I-FEST 2023
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Oleh :
Viona Fittria Sari
Sumber: NapoleonCat.com
Di Indonesia, Instagram menjadi salah satu media sosial yang banyak diminati dan
menempati urutan kedua setelah Facebook. “Ada 113.240.200 pengguna Instagram di
Indonesia pada Juni 2023, yang merupakan 40,4% dari seluruh populasinya. Mayoritas dari
mereka adalah perempuan - 54,7%. Orang berusia 18 hingga 24 tahun adalah kelompok
pengguna terbesar 43.800.000. Perbedaan tertinggi antara pria dan wanita terjadi pada orang
berusia 18 hingga 24 tahun, di mana wanita memimpin sebanyak 19.400.000. Instagram
merupakan aplikasi jejaring sosial yang menggunakan internet” (Napoleon Cat, 2023)
Sumber: NapoleonCat.com
Instagram merupakan media yang dapat digunakan untuk meng-upload foto dan video
dengan melalui Instagram feed maupun Stories, fitur Sticker, Live Room, Filter. Pengguna
dapat berinteraksi dengan pengguna lain dengan cara seperti; memberi like, mem-follow,
berkomentar, bertukar kabar secara pribadi melalui Direct Message (DM), dan Video Chat.
Cara berinteraksi seperti ini menjadi daya Tarik khalayak untuk memiliki akun Instagram.
Akun Instagram dikelola secara individu dan dijadikan sarana untuk mengekspresikan diri
masing-masing. Hal inilah yang menjadi motivasi dan memunculkan keinginan para
penggunanya untuk menampilkan diri sebaik mungkin melalui postingan.
Melalui personal Instagram account, berbagai konten dapan di bagikan. Konten yang
dibagikan dapat memberi efek positif ataupun negatif. Dari konten tersebut dapat
memunculkan efek yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental berupa Instagramxiety.
Instagramxiety atau efek yang mempengaruhi kesehatan mental pada pengguna Instagram
merupakan salah satu bentuk gangguan dari kesehatan mental. Kesehatan mental
Instagramxiety akan menimbulkan perasaan bersalah, cemas, takut dan membanding-
bandingkan diri sendiri (Ricadona Priyanti dkk, 2021).
Berdasarkan Nasional Georaphic, Instagramxiety adalah kondisi individu berada di
keadaan lelah, stress, sedih, cemburu, dan benci terhadap diri sendiri. Keadaan tersebut
timbul dikarenakan melihat postingan Instagram orang lain. Melalui Instagram, pengguna
dapat mengetahui hidup ratusan pengguna instagram lainnya. Beragam kehidupan
ditampilkan, sehingga secara tidak langsung memunculkan kebiasaan membandingkan diri
sendiri dengan orang lain yang berdampak pada munculnya rasa cemas.
Instagramxiety
Perasaan cemas akibat Instagramxiety di Instagram pada konten yang dibagikan oleh
khalayak lain. Bagi pengguna yang sedang mengalami masalah hidup dapat menimbulkan
prasangka buruk terhadap diri sendiri misalnya, tidak mampu menyamai pencapaian orang
lain, rasa takut mengecewakan orang tua, dan munculnya rasa kurang percaya diri. Resiko
lainnya, pengguna Instagram dapat menyaksikan atau bahkan mengalami sendiri kerasnya
dunia maya dengan adanya hate comment dan penilaian orang lain.
Gangguan Instagramxiety yang ada, haruslah diimbangi dengan adanya penanganan
bijak agar dampak negatif pada khalayak dapat diminimalisir. Selain menimbulkan dampak
negatif, instagram haruslah menjadi salah satu media bagi individu untuk semakin mengenal
dirinya sendiri. Melalui laman diskusi Dictio dengan judul artikel "Pernahkah Kalian
Mengalami Apa yang Disebut Sebagai Instagramxiety?" Banyak koresponden yang turut
membagikan pengalaman mereka di kolom komentar. Komentar berisi keadaan
Instagramxiety yang pernah dialami dan disertai upaya mereka dalam mengatasinya. Berikut
komentar dari artikel tersebut:
1. "Pernah, apalagi waktu masih berkutat ngerjain skripsi. Suka iri dan tiba-tiba
ngedown karena liat postingan temen-temen yang udah sidang dan wisuda duluan.
Akhirnya malah nyalahin diri sendiri dan nangis. Cara aku menyelesaikannya dengan
ga buka Instagram dan stop kepoin postingan atau story temen-temen, dan itu terbukti
ampuh, jadi ga sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan down lagi"
ulasan akun pengguna google Ina Suwarni.
2. "Tentu saja saya pernah mengalami Instagramxiety ini, bahkan tidak hanya sekali
saja. Sebenarnya sampai sekarang pun saya masih mengalaminya, hanya saja sudah
tidak separah sebelumnya. Untuk mengatasi hal tersebut saya membatasi diri untuk
mengakses dan melihat Instagram. Mungkin dalam satu hari hanya 10-15 menit saja
dan hanya melihat postingan yang saya ingin lihat. Selain itu, saya juga mulai
perlahan-lahan mensugesti diri saya untuk selalu percaya diri dan tidak iri dengan
pencapaian orang lain. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai membaik dan rasa
percaya diri saya juga meningkat" ulasan akun pengguna google Nurul Azizah.
3. "Pernah, saya sampai stress melihat postingan teman-teman di sosial media saya dan
secara tidak langsung membuat saya membandingkan diri dengan mereka. Akhirnya,
saya membuat Second Account Untuk mengatasi rasa cemas saya. Memang ini
terkesan seperti lari dari kenyataan, tetapi saya cukup tenang karena di akun kedua
saya, saya bisa mengatur apa yang ingin saya ikuti dan siapa yang mengikuti saya.
Saat ini saya tetap bermain Instagram, tetapi tidak terlalu aktif di akun pertama"
ulasan akun pengguna google Tirza Nirmala Srisastra.
4. "Untuk fenomena instagramxiety sendiri saya pernah mengalaminya. Sebab saya
berasumsi jika apa yang saya lihat dan yang ditampilkan oleh selebriti maupun orang-
orang hebat dengan segudang prestasi juga paras wajah yang menawan sendiri
membuat saya menjadi insecure. Bahkan saya beranggapan negatif untuk diri saya
sendiri dan muncullah spekulasi untuk membanding-bandingkan diisendiri dengan
orang yang jauh diatas kita. Sehingga selalu ada stigma-stigma negatif dalam diri dan
menimbulkan ketakutan-ketakutan untuk berani mencoba bahkan sekedar ingin
bersaing dengan segala potensi yang ada" ulasan akun pengguna google Madeline
Rosalinda Nasution.
Ulasan tentang Instagramxiety dari khalayak diperoleh poin penting mengenai upaya
yang dapat dilakukan ketika sedang mengalami Instagramxiety:
1. Detoksifikasi Instagram
"Detoksifikasi Instagram merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan
dalam mengendalikan penggunaan teknologi serta menangkal atau mencegah dampak
dampak buruk yang dapat dihasilkan jika seseorang secara terus menerus
menggunakan Instagram" ( Vincentius dkk, 2021). Detoksifikasi Instagram
memperbaiki keadaan Instagramxiety. Pengguna dapat menjadi lebih tenang,
bersyukur, siap melihat Instagram dari sudut pandang yang berbeda, siap menghadapi
berbagai perasaan yang akan muncul ketika menggunakan Instagram kembali,
produktif, dan lebih menerima kondisi yang sedang dialami.
2. Self-love
Self-love atau mencintai diri sendiri diartikan sebagai keadaan seseorang
mampu menerima kekurangan diri sendiri. Self-love dapat dilakukan dengan
mengenali diri sendiri, lebih fokus pada diri kita dengan tidak berpaku pada media sosial,
tentukan tujuan hidup agar bisa mencapai tujuan hidup yang diinginkan, memilih
lingkungan yang positif.
3. Managing time efficiently
Managing time efficiently merupakan upaya memanajemen waktu secara
efisien. Dalam penanganan Instagramxiety pembatasan penggunaan Instagram sangat
diperlukan karena tanpa disadari bahwa tren media sosial juga dapat berdampak pada
kecemasan sosial remaja yang sudah kecanduan penggunaan media sosial secara
herlebihan merasa sulit untuk mengontrol penggunaan media sosial dan dapat
terganggu secara psikologis (Ayuk Fitriana, 2022)
4. Content filtering
Instagramxiety dapat teratasi dengan menggunakan media sosial Instagram
sendiri. Bijak dalam memilih konten serta memanfaatkan konten yang menginspirasi
dan memberi motivasi seperti akun Influencer. "Influencer kesehatan mental dianggap
sebagai individu yang mampu secara informal mempengaruhi sikap atau perilaku
pengikut mereka. Sama hal nya dengan akun-akun kesehatan mental yang dianggap
kredibel dalam memberikan informasi terkait kesehatan mental" (RA
Widiastuti, 2023).
5. Make a second account.
Second account merupakan akun media kedua. Second account Instagram
berupa akun kedua yang dimiliki pengguna setelah akun pertama. Banyak khalayak,
terutama anak muda yang membuat Second account untuk meningkatkan
kepercayaan diri serta merasa lebih aman atas keterbukaan diri yang tidak bisa
ditunjukan di akun utama.
6. Self development
Self development merupakan salah satu usaha yang dilakukan terhadap diri
sendiri dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup terutama kualitas diri untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya. “Terkadang kita merasa tidak ada perubahan
sama sekali, sedangkan orang lain telah berada dalam posisi yang jauh lebih tinggi.
Untuk menyikapi hal tersebut yaitu jangan pernah membanding-bandingkan.
Perjalanan kita adalah milik kita, tidak harus sama dengan yang lain.”
Personal Branding
Personal Branding merupakan suatu upaya individu untuk membangun diri melalui
potensi yang sudah dimilikinya. Personal Branding terbentuk dari pengolahan dan
pengembangan potensi setiap individu. Faktor utama keberhasilan Personal Branding adalah
sumber daya dari individu itu sendiri. "Membangun Personal Branding yang tepat menjadi
kunci supaya dapat memenangkan kompetisi pada era digitalisasi pada saat ini" (Awalinda
dkk, 2021). Melalui Personal Branding pengguna dapat menginformasikan siapa dirinya, apa
keahliannya dan kredibilitas apa yang dimiliki.untuk itu, strategi Personal Branding menjadi
cara sangat efektif untuk memberitahukan kepada target pasar secara cepat dan efisian.
Dalam mewujudkan Personal Branding, dijelaskan dalam buku berjudul “The Brand
Called You: Create a Personal Brand That Wins Attention and Grows Your Business”
Personal Branding memerlukan beberapa elemen utama yang harus terintegrasi dan dibangun
secara bersama:
1. You, memiliki arti seseorang itu sendiri. Melalui konten yang disusun dengan baik
seseorang dapat membentuk sebuah Personal Branding, dengan tujuan untuk
menyampaikan hal penting kepada target. Dimana isi dari konten tersebut mencerminkan
nilai-nilai, kepribadian, keahlian, dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan
orang lainnya.
2. Promise, memiliki arti janji. Personal Branding adalah sebuah tanggung-jawab untuk
memenuhi harapan dari khalayak sebagai akibat personal brand yang diciptakan.
3. Relationship memiliki arti hubungan. Hubungan personal branding yang baik mampu
menciptakan relasi dengan khalayak. Banyaknya manfaat yang diterima, menunjukkan
tingkat relasi yang baik.
Media sosial merupakan bentuk inovasi dari perkembangan teknologi internet. Media
sosial dapat berupa Twitter, Facebook, dan Instagram. Diantara ketiganya, baru-baru ini
Instagram cukup menarik perhatian khalayak. Melalui Instagram pengguna dapat
berinteraksi dengan memberi like, mem-follow, berkomentar, bertukar kabar secara pribadi
melalui Direct Message (DM), dan Video Chat. Selain itu, pengguna dapat menggunakan
fitur yang tersedia untuk meng-upload foto dan video dengan melalui Instagram feed maupun
Stories, fitur Sticker, Live Room, Filter. Fitur-fitur yang diberikan menarik khalayak untuk
membuat akun.
Pengguna Instagram didominasi remaja usia 18-24 tahun. Usia tersebut tergolong usia
yang masih mencari jati diri, sehingga rawan mempengaruhi Kesehatan mental. Efek yang
mempengaruhi kesehatan mental pada pengguna Instagram disebut Instagramxiety. Di mana,
keadaan tersebut timbul dikarenakan melihat postingan Instagram orang lain. Sebagai
generasi muda, remaja tidak seharusnya bergantung pada penanganan Instagramxiety.
Generasi muda haruslah kreatif dan mampu menguasai teknologi dengan baik dan benar
sekaligus memanfaatkannya, tidak hanya menjadi konsumen konten akan tetapi turut serta
dalam menghasilkan konten. Di era sekarang, pengguna yang memanfaatkan akun
Instagram-nya untuk turut memposting hal-hal positif yang dihasilkan diri atau sekedar
hanya mengikuti trend dapat disebut dengan Personal Branding. Memilih media Instagram
dalam mewujudkan Personal Branding adalah pilihan yang tepat. Memanfaatkan data yang
dirilis oleh Napoleon Cat, Instagram dapat berkontribusi besar dalam menaikkan citra diri
penggunanya secara global untuk membangun diri melalui potensi yang sudah dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Website
Bab II landasan teori A. media sosial 1. Pengertian Media sosial. BAB II LANDASAN
TEORI A. Media Sosial 1. Pengertian Media Sosial. (n.d.).
http://repository.radenfatah.ac.id/20170/2/2.pdf
Ambar, P. author By. (2017, June 8). 20 pengertian media Sosial Menurut Para Ahli.
PakarKomunikasi.com. https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-
para-ahli
Sakti, B. C., & Yulianto, M. (2018, September 28). Penggunaan Media Sosial Instagram
Dalam pembentukan identitas diri remaja. Interaksi Online.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/21950/20197
Pentingnya Membangun Personal Branding Sebagai SDM Yang ... - linkedin. (n.d.-b).
https://www.linkedin.com/pulse/pentingnya-membangun-personal-branding-sebagai-
sdm-yang-majalengka
admin_berita, humas. (2022, November 9). Menumbuhkan Self love Kepada Diri sendiri -
UIR - Universitas Islam Riau. UIR. https://uir.ac.id/menumbuhkan-self-love-terhadap-
diri-sendiri.html
williamaditama (William Kertha Adi Tama), inasuwarni99 (Ina Suwarni),
nrauliyar (Nur Auliya Rahmatika), nanazz (Nurul Azizah),
TirzaNirmala10 (Tirza Nirmala Srisastra), Puspitas (Puspita Sari), stylo
(Stevan Lucky), Kharf2102 (fiasafrida), mabdadr1909 (Mabda Dhiya’u
Robbaniyah), auliaar09 (Annisa Aulia Rakhma), milham4 (Muhamad
Ilham), Earlian (Earlian Gavrila Situmorang), & Madeline_Nasution
(Madeline Rosalinda Nasution). (2021, October 7). Pernakah Kalian Mengalami Apa
Yang Disebut Sebagai instagramxiety?. Dictio Community.
https://www.dictio.id/t/pernakah-kalian-mengalami-apa-yang-disebut-sebagai-
instagramxiety/163534
Jurnal
Ardiesty, M. T., Arindawati, W. A., & Nayiroh, L. (2022). MOTIF DAN MAKNA SECOND
ACCOUNT INSTAGRAM BAGI MAHASISWA DI KOTA KARAWANG.
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol 9, No 8.
Lim, R. P., Purnomo, D., & Sari, D. K. (2021). PENGARUH PENGGUNA INSTAGRAM
TERHADAP KESEHATAN MENTAL INSTAGRAMXIETY PADA REMAJA DI
KOTA SALATIGA. Komunikasi dan Teknologi Informasi, Volume 13, No. 1.
Yusanda, A., Darmastuti, R., & Huwae, G. N. (2021). STRATEGI PERSONAL BRANDING
MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM. Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 1, 41-
52.
Septiana, N. Z. (2021). DAMPAK PEGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
KESEHATAN MENTAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL REMAJA DIMASA
PANDEMI COVID-19. Jurnal NUSANTARA OF RESEARCH, Vol.8, No.1, 1-13.