aktualisai diri dan gangguan interaksi sosial.


2.Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis

yang terorganisir yang meliputi tiga aktifitas dasar yaitu : pertama,

mengumpulkan data secara sistematis, kedua, mensortir dan mengatur data yang

di kumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat di

buka kembali. Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan

dua hal :

1. Status kesehatan klien

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami (actual atau

resiko/potensial). Dalam melakukan opengkajian diperlukan keahlian

keahlian (skil) seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil

pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan

objektif. Data subjektif meruoakan ungkapan atau presepsi yang di

kemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil

observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara

pengelompokan data, yaitu:

a) Berdasarkan system tubuh

b) Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)

c) Berdasarkan teori keperawtan

d) Berdasarkan pola kesehatan fungsional

Tarwoto & Wartonah (2003)


2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene :

1. Rambut

a. Keadaan kesuburan rambut

b. Keadaan rambut yang mudah rontok

c. Keadaan rabut yang kusam

d. Keadaan tekstur

2. Kepala

a. Botak atau alopesia

b. Ketombe

c. Berkutu

d. Adakah eritema

e. Kebersihan

3. Mata

a. Adakah sklera ikterik

b. Adakah konjungtiva pucat

c. Kebersihan mata

d. Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung

a. Adakah pilek

b. Adakah alergi

c. Adakah perdarahan

d. Adakah perubahan penciuman


e. Kebersihan hidung

f. Bagaimana membrane mukosa

g. Adakah sputum deviasi

5. Mulut

a. Keadaan mukosa mulut

b. Kelembapannya

c. Adakah lesi

d. Kebersihan

6. Gigi

a. Adakah karang gigi

b. Kelengkapan gigi

c. Pertumbuhan

d. Kebersihan

7. Telinga

a. Adakah kotoran

b. Ada lesi

c. Bagaimana bentuk telinga

d. Adakah infeksi

8. Kulit

a. Kebersihan

b. Adakah lesi

c. Keadaan turgor kulit

d. Temperatur

e. Teksture
f. Pertumbuhan bulu

9. Kuku tangan dan kaki

a. Bentuknya bagaimana

b. Warnanya

c. Adakah lesi

d. Pertumbuhannya

10. Genetalia

a. Kebersihannya

b. Pertumbuhan rambut pubis

c. Keadaan kulit

d. Keadaan lubang uretra

e. Keadaan labia minor dan minora

f. Cairan yang keluarkan

g. Tubuh secara umum

h. Kebersihan normal

i. Keadaan postur tubuh

3. Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan

secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawtan

dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses

keperawatan. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri,

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.


Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien

terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindak

yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan

diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data di mulai

sejak klien masuk rumah sakit (intial assesment), selama klien dirawat secara

terus menerus (ongoing assesment) serta pengkajian ulang untuk menambah/

melengkapi data (re-assesment) (sigit, 2010).

4. Tipe Data

1. Data Subjektif

Data subjrktif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa di

tentukan oleh perawat, mencakup presepsi, perasaan, ide klien terhadap status

kesehatan lainnya (Sigit, 2010).

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat

diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba/sentuhan) selama

pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor tang

berhubungan (Wilkison, 2013).

5. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang

akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori

kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan

dasar yang dib aha adalah kebutuhan dasara personal hygiene.


6. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan

Dasar

Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul menurut Potter & Perry, (2006) adalah sebagai berikut:

1. Resiko kerusakan integrutas kulit

2. Kerusajkan integritas kulit

3. Perubahan perfusi jaringan perifer

4. Defisit perawatan diri : mandi

5. Kerusakan integritas jaringan

6. Nyeri

7. Resiko infeksi

8. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

9. Perubahan membrane mukosa mulut

10. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

11. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

12. Gangguan citra tubuh

13. Defisit perawatan diri : eliminasi

14. Defisit perawatan diri : makan

7. Perencanaan

Rencana asuhan keperawtan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan

secara tepat mengenai rancana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan diaganosa keperawtan.


8. Kriteria Hasil

Untuk membuat criteria hasil yang dibuat dalam perencanaan asuhan keperawatan

klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing Outcomes

Classification (NOC).

1. Defenisi Nursing Outcomes Classification (NOC)

Defenisi Nursing Outcomes Classification (NOC) adalah hasil

keperawatan klien yang sensitive yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku

masyarakat, atau presepsi yang diukur sepanjang kontinum dalam menanggapi

intervensi keperawatan.Nursing Outcomes Classification (NOC) menggambarkan

respon pasien terhadap tindakan keperawtan, mengevaluasi hasil pelayanan

keperawtan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar criteria hasil pasien

sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu

kesehatan lain.

2. Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Classification (NOC)

Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Classification (NOC) ini adalah

hal yang akan kita tuju atau capai selama perawatan pasien. Dalam penentuan

tujuan outcomes inilah perawat di tuntut untuk berfikir secara sistematis dan

kritis.Tujuan dari aplikasi ini ditanyakan dengan prinsip SMART (specific,

measurable, achieveable, rational, time line). Indikator juga dinyatakan dalam

penilaiian skala sebagai berikut :

a. Tidak dilakukan

b. Jarang dilakukan

c. Kadang dilakukan

d. Sering dilakukan
e. Selalu dilakukan

3. Manfaat Nursing Outcomes Classification (NOC)

Manfaat Nursing Outcomes Classification (NOC) dalam keperawatan

adalah sebagai berikut:

a. Membeikan label dan ukuran-ukuran untuk criteria hasil yang komprehensif

b. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan

c. Mendefenisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan

perawat-perawat dalam disiplin ilmu lain

d. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi

kuantitatif (Bluecheck & Mcclokey, 1996)

4. Perumusan Nursing Outcomes Classification (NOC)

Perumusan Nursing Outcomes Classification (NOC) ialah perawat dituntut

harus dapat berfikir secara sitematis dan kritis. Penentuan NOC dengan kriteria

hasil yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai

dengan tujuan yang akan kita capai melalui intervensi keperawatan.

5. Cara penulisan Nursing Outcomes Classification (NOC)

Penulisan Nursing Outcomes Classification (NOC) diawali dengan tujuan

yang akan dicapai berdasarkan kriteria hasil dengan skala yang ditentukan dan

membuat waktu pencapaiian dari pelaksaan tujuan yang dicapai, perawat dapat

menentukan bagaimana tingkat pencapaian dari intervensi keperawatan yang akan

dilaksanakan.
9. Intervensi

Untuk membuat kriteria hasil yang di buat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing

Interventionss Classifications (NIC).

A. Defenisi Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Pengertian Nursing Interventionss Classifications (NIC) adalah suatu

klasifikasi/pengelompokan dari tindakan-tindakan yang sudah terstandarisasi

secara komperhensif yang dilakukan oleh perawat.Nursing Interventionss

Classifications (NIC) digunakan di semua area keperawatan dan

spesialis.Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi

klinik dan pengethuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai

hasil yang diharapkan.

B. Tujuan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Tujuan Nursing Interventionss Classifications (NIC) yaitu:

1. Merencanakan sebuah asuhan

2. Dokumentasi/ pencatatan klinis

3. Pengaturan komunikasi antar asuhan

4. Penyatuan antar data-dat sistematis

5. Keefektifan penelitian

6. Pengukuran produktivitas

7. Evaluasi yang komfetetif

8. Penghematan biaya rumah sakit

9. Pengajaran/edukasi

10. Pengaturan kurikulum


C. Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing

Interventionss Classifications (NIC)

Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang di bentuk di dalam Nursing

Interventionss Classifications (NIC) dapat digunakan pada semua setting atau

tempat (dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelanana home care,

pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan (dari asuhan

keperawatan jiwa, asuhan keperawatan medikal bedah, asuhan keperawatan

anak, dan asuhan keperawatan gerontik). Secara umum intervensi dalam

Nursing Interventionss Classifications (NIC) menyangkut pada dua hal yaitu

kebutuhan fisiologis (seperti management asam basa) dan kebutuhan fisikologis

(seperti penurunan kecemasan).

D. Perumusan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Perumusan Nursing Interventionss Classifications (NIC) berhubungan

dengan North American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-

I). Sebagai diagnosa keperawatan .Sebuah intrvensi muncul ketika ditemukan

masalah keperawatan.Masalah keperawatan yang dirumuskan dalam North

American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-I) yang

mengacu pada hasil pengkajian perawat.Hasil pengkajian berupa data subjektif

dan data objektif yang tertuang dalam batasan karakteristik (defining

characteristic) di buku North American Nursing Diagnoses Assocation

International (NANDA-I).
E. Penulisan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Penulisan Nursing Interventionss Classifications (NIC) diawali dengan

tindakan/ intervensi seperti kaji, observasi atau pantau (assesst, observe,

monitoring) yang artinya perawat dalam melakukan perencanaan kegiatan selalu

diawali dengan melakukan reevaluasi .Selanjutnya diikuti dengan tindakan

mandiri, kemudian tindakan kolaboratif, dan diakhiri dengan edukasi

kesehatan.Dalam penentuan intervensi ini juga tetap tidak lepas dari diagnos yang

sudah di tentukan.
B.Asuhan Keperawatan Kasus

I. BIODATA
IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 67thn

Status Perkawinan : Janda

Agama : Islam

Pendidikan : SR

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Golongan Darah :O

Tanggal Pengkajian : 16 Mei 2021

Alamat : JL.Aman Lingkungan X

I. KELUHAN UTAMA
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mengeluhkan sakit
apa- apa, tetapi ketika di lihat kulit tampak kering dan bersisik.

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernag mengalami penyakit yang
serius, hanya sakit ringan saja seperti, pusing, demam dan batuk.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan


Klien mengatakan ketika sakit biasanya pergi ke puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan.

C. Pernah dirawat/dioprasi
Klien mengatakan tidak pernah masuk di rumah sakit apalagi
operasi.

D. Alergi
Klien mengatakan tidak pernah ada alergi yang di miliki.

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua
Kedua orang tua klien sudah meninggal.

B. Saudara Kandung
Klien mempunyai enam saudara kandung tiga perempuan dan
tiga laki-laki, klien anak ke tiga dari enam bersaudara.Saudara-saudara
klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

C. Penyakit keturunan yang ada


Keluarga klien tidak memiliki penyakit ketururunan.

IV. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Perspsi tentang penyakitnya
Klien mengatakan bahwa kekeriputan kulit ini biasa terjadi
ketika usia yang makin menua.
B. Konsep diri
-Gambaran diri
Klien menyukai seluruh bagian anggota tubuhnya.
-Ideal diri
Klien ingin keadaan tubuhnya tetap sehat-sehat saja.
-Harga diri
Klien merasa sangat dihargai dan disayangi oleh setiap anggota
keluarganya
-Peran diri
Klien bereran sebagai ibu dan nenek didalam keluarga.
-Identitas diri
Klien adalah seorang nenek yang harus menjaga cucunya ketika
anaknya sedang berkerja.

C. Keadaan emosi
Klien tampak tenang ketika berbicara dengan orang lain atau
lingkungan sekitarnya.

D. Hubungan sosial
-Orang yang berarti
Anak-anak dan cucu-cucunya
-Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan anak dan cucunya sangat baik mereka sering
berkumpul bersama.
-Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang disekitarnya sangatlah baik.

E. Spiritual
-Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam dan klien sering melakukan ibadah di
rumah.
-Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ia lebih sering melakukan ibadah di rumah
ketimbang di mesjid, karna jarak yang terlalu jauh ia memilih untuk
melakukan ibadah di rumah saja.

V. STATUS MENTAL

-Pembicaraan
Ketika klien berbicara sangat lembut dan santun.
-Afek
Tidak ada afek negative ketika klien di ajak berbicara.Pembawaan
klien sangat ramah terhadap lawan bicaranya.
-Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat
dilakukan penkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
-Proses pikir
Ketika di ajak berbicara ada kemunduran dalam berpikir dan itu
adalah proses penuan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Klien tampak tidak bersih dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
B. Tanda-tanda Vital
-Suhu tubuh : 36,30C

-Tekanan darah : 130/90 mmHg

-Nadi : 72x/i

-Pernafasan : 18x/i

-Tinggi Badan : 145cm

-Berat badan : 50kg

C. Pemeriksaan Head to toe


Kepala
-Bentuk : Simetris
-Ubun-ubun : Normal
-Kulit kepala : Kotor dan berbau
-Bentuk kepala : Lonjong

Rambut
-Keadaan rambut : Jarang dan tipis
-Bau : Jarang keramas
-Warna rambut : Putih keseluruhan

Mata
-Kesimetrisan : Normal
-Palpebra : Normal
-Konjungtiva dan Sklera : Normal
-Pupil : Tidak diperiksa
-Kornea dan Iris : Tidak diperiksa
-Visus : Tidak diperiksa
-Tekanan bola mata : Tidak diperiksa

Hidung
-Tulang hidung dan posisi :Normal, sputum
sputumnasi masih dalam posisi
normal
-Lubang hidung :Tidak adap
Perdarahan dan bersih.
-Cuping hidung :Normal

Telinga

-Bentuk telinga : Normal dan simetris


-Ukuran telinga : Dalam batas normal
-Lubang telinga :Ada kotoran,tidak
infeksi
-Ketajaman pendengaran : Tidak diperiksa

Mulut & Faring

-Keadaan bibir :Mukosa bibir kering


-Keadaan gigi dan gusi :Gigi kuning, ada
karies,(jarang sikat gigi)
-Keadaan lidah :Tidak ada lesi dan
perdarahan
-Orofaring :Tidak ada peradangan

Tangan

-Keadaan kuku : Kuku tangan panjang


terdapat hitam-hitam di
selah-selah kuku

Pemeriksaan integument
-Kebersihan : Bersisik, bercak hitam
-Kehangatan : Kulit hangat.
-Warna : Kuning langsat
-Turgor : Kembali < 2 detik.
-Kelembaban : Lembab

Pemeriksaan payudara dan ketiak

-Ukuran dan bentuk : Normal


-Warna payudara dan areola : Tidak diperiksa
-Kondisi payudara dan putting : Tidak diperiksa

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

-Genetalia : Tidak diperiksa


-Anus dan perineum : Tidak diperiksa

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum


-Frekuensi makan/hari : 3 X 1 hari
-Nafsu/selera makan : Baik
-Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri
-Alergi : Tidak ada alergi
-Mual dan muntah :Tidak ada mual
-Tampak makan memisahkan diri : Tidak
-Waktu pemberian makan : Pagi, siang, sore.

II. Perawatan diri/personal hygiene


-Kebersihan tubuh : Kurang bersih, kotor
-Kebersihan rambut : Kurang bersih dan
berbau
-Kebersihan mulut dan : Mulut berbau, gigi
gigi kuning, ada caries pada
gigi
-Kebersihan Kuku dan : Kuku panjang dan
tangan terdapat hitam-hitam di
selah-selah kuku

II. Pola kegiatan/aktivitas


-Uraikan aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian atau total :
Klien melakukan kegiatan mandi 1x sehari, makan 3x sehari
dilakukan klien secara mandiri, eliminasi bowel dilakukan 1-2
sehari, eliminasi urine tidak tentu, ganti pakaian dua hari 1x
dilakukan.

- Uraikan aktivitas ibadah klien :


Klien mengatakan sholat lima waktu begitu azan langsung
melakukan sholat, klien juga mengatakan sering mengikuti
pengajian yang dilakukan di lingkungan sekitar rumahnya.

III.Pola eliminasi
A. BAB
-Pola BAB : 1-2x/hari
-Karakter feses : Tidak ada perdarahan
-Riwayat pendarahan : Tidak ada pendarahan
-BAB terakhir : Sehari yang lalu
-Diare : Tidak pernah
-Penggunaan laksatif : Tidak ada
B. BAK
-Pola BAK : Tidak tentu.
-Karakter urine : Warna urine kuning
-Nyeri/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri.
II. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS:

1. Klien mengatakan sedikit


risih dengan kulit yang bersisik
dan kering.

2. Klien mengatakan jarang


mengkonsumsi buah-
buahan.
Ketidakmampuan
klien untuk melakukan Resiko kerusakan
3.Klien juga mengatakan mandi perawatan kulit integritas kulit.
hanya 1x sehari. seluruh tubuh.

DO:

1.Klien kurang
menjaga kebersihan
tubuhnya.

2.Kulit klien kering dan


bersisik, ada bercak
hitam.
2. DS:

1. Klien mengatakan
jarang keramasan.
2. Klien mengatakan Ketidakmampuan Defisit perawatan diri:
klien untuk menjaga (mandi)
kulit rambut kebersihan rambut dan
sering gatal. kepala.
3. Klien mengatakan
rambut sering
mengalami
kerontokan.

DO:

1. Rambut klien yang


mulai memutih secara
keseluruhan.

2. Rambut klien berbau


karna jarang keramas.

3. Rambut klien
jarang dan tipis.
3. DS:

1. Klien mengatakan
jarang menyikat
giginya.
Ketidakmampuan
2. Klien mengatakan klien untuk merawat Defisiensi hygien oral
malas membersihkan gigi dan mulut setelah
selesai makan.
mulutnya ketika
selesai makan.
3. Klien mengatakan
sering membiarkan
sisa makanan yang
tersisa di mulutnya.

DO:

1. Gigi klien kuning.


2. Aroma yang tak
sedapakibat jarang
sikat gigi keluar dari
mulut klien.
3. Adanya caries pada
gigi klien.

4. DS:

Ketidakmampuan Defisiensi
1. Klien mengatakan
klien dalam merawat pengetahuan
kuku dan tangan. perawatan kuku
jarang mengguntimg
tangan dan kaki.
kuku.

2. Klien mengatakan
membiarkan
kukunya ada hitam-
hitamnya.

DO:

1.Klien mengatakan
jarang menggunting kuku.
2.Didalam kuku klien terdapat
hitam-hitam.

III. MASALAH KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit


2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi)
3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral
4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan kaki

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit b/d

ketidakmampuan klien untuk melakukan perawatan kulit seluruh tubuh d/d

klien mengatakan risih dengan kulitnya yang bersisik dan kering, klien

mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan, klien mengatakan hanya

mandi 1x sehari.

2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi) b/d ketidakmampuan

klien untuk menjaga kebersihan rambut dan kepala d/d klien mengatakan

jarang keramasan, kulit rambut sering gatal, dan rambut sering mengalami

kerontokan.

3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral b/d ketidakmampuan klien

untuk merawat mulut dan gigi setelah makan d/d klien mengatakan jarang

menyikat giginya, malas membersihkan mulutnya setelah makan, sering

membiarkan sisa makanan tertinggal di mulutnya.


4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan dan

kaki b/d ketidakmampuan klien dalam merawat kuku dan tangan d/d klien

mengatakan jarang menggunting kuku dan membiarkan kukunya ada hitam-

hitamnya.

V. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

HARI/TANGGAL No. DX PERENCANAAN RASIONAL

KEPERAWATAN

Selasa, 1 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Memberikan

17 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan rasa nyaman

keperawatan selama 1x6 jam pada klien.

personal hygiene perawatan kulit b. Menghindari

seluruh tubuh dapat terpenuhi. resiko infeksi

Rencana Tindakan: dan

1. Kaji pola kebutuhan memberikan

personal hygiene kenyamanan

2. Klien mampu dalam bagi klien.

menjaga kebersihan c. Melembabkan

badannya dengan cara kulit klien.

menganjurkan klien d. Meningkatkan

mandi 2x dalam sehari. pengetahuan

3. Berikan pendidikan dan membuat

kesehatan tentang klien lebih

kebersihan diri pada klien. kooperatif

4. Menganjurkan klien untuk

menggunakan lotion

untuk kulit.

5. Klien mampu mengganti


baju 2x sehari

Selasa, 2 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Rambut

17 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan klien jadi

keperawatan selama 1x6 jam bersih

personal hygiene dengan b. Rambut

perawatan kulit kepala dapat klien

terpenuhi. menjadi

Rencana Tindakan: rapi

1. Klien mampu mencuci

rambut menggunakan

shampho selama 1x2 hari.

2. Klien mampu menyisir

rambut.

Rabu, 3 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Gigi klien

18 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan menjadi bersih.

keperawatan 1x6jam b. Mengurangi

personal hygiene resiko luka pada

perawatan mulut dan gigi dapat gusi.

terpenuhi.

Rencana Tindakan:

1. Klien mampu menggosok

gigi

2. Ajarkan klien cara gososk

gigi yang benar.

Kamis, 4 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Kuku klien

18 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan menjadi

keperawatan 1x6 jam personal pendek

hygiene perawatan kuku dan b. Klien dapat


tangan dapat terpenuhi. membersih

Rencana Tindakan: kan kotoran

1. Klien mampu memotong pada ujung

kuku 1x dalam seminggu. kuku.

2. Klien mampu untuk

menyikat kukunya bila

perlu.

VI. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

NO. HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)

DX KEPERAWATAN

KAMIS, a. Mengkaji pola kebutuhan S :Klien mengatakan

1. 19 MEI 2021 personal hygiene merasa segar dan

b. Membantu klien untuk nyaman setelah

mandi dan perawatan melakukan perawatan

kulit kulit seluruh tubuh.

O :Kulit menjadi

lebih bersih dan badan

kelihatan semakin

segar.

A : Masalah sebagian

teratasi

P : Dalam 1x6jam

klien mampu

melakukan perawatan

seluruh tubuh

2. Kamis, a. Membantu cara mencuci S: Klien mengatakan

19 Mei 2021 rambut yang benar. rambutnya lebih rapi


b. Membantu cara menyisir dan bersih.

rambut yang benar. O :Rambut tampak

lebih bersih dan rapi.

A :Masalah sebagian

teratasi.

P : Dalam 1x6 jam

klien dapat melakukan

perawatan rambut.

3. Jum’at a. Menggosok gigi dengan S : Klien merasa lebih

20 Mei 2021 cara yang baik dan benar. nyaman setelah

menyikat gigi

O:Gigi tampak bersih

A: Masalah sebagian

teratasi

P: Dalam 1x6 jam

klien mampu

melakukan perawatan

mulut dan gigi

4. Jum’at a. Membantu klien S : Klien merasa

20 Mei 2021 untuk memotong nyaman setelah

kuku memotong kuku

b. Menganjurkan klien O : Kuku klien

untuk menyikat tampak bersih

kukunya bila perlu. A : Sebagian masalah

teratasi

P: Dalam 1x6 jam

klien mampu

melakukan perawatan
kuku dan tangan.

Anda mungkin juga menyukai