Anda di halaman 1dari 5

PSIKOLOGI INTERNET

Di Susun Oleh :
Sultan Ryan El Fariz
(11521413)
Dosen Pengampu :
Witta Listiya Ningrum

2PA03
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2022
 Stalking

Stalking sebenarnya merupakan kata dalam bahasa inggris. Arti stalking sendiri
adalah menguntit atau memata-matai. Sementara, stalker yang juga berasal dari bahasa
inggris, dalam bahasa Indonesia berarti orang yang melakukan aktivitas stalking
(menguntit atau memata-matai).

Contoh Kasus
KEPO TERHADAP MANTAN (ORBITING)
Media sosial semakin memudahkan seseorang untuk kepo (stalking) terhadap
orang lain. Sejak 2017, selain istilah kepo (stalking), muncul juga istilah orbiting.
Menurut Stauffer (2018), setiap perilaku kepo (stalking) terhadap mantan disebut
dengan orbiting. Istilah ini muncul di Youtube pada November 2017 dan menjadi
populer dalam satu tahun terakhir (https://www.nytimes.com).Istilah ini muncul seiring
penggunaan media sosial dalam masyarakat. Widianingtyas (2018) mendefinisikan
orbiting sebagai sebuah keadaan ketika mantan masih kepo via media sosial dengan
menjadi yang pertama menonton Instagram Story, like foto, atau kalau nekat,
meninggalkan komentar di unggahan.
Kepo (stalking) bisa terjadi kepada siapa saja dan akan menjadi menarik bagi
industri media bila menyangkut seorang selebriti. Misal, setelah putus dengan kekasih,
beberapa waktu kemudian artisberinisial LM memposting “makan teman lagi hits”.
Kisahnya, mantan kekasih LM sedang dekat dengan artis lain yang merupakan teman
dekatnya. Akibatnya, mantan pacar meng-unfollow Instagram LM, karena merasa jika
sudah putus hubungan, tidak perlu lagi mantan pacar mengurusi kehidupannya. Berita
ini menjadi cukup hits selama beberapa hari di media sosial dan akhirnya masuk ke
dunia media massa (sumber: Line today). Di sisi lain, minat orang untuk membaca
media berbentuk hardcopy (seperti Koran dan majalah) dan menonton TV, terus
mengecil. Aktivitas yang semakin mobile membuat semua aktivitas ingin dilakukan
melalui satu genggaman yaitu handphone.

 Flaming
Arti kata flaming berasal dari bahasa inggris. Jika di artikan ke dalam bahasa
Indonesia adalah bernyala. Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja anda lihat di dunia
nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter atau
aplikasi berbasis chat seperti LINE, BBM, WhatsApp dan lain sebagainya.

Contoh Kasus
KEKERASAN DI MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA PERGURAN
TINGGI ISLAM
Media sosial ini, mewabah pada masyarakat Indonesia dan mereka beramai-
ramai membuat akun dari berbagai aplikasi yang ditawarkan vendor swasta. Akun yang
semestinya hanya ditawarkan kepada pengguna berusia minimal 18 tahun ini, pada
kenyataannya banyak digunakan oleh pengguna usia jauh lebih muda yang berusia 13
hingga 15 tahun (dalam http://nova.grid.id).Kemudahan mengakses media sosial bagi
segala umur ini, menjadikan sarana teknologi media sosial tersebut sebagai sebuah alat
yang easy-accesed bagi siapapun.Bagi pengguna media sosial khususnya perempuan
merupakan suatu kebanggan memiliki teman sesama jenis dan lawan jenis, dengan
mendapatkan list friends (di Facebook) yang tinggi ataupun follower (Instagram) yang
banyak. Selain itu media sosial mereka gunakan untuk eksistensi diri dan media
promosi tentang diri dan aktivitas hidup mereka. Hal ini tentu menjadi sebuah
kesimpulan bahwa besarnya kemungkinan terjadi tindak kekerasan pada perempuan
sangat besar. Sebagian pengguna ini, kadangkala tidak menyadari bahwa ada banyak
kemungkinan tindak kekerasan yang terjadi yang diawali dengan penggunaan media
sosial.
Kasus flaming ada banyak terjadi di media sosial, baik di Facebook, ataupun
Instagram. Terkadang sebagian orang tidak menyadari jika status yg dia posting akan
dibaca oleh jutaan pengguna media sosial. Sehingga ketika merasa kecewa dan marah
akan sesuatu hal, dengan ringannya mereka menuangkan ke dalam bentuk status tulisan.
Mencerca ataupun mengecam orang-orang terdekat ataupun teman sendiri dengan kata-
kata yang disebut sebagai kekerasan verbal. Harassment dapat saja terjadi ketika ada
teman media sosial mengirimkan pesan melalui media chatting dengan isi yang tidak
pantas atau melecehkan.
Ternyata jenis media sosial yang banyak digunakan oleh responden mahasiswa
dengan kesempatan memilih lebih dari 1 media sosial yang digunakan adalah
whatsshap, 95% pada mahasiswa dan 100% pada mahasiswi. Artinya semua responden
memiliki media sosial jenis whatshapp terutama pada mahasiswi.
Pada indikator flaming yaitu menyampaikan kata-kata penuh kebencian dan
amarah terdapat perbedaan antara pria dan perempuan. Ada sebanyak 7 perempuan atau
13% yang selalu mengalami kekerasan dalam bentuk flaming sedangkan hanya ada 3
pria yang selalu mengalami kekerasan dalam bentuk yang sama. Terkadang sebagian
orang tidak menyadari jika status yg dia posting akan dibaca oleh jutaan pengguna
media sosial. Sehingga ketika merasa kecewa dan marah akan sesuatuhal, dengan
ringannya mereka menuangkan ke dalam bentuk status tulisan. Mencerca ataupun
mengecam orang-orang terdekat ataupun teman sendiri dengan kata-kata yang disebut
sebagai kekerasan verbal.

 Trolling
Istilah troll sebenarnya bukan hal yang baru di dunia maya maupun dalam
sebuah game. Troll merupakan sebuah kegiatan atau tindakan yang memiliki konotasi
negatif. Hal ini digunakan untuk mendeskripsikan sifat para pengguna internet yang
sedang memprovokasi, baik di posting media sosial, forum online, atau komunitas
internet lain.
Troll pada internet, juga bisa di artikan seseorang yang memposting komentar
atau komentar ke forum internet atau papan pesan dalam upaya untuk membuat
seseorang berkomentar negatif dan mengalihkan perhatian ke dirinya sendiri.

Contoh Kasus
PEMBERITAAN KASUS KEMATIAN ARTIS KPOP DI INSTAGRAM
Penggunaan media sosial Instagram dapat digunakan dalam menganalisis foto-foto
yang yang dibagikan melalui profil publik berupa gambar yang diunggah dengan
mengomunikasikan keadaan secara emosional dan memungkinkan untuk memposisikan ulang
pengalaman pemakaman di antara jaringan yang lebih luas terutama di kenalan, teman dan
keluarga. Bahwa berbagi foto melalui media sosial Instagram memiliki jaringan yang luas
dalam pelaksanaan peringatan secara formal dilembagakan ke informal. Platform media sosial
juga merupakan ruang sosial yang mudah diakses untuk berbagi, diskusi, dan negosiasi
informasi tentang kematian, kesedihan, kehilangan, dan duka.
Postingan foto dan komentar di media sosial merupakan pengungkapan pengertian hari
kematian dan memberi rasa hormat bagi orang yang telah meninggal. Adapun alasan orang
berduka menggunakan media sosial untuk menggambarkan rasa kesedihan yang diungkapkan
secara virtual. Berduka cita melalui jaringan internet menjadi sebuah symbol dalam
masyarakat. Banyaknya kasus bunuh diri terhadap artis Kpop akibat depresi karena sering
mendapatkan pesan bully online berupa hujata, hinaan, bahkan berkomentar negatif (trolling).
Seperti kasus Choi Jin Ri mantan personil girl band F(x) yang akrab dipanggil Sulli. Sulli sering
mendapatkan serangan komentar daring serta menderita sindrom popularitas ekstrem dan
gangguan panik yang menjadi penyebab mundurnya dari grup F(x). Setelah mundur dari girl
band F(x), Sulli tetap melanjutkan solo karir dan fokus pada akting drama. Di solo karirnya,
Sulli melewati berbagai kontroversi. Sulit memiliki gangguan mental berupa fobia sosial yang
membuatnya merasa takut karena terus menurus diawasi oleh orang lain. Gangguan seperti ini
mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Apabila gangguan ini tidak segera
ditangani, maka akan menyebabkan penderitaanya merasa rendah diri serta sulit berinteraksi
dengan orang lain. Banyaknya warganet yang memberikan kritikan mengenai perilaku dan
hanya menilai seseorang dari penampilannya saja, tanpa memberikan saran dan komentar
positif.

 Junking
Spam atau bisa juga berbentuk junk mail adalah penyalahgunaan sistem
pesan elektronik untuk mengirim berita iklan dan keperluan lainnya secara
massal. Umumnya, spam menampilkan berita secara bertubi-tubi tanpa diminta
dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Pada akhirnya, spam
dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengguna situs web. Orang
yang menciptakan spam elektronik disebut spammers.

Contoh Kasus
CYBERCRIME (PENCURIAN DAN PENGGUNAAN ACCOUNT
INTERNET MILIK ORANG LAIN
Pencurian account ini berbeda dengan pencurian secara fisik karena pencurian
dilakukan cukup dengan menangkap “user_id” dan “password” saja. Tujuan dari
pencurian itu hanya untuk mencuri informasi saja. Pihak yang kecurian tidak akan
merasakan kehilangan. Namun, efeknya akan terasa jika informasi tersebut digunakan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut akan membuat semua beban
biaya penggunaan account oleh si pencuri dibebankan kepada si pemilik account yang
sebenarnya. Kasus ini banyak terjadi di ISP (Internet Service Provider). Kasus yang
pernah diangkat adalah penggunaan account curian yang dilakukan oleh dua Warnet di
Bandung.
Kasus lainnya: Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan dengan ulah
Steven Haryanto, yang membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat Internet
BCA. Lewat situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke
situs-situs tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal (PIN)
dapat ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun menurut pengakuan
Steven pada situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs plesetan adalah agar
publik memberi perhatian pada kesalahan pengetikan alamat situs, bukan mengeruk
keuntungan.
Persoalan tidak berhenti di situ. Pasalnya, banyak nasabah BCA yang merasa
kehilangan uangnya untuk transaksi yang tidak dilakukan. Ditengarai, para nasabah itu
kebobolan karena menggunakan fasilitas Internet banking lewat situs atau alamat lain
yang membuka link ke Klik BCA, sehingga memungkinkan user ID dan PIN pengguna
diketahui. Namun ada juga modus lainnya, seperti tipuan nasabah telah memenangkan
undian dan harus mentransfer sejumlah dana lewat Internet dengan cara yang telah
ditentukan penipu ataupun saat kartu ATM masih di dalam mesin tiba-tiba ada orang
lain menekan tombol yang ternyata mendaftarkan nasabah ikut fasilitas Internet
banking, sehingga user ID dan password diketahui orang tersebut.
Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan user_ID dan password oleh
seorang yang tidak punya hak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam
cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”. Kasus cybercrime ini merupakan jenis
cybercrime uncauthorized access dan hacking-cracking. Sasaran dari kasus ini
termasuk ke dalam jenis cybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran
dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).

Sumber
 CONTOH KASUS CYBER CRIME DAN PENYELESAIANNYA.pdf (unikom.ac.id)
 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/2325/609
 https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/marwah/article/view/4843
 https://ifsa.sgu.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/Inspirasi-
Penelitian.pdf#page=50

Anda mungkin juga menyukai