PENDAHULUAN
membutuhkan orang lain. Untuk itu, menjalin interaksi dengan individu lain dan
lingkungan sekitar tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas hidup seseorang.
Misalnya saja dalam lingkungan masyarakat, kita dapat menjalin sebuah hubungan
dengan keluarga, rekan kerja, kekasih bahkan teman. Artinya manusia tidak dapat
terlepas dari adanya interaksi dan komunikasi dengan manusia lainnya. Interaksi
sosial merupakan salah satu cara individu untuk memelihara tingkah laku sosial
individu tersebut sehingga individu dapat bertingkah laku sosial dengan individu
lain (Santoso, 2010, h. 157). Dalam menjalin sebuah interaksi, seorang individu
melakukan penyampaian informasi kepada orang lain mengenai dirinya. Hal ini
individu melakukan sebuah komunikasi dengan satu orang atau lebih. Membuka
diri berarti membagikan kepada orang lain tentang perasaan terhadap sesuatu yang
kejadian yang baru saja disaksikannya (Harapan dan Ahmad, 2014, h. 65). Self
disclosure dilakukakan oleh individu yang ingin mengungkapan apa yang sedang
dirasakan dan apa yang sedang terjadi pada saat itu. Self disclosure dapat terjadi,
1
2
orang lain. Pengertian lain mengenai self disclosure adalah kegiatan membagi
komunikasi dan interaksi langsung antar individu. Namun, proses self disclosure
dapat pula terjadi melalui media perantara, yaitu media sosial sesuai dengan
dibatasi ruang dan waktu. Dewasa ini, semenjak adanya media sosial seseorang
dapat kapan saja dengan mudah membagikan hal pribadi, perasaan dan kegiatan
kemarahan, hingga kekesalan dalam dunia maya. Hal inilah yang dinamakan self
kalangan manapun menjadi sangat mudah untuk mengakses media sosial melalui
telepon selular. Seseorang yang memiliki akun pada media sosial mampu untuk
3
mengungkapkan dirinya melalui kata-kata, foto selfie ataupun foto dan tag lokasi
dunia maya dengan kerabat dekat, keluarga, ataupun orang-orang yang berperan
dan salah satu media sosial tersebut adalah Twitter. Perkembangan Twitter di
Grevious, Warren, & Tehan, 2014) pada jurnalnya mengatakan bahwa Twitter
adalah blog mikro dan hanya memungkinkan pengguna memosting 140 karakter,
atau tweet ke orang-orang melalui dunia maya. Hal tersebut juga sependapat
dengan pernyataan Rasuly dalam Nurudin (2012) bahwa kicauan adalah teks
tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna.
Kicauan dapat dilihat secara bebas, namun pengirim dapat membatasi pengiriman
sewaktu-waktu dan bebas untuk memperbarui status yang tersedia hanya 140
Alasan peneliti mengangkat tema ini karena pada hasil observasi, Twitter
ternyata lebih unggul dan sering dikunjungi oleh remaja perempuan dibandingan
dengan media sosial lain. Observasi awal yang dilakukan oleh penulis yaitu siswi
SMA bernama Irma (17 tahun) menyebutkan bahwa dari sekian banyak media
sosial yang sedang populer, dia lebih menyukai twitter sebagai aktivitas media
4
sosialnya karena ia lebih suka mendapatkan informasi terbaru yang terpercaya dan
sarana untuk self disclosure, tetapi juga dapat digunakan sebagai penyebar
pada observasi awal yang juga dinyatakan oleh Sabrina (16 tahun) ia menyebutkan
lain, kasus yang dialami oleh Firdha (17 tahun) ia menyebutkan bahwa unggahan
informasi apapun yang sedang dialami pengirim pesan. Menurut observasi awal
yang dikatakan oleh Irma (17 tahun) bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan
digemarinya dan mengunggah gambar-gambar lucu atau retweet meme lucu. Hal
tersebut merupakan salah satu aktivitas yang digemari oleh responden. Selain
Peneliti juga menemukan kasus lain yang menimpa Indah siswi kelas 2
SMA yang sempat viral dan menyorot banyak perhatian sekolah yang sedang ia
duduki saat itu. Triana selaku teman sekelasnya menjelaskan bahwa pada tahun
membolos dari sekolahnya demi menemui pacar yang ia kenal dari twitter. Ia
kabur dengan membawa motor beserta surat BPKB motor milik orang tuanya.
message twitter. Aksi nekatnya membuat ia dikeluarkan dari sekolah karena sudah
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang self disclosure remaja
perempuan di twitter. Selain itu alasan lain peneliti mengambil tema ini
dikarenakan pada hasil wawancara peneliti dengan salah satu pegawai BPS di
remaja tapi juga digunakan oleh wanita yang sudah berumah tangga, namun hanya
menjadikan Kota Madiun sebagai lokasi penelitian karena dirasa sudah pantas
sosial twitter bagi remaja perempuan merupakan media yang mudah untuk
Gambar 2
Gambar 1
(https://twitter.com/xxx/status/787271439900887353)
(https://twitter.com/xxx/status/637271436650872834)
(diakses pada 20 September 2015 pkl 08.55 WIB)
(diakses pada 20 September 2015 pkl 08.30 WIB)
Pada contoh self disclosure diatas merupakan bentuk komunikasi yang mereka
akun twitternya ataupun dengan cara retweet (RT) dari teman yang sudah diikuti.
Retweet (RT) merupakan sebuah pengungkapan diri dari orang lain, namun yang
pada cara orang berbagi informasi tentang dirinya dalam bentuk status, foto/video,
reply, retweet dan lain sebagainya sebagai suatu hal untuk diketahui oleh sesama
pengguna Twitter. Terlebih lagi pada individu yang gemar melakukan curahan hati
pada Twitter. Mengenai masalah perasaan, isi hati ataupun hal pribadi biasanya
individu cenderung berbagi kepada orang yang dipercaya atau kepada orang-orang
tertentu saja. Namun hal ini justru dipublikasikan melalui Twitter. Ini berarti
secara tidak langsung banyak informasi mengenai dirinya yang tidak seharusnya
7
dipublikasikan justru diketahui oleh orang lain. Hal ini didukung (Hasuna, 2012)
berpendapat bahwa:
kebanyakan orang. Faktanya, seperti dilansir dari Times of India, sebuah penelitian
baru mengungkapkan bahwa tujuh dari sepuluh orang menggunakan jejaring sosial
sebagai wadah untuk mereka curhat. Dari survei yang dilakukan oleh salah satu
televisi swasta Amerika Serikat itu tersingkap bahwa 52 persen orang ternyata
lainnya dilatarbelakangi oleh rasa cemburu ataupun dendam dan rasa iri kepada
orang lain. Dengan berbagai latar belakang tersebut, artinya individu banyak yang
dari Jenis Kelamin” diperoleh hasil bahwa self disclosure wanita SMA terhadap
laki-laki SMA. Dari hasil penelitian tersebut peneliti menganggap bahwa remaja
perempuan umur 15-18 tahun cocok menjadi subjek penelitian penulis. Merujuk
periode dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa
kanak-kanak dan sebelum dewasa, dari umur 10-19 tahun. Self disclosure pada
perempuan juga dijelaskan oleh Jourard (dalam Sari, Rejeki dan Mujab, 2006,
bersama orang lain dan dalam percakapan tersebut juga terkandung penyampaian
remaja perempuan pada Twitter. Oleh sebab itu penulis mengambil judul Self
peneliti, saat ini Twitter dimanfaatkan oleh remaja perempuan untuk melakukan
self disclosure. Self disclosure menurut penulis merupakan sebuah penelitian yang
unik jika diteliti lebih dalam, karena hal ini menyangkut aktivitas individu sehari-
hari.
Twitter.
mengenai Komunikasi Antar Pribadi khususnya pada bahasan self disclosure pada
penggunaan media sosial sebagai salah satu sarana teknologi komunikasi yang saat
penulis. Serta penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi gambaran atau acuan
bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian terkait dengan self disclosure.