Anda di halaman 1dari 6

LATIHAN HYGIENE INDUSTRI

NAMA : Melida br Manik


NIM : P07520219027
T.K. : II A DIV KEPERAWATAN
MATA KULIAH :K3
DOSEN MK : Surita Ginting SKM, M.Kes

Kasus 1. 

Sebuah perkebunan yang bergerak dibidang kelapa sawit, yang dikelola oleh BUMN,
mempekerjakan banyak tenaga kerja, dimana rata-rata tenaga kerja yang ditempatkan di
perusahaan tsb berpendidikan SD dan SMP, sehingga mereka kurang mengetahui bahaya dan
penyakit yang dapat timbul akibat pekerjaan yang dia lakukan setiap harinya.

Jelaskan HI (Hygiene Industri) apa yang dilakukan !!


LATIHAN HI :
a. Pembukaan lahan

Proses pembukaan lahan dilakukan dengan penebangan-penebangan pohon


baik secara manual atau menggunakan mesin (chin saw). Pembukaan lahan juga
merupakan kegiatan pembersihan lahan dengan menggunakan alat-alat berat
seperti excavator dan motor grader.

Bahaya potensi untuk kesehatan kerja yang mungkin terjadi adalah


pneumokonioses (penimbunan debu dalam paru), gangguan gastrointestinal pada
pengemudi alat berat, berkurangnya kekuatan genggaman (carpal tunnel syndrome)
pada pekerja yang menggunakana alat-alat pemotong, terserang binatang-binatang
berbisa, terinfeksi cacing dan terserang mikro organisme seperti jamur dan bakteri
pada saat melakukan pembersihan lahan. Sedangkan bahaya potensi untuk
kecelakaaan kerja terdapat pada penggunaan mesin-mesin pemotong dan
penggunaan alat-alat berat.

Peraturan Pengendalian bahaya kesehatan kerja dapat dilakukan dengan


penggunaan alat pelindung diri, seperti safety helmet (Hard hat) kelas C, ,
penggunaan alat pelindung kaki jenis vinyl, pakain kerja (overal), dan penggunaan
sarung tangan kulit karena. Penggunaan sarung tangan kulit cocok digunakan ketika
pekerja bersentuhan dengan benda atau alat yang permukaannya kasar.

Pengendalian bahaya kecelakaan kerja pada penggunaan mesin-mesin


pemotong dapat dikendalikan dengan mematuhi standart operstional procedure
(SOP) penggunaan alat dan dapat dikendalikan dengan penggunaan alat pelindung
diri seperti googles untuk mencegah serpihan debu terbang, alat pelindung tangan
berjenis metal messh, pakaian kerja (apron), safety shoes berjenis vinyl. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dari penggunaan alat-alat berat dapat dilihat
pada Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang operator dan petugas
pesawat angkat dan angkut. Salah satu bagian penting dari peraturan tersebut
adalah adanya lisensi K3 untuk operator alat berat seperti excavator.
b. Pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman

Proses pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman dilakukan pada


area terbuka dan dalam keadaan aman dan bersih. Aman berarti bebas dari
gangguan binatang berbahaya sedangkan yang dimaksud dengan bersih adalah
bebas dari gulma dan semak belukar. Potensi bahaya kesehatan pada proses ini
adalah pneumokonioses (penimbunan debu dalam paru), dermatoses (kelainan kulit
karena pekerjaan) dan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida merupakan
potensial bahaya terbesar pada proses ini. Pengggunaan pestisida yang tidak aman
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit aku maupun kronis,
keracunan dan kematian. Monitoring biologi paparan pestisida dapat dilihat dari
kadar cholinesterase dalam darah. Bahaya penggunaan pestisida terdapat pada
pekerja penyemprot dan pekerja yang bertugas pada gudang penyimpanan
pestisida. Pemerintah telah mengatur tentang pengawasan, penyimpanan dan
penggunaan pestisida dalam peraturan pemerintah No.07 tahun 1973.

Pencegahan bahaya kesehatan bagi pekerja penyemprot pestisida dapat


dilakukan secara administratf dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
Pengendalian secara administrative adalah proses pengendalian dengan cara
administrative mengurangi bahaya dan resiko dari bahaya kimia. Misalnya safe
operating limit, work permit, standart operational procedure (SOP), pelatihan,
modifikasi perilaku, jadwal istirahat dan lain sebagainya (Indonesia HSE, 2012)

Pencegahan bahaya pestisida dapat dikendalikan dengan menggunakan


APD yang sesuai dengan proses dan sifat pestisida yang digunakan. alat pelindung
diri yang digunakan dalam penggunaan pestisida dapt berupa pakaian pelindung,
kaca mata, dan sarug tangan yang terbuat dari neoprene jika bahan tersebut
digunakan untuk bercampur dengan minyak atau pelarut organis. Alat-alat pelindung
diri harus terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor hydrocarbon (Suma’mur,
1996).

Pekerja yang bertugas pada tempat penyimpanan (gudang) pestisida juga


dapat mengalami gangguan kesehatan. Tempat penyimpanan pestisida harus bebas
dari potensi bahaya kesehatan, kecelakaan kerja, dan kebakaran. Pengendalian
gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja pada pekerja gudang pestisida dapat
dilakukan secara administrative, secara teknik, sistem peringatan dan penggunaan
APD. Pengendalian secara adminstratif dapat dilakukan dengan safe operating limit,
work permit, standart operational procedure (SOP), pelatihan, modifikasi perilaku
dan jadwal istirahat.

Pengendalian secara teknik untuk mencegah bahaya kesehatan dan


keselamatan kerja pada tempat penyimpanan pestisida dapat dilakukan dengan
mengatur sistem ventilasi local exhaust ventilation, pencahayaan pada ruangan,
tempat peletakan pestisida yang terlindung, teratur, kuat dan tidak bocor.
Pengendalian dengan sistem peringatan dapat dilakukan dengan memberi
peringatan, instruksi, tanda , label, yang akan membuat orang akan waspada jika
berada dalam tempat penyimpanan pestisida. Sistem peringatan juga dapat berupa
pemahaman tentang lembar data keselamatan bahan (MSDS), tersedianya sistem
alarm dan jalur evakuasi. Pengendalian bahaya potensi pada tempat penyimpanan
pestisida juga dapat diakukan dengan penggunaan APD. Yang sesuai dengan
bahan kimia yang terkandung dalam pestisida.

c. Pemanenan

Pemanen merupakan proses terakhir dari perkebunan kelapa sawit. Proses


pemanenan meliputi memotong pelepah, dan TBS, memasukkan TBS kedalam
angkong, mendorong angkong yang berisi TBS ketempat penampugan hasil,
danpemuatan TBS kedalam truk pengangkut. Pemanenan dapat dilakukan dengan
alat pemanen manual atau alat panen bermesin. Penggunaan alat panen bermesin
dapat membantu mengurangi beban kerja tenaga pemanen. Potensi bahaya
kesehatan pada proses pemanenan adalah gangguan pada fisiologis tubuh karena
faktor ergonomic, gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalah gangguan otot
rangka (muscoleskeletal disordes), Repetitive Strain Injury cedera dari sistem
muskuloskeletal dan saraf), Carpal Tunnel Syndrome (timbul seperti sakit di
pergelangan tangan). Pencegahan yang mungkin dilakukan untuk potensi bahaya
kesehatan dapat dilakukan secara subtitusi, yaitu dengan menggunakan alat
pemanen bermesin sehingga mengurangi beban kerja pemanen, manual handling
yang baik dengan konsep yang ergonomis yang menyesuaikan pada posisi, proses,
dan kemampuan mengangkat beban dalam bekerja yang sesuai dengan
kemampuan tubuh.

Potensi kecelakaan yang mungkin terjadi pada proses pemanen adalah


tertimpa TBS, tertimpa pelepah, terluka akibat duri sawit pada tangan dan kaki,
terluka karena alat panen. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara kerja yang
baik, yaitu dengan penerapan job safety analysis (JSA) pada proses kerja.

Kasus 2.

Limbah merupakan air buangan yang mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup terutama limbah dari pabrik atau
industri. Untuk itu perlu pengelolaan air limbah tersebut agar tidak bebahaya bagi kehidupan
antara lain

Jelaskan HI (Hygiene Industri) apa yang dilakukan !!


Menjaga kebersihan dan kelancaran saluran pembuang pabrik merupakan langkah yang sangat
penting. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan industri yang dilakukan,
terlebih dari jenis limbah berbahaya. Jika saluran pembuangan macet atau tersumbat tentu
akan berbahaya untuk kegiatan industri.

Saluran yang tidak bersih bisa terjadi kebocoran. Kebocoran yang terjadi akan membuat
kegiatan industri tidak nyaman. Lingkungan kerja yang tidak nyaman akan membuat mobilitas
dan produktivitas juga menurun. Bahkan kalau limbah berbahaya terkena kulit pekerja akan
sangat berbahaya.

Saluran pembuangan yang tidak baik juga akan berdampak pada lingkungan sekitar. Hal ini
tentu akan mengganggu keberlangsungan makhluk hidup lainnya, terlebih lagi kalau kandungan
limbah mengkontaminasi saluran air warga. Jika masuk ke dalam tubuh manusia akan sangat
fatal akibatnya.

Menjaga kebersihan dan kelancaran saluran pembuangan pabrik tidak hanya berguna untuk
kegiatan industri itu sendiri, melainkan juga agar lingkungan sekitar tidak mendapatkan dampak
negatif dari kegiatan industri tersebut.

Menjaga kebersihan saluran pembuangan pabrik juga mencegah terjadinya kerugian bagi
kegiatan industri tersebut. Kerugian bisa berupa kerugian material, seperti rusaknya mesin
karena penumpukan limbah. Tidak hanya itu saja, kerugian bisa didapatkan dari pandangan
orang lain bahwa kegiatan industri yang dilakukan tidak menjaga kebersihan.
Cara menjaga kebersihan dan kelancaran saluran pembuangan

Untuk menjaga kebersihan dan kelancaran saluran pembuangan pabrik sama seperti menjaga
kebersihan saluran pembuangan yang ada area perumahan. Pastikan bahwa saluran
pembuangan tidak tersumbat oleh sesuatu.

Saluran yang tersumbat membuat pembuangan limbah juga tidak maksimal. Bahkan saluran
tersumbat bisa menyebabkan limbah kembali lagi. Jika limbah kembali ke dalam pabrik tentu
akan sangat berbahaya untuk lingkungan pabrik, baik untuk mesin pabrik dan pekerja itu
sendiri.

Selain itu, pembersihan harus dilakukan secara rutin. Pembersihan dilakukan untuk
menghilangkan residu – residu yang tertinggal di dalam saluran pembuangan. Residu tersebut
jika tertinggal terlalu lama akan membuat limbah pembuangan tidak maksimal sehingga
membahayakan lingkungan.

Penumpukan residu juga membuat saluran pembuangan pabrik mengalami kemacetan. Lebih
parahnya lagi kerusakan bisa terjadi.

Tidak hanya pembersihan secara rutin saja, pengecekan harus dilakukan. Langkah pengecekan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah saluran pembuangan dalam keadaan baik atau tidak.
Jika ada masalah, bisa dilakukan dengan segera. Dengan begitu, proses pembuangan limbah
pabrik bisa dilakukan dengan baik dan tidak ada hambatan sama sekali.

Langkah menjaga kebersihan dan kelancaran pembuangan lebih baik mempercayakan pada
yang ahli. Tenaga ahli tentu sudah tahu bagaimana cara menjaga kebersihan dan kelancaran
saluran tersebut.

Tenaga ahli pasti sudah dilatih dengan pelatihan terbaik agar pekerjaan yang dilakukan bisa
mendapatkan hasil yang maksimal. Kalau Anda mempercayakan pada pekerja yang tidak
professional, bisa jadi bahaya yang terjadi lebih besar. Selebihnya, mempercayakan pada
pekerja akan membuat pekerja kehilangan konsentrasi untuk pekerjaan mereka yang utama.

Menjaga kebersihan dan kelancaran pembuangan pabrik sebenarnya tidak susah, asalkan
dilakukan oleh tenaga yang profesional dan berpengalaman.

Hygiene pada pekerja dan peralatan pabrik sebagai berikut:


1) Pekerja
a) Pekerja yang bekerja dibagian pembongkaran bahan baku harus memakai sepatu tahan
air.
b) Pekerja yang bertugas dibagian pati basah, harus mencuci tangan bila mau mengecek
kelembutan parutan, mengatur aliran ekstrak aci dan ampas dan pengontrolan yang lain.
c) Pekerja yang bekerja dibagian pengambilan pati basah, diharuskan mencuci tangan dan
semua bagian tubuh yang berhubungaan dengan pati basah.
d) Pekerja yang bekerja dibagian pengeringan diharuskan memakai masker atau penutup
hidung, penutup kepala, kaos tangan dan sepatu plastik anti air.
e)    Harus membersihkan tubuh sebelum dan sesudah bekerja minimal mencuci tangan
dan kaki.
f)  Menggunakan sepatu boot.
g)  Menggunakan penutup hidung dan mulut/masker untuk karyawan bagian pengeringan.
h) Karyawan ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi dengan bekerja
sesuai bidang pekerjaannya.
i)   Ikut menjaga kebersihan tempat dan lingkungan pabrik.
j)  Menggunakan peralatan sesuai fungsinya.

2) Peralatan
 Peralatan Kecil
Peralatan kecil seperti sekop dan garok harus segera dibersihkan setelah pemakaian
dengan tujuan untuk menghindari kontaminan terhadap produk oleh mikrobia yang mungkin
menempel pada peralatan sebab pati yang melekat merupakan media yang bagus bagi
pertumbuhan mikrobia.
  Peralatan Besar
Proses pencucian peralatan besar dilakukan setelah operasi-operasi atau sebelum
digunakan. Perusahaan telah menyadari pembersihan alat penting untuk keawetan peralatan
dan kelancaran proses produksi. Peralatan memiliki pori-pori seperti sintung dbersihkan dengan
hati-hati agar ukuran mesh tidak berubah. Alat pencuci bahan baku yaitu sintung atau konveyor
sendokan dan gelebeg dibersihkan dengan penyikatan dan dibilas dengan air selang, setelah
itu dijalankan tanpa bahan baku. Alat pengeringan dilakukan pembersihan saat alat sedang
tidak beroperasi.

Kasus 3.
Sebuah perusahaan bergerak dibidang pembangunan gedung bertingkat dengan ketinggian 20
lantai, mempekerjakan 50 0rang tenaga kerja.tenaga kerja ada yang berkerja di bagian fondasi,
lantai, dinding, pengecoran, pengecatan, pemasangan tiang besi, atap dan jerjak besi,
pemasangan kaca, tangga dsb. 

Higiene Industri apa saja yang perlu dilakukan pada pekerjaan bangunan tsb ?

Jelaskan !!

Hygiene indrustri yang diperlukan pada pekerja bangunan yaitu

1. Memiliki ilmu pengetahuan tentang alat ala, bahan dan prosedur bangunan
2. Memahami tentang alat pelindung diri yang baik dan benar
3. Memahami jenis jenis zat berbahaya yang digunakan
4. Memakai alat pelindung diri yang layak dan menjamin tidak terjadi kecelakaan
5. Saat bekerja, pekerja diupayakan untuk berkinsentrasi dalam pekerjaannya.
6. Sebelum melakukan pekerjaan, pekerja sebaiknya mengecek alat alat peralatan
yang digunkan.
7. Jika pekerja kurang sehat atau memiliki gangguan kesehatan sebaiknya istirahat
sampai keadaannya benar benar fit.
8. Jika terjadi kecelakaan atau reruntuhan bangunan, maka selamatkan diri terlebih
dahulu
9. Jika ada teman atau karyawan sesame pekerja yang mengalami kecelakaan
sebaiknya dlarikan ke faskes
10. Bekerja lah sambil berdoa, maka disetiap ekerjaan akan selalu dilindungi
olehNya

Anda mungkin juga menyukai