com
WAJAH BARU
CYBERBULLYING DI INDONESIA: BAGAIMANA
KITA DAPAT MEMBERIKAN KEADILAN KEPADA
KORBAN?
Prasasti Dyah NugraheniFakultas
Hukum Universitas Negeri Semarang
Email: prasastidyahnugraheni@gmail.com
Faktanya, beberapa kasus penindasan dunia maya akhir-akhir ini meningkat akibat
penetrasi internet di Indonesia. Biasanya, cyberbullying terjadi pada selebriti dan
orang biasa. Biasanya, beberapa kasus terjadi dengan bunuh diri. Oleh karena itu,
berdasarkan fenomena tersebut, penting untuk mencegah bentuk-bentuk
cyberbullying di media sosial, baik bagi korban maupun pelaku. Oleh karena itu,
dengan menggunakan studi kasus dan observasi, penelitian ini mengkaji beberapa
layanan media sosial, seperti Facebook, Path, Twitter, dan Instagram. Dengan
demikian, menurut Willory bentuk cyberbullying di Indonesia adalah pelecehan,
pencemaran nama baik, plagiarisme identitas, penipuan, dan cyberstalking. Kejahatan
di dunia maya di Indonesia, bagaimanapun, memiliki tiga objek lain selain individu,
yaitu penindasan dunia maya terhadap wilayah, agama, dan institusi tertentu.
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi di era modern seperti sekarang ini sangat pesat, masyarakat
dengan mudah mengakses berbagai hal di media sosial dan juga dapat digunakan
untuk berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Hasil dari,
orang di zaman seperti media sosial saat ini dalam kehidupan sehari-hari dapat
melakukan bisnis dan memperoleh informasi. Pengguna media sosial dari data Tetra
Pax Index tahun 2017 mencatat ada sekitar 132 juta pengguna internet di Indonesia,
sementara hampir setengahnya adalah peminat media sosial, sekitar 40%.1
Cyberbullying adalah suatu bentuk perilaku opresif terhadap orang lain dengan
karakteristik dan akibat yang sama.2 Cyberbullying adalah tindakan melukai dan
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021)
menyakiti orang lain atau melakukan kejahatan di internet dan teknologi lainnya.3
Cyberbullying terjadi ketika seseorang menyakiti, melecehkan, menghina, dan
mengejek orang lain menggunakan media sosial di internet melalui ponsel atau
perangkat elektronik lainnya.4 Contohnya termasuk mengunggah gambar tidak
senonoh di media sosial, mengirim pesan teks yang tidak penting berulang kali, dan
menggunakan akun palsu untuk melecehkan orang lain.
Saat ini, banyak orang yang merekam fenomena cyberbullying
karena maraknya kasus yang diangkat oleh media. Apalagi, berkali-kali dia
meminta maaf dan sentimen ke polisi, tidak membuat ZG lari dari
penistaan di akun media sosialnya. Itu dimulai sekolah dasar pada April
2016. Sekolah dasar itu meneriaki polisi wanita dan mengaku sebagai
anak jenderal ketika dia mendapat tiket. Sebaliknya, hal yang sama
berlaku untuk selebriti atau kru Instagram, yang setiap bulan berada di
media sosial pada pertengahan 2016 karena posting yang diangkat untuk
anak berusia 19 tahun, seperti mengenakan pakaian, merokok, minum-
minum, romantisme dengan kekasih, dan pilihan kata kasar. Dalam hal
ini, media massa berupa media cetak dan elektronik sebagai sarana
komunikasi dan informasi, baik di tingkat lokal maupun nasional.5
1
Nandri Kanisius Manihuruk, “Sekolah Cepat Edukasi Hukum Media Sosial (SEPAT
KASIH MEDSOS), Edukasi Pencegahan, Pengawasan, dan Penindakan Kejahatan
Ujaran Kebencian Melalui Sosial Media.” Tinjauan Hukum Lex Scientia, Jil. 2, No. 1,
2018, hlm. 93-104.
2
Narpaduhita, PD, & Suminar, DR “Perbedaan Perilaku Cyberbullying Ditinjau dari
Persepsi Terhadap Iklim Sekolah di SMK Negeri 8 Surabaya.” Jurnal Psikologi dan
Kesehatan Mental, Jil. 3, No. 3, 2014, hlm. 1-6
3
Willard, N Penindasan Siber dan Ancaman Siber. Washington: Departemen
Pendidikan AS, 2015.
4
Patchin, JW, & Hinduja, S. Pencegahan dan Respons Cyberbullying. New York:
Routledge, 2015.
5
Kurniawan Akbar, “Pengaruh Media Massa terhadap Proses Peradilan Pidana dalam
Kasus Pencurian Kakao oleh Minah.” Jurnal Hukum Unnes: Jurnal Hukum
Universitas Negeri Semarang, Jil. 1, No. 1, 2012, hlm. 46-54.
58
Prasasti Dyah Nugraheni
6
Desy Wulandari, “Ex Ante Review dalam Mewujudkan Konstitusionalitas Peraturan
Perundang–Undangan di Indonesia.” Tinjauan Hukum Negara Indonesia, Jil. 1, No.
1, 2018, hlm. 37-52.
7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
8
Amanda Burgess-Proctor, Sameer Hinduja, dan Justin W. Patchin. “Ringkasan
Penelitian Cyberbullying: Korban Gadis Remaja”. Dalam V. Garcia & J. Clifford (Eds.),
Korban Kejahatan Perempuan: Realitas Ditinjau Kembali. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall, 2009.
9
Sameer Hinduja, dan Justin W. Patchin. Penindasan, Penindasan Maya, dan Bunuh Diri.
Arsip Penelitian Bunuh Diri, Jil. 14, 2010, hlm. 206-221. Akademi Internasional untuk
Penelitian Bunuh Diri: Routledge Taylor dan Francis Group.
10
Kominfo. Keamanan Kewarganegaraan Digital di Kalangan Anak dan Remaja di
Indonesia, 2012.
11
IPSOS. Cyberbullying: Warga Negara di 24 Negara Mengkaji Bullying melalui
Teknologi Informasi untuk Perspektif Global Total. Penasihat Global, 2011
59
Prasasti Dyah Nugraheni
12
Afriyeni N. Sartana, “Perilaku Perundungan Maya (Cyberbullying) pada Remaja
Awal.” Jurnal Psikologi Insight Universitas Pendidikan Indonesia, Jil. 1, No. 1, 2017,
hlm. 25-41.
13
Pandie, MM, & Weismann, I, Th. J. “Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial
Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying
pada Siswa Kristen SMP Nasional Makassar.”Jurnal Jaffray, Jil. 14, No. 1, 2016, hlm.
43-62.
14 Steinberg, L., Morris, A., S. "Perkembangan Remaja." Tinjauan Tahunan dari
Psikologi, Jil. 52, 2001, hlm. 83-110
15
Gunawan, H. “Jenis Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Perokok Aktif di Desa
Jembayan Kecaatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.” eJournal Ilmu
Komunikasi, Jil. 1, No. 3, 2013, hlm. 1-5.
16
Israel, D. "Tinggal di Sekolah: Pendidikan Seni dan Tingkat Kelulusan Sekolah
Menengah Kota New York." Jurnal New York, NY, Jil. 1, 2009, hlm. 22-33.
17 Aviyah, E., & Farid, M. “Religiulitas, Kontrol Diri, dan Kenakalan Remaja
Persona.” Jurnal Psikologi Indonesia, Jil. 3, No. 2, 2014, hlm. 126–129.
18
Rulli Nasrullah, “Cyber Bullying di Status Facebook dari Kantor Pusat Humas
Mabes Polri.” Jurnal Sosioteknologi ITB Jil. 14, No. 1, 2015, hlm. 1 – 11.
60
Prasasti Dyah Nugraheni
19
Ibid.
20
Triantoro Safaria, “Apakah Pengalaman Spiritual Harian, Harga Diri dan Prediktor
Harmony Keluarga Penindasan Cyberbaring Diantara Siswa SMA?.” Jurnal
Internasional Studi Penelitian di Psikologi, Jil. 4, No. 3, 2015, hlm. 23 – 34. Haryati,
21
“Cyberbullying Side Lain Dampak Negatif dari Internet.”Mediakom Jil. 11, 2014, hlm.
46 – 63.
22 Sudijono Sastroatmodjo, dan Dani Muhtada, “Internasionalisasi Hukum”
Pendidikan di Indonesia: Wawasan dari Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang.” Konferensi Internasional tentang Pendidikan Hukum Klinis, Jil. 1, No. 1,
2017, hlm. 275-284.
23
Heirman Wannes, dan Walrave, Michele. Menilai Kepedulian dan Isu tentang
Mediasi Teknologi dalam Cyberbullying.Jurnal Penelitian Psikososial di Dunia
Maya, Jil. 2, Nomor 2, 2008.
61
Prasasti Dyah Nugraheni
psikologi.24 Ini adalah salah satu alasan mengapa pelaku melakukan kejahatan dan
menyebut perilakunya sebagai tindakan tidak nyata yang tidak akan menyakiti siapa
pun. Pelaku juga menyebutkan bahwa kejahatan cyberbullying dapat dilakukan tanpa
empati terhadap korban. Selain itu, dunia maya memberikan celah yang sangat mudah
bagi pelaku untuk menghina dan melecehkan korban.25
Studi lain tentang kejahatan cyberbullying membuktikan bahwa 32%
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021)
siswa sekolah dasar memiliki teman di situs jejaring sosial. Studi lain juga
membuktikan bahwa 37% siswa sekolah dasar menganggap cyberbullying
memiliki efek yang besar pada korban. Biasanya, efek yang terjadi pada jiwa
dan psikologis remaja merusak, seperti rasa takut, frustasi, dan stres. Dampak
yang paling ditakuti dari kejahatan cyberbullying adalah terjadinya korban
yang melakukan bunuh diri.26 Kontrol diri yang rendah pada remaja dapat
menjadikan remaja tersebut sebagai pelaku cyberbullying. Kontrol diri juga
memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kejahatan
cyberbullying.27
24
Raul Novarro, Santiago Yubero, dan Elisa Larranaga (eds). (2008). Cyberbullying di
Seluruh Dunia: Gender, Keluarga dan Kesehatan Mental. Peloncat)
25 Sameer Hinduja, dan Justin W. Patchin. Penindasan di Luar Halaman Sekolah:
Mencegah dan Menanggapi Cyberbullying. Seribu Oak. CA: Sage
Publications Corwin Press, 2019.
26 Flourensia Sapty Rahayu, “Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif pada
Penggunaan Teknologi Informasi.” Jurnal Sistem Informasi, Jil. 8, No. 1, April 2012,
hlm. 22 – 29.
27 Vazsonyi, AT & Huang, L. “Dari Mana Kontrol Diri Berasal: di
Pengembangan Pengendalian Diri dan Hubungannya dengan Penyimpangan Seiring
Waktu.Psikologi Perkembangan, Jil. 46, No.1, 2010, hlm.245-257.
28 Fisher, E. “Dari Cyber Bullying ke Cyber Coping: Penyalahgunaan Seluler
Teknologi dan Media Sosial dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Masyarakat.” Riset
Bisnis dan Ekonomi, Jil. 3, No. 2, 2013, hlm. 127-145. Kominfo, 2013,Op.Cit.
29
62
Prasasti Dyah Nugraheni
30
APJI, 2015, Op.Cit.
31
Modecki, KL, Minchin, J., Harbaugh, AG, Guerra, NG, Runions, KC “Prevalensi
Penindasan di Seluruh Konteks: Pengukuran Meta-analisis.” Jurnal Kesehatan
Remaja, Jil. 55, No. 5, 2014, hlm. 602 – 611.
32
Wang, J., Lannoti, RJ, & Nansel, TR "Penindasan Sekolah di Antara Remaja di
Amerika Serikat: Fisik, Verbal, Relasional, dan Cyber." Jurnal Kesehatan Remaja,
Jil. 45, 2009, hlm. 368 – 375.
33
Sameer Hinduja, dan Justin W. Patchin, 2009, Op.Cit.
34
APJI, 2015, Op.Cit.
63
Prasasti Dyah Nugraheni
35
Puspitawati, H. “Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman, dan Sekolah
Terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota
Bogor”. Disertasi, Institut Pertanian Bogor, 2016.
36 Suniti Bhat C, “Cyber Bullying: Tinjauan dan Strategi untuk Konselor Sekolah,
Petugas Pembina, dan Seluruh Personil Sekolah.” Jurnal Bimbingan & Konseling
Australia, Jil. 18, 2008, hlm. 53-66.
37
David-Ferdon, C., & Hertz, MF “Kekerasan Pemuda dan Media Elektronik: Perilaku
Serupa, Tempat Berbeda?.” Jurnal Kesehatan Remaja, Jil. 41, No. 6, 2007, hlm. 1-68.
38 Pyle L. “Komunikasi Remaja dan Internet: Apa yang Normal dan Apa yang A
Masalah?" Jurnal Keperawatan Alternatif, Juli 2008, Edisi 17.
39
Olweus, D. "Anotasi: Bullying di Sekolah: Fakta Dasar dan Efek dari Program Intervensi
Berbasis Sekolah." Jurnal Psikologi Anak dan Psikiatri, Jil. 35, No. 7, 1994, hlm. 1171-1190;
Nancy Willard,Cyberbullying dan Cyberthreats: Menanggapi Tantangan Kekejaman,
Ancaman, dan Kesulitan Sosial Online. Eugene: Pusat Penggunaan Internet yang Aman
dan Bertanggung Jawab, 2006.
64
Prasasti Dyah Nugraheni
40
Nancy Willard, 2006, Op.Cit.
41
Nansel, TR, Overpeck, M., Pilla, RS, Ruan, WJ, Simons-Morton, B., & Scheidt,
P. Jurnal Asosiasi Medis Amerika, Jil. 285, No. 16, 2001, hlm. 2094-2096.
42
B. Wellman, AQ Haase, dan JWK Hampton. “Apakah Internet Menambah,
Mengurangi, atau Menambah Modal Sosial? Jejaring Sosial, Partisipasi, dan
Komitmen Komunitas.” Ilmuwan Perilaku Amerika, Vol. 45, No. 3, 2001,
hlm. 436-455.
43
Tokunaga, RS “Mengikuti Anda Pulang dari Sekolah: Tinjauan Kritis dan Sintesis
Penelitian dalam Korban Cyber Bullying.” Jurnal Komputer dalam Perilaku
Manusia, Jil. 26, 2010, hlm. 277-287.
65
Prasasti Dyah Nugraheni
PSK WSAP yang dikucilkan yang memiliki followers dan peminat Facebook
sebanyak 11 orang.44
Namun demikian, dari berbagai bentuk kejahatan cyberbullying yang
dijelaskan di atas, masyarakat lebih memilih untuk pergi daripada menangani
kejahatan cyberbullying. Apalagi ada beberapa agama, suku, ras, dan suku yang
tidak tersentuh media massa di daerah tertentu. Salah satu contoh kejahatan
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021)
66
Prasasti Dyah Nugraheni
47
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
48
Nancy Willard, 2006, Op.Cit.
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
50
Berthold, KA & Hoover, JH "Korelasi Bullying dan Korban Di Antara Siswa
Menengah di The Midwestern USA." Jurnal Psikologi Sekolah Internasional,
Jil. 21, 2010, hlm. 65-78.
51
Cunningham, NJ “Tingkat Ikatan dengan Sekolah dan Persepsi terhadap
Lingkungan Sekolah oleh Pengganggu, Korban, dan Korban Pengganggu.” Jurnal
Remaja Awal, Vol. 27, No. 4, 2007, hlm. 457-475.
67
Prasasti Dyah Nugraheni
fisik, psikis, dan spiritual.52 Kejahatan cyberbullying juga menjadi perhatian orang
tua dan guru. Meski demikian, peristiwa ini tetap saja terjadi. Akibatnya, anak-
anak sering mengalami kejahatan cyberbullying karena orang tua dan guru tidak
fasih dalam menggunakan teknologi.53 Depresi, ketakutan, kecemasan, perasaan
tidak aman, kesedihan, kepercayaan diri yang rendah, dan terlalu pendiam adalah
tanda-tanda seseorang mengalami kejahatan cyberbullying. Selain itu, korban
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021)
52
Diandra Preludio Ramada, “Realitas Perlindungan Korban Kekerasan Seksual:
Analisis Perlindungan Komprehensif Bagi Korban Kekerasan Seksual.” Jurnal Kajian
Hukum Pidana Indonesias, Jil. 2, No. 2, 2017, hlm. 168-183.
53
Prinstein, MJ, Boergers, J., & Vernberg, EM "Agresi Terbuka dan Relasional pada
Remaja: Penyesuaian Psikologis Sosial dari Sors dan Korban Aggies."Jurnal
Psikologi Klinis Anak, Jil. 30, No. 4, 2001, hlm. 479-491. Mendolia, M., & Kleck, R.
54
“Pengaruh Membicarakan Peristiwa Stres pada Gairah: Apakah Apa yang Kita
Bicarakan Membuat Perbedaan?.”Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, Jil.
64, No. 2, 1993, hlm. 283-292.
55 Matt Keller, "Mengidentifikasi dan Mencegah Cyberbullying di antara Remaja".
68
Prasasti Dyah Nugraheni
58
Matt Keller, 2012, Op.Cit.
59
Low, S., & Espelage, D. “Membedakan Perbuatan Cyberbullying dari
Penindasan Non-Fisik: Komunitas Lintas Ras, Individu, dan Prediktor Keluarga.”
Psikologi Kekerasan, Jil. 3, No.1, 2013, hlm.39-520.
60
Rigby, K. & Slee, PT “Ide Bunuh Diri Diantara Remaja Anak Sekolah, Keterlibatan
dalam Masalah Korban Bully, dan Persepsi Dukungan Sosial”, Jurnal dari.
Bunuh Diri dan Perilaku Mengancam Jiwa, Jil. 29, No. 2, 1999, hlm. 119-130.
61
Katzer, C., Fetchenhauer, D., & Belschak, F. “Cyberbullying: Siapa Korbannya?
Perbandingan Korban di Ruang Obrolan Internet dan Korban di Sekolah.'Jurnal
Psikologi Media, Jil. 21, 2009, hlm. 25–36.
62
Sameer Hinduja, dan Justin W. Patchin, Identifikasi, Pencegahan, dan Tanggapan Penindasan
Dunia Maya. Pusat Penelitian Cyberbullying, 2014.
69
Prasasti Dyah Nugraheni
penjelasan berdasarkan hukum, dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah negara hukum,
sehingga hukum harus dapat memberi manfaat bagi kehidupan suatu negara.63
ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang berfokus pada kolaborasi dalam
membangun kapasitas sumber daya manusia Indonesia untuk pengetahuan dan literasi
digital, ekspresi online, dan tata kelola dunia maya. ICT Watch memiliki tugas untuk
mengamati dan memberikan solusi atas kejahatan cyberbullying, yaitu: tidak menyebarkan
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021)
kebencian, tidak menyebarkan berita bohong, tidak berbohong, tidak menghina orang lain,
meminta maaf jika melakukan kesalahan, hanya membagikan informasi yang bermanfaat,
dan tidak terlalu sering mengunggah sesuatu ke Internet.64
Selain itu, untuk beberapa perilaku yang dijelaskan di atas, pencegahan
kejahatan cyberbullying harus didasarkan pada peraturan dan penerapan undang-
undang yang berlaku. Peraturan hukum dan penegakan hukum merupakan hal yang
sangat penting dan saling terkait dalam penegakan hukum.65 Oleh karena itu,
pemerintah dan pihak berwenang harus menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat luas tentang keberadaan UU ITE, yang meliputi sanksi hukum, baik pidana
maupun perdata, bagi mereka yang melanggar undang-undang tersebut.66
Biasanya, beberapa pelaku cyberbullying tidak mengetahui bahwa
tindakannya salah.67
V. KESIMPULAN
Sejalan dengan itu, kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi selalu
membawa dampak positif dan negatif. Apalagi munculnya perilaku
cyberbullying, seperti hinaan, pelecehan dan penindasan merupakan
perilaku asusila. Biasanya hal-hal yang mengalami kejahatan
cyberbullying adalah agama, suku, ras, dan suku. Oleh karena itu,
pencegahan kejahatan cyberbullying dapat dilakukan dengan
mempelajari etika dalam berkomunikasi yang baik dan benar.
VI. REFERENSI
Akbar, K. (2012). Pengaruh Media Massa terhadap Proses Peradilan
Pidana dalam Kasus Pencurian Kakao oleh Minah. Hukum Unnes
70
Prasasti Dyah Nugraheni
71
Prasasti Dyah Nugraheni
72
Prasasti Dyah Nugraheni
73
Prasasti Dyah Nugraheni
74
Prasasti Dyah Nugraheni
75
The Indonesian Journal of International Clinical Legal Education, 3(1), 57-76 (Maret 2021) Prasasti Dyah Nugraheni
Semua penulis menyatakan bahwa tidak ada potensi konflik kepentingan dalam penerbitan
artikel ini.
Pendanaan
Tidak ada
76