Anda di halaman 1dari 34

“Hubungan Intimate Friendship Dengan Self Disclosure Pada

Perempuan Dewasa Awal Pengguna Fitur Instastory Instagram”

Oleh
I Putu Rangga Panjita Krisnaphaty
19061003

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS BISNIS, SOSIAL, TEKNOLOGI DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, teknologi komunikasi berkembang pesat. Salah satu konsekuensi dari
perkembangan teknologi komunikasi adalah munculnya internet. Internet memungkinkan
pengguna untuk mengakses dan berbagi semua jenis informasi di seluruh dunia. Dengan
perkembangan internet, jumlah pengguna internet semakin meningkat. Fenomena pengguna
internet skala besar juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil survei data statistik pengguna
internet Indonesia tahun 2021 yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia, jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2021 adalah sebesar 204.7 juta
pengguna atau sekitar 73.7% dari total jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 277.7 juta
jiwa.
Media sosial adalah konten online yang populer dan tersedia untuk pengguna Internet.
Hal menawarkan banyak fitur salah satunya ada adalah fitur yang memudahkan individu di
media sosial untuk terhubung dengan orang lain. Media sosial juga saat ini digunakan
sebagai alat untuk berbagi ide, berbagi ide, bekerja sama dan menghasilkan ide, berpikir,
berdiskusi, dan menemukan individu lain dan berkenanalan.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa media social seperti
facebook dan whatsapp maka di temukan hasil yang cukup signifikan yaitu
No Nama Peneliti Judul Tahun Metode Hasil
1 - Fionna Almira Pohan Hubungan 2017 Kuantitatif ada hubungan negatif
- Hairul Anwar Intimate pada hubungan
Dalimunthe Friendship Intimate Friendship
dengan Self- dengan Self Disclosure
Disclosure pada
Mahasiswa
Psikologi
Pengguna Media
Sosial Facebook
2 - Muhammad Nabil Hubungan antara 2021 Kuantitatif Intimate friendship

1
Rizal intimate memiliki hubungan
- Gumi Langerya Rizal friendship positif dengan self-
dengan self- disclosure
disclosure pada
mahasiswa
pengguna
whatsapp

Oleh sebab itu peneliti tertarik dalam meneliti hubungan antara intimate friendship
dengan self disclosure pada media social yang berbeda yaitu instagram untuk memperkuat
dan memperkaya hasil kajian dari penelitian sebelumnya.
Hal ini di karenakan salah satu media sosial yang cukup popular pada saat ini yaitu
Instagram merupakan suatu platfrom digital berbagi foto maupun video dimana para
pengguna dapat mengambil foto maupun video, lalu menerapkan filter digital, dan
membagikannya kepada individu lainnya melalui smartphone mereka dan Seiring berjaannya
waktu, Instagram terus berinovasi mengembangkan fitur-fitur yang ada di dalamnya. Seperti
ketika saat awal diluncurkan Instagram hanya dapat digunakan untuk mengunggah foto saja.
Namun, pada tahun 2013 terjadi perkembangan dimana para penggunanya juga dapat
mengunggah foto maupun video pada sebuah fitur bernama Instastory, dimana ini adalah
sebuah fitu yang memungkinkan pengguna untuk melakukan sharing foto maupun video
yang dapat dilihat oleh pengguna lain namun hanya dalam rentang waktu tertentu.
Hal ini membuat Instagram menjadi semakin digemari oleh masyarakat Menurut
hasil survey Databoks di tahun 2021, Instagram menempati posisi ketiga sebagai media
sosial yang paling sering dikunjungi setelah Whatsapp dan Youtube dengan penguna Sekitar
91.1 juta jiwa atau 45% dari total pengguna internet di indoneisa.
Instagaram kini menjadi pilihan dalam melakukan interaksi di dunia maya.
Khsusunya Perempuan, Seringkali Instagram digunakan sebagai media eksistensi, media
untuk mencari kesenangan atau hiburan dan aktualisasi diri dengan mengupdate status berupa
foto ataupun video, maupun memberikan komentar pada akun pengguna lain. Saat ini
kehadiran Instagram telah membangkitkan kebutuhan dasar manusia untuk dapat
bersosialisasi dengan Self Disclosure kepada orang-orang di lingkungan sekitarnya sehingga
individu dapat dengan mudah dan bebas mengungkapkan apa saja mengenai diri mereka

2
melalui Instagam tanpa harus bertatap muka langsung dengan orang lain. Seperti yang
dikatakan Schouten (2007 dalam Juwita, 2012) Instagram merupakan salah satu media yang
dapat menstimuli terjadinya Self Disclosure .
Ini terutama terjadi di kota-kota besar, di ruang komunal yang sempit dan dalam
hubungan emosional yang rendah menimbulkan perubahan dalam pola interaksi pada
masyarakat sehingga media sosial juga menjaadi tempat untuk menyalurkan emosi. Disisi
lain penyaluran ekspresi melalui jejaring sosial tidak dapat dipisahkan dari pengalaman
eksternal, seperti ketidakmungkinan mengekspresikan emosi dalam suasana intim, seperti
orang tua, teman, dan pasangan. Masalah yang ada membuat seseorang butuh ruang untuk
mengekspresikan emosi dan menjadikan media sosial untuk melakukan Self Disclosure.
Kemudahan berbagi serta berbagai fasilitas yang disediakan pada Platfrom media
sosial Instagram membuat pengguna terlena sehingga pengguna dapat menggunakannya
secara bebas dan mengakibatkan kurang adanya batasan dan melupakan suatu fakta bahwa
media sosial tersebut juga dapat diakses oleh pengguna lain. Ketika individu menggunakan
Instagram untuk Meembagikan Kejadian, tempat atau mengutarakan dan mencurahkan
segala hal yang terjadi dalam dirinya melalui media foto maupun video , individu tersebut
secara tidak sadar ia telah memberi informasi yang dapat dilihat oleh pengguna Instagram di
seluruh penjuru dunia.
Menurut Panianunt-Carter (Conradus 2006-2013), pengguna media sosial sering
berbagi informasi mengenai dirinya dengan intensitas yang cukup tinggi, individu melakukan
Self Disclosure kepada orang lain yang ia rasa dekat dan dapat ia percaya guna menjaga
informasi tersebut tidak tersebar luas ke khalayak umum, oleh karena itu di butuhkan
Intimate Friendship dalam melakukan Self Disclosure.
Namun ironinya hal ini sangat berbanding terbalik pada kenyataan yang ada saat ini
dimana banyak perempuan yang melakukan Self Disclosure di Instagram yang dapat diakses
oleh banyak pengguna lainnya di seluruh belahan dunia yang bukan tidak mungkin pengguna
tersebut adalah orang asing yang bahkan tidak di kenal. Dengan akses yang di berikan
internet yang memungkinkan untuk tidak melakukan kontak fisik serta komunikasi secara
langsung seperti pada platform Instagram, hal ini dapat dengan mudah dan cepat mengubah
batasan pada diri seseorang individu untuk menjadi lebih terbuka pada orang lain yang
bahkan belum dikenal dengan cukup baik.Dengan minimnya tingkat Intimate Friendship di

3
media sosial khususnya Instagram membuat pengguna merasa lebih bebas serta lebih berani
dalam mengungkapkan perasaannya secara terbuka,Pengguna percaya bahwa tidak ada yang
bisa membatasi atau mengurung kebebasan berbicara di akun media sosial miliknya.
Pengguna media sosial menganggap Instagram sebagai tempat yang mudah untuk
mengekspresikan diri karena tidak memiliki dampak langsung pada dirinya.Oleh sebab itu
banyak pengguna media sosial Instagram lebih memilih untuk melakukan Self Disclosure
pada orang-orang yang tidak akrab dengannya.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan antara tingkat Intimate Friendship dengan Self Disclosure
pada remaja perempuan pengguna Instastory Instagram ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk Melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat Intimate Friendship
dengan Self Disclosure pada remaja perempuan pengguna Instastory Instagram.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah metodelogi kuantitatif.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya penelitian dapat membantu penelitian berikutnya yang
berkaitan dengan Intimate Friendship, Self Disclosure maupun mengenai media
sosial Instagram.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat berguna pada para pengguna
media social khususnya Instagram yang menggunakan fitur Instastory agar
mengetahui apakah kedekatan terhadap orang lain mempengaruhi keterbukaan di
media sosial.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Intimate Friendship

Intimate Friendship menurut Sharabany (1994 dalam Kartika 2008) adalah sebuah
hubungan yang memungkinkan masing-masing individu untuk bergantung pada teman,
memiliki kesamaan minat atau saling berbagi pengalaman, dan juga memiliki kualitas dalam
self-disclosure yang membuat individu dapat saling terbuka membicarakan pemikiran dan
perasaannya masing-masing.
Menurut Bickmore (1998 dalam Kartika,2014) Intimate Friendship adalah sebuah
hubungan yang memungkinkan masing-masing individu untuk bergantung pada teman,
memiliki kesamaan minat atau saling berbagi pengalaman, dan juga memiliki kualitas dalam
Self Disclosure yang membuat individu dapat saling terbuka membicarakan pemikiran dan
perasaannya masing-masing.
Menurut Santrock (1996 dalam kartika 2004), intimate friendship secara sempit
diartikan sebagai pengungkapan diri atau membagi pemikiran-pemikiran pribadi.
Pengetahuan yang mendalam dan pribadi tentang teman juga digunakan sebagai ukuran
keakraban, sedangkan kesamaan diartikan dalam umur, jenis kelamin, etnis, dan faktor-
faktor lainnya.
Parker&Gottman, Sullivan berpendapat bahwa Teman dekat juga berfungsi sebagai
sumber penting dukungan emosional dan lingkungan yang aman untuk eksplorasi
diri dan pembentukan identitas Kemampuan anak muda untuk membangun
kepercayaan dan mengalami keintiman tergantung pada kapasitas mereka untuk
mengungkapkan diri secara tepat (misalnya, untuk berbagi perasaan, pikiran, dan
keinginan) dan untuk mengembangkan ikatan afektif dengan seorang teman.
Jadi dari definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Intimate Friendship
adalah sebuah hubungan dekat antar individu yang dapat saling terbuka untuk berbagi
pemikiran dan membicarakan mengenai perasaan masing-masing individu tersebut.

5
Adapun aspek-aspek Intimate Friendship menurut Sharabany (1994 dalam Kartika 2008)
adalah sebagai berikut :
A. Kejujuran dan spontanitas (frankness and spontaneity), merujuk pada hubungan
yangmeliputi keterbukaan dalam mengungkapkan kelebihan dan kelemahan diri
sertamemberi pendapat secara terus terang mengenai apa yang dilakukan oleh orang lain.
B. Kepekaan dan pengertian (sensitivity and knowing), merujuk pada pengertian dan
empati yang diimbangi dengan kesadaran untuk memahami.
C. Kelekatan (attachment), merujuk pada kedekatan dan kecocokan yang
menghasilkanperasaan keterkaitan terhadap teman.
D. Eksklusifitas (exclusiveness), merujuk pada keunikan dalam suatu hubungan
pertemananyang menyebabkan tingkatannya lebih tinggi dibandingkan hubungan dengan
orang lain.
E. Memberi dan berbagi (giving and sharing), merujuk pada teman yang akan
memberikanbarang-barang secara material dan juga dukungan sosial.
F. Penerimaan dan pengorbanan (taking and imposition), merujuk pada
sikapmementingkan kepentingan teman di atas kepentingan pribadi serta menerima
segalasifat yang dimiliki oleh teman, baik dan buruknya.
G. Kegiatan yang sama (common activities), menunjukkan bahwa memiliki ketertarikan
dalam hal yang sama dan menikmati waktu yang dihabiskan dalam kegiatan bersama.
H. Kepercayaan dan kesetiaan (trust and loyalty), merujuk pada suatu kondisi dimana
temandapat menjaga rahasia dan akan saling membela satu sama lain dari ancaman luar.
2.2 Definisi Self Disclosure

Johson(1995, dalam Supratiknya) mendefinisikan Self Disclosure merupakan


pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami
tanggapan individu tersebut.
DeVito (1986) mengartikan Self Disclosure sebagai salah satu tipe komunikasi
dimana, informasi tentang diri yang biasa dirahasiakan diberitahu kepada orang lain. Ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang diutarakan tersebut
haruslah informasi baru yang belum pernah didengar orang tersebut sebelumnya. Kemudian
informasi tersebut haruslah informasi yang biasanya disimpan/dirahasiakan. Hal terakhir

6
adalah informasi tersebut harus diceritakan kepada orang lain baik secara tertulis dan lisan.
Menurut Derlega, et al. Self Disclosure adalah proses mengungkapkan informasi
tentang dirinya kepada orang lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi
interpersonal untuk memiliki hubungan yang lebih dekat.Lalu Pengungkapan diri menurut
Jourard (dalam Gamayanti, dkk, 2018) berarti pembicaraan mengenai diri sendiri kepada
orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan dan
diinginkan oleh seseorang.
Menurut Barak, Keterbukaan diri (Self Disclosure ) mengacu pada perilaku
komunikasi dimana seseorang mengungkapkan aspek dirinya sendiri mengenai
informasi pribadi, pengalaman, pemikiran pribadi, dan perasaan pribadi.
Dari beberapa definisi diatas maka peneliti dapat simpulkan bahwa Self Disclosure
merupakan suatu perilaku komunikasi dimana seorang individu dapat membagikan dan
mengungkapkan aspek-aspek dalam dirinya,apa yang ia rasakan dan situasi apa yang sedang
ia alami.
Adapun Aspek-Aspek Self Disclosure yang dikemukakan oleh Devito (1986 dalam
Famella,2013) Adalah Sebagai berikut :
A. Amount/ kuantitas, Kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui
frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan self-
disclosing atau waktu yang diperlukan untuk mengutarakan statemen Self Disclosure
individu tersebut terhadap orang lain.
B. Valensi, merupakan hal yang positif atau eripher dari penyingkapan diri. Individu dapat
menyingkapkan diri mengenai hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
mengenai dirinya, memuji hal-hal yang ada dalam dirinya atau menjelek-jelekkan diri
individu sendiri. Faktor nilai juga mempengaruhi sifat dasar dan tingkat dari
pengungkapan diri.
C. Ketepatan dan kejujuran, dalam mengungkapkan diri. Ketepatan dari pengungkapan
diri individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui dirinya sendiri.
Pengungkapan diri dapat berbeda dalam hal kejujuran. Individu dapatsaja jujur secara
total atau dilebih-lebihkan, melewatkan bagian penting atau berbohong.

7
D. Intensi, Seluas apa individu mengungkapkan tentang apa yang ingin diungkapkan,
seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol informasi-informasi yang akan
dikatakan pada orang lain.
E. Intimacy, Individu dapat mengungkapkan detail yang paling intim dari hidupnya, hal-hal
yang dirasa sebagai periperal atau impersonal atau hal yang hanya bohong.
2.3 Definisi Perempuan Dewasa Awal

Menurut Hurlock (2002) Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah
adolescenceadolescere- yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi, kata adult
berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu,
orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Pada Fitriyah dkk (2016) dikatakan bahwa Perempuan dewasa awal adalah wanita
yang beusia 21 tahun sampai dengan usia 40 tahun. Masa dewasa awal adalah masa peralihan
dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri. Pada masa
dewasa awal, identitas diri ini di dapat sedikit demi sedikit sesuai dengan umur kronologis.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa perempuan dewasa
awal merupakan masa transisi dari umur 21-40 tahun, dimana dalam masa ini perempuan
sudah mendapat identitas diri sedikit demi sedikit sesuai dengan umur kronologisnya , dan
berdampak pada perubahan pola pikir dan sikap yang semakin matang.
2.4 Definisi Instagram

Dikutip dari Wikipedia.org, Instagram adalah sosial media berbasis gambar yang
memberikan layanan berbagi foto atau video secara online. Instagram berasal dari pengertian
dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera
polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga
dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram
yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi
yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat.

8
BAB III
KERANGKA BERPIKIR

3.1 Konsep

Sebelum adanya internet dan media social khususnya Instagram, seorang individu
memerlukan suatu kondisi yaitu Intimate Friendship dimana merupakan suatu kondisi
individu memiliki hubungan yang dekat dengan individu lainnya untuk bisa melakukan Self
Disclosure yaitu sebuah perilaku komunikasi untuk mengungkapkan berbagai aspek-aspek
pribadi , baik perasaan , kondisi yang di alami dan sejenis nya. Ini di buktikan dengan
bagaimana dahulu individu saat belum mengenal internet sangat susah untuk
mengekspresikan, membagikan dan mengungkapkan aspek-aspek pribadinya kepada orang-
orang di sekitarnya kecuali orang tersebut sudah memiliki suatu hubungan yang intim yang
kita sebut tadi sebagai Intimate Friendship.
Namun sejak kehadiran media social Instagram dengan fitur Instastorynya individu
kini lebih mudah dalam membagikan apapun soal kehidupannya kepada orang lain yang
bahkan yang belum dikenal nya sekalipun, Instagaram kini menjadi pilihan dalam melakukan
interaksi di dunia maya. Khsusunya Perempuan, Seringkali Instagram digunakan sebagai
media eksistensi, media untuk mencari kesenangan atau hiburan dan aktualisasi diri dengan
mengupdate status berupa foto ataupun video maupun melakukan komentar pada story yang
di unggah oleh orang lain, Saat ini kehadiran Instagram telah membangkitkan kebutuhan
dasar manusia untuk dapat bersosialisasi dengan Self Disclosure kepada orang-orang di
lingkungan sekitarnya sehingga individu dapat dengan mudah dan bebas mengungkapkan apa
saja mengenai diri mereka melalui Instagam tanpa harus bertatap muka langsung dengan
orang lain. Seperti yang dikatakan Schouten (2007 dalam Juwita, 2012) Instagram
merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya Self Disclosure .
Namun hal ini juga menunjukan bahwa adanya penurunan Intimate Friendship
sebagai kebutuhan dalam melakukan Self Disclosure , karena sebagaimana kita tahu saat
melakukan update story di Instagram siapapun di seluruh dunia dapat melihat apa yang kita
update di akun media social kita.

9
3.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka berpikir dari penelitian
ini adalah sebagi berikut :

INTIMATE INTIMATE
FRIENDSHIP FRIENDSHIP
Di Perlukan Tidak Lagi di
Untuk FITUR INSTASTORY perlukan untuk
INSTAGRAM

SELF SELF
DISCLOSURE DISCLOSURE
Gambar 1
Kerangka Berpikir

3.3 Hipotesis

Berdasarkan Konsep dan kerangka berpikir diatas, peneliti memiliki hipotesis bahwa
hubungan antara Intimate Friendship dengan Self Disclosure pada perempuan dewasa awal
pengguna fitur Instastory Instagram adalah rendah atau mengarah kearah negative.

10
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang


menekankan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya melalui
perhitungan numerikal atau angka yang selanjutnya dianalisis melalui metode statistika.
(Hassanuddin, 2017). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
rancangan korelasional. Rancangan korelasional digunakan untuk mengkaji hubungan antar
variabel yaitu variabel independen adalah Intimate Friendship dan variabel dependen adalah
Self Disclosure.

Variabel Independen Variabel Dependen


Intimate Friendship Self Disclosure

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian akan dilakukan Universitas Dhyana Pura , selama 9 bulan dimulai
dari bulan Januari—Oktober 2023. Agar mempermudah peneliti, maka dibuatlah time table
yang dijelaskan sebagai berikut:
Bulan/ Januar Mare April Juni Juli
i Februar Agustu Septembe Oktobe
Jenis t 202 202 202
i 2023 s 2023 r 2023 r 2023
2023 2023 3 3 3
Kegiatan

Penyusunan
Proposal

Penelitian

Pengumpula
n Data

Pengolahan
Data

Penyusunan
Skripsi

11
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan ditinjau dari variabel dan partisipan
penelitian. Variabel dalam yang diteliti adalah Intimate Friendship dan Self-disclosure.
Intimate Friendship dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah Self-
disclosure, salah satu tempat menggungkapkan Self Disclosure adalah dengan media social
Instagram, Berdasarkan penjelasan tersebut variabel bebas dari penelitian adalah Intimate
Friendship dan variabel terikat adalah Self-disclosure. Partisipan penelitian ini adalah
mahasiswa psikologi Universitas Dhyana Pura.

4.4 Penentuan Sumber daya


4.4.1 Populasi
Menurut Notoadmojo (dalam Iqbal, 2018), populasi adalah keseluruhan subjek yang
akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa psikologi angkatan 2021
Universitas Dhyana Pura yang merupakan perempuan dan pengguna media social instagram
dengan jumlah sebanyak 90 orang.
4.4.2 Sampel
Menurut Sugiono (dalam Iqbal, 2018), sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili karakteristik subjek yang ingin diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang
mampu mewakili karakteristik populasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2018). Sampel pada
penelitian ini adalah sebagian mahasiswa psikologi angkatan 2021 Universitas Dhyana Pura.
4.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan populasi atau subjek penelitian (Iqbal,
2018). Teknik yang akan peneliti gunakan adalah probility sampling. Peneliti akan
memberikan nomor kepada orang yang tergabung dalam populasi yang sudah di pilih sesuai
dengan kriteria yang di perlukan peneliti, sesuai dengan angkatan dan absensi mahasiswa.
Kemudian, peneliti akan memilih nomor melalui aplikasi pengundian (whell spin) untuk
mengetahui nomor berapa yang keluar, dan menentukan orang untuk menjadi partisipan
dalam penelitian.

12
4.4 Sampel Size
Peneliti menentukan ukuran besar subjek menggunakan rumus Slovin. Alasan
digunakannya rumus Slovin adalah jumlah populasi penelitian yang diketahui dan dapat
menentukan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan dapat disesusaikan (1%, 5% &
10%). Tingkat kesalahan yang akan peneliti gunakan adalah 5% atau 0,05. Alasan dipilihnya
kesalahan 5 % adalah jika dijelaskan dalam kasus, saat penelitian serupa diulang sebanyak
100 kali, maka kemungkinan peneliti akan mendapatkan hasil yang serupa sebanyak 95 kali
dan tingkat kesalahan /beda 5 kali. Rumus Slovin dapat dinyatakan sebagai berikut :

Gambar 5. Rumus Solvin

Jumlah sampel yang akan digunakan berdasarkan rumus Solvin dapat dinyatakan
sebagai berikut :
N 90 90
n= = = =73.4
1+ N e 1+90 ( 0,05 ) 1,225
2 2

Berdasarkan rumus Solvin tersebut, maka dapat diperoleh jumlah sampel yaitu
minimal sebanyak 73.4 atau di bulatkan menjadi 73 orang partisipan

13
4.5 Variable Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Intimate Friendship (Independen) dan Self
Disclosure (dependen), yang akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Intimate Friendship (variabel independen)
Intimate Friendship adalah sebuah hubungan yang memungkinkan masing-
masing individu untuk bergantung pada teman, memiliki kesamaan minat atau saling
berbagi pengalaman, dan juga memiliki kualitas dalam Self Disclosure yang membuat
individu dapat saling terbuka membicarakan pemikiran dan perasaannya masing-
masing.Variabel Intimate Friendship memiliki aspek-aspek yang diperoleh melalui
dimensi Intimate Friendship berupa kejujuran dan spontanitas , kepekaan dan pengertian,
kelekatan, eksklusifitas, memberi dan berbagi, penerimaan dan pengorbanan, kegiatan
yang sama, kepercayaan dan kesetiaan.
B. Self Disclosure (variabel dependen)
Pengungkapan diri atau Self Disclosure adalah pemberian informasi mengenai
diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan mencakup berbagai hal seperti
melibatkan seluruh informasi pengalaman hidup, emosi, perasaan, mimpi, opini, dan
sebagainya dengan dilandasi kejujuran dan keterbukaan dalam memberikan
informasi.Variabel Self Disclosure memiliki aspek-aspek diperoleh melalui dimensi Self
Disclosure berupa amount/ kuantitas, valensi, ketepatan dan kejujuran, intensi, dan
intimacy.

14
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian sudah memiliki validitas dan
reabilitas yang tinggi, dalam penelitian ini menggunakan instrument dari penelitian
sebelumnya yang tingkat validitas dan reabilitasnya sudah teruji.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
instrumen yang mengacu pada skala likert. Pernyataan dalam skala likert memiliki 2 sifat
yaitu mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Masing-masing
pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pernyataan yang bersifat favorable diberi
rentang skor 4 sampai 1, sedangkan pernyataan yang bersifat unfavorable diberi rentang skor
1 sampai 4, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Rentang Skor


Skor Skor
Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak
1 Sangat Tidak Setuju 4
Setuju

15
4.6.1 Skala Variable Intimate Friendship
Skala Intimate Friendship yang akan digunakan oleh peneliti, merupakan adaptasi
dari penelitian Pohan(2017) dengan judul hubungan Intimate Friendship dengan Self
Disclosure pada mahasiswa psikologi pengguna media sosial facebook di universitas medan
area. Jumlah item pernyataan pada skala Intimate Friendship berjumlah 64 aitem. Nilai
validitas dari skala Intimate Friendship berada di antara 0,366 sampai 0,905. Reliabilitas dari
skala Intimate Friendship adalah 0,955. Hasil tersebut dinilai reliabel dikarenakan semakin
tinggi nilai koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin baik pula
reliabilitasnya.

Berikut Tabsel Blueprint variable Intimate Friendship


Variabel Aspek Indikator Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Intimate Kejujuran  keterbukaan dalam
Friendshi dan mengungkapkan 33, 45, 64 20, 53, 57 6
p spontanitas kelebihan dan
kelemahan diri
 memberi pendapat
secara terus terang
mengenai apa yang 4 26 2
dilakukan oleh
orang lain.
Kepekaan  pengertian dan 7,25 16, 18, 4
dan empati.
pengertian  kesadaran untuk 2,49 34, 38 4
memahami teman.
Kelekatan  kedekatan dan
kecocokan yang
menghasilkan 1, 24, 9, 17, 8
perasaan 31, 40 51, 60
keterkaitan terhadap
teman.
Eksklusifitas  keunikan dalam
suatu hubungan 15,30, 23, 36, 8
pertemanan 35, 42 55, 61

16
Memberi dan  memberikan
berbagi barang-barang 19, 37, 3, 12, 8
secara material dan 43, 58 47, 56
juga dukungan
sosial
Penerimaan  sikap
dan mementingkan
pengorbanan kepentingan teman 5, 50 29, 32, 4
di atas kepentingan
pribadi
 menerima segala
sifat yang dimiliki
oleh teman, baik 14,59 39, 52 4
dan buruknya

Kegiatan  memiliki
yang sama ketertarikan dalam 6, 63 22,46 4
hal yang sama
 menikmati waktu
yang dihabiskan 11,28 8,13 4
dalam kegiatan
bersama
Kepercayaan  dapat menjaga 27, 41, 44 10, 48, 54 6
dan kesetiaan rahasia
 saling membela 2
satu sama lain dari 21 62
ancaman luar

TOTAL 32 32 64

4.6.2 Skala Variable Self Disclosure


17
Skala Self Disclosure yang akan digunakan oleh peneliti, merupakan adaptasi dari
penelitian Pohan (2017) dengan judul hubungan Intimate Friendship dengan Self Disclosure
pada mahasiswa psikologi pengguna media sosial facebook di universitas medan area.
Jumlah item pernyataan pada skala Self Disclosure berjumlah 42 aitem. Nilai validitas dari
skala Self Disclosure berada di antara 0,542 sampai 0,835. Reliabilitas dari skala Self
Disclosure adalah 0,948. Hasil tersebut dinilai reliabel dikarenakan semakin tinggi nilai
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin baik pula reliabilitasnya.

Tabel BluePrint Variable Slef Disclosure


Variabel Aspek Indikator Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Self Amount /  Frekuensi
Disclosure kuantitas pengungkapan 2,10, 6, 15, 8
diri 14,22 35,40
 Durasi dari pesan 3 17 2
pengungkapan diri
Valensi  Kualitas
keterbukaan 10, 16, 5, 9, 8
(positif atau 30,36 24, 38
negatif)
Ketepatan  Tingkat individu
dan mengetahui 11, 19, 7, 23, 6
kejujuran dirinya sendiri 21 28
 Tingkat kejujuran 25 31 2
Intention  Keluasan
pengungkapan 4,13 18,26 4
 Kesadaran dalam
mengungkapkan 1,8 33, 37 4
informasi
Intimacy  Mengungkapkan
hal yang intim 12, 29, 27, 34, 8
dengan detail 32, 39 41, 42

TOTAL 21 21 42
4.7 Prosedur Penelitian

18
Prosedur penelitian adalah aktivitas peneliti untuk meraih hasil, tujuan dan
kesimpulan secara sistematis dan baku (Harys, 2020). Adapun prosedur dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
A. Peneliti meminta izin terhadap instansi, terkait pengambilan data penelitian dengan
partisipan mahasiswa psikologi tahun 2021.
B. Peneliti menyebarkan instrumen alat ukur berupa kuesioner kepada subjek penelitian.
C. Peneliti mengumpulkan data dan memasukkannya pada software statistik SPSS versi 16.0
untuk dilakukan analisis.
D. Peneliti menganalisisan data yang didapat dari instrumen alat ukur berupa kuesioner

4.8 Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika. Di
samping itu pertimbangan lain menggunakan statistika adalah:
1. Statistik bekerja dengan angka-angka
2. Statistik bersifat objektif
3. Statistik bersifat universal yang dapat digunakan pada semua bidang penelitian
Metode analisis data yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah Product
moment dari Karl Person. Alasan digunakannya korelasi ini dalam penelitian untuk
mengetahui hubungan antara variabel Independen (Intimate Friendship) dengan variabel
Dependen (Self Disclosure ) Sebelum data ini dianalisis dengan teknik analisis Product
Moment maka data yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji asumsi terhadap masing-
masing variabel penelitian . Uji asumsi yang dimaksud adalah:
a. Uji Normalitas, yaitu pengujian untuk melihat apakah penelitian yang telah diperoleh
memiliki sebaran normal atau mengikuti bentuk kurva normal.
b. Uji Linearitas, yaitu pengujian untuk melihat apakah data variabel independen (Intimate
Friendship) memiliki hubungan linear dengan data dari variabel denpenden (Self
Disclosure ).
c. Uji Homogenitas, yaitu pengujian mengenai sama tidaknya variansi- variansi dua buah
distribusi atau lebih.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

19
Anggraeni,K. (2016). Hubungan Antara Self Disclosure Dengan Intimasi Pertemanan Pada
Mahasiswa Universitas Negri Yogyakarta Angkatan Tahun 2012. Jurnal Riset Mahasiswa
Bimbingan Dan Konseling, 4-14.

Febriani, S., Candra, I., & Nastasia, K. (2021). Hubungan Antara Intimate Friendship Dengan
Self Disclosure Pada Siswa kelas xi sma n 4 Kota Padang Pengguna Media Sosial
Instagram. Psyche 165 Journal, 130–138. https://doi.org/10.35134/jpsy165.v14i2.27

Hidayat, P. A., Penulis, Anwar Hidayat (2017, February 2). Uji Pearson product moment Dan
ASUMSI Klasik. Uji Statistik. Retrieved June 7, 2022, from
https://www.statistikian.com/2012/07/pearson-dan-asumsi-klasik.html#:~:text=Uji
%20Pearson%20Product%20Moment%20adalah,1.%20Nilai%20%2D1%20artinya
%20terdapat

Kartika, H.D. (2014). Hubungan Antara Sense Of Humor Dengan Intimate Friendship Pada
Remaja. Journal of Evolutionary Psychology, 1-11.

Konradus, N. (2013) Keterbukaan Diri Remaja Pengguna Twitter Berdasarkan Tahapan


Perkembangan. Jurnal Skripsi, 1-16.

Nugrahani, A. D. (2021). Hubungan Antara Anonimitas Dengan self-disclosure Pada Pengguna


twitter. Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(2), 1427–1434.
https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i2.29737

Pohan, F. A., & Dalimunthe, H. A. (2017). Hubungan Intimate Friendship dengan self-disclosure
Pada Mahasiswa Psikologi pengguna media sosial facebook. JURNAL DIVERSITA, 3(2),
15. https://doi.org/10.31289/diversita.v3i2.1256

Rizal, M. N., & Rizal, G. L. (2021). Hubungan Antara Intimate Friendship Dengan Self
Disclosure Pada Mahasiswa Pengguna WHATSAPP. Proyeksi, 16(1), 15.
https://doi.org/10.30659/jp.15.2.192-201

Sherly, S., Hartini, S., & Manurung, Y. S. (2019). Intimasi Pertemanan Ditinjau Dari self-
disclosure Pada Mahasiswa Jurusan Kebidanan universitas Prima Indonesia. Journal of
Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 2(1), 36–46.
https://doi.org/10.34007/jehss.v2i1.49

Wikimedia Foundation. (2022, June 20). Instagram. Wikipedia. Retrieved May 14, 2022, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram

LAMPIRAN 1

20
Angket Intimate Friendship

Nama Inisial :

PETUJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat..

2. Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom pilihan Sangat Setuju (SS) , Setuju (S),
TidakSetuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Semua jawaban benar, tidak ada yang salah, oleh karena itu jawablah semua pertanyaan sesuai
dengan keadaan yang dialami dengan jujur.

Sangat Sangat Tidak


NO Pernyataan Setuju Tidak Setuju
Setuju setuju
1 Saya merasa nyaman
berkomunikasi dengan
teman saya di Instastory
Instagram.
2 Saya merasakan hal
yang dirasakan oleh
teman saya seperti
terjadi pada diri saya
saat di Instastory
Instagram.
3 Saya tidak memberikan
motivasi melalui
unggahan saya di
Instastory Instagram.
4 Saya memberikan
masukan secara terus
terang di Instastory
Instagram.
5 Saya membantu teman
saya yang mengalami
masalah di Instastory
Instagram.
6 Saya memiliki teman
yang mempunyai hobi
yang sama dengan saya
di Instastory Instagram.
7 Saya merasa bahagia
apabila teman saya

21
merasa bahagia di
Instastory Instagram.
8 Saya dan teman saya
tidak senang
menghabiskan waktu
bercerita mengenai hal
yang kami sukai
bersama di Instastory
Instagram.
9 Saya merasa tidak
nyaman berkomunikasi
dengan teman saya di
Instastory Instagram.
10 Saya bercerita tentang
teman saya tanpa
persetujuannya di
Instastory Instagram.
11 Saya senang
menghabiskan waktu
berbagi pengalaman
bersama dengan teman
saya di Instastory
Instagram.
12 Saya tidak membagikan
saran sesuai dengan
pendapat saya di
Instastory Instagram.
13 Saya tidak senang
menghabiskan waktu
berbagi pengalaman
bersama dengan teman
saya di Instastory
Instagram.
14 Saya tetap berteman
dengan teman saya
meskipun saya tau dia
banyak kekurangan di
Instastory Instagram.
15 Saya memiliki teman
yang spesial di
Instastory Instagram.
16 Saya tidak merasa sedih
apabila teman saya
merasa sedih di
Instastory Instagram.
17 Saya tidak merasa

22
nyambung apabila
berkomunikasi dengan
teman saya di Instastory
Instagram.
18 Saya tidak merasa
bahagia apabila teman
saya merasa bahagia di
Instastory Instagram.
19 Saya memberikan
motivasi melalui tulisan
saya di Instastory
Instagram..
20 Saya tidak terbuka
mengenai kelemahan
saya di Instastory
Instagram.
21 Saya akan membela
teman saya apabila dia
diganggu di Instastory
Instagram.
22 Saya tidak memiliki
teman yang mempunyai
hobi yang sama dengan
saya di Instastory
Instagram.
23 Saya tidak merasa
teman-teman saya di
Instastory Instagram
istimewa dibandingkan
teman-teman saya yang
lain.
24 Saya merasa nyambung
apabila berkomunikasi
dengan teman saya di
Instastory Instagram.
25 Saya merasa sedih
apabila teman saya
merasa sedih di
Instastory Instagram..
26 Saya tidak memberikan
masukan secara terus
terang di Instastory
Instagram.
27 Saya tidak bercerita
tentang teman saya
tanpa persetujuannya di

23
Instastory Instagram.
28 Saya dan teman saya
senang menghabiskan
waktu bercerita
mengenai hal yang
kami sukai bersama di
Instastory Instagram.
29 Saya tidak membantu
teman saya yang
mengalami masalah di
Instastory Instagram.
30 Saya merasa teman-
teman saya di Instastory
Instagram.melengkapi
hidup saya.
31 Saya merasa akrab
dengan teman saya di
Instastory Instagram..
32 Saya tidak selalu ada
untuk teman saya di
Instastory Instagram.
apabila dia memerlukan
bantuan saya.
33 Saya terbuka mengenai
kelemahan saya di
Instastory Instagram..
34 Saya tidak merasakan
hal yang dirasakan oleh
teman saya seperti
terjadi pada diri saya
saat di Instastory
Instagram..
35 Saya merasa teman-
teman saya di Instastory
Instagram. istimewa
dibandingkan teman-
teman saya yang lain.
36 Saya tidak memiliki
teman yang spesial di
Instastory Instagram.
37 Saya membagikan
saran sesuai dengan
pendapat saya di

24
Instastory Instagram.
38 Saya tidak
menempatkan diri
saya pada posisi teman
saat teman saya
bercerita di Instastory
Instagram.
39 Saya hanya berteman
dengan orang tertentu
di Instastory Instagram.
40 Saya merasa dekat
dengan teman saya di
Instastory Instagram.
41 Saya menjaga amanah
yang disampaikan
teman saya di Instastory
Instagram.
42 Saya memperlakukan
teman saya secara
istimewa di Instastory
Instagram..
43 Saya memberikan
dukungan yang positif
melalui komentar di
Instastory Instagram.
44 Saya tidak
menyalahgunakan
informasi yang saya
miliki untuk perbuatan
buruk di Instastory
Instagram.
45 Saya mengungkapkan
kebaikan saya
Instastory Instagram.
46 Saya tidak bergabung di
komunitas yang sama
dengan teman saya di
Instastory Instagram..
47 Saya tidak memberikan
masukan yang berguna
di Instastory Instagram.
48 Saya menggunakan
informasi yang saya
miliki untuk perbuatan
buruk di Instastory
Instagram.
49 Saya menempatkan diri

25
saya pada posisi teman
saat teman saya
bercerita di Instastory
Instagram..
50 Saya selalu ada untuk
teman saya di Instastory
Instagram. apabila ia
memerlukan bantuan
saya.
51 Saya tidak merasa dekat
dengan teman saya di
Instastory Instagram.
52 Saya tidak berteman
dengan teman yang
memiliki banyak
kekurangan di
Instastory Instagram.
53 Saya tidak
mengungkapkan
keburukan saya di
Instastory Instagram.
54 Saya tidak menjaga
amanah yang
disampaikan teman
saya di Instastory
Instagram.
55 Saya tidak
memperlakukan teman
saya secara istimewa di
Instastory Instagram.
56 Saya tidak memberikan
dukungan yang positif
melalui komentar di
Instastory Instagram..
57 Saya tidak
mengungkapkan
kebaikan saya di
Instastory Instagram.
58 Saya memberikan
masukan yang berguna
di Instastory Instagram.
59 Saya berteman tanpa
memandang bulu di
Instastory Instagram.
60 Saya tidak merasa
akrab dengan teman

26
saya di Instastory
Instagram.
61 Saya tidak merasa
teman-teman saya di
Instastory Instagram.
melengkapi hidup saya.
62 Saya tidak membela
teman saya apabila dia
diganggu di Instastory
Instagram.
63 Saya ikut bergabung di
komunitas yang sama
dengan teman saya di
Instastory Instagram..
64 Saya mengungkapkan
keburukan saya di
Instastory Instagram..

LAMPIRAN 2

27
Angket Self Disclosure

Nama Inisial :

PETUJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat..

2. Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom pilihan Sangat Setuju (SS) , Setuju (S),
TidakSetuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Semua jawaban benar, tidak ada yang salah, oleh karena itu jawablah semua pertanyaan sesuai
dengan keadaan yang dialami dengan jujur.

Sangat Tidak
No Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju
Setuju
1 Saya membagikan
kejadian penting
dalam hidup saya di
Instastory Instagram
2 Apabila saya
mendapatkan
pengalaman baru,
saya menuliskannya
di Instastory
Instagram
3 Saya menggunakan
Instastory Instagram
lebih dari 3 jam
sehari.
4 Saya menceritakan
berbagai macam hal
yang saya rasakan
dalam hidup saya di
Instastory Instagram
5 Saya tidak
menuliskan status
tentang pengalaman
buruk saya di media
sosial Instagram.
6 Saya tidak
menuliskan status
berisi pengalaman
saya di Instastory

28
Instagram setiap
hari
7 Saya tidak bercerita
tentang diri saya
sesuai dengan
keadaan diri saya di
Instastory Instagram
8 Saya mengetahui
kepada siapa saja
saya menceritakan
pengalaman saya di
Instastory Instagram
9 Saya tidak
mengungkapkan
kekesalan saya di
Instastory Instagram
10 Saya
mengungkapkan
kebahagiaan saya di
Instastory Instagram
11 Saya mengetahui
apa yang saya
ungkapkan di
Instastory Instagram
merupakan hal yang
pantas.
12 Saya menceritakan
hal yang bersifat
pribadi di Instastory
Instagram
13 Saya bercerita
mengenai orang-
orang terdekat saya
di Instastory
Instagram
14 Saya membuka
aplikasi Instastory
Instagram 5 hingga
10 kali sehari.
15 Apabila saya
mendapatkan
pengalaman baru,
saya tidak
menuliskannya di
Instastory Instagram
16 Saya

29
mengungkapkan
kekesalan saya di
Instastory Instagram
17 Saya tidak
menggunakan
Instastory Instagram
lebih dari 3 jam
sehari.
18 Saya tidak
menceritakan
berbagai macam hal
yang saya rasakan
dalam hidup saya di
Instastory Instagram
19 Saya menceritakan
perasaan saya secara
terbuka di Instastory
Instagram
20 Dalam sehari saya
menuliskan
sekurang-kurangnya
2 status yang
berisikan
pengalaman,
perasaan, ide
maupun pemikiran
saya di Instastory
Instagram
21 Saya bercerita
tentang diri saya
sesuai dengan
keadaan diri saya di
Instastory
Instagram.
22 Saya menuliskan
status yang berisi
pengalaman saya di
Instastory Instagram
setiap hari.
23 Saya tidak
mengungkapkan
kebahagiaan saya di
Instastory Instagram
24 Saya tidak
menceritakan
perasaan saya secara

30
terbuka di Instastory
Instagram
25 Saya bercerita di
Instastory Instagram
sesuai dengan
kejadian yang saya
alami.
26 Saya tidak bercerita
mengenai orang-
orang terdekat saya
di Instastory
Instagram
27 Saya tidak
menceritakan hal
yang bersifat pribadi
di Instastory
Instagram
28 Saya tidak
mengetahui apa
yang saya
ungkapkan di
Instastory Instagram
merupakan hal yang
pantas.
29 Saya menceritakan
hal-hal pribadi
mengenai teman
saya secara detail di
Instastory Instagram
30 Saya menceritakan
hal-hal baik
mengenai diri saya
di Instastory
Instagram.
31 Saya bercerita di
Instastory Instagram
tidak sesuai dengan
kejadian yang saya
alami.
32 Saya menceritakan
pengalaman pribadi
saya secara rinci
Instastory
Instagram.
33 Saya tidak
membagikan

31
kejadian penting
dalam hidup saya di
Instastory
Instagram.
34 Saya tidak
menceritakan hal-hal
mengenai diri saya
secara detail di
Instastory
Instagram..
35 Dalam sehari saya
menuliskan kurang
dari 2 status yang
berisikan
pengalaman,
perasaan, ide
maupun pemikiran
saya di Instastory
Instagram.
36 Saya menuliskan
status tentang
pengalaman buruk
saya di Instastory
Instagram.
37 Saya tidak
mengetahui kepada
siapa saja saya
menceritakan
pengalaman saya di
Instastory
Instagram.
38 Saya tidak
mengungkapkan
kebahagiaan saya di
Instastory
Instagram.
39 Saya menceritakan
hal-hal pribadi
mengenai diri saya
secara detail di
Instastory
Instagram.
40 Saya membuka
aplikasi Instastory
Instagram kurang
dari 5 kali sehari.

32
41 Saya tidak
menceritakan
pengalaman pribadi
saya secara rinci di
Instastory
Instagram.
42 Saya tidak
menceritakan hal-hal
pribadi mengenai
teman saya secara
detail di Instastory
Instagram.

33

Anda mungkin juga menyukai