ABSTRACT. This research aims to find out how the description of motivation of public display affection
(PDA) behaviour in social media in adolescents in Samarinda. The research method used is qualitative with a
case study approach. The respondents of this research was taken by purposive sampling with data collection
methods using observation and in-depth interviews with all three subjects. The result showed that the three
subjects was an active social media user and shared the PDA behaviour on their social media accounts. The
three subjects has similar motivation, there is the desire to get the attention of many people, personal
satisfaction feel after uploading the content, and want to show all the activities they do on social media. In
subject KSM has a different motivation because of possessive tendencies possessed by her partner. Subject
NY has a motivation to earn money from the PDA behaviour that she does. Factors that influence the subjects
are the support of each partner, response to their upload, all facilities owned and the circumstances of the
subject’s family.
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi perilaku public display
affection (PDA) di media sosial pada remaja di Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Responden penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan
metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam dengan ketiga subjek. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek adalah pengguna media sosial aktif dan berbagi perilaku PDA
pada akun media sosial mereka. Ketiga subjek memiliki motivasi yang sama, ada keinginan untuk
mendapatkan perhatian banyak orang, kepuasan pribadi terasa setelah mengunggah konten, dan ingin
menunjukkan semua aktivitas yang mereka lakukan di media sosial. Dalam mata pelajaran KSM memiliki
motivasi yang berbeda karena kecenderungan posesif yang dimiliki oleh pasangannya. Subjek NY memiliki
motivasi untuk mendapatkan uang dari perilaku PDA yang dia lakukan. Faktor-faktor yang memengaruhi
subjek adalah dukungan dari masing-masing pasangan, respons terhadap unggahan mereka, semua fasilitas
yang dimiliki, dan keadaan keluarga subjek.
1
Email: cduwisaputri@yahoo.co.id
394
Psikoborneo, Vol 7, No 3, 2019: 394-402 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya motivasi menurut Sutrisno (2013) terdiri dari faktor
proses terjadinya motivasi menunjukkan adanya intern dan ekstern. Dimana pada faktor intern
dinamika yang terjadi disebabkan adanya kebutuhan terdapat keinginan untuk dapat hidup, keinginan
yang mendasar dan untuk memenuhinya terjadi untuk dapat memiliki, keinginan untuk memperoleh
dorongan untuk berperilaku. penghargaan, keinginan untuk mendapat pengakuan,
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti dan keinginan untuk berkuasa. Faktor ekstern pada
tertarik untuk melakukan penelitian yang bejudul motivasi ialah kondisi lingkungan dan keuangan
“Motivasi Perilaku Public Display Affection (PDA) yang memadai.
di Media Sosial pada Remaja di Samarinda”.
Public Display Affection (PDA)
TINJAUAN PUSTAKA Secara harafiah, Public Display of Affection
(PDA) mengacu pada gesture yang secara kultural
Motivasi
menunjukan adanya indikasi seksual atau romantika
Teori motivasi menurut Robbin (2003) yang
yang bertempat di area yang terbuka bagi anggota
mengatakan bahwa suatu proses yang menghasilkan
publik lainnya. Mengumbar kemesraan di muka
suatu intensitas, arah dan ketekunan individual
umum, atau disebut dengan Public Display Affection
dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Sementara
(PDA) adalah salah satu bentuk menampilkan
motivasi umum bersangkutan dengan upaya ke arah
hubungan sepasang kekasih. Public Display of
setiap tujuan. Motivasi adalah konsep yang
Affection (PDA) atau menunjukkan kemesraan di
menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada
muka umum biasa dilihat di kehidupan sehari-hari
dalam diri setiap individu untuk memulai dan
baik di kehidupan nyata maupun di sosial media.
mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk
Beberapa gesture pada public display affection
menjelaskan perbedaaan-perbedaan dalam intensitas
seperti bergandengan tangan, menyentuh, berciuman
perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah
atau berpelukan dan pada tempat tempat umum
hasil dari tingkat motivasi yang kuat. Selain itu
seperti sekolah, jalan umum, restauran atau taman.
konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah
Public display affection tidak serta merta mudah
perilaku.
untuk dilakukan. Bagi pasangan yang merasa aman
Zimmerman dan Schunk (dalam Papalia &
karena yakin akan mendapatkan penilaian positif
Olds, 2001) mengatakan bahwa motivasi merupakan
dari masyarakat, public display affection lazim
pendorong yang ada pada diri individu yang
dilakukan. Sebaliknya bagi pasangan yang
mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi
mendapatkan label negatif dari lingkungan sosial,
otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar.
seperti pasangan remaja antar ras kurang suka
Motivasi merupakan fungsi dari kebutuhan dasar
menampilkan public display affection dibanding
untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan
pasangan dengan ras yang sama (Vaquera & Kao,
kompetensi yang dimiliki setiap individu.
2005).
Didalam buku Thoha (2004) mengatakan
Mengumbar kemesraan di depan umum atau
bahwa perilaku manusia itu hakekatnya adalah
sering disebut dengan Public Display Affection
berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa
merupakan salah satu pengungkapan kasih sayang
perilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang
dalam bentuk demonstrasi fisik dari hubungan antar-
oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan.
pasangan di mana ada orang lain yang melihatnya.
Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih
Adapun bentuk kemesraan itu diantaranya adalah
berganti dengan istilahistilah lainnya, seperti
berpegangan tangan, berpelukan atau berciuman.
misalnya kebutuhan, keinginan, dorongan, semangat
Gulledge (American Journal of Family Therapy,
atau impuls. Sutrisno (2013) mengemukakan
2015) mendefinisikan kasih sayang secara fisik
motivasi adalah faktor yang mendorong Motivasi
sebagai setiap sentuhan yang bertujuan untuk
Perilaku Public Display Affection (PDA) di Media
membangkitkan perasaan cinta antara pemberi
Sosial. Seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
sentuhan maupun penerima sentuhan. Public display
tertentu, motivasi sering kali diartikan pula sebagai
affection sendiri juga tidak selalu berbentuk non
faktor pendorong perilaku seseorang.
verbal seperti sentuhan fisik tetapi juga bisa dalam
Aspek-aspek motivasi menurut Conger (1997)
bentuk verbal seperti memberikan nama panggilan
ada 3, yaitu memiliki sikap positif, berorientasi pada
kepada pasangan dan menyatakan cinta yang
pencapaian suatu tujuan dan kekuatan yang
berlebihan ditempat umum.
mendorong individu. Sedangkan faktor-faktor
396
Psikoborneo, Vol 7, No 3, 2019: 394-402 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
senang saat adanya respon yang datang dari dengan orang tuanya baik namun subjek mengaku
pengikutnya. Subjek DNA mengatakan bahwa ia jarang bertukar pikiran ataupun menceritakan apa
memiliki kebiasaan mengunggah foto seksi ataupun yang dirasakan kepada orang tua. Dirumah subjek
mesra sedari subjek duduk di sekolah menengah lebih cenderung diam dan hanya mendengar cerita
pertama, karena ia mengikuti beberapa akun media dari ayahnya. Ibu subjek juga jarang mengajak
sosial selebgram dan selebriti sehingga ingin subjek untuk berbicara dari hati ke hati dan
mengikuti apa yang ia lihat. Sedangkan subjek LN melakukan pendekatan setelah subjek memasuki usia
melakukan perilaku Public Display Affection remaja.
berawal dari rasa iseng dan menuruti apa yang Orang tua subjek lebih memilih menghabiskan
pasangannya mau dan suka. Kemudian waktu berdua saat waktu luang dan di akhir pekan
muncul rasa keinginan untuk mendapat daripada bersama anak-anaknya. Subjek DNA dan
komentar dari orang lain ataupun pengikutnya ketika sang kakak pun memiliki hubungan yang kurang
ia mengunggah konten perilaku Public Display dekat. Berdasarkan pernyataan subjek, ia tidak bisa
Affection. terbuka dan memulai pembicaraan dengan
Sejalan dengan perilaku subjek DNA, dapat saudaranya. Berdasarkan pernyataan Ibu subjek,
dihubungkan dengan teori identitas diri dan menurutnya ia merasa anak-anaknya sudah cukup
pembelajaran modeling. Dimana menurut Erikson dewasa sehingga tidak nyaman jika menghabiskan
(1968), bahwa identitas diri merupakan sebuah waktu bersama orang tuanya, ia membebaskan anak-
kondisi psikologis secara keseluruhan yang membuat anaknya untuk mencari hiburan sendiri asalkan ia
individu menerima dirinya, memiliki orientasi dan tahu kemana tujuannya dan bersama siapa anak-
tujuan dalam mengarahkan hidup serta keyakinan anaknya pergi. Selain itu, Ibu subjek ingin melatih
internal dalam mempertimbangkan beberapa hal. anak-anaknya untuk mandiri, dan mampu mengatasi
Kemudian Erikson menyebutkan istilah pencarian berbagai hal sendiri dan belajar.
identitas diri sebagai sebuah upaya untuk Selain itu subjek LN yang selalu mendapat
meneguhkan suatu konsep diri yang bermakna, tanggapan dari teman terdekatnya yang membuat ia
merangkum semua pengalaman berharga di masa terus melakukan perilaku Public Display Affection di
lalu, realitas keyakinan yang terjadi termasuk juga media sosial. Kemudian dampak positif yang
aktivitas yang dilakukan sekarang serta harapan di dirasakan oleh subjek DNA dan LN ialah
masa yang akan datang menjadi sebuah kesatuan bertambahnya pengikut di media sosial masing-
gambaran tentang ‘diri’ yang utuh, masing, dirasakannya senang dan kepuasan, dan juga
berkesinambungan dan unik (dalam Muus, 1996). subjek merasa lebih kuat mental menghadapi
Kemudian pembelajaran modeling yang berbagai macam orang. Sedangkan dampak negatif
dikemukakan oleh Albert Bandura (1999) yang mana yang dirasakan adalah menjadi perbincangan orang-
modeling adalah proses belajar dengan mengamati orang yang mengikuti mereka di media sosial dan
tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar sering kali menjadi pusat perhatian.
kita. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain
juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat Subjek KSM dan RPR (Pasangan 2, 16 Tahun)
dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian Subjek KSM dan RPR, subjek telah menjalin
mencontohnya. Hasil dari modeling atau peniruan hubungan selama 10 bulan. Berawal dari subjek
tersebut cenderung menyerupai bahkan sama KSM yang memang gemar mengunggah status dan
perilakunya dengan perilaku orang yang ditiru foto di media sosial, hingga ia bertemu dan menjalin
tersebut. Modeling ini dapat menjadi bagian yang hubungan dengan subjek RPR dan mengetahui
sangat penting dan powerfull pada proses bahwa pasangannya pun menyukai hal tersebut,
pembelajaran. Menurut Bandura terdapat empat subjek KSM kemudian terus mengunggah segala
proses yang terlibat di dalam pembelajaran melalui kegiatan bersama RPR. Ditambah dengan subjek
pendekatan modeling, yaitu perhatian (attention), RPR yang mendukung dan ikut mengunggah nya
pengendapan (retention), reproduksi motorik juga. Subjek memiliki akun snapchat dimana ia
(reproduction), dan penguatan (motivasi). melakukan pengunggahan lebih bebas dan privat
Faktor yang mendorong subjek DNA dan LN dibandingkan dengan akun media sosial lainnya.
untuk melakukan perilaku Public Display Affection Subjek KSM dan RPR memiliki kebiasaan
di media sosial salah satunya adalah kurangnya mengunggah perilaku Public Display Affection
perhatian dari keluarga. Hubungsn subjek DNA berupa foto dan video yang berisikan adegan subjek
398
Psikoborneo, Vol 7, No 3, 2019: 394-402 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
melakukan perjalanan bersama dan bermesraan di leluasa. Selain itu keadaan finansial dari subjek RPR
dalam mobil, berciuman, berpelukan, dan yang mempermudah segala aktifitas mereka, seperti
melontarkan kata-kata mesra satu sama lain yang tersedianya fasilitas yang cukup memadai melebihi
merupakan bentuk perilaku Public Display Affection fasilitas remaja pada umumnya.
verbal. Selain itu subjek juga pernah mengunggah Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
foto mesra bersama yang berlokasi di sebuah kamar, Mashita (2016) yang berjudul “Hubungan
dan mengunggah foto ketika mereka dalam keadaan Possessiveness Dengan Public Display Affection di
setengah telanjang atau dengan pakaian yang Instagram Pada Remaja” mengemukakan bahwa ada
terbuka. Subjek mengaku sering mengunggah hubungan positif antara possessiveness dengan
momen intim bersama pasangan di setiap public display affection di Instagram pada remaja,
kesempatan sedang bersama. Mereka memiliki dimana semakin possessiveness maka semakin sering
waktu tertentu untuk bertemu, dalam waktu tersebut seseorang melakukan perilaku public display
subjek intens mengunggah foto ataupun video yang affection dan sebaliknya semakin rendah
isinya adalah momen kebersamaan mereka berdua possessiveness maka semakin jarang seseorang
yang cukup intim. Subjek mengaku bila bersama melakukan perilaku public display affection.
pasangan, ia dapat mengunggah belasan hingga
puluhan unggahan yang beragam. Subjek NY dan SS (Pasangan 3, 17 Tahun)
Motivasi dan tujuan subjek KSM dan RPR Subjek NY dan SS yang merupakan pasangan
melakukan perilaku Public Display Affection di dengan usia hubungan satu tahun, memiliki
media sosial adalah adanya kebanggaan tersendiri. kebiasaan mengunggah konten perilaku PDA di
Subjek ingin bebas mengekspresikan apa yang ia media sosial dimana dari semua pasangan yang
rasakan melalui hal itu. Subjek merasa ia memiliki menjadi subjek di penelitian ini, adalah pasangan
keberanian mengutarakan kebahagiaannya dikala yang memiliki konten Public Display Affection yang
banyak remaja yang lain juga bandel seperti paling ekstrim. Subjek NY pertama kali melakukan
dengannya tetapi tidak memberanikan diri unggahan konten Public Display Affection sekitar
menunjukkannya. Subjek termasuk remaja yang dua tahun lalu sejak ia memiliki pasangan. Sejak
sangat memikirkan pandangan orang banyak dulu ia memang suka mengambil gambar dirinya
terhadapnya, terlihat dengan sikapnya yang selalu dengan pose seksi namun belum berani untuk
memeriksa komentar unggahannya. Subjek mengaku diunggah di media sosial. Saat ia masuk ke sekolah
ia sangat senang ketika banyak orang menyukai apa menengah atas, dan subjek telah menjalin hubungan
yang ia unggah, itulah awal mula ia sering dengan lawan jenis, subjek mulai berani
mengunggah perilaku Public Display Affection mengunggah foto berdua dan lain sebagainya.
bersama pasangannya. Subjek melakukan Hingga subjek saat ini bersama dengan subjek SS.
pengunggahan konten peri laku Public Display Mereka memiliki selera dan kesenangan yang sama
Affection bersama pasangannya karena subjek RPR mengenai mengunggah foto di media sosial. Subjek
memiliki sifat cenderung posesif terhadap NY mengaku ia dan SS kerap kali mengambil
pasangannya, subjek juga sangat mudah gambar dengan usaha dan modal yang lumayan besar
menunjukkan perasaannya secara langsung kepada agar mendapat hasil yang bagus, sehingga mereka
pasangannya walaupun didepan umum. Pasangan merasakan kepuasan tersendiri saat mengunggah foto
subjek terlihat memiliki rasa memiliki yang bersama.
berlebihan dan rasa bangga akan pasanganya, Perilaku Public Display Affection yang kerap
sehingga ia terus ingin mengunggah segala momen kali diunggah subjek NY dan SS adalah berciuman,
saat bersama. berpelukan, jejak rekam percakapan mesra, foto
Faktor yang mendorong subjek KSM dan RPR bersama di kamar hotel, foto mesra di club malam,
untuk melakukan perilaku Public Display Affection foto mengenakan pakaian terbuka dan merekam
di media sosial adalah diberikannya kepercayaan video menari seksi. Aspek perilaku positif yang
yang besar kepada mereka dari orang tua KSM. terdapat pada subjek NY dan SS adalah pembawaan
Subjek KSMsendiri mengaku jika orang tuanya subjek yang unik, ia tegas, memiliki jiwa pemimpin,
selalu mengijinkan ia pergi kemana saja dengan tahu harus melakukan apa dan sangat optimis dengan
syarat bersama RPR. Subjek pun memilih untuk apa yang ia inginkan. Subjek NY menggunakan
menghabiskan waktu sendiri dikamar atau pergi media sosial selain untuk hiburan adalah untuk
bersama pasangan dan teman-temannya dengan mencari nafkah atau penghasilan. Selain itu, subjek
399
Psikoborneo, Vol 7, No 3, 2019: 394-402 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
4. Subjek LN melakukan perilaku public display kemudian lebih bijak menggunakan media sosial
affection berupa berciuman, bersentuhan, dan mengontrol diri untuk tidak lagi mengunggah
bersandar satu sama lain, bergandengan tangan, konten perilaku public display affection yang
berpelukan, dan mengambil gambar mesra di mana hal tersebut merupakan perilaku yang tidak
tempat umum. Subjek melakukan perilaku public sesuai dengan norma yang ada di masyarakat kita.
display affection karena ingin diakui denga Perilaku public display affection merupakan
menunjukkan segala aktifitas yang dilakukan perilaku negatif yang dapat merugikan masa
dengan pasangannya. Faktor yang mendukung depan remaja karena adanya bukti jejak rekam
perilaku subjek ialah memiliki sifat kompetitif secara online, dan hal tersebut akan selalu ada.
diantara teman sekelompoknya, senang mendapat Remaja disarankan untuk lebih mengikuti
pujian, memiliki perencanaan yang apik dalam berbagai kegiatan positif, seperti mengikuti
melakukan suatu hal, dan mendukung kegemaran kegiatan ekstra kulikuler, bergabung ke dalam
pasangannya. komunitas yang positif, dan lain sebagainya.
5. Subjek RPM melakukan perilaku public display 2. Bagi remaja secara umum, diharapkan untuk tidak
affection berupa berciuman, berpelukan, ikut mencoba melakukan perilaku public display
mengambil gambar dengan pose mesra di sebuah affection dikarenakan adanya undangundang yang
kamar, mengambil gambar setengah telanjang mengatur segala aktifitas kita di dunia maya. Juga
bersama. Motivasi subjek melakukan perilaku diharapkan untuk banyak mengikuti seminar atau
public display affection adalah karena ia Psikoedukasi tentang aturan dan penggunaan
menyenangkan pasangannya, ingin menunjukkan media sosial yang bijak.
rasa cintanya terhadap pasangan kepada banyak 3. Bagi keluarga subjek, diharapkan untuk lebih
orang. Faktor yang mendukung subjek melakukan menaruh rasa peduli, ikut andil dalam segala
perilaku public display affection adalah memiliki kegiatan yang dilakukan subjek, membuat
kebebasan, memiliki keinginan yang kuat atau aturanaturan yang dapat membuat subjek lebih
sifat keras kepala, dan memiliki fasilitas yang mengontrol diri dan merasa nyaman berada
sangat memadai bahkan lebih dari remaja dirumah, dan melakukan pendekatan dan
seusianya. dukungan positif secara perlahan agar subjek
6. Subjek SS melakukan perilaku public display dapat menerima dengan yakin jika mereka dapat
affection berupa berciuman, berpelukan, jejak menjadi lebih baik lagi kedepannya.
rekam percakapan mesra, mengambil gambar di 4. Bagi Sekolah, diharapkan seminar mengenai
kamar hotel, mengambil gambar ataupun rekaman penggunaan media sosial yang bijak, sebab-akibat
di club malam, membuat video menari seksi kenakalan remaja dan tentang public display
bersama pasangannya. Motivasi subjek affection.
melakukan perilaku public display affection 5. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberi
karena ia mengharapkan adanya pujian dan bantuan dan dukungan untuk para remaja yang
perhatian dari pengikutnya juga menginginkan melakukan perilaku public display affection, agar
pengakuan dengan mengunggah konten yang mereka mampu berubah menjadi remaja yang
menurutnya bagus berkualitas. Faktor yang lebih baik dan tidak melakukannya lagi, dengan
mendukung subjek antara lain memiliki hobi yang adanya kontrol masyarakat yang lebih, dan tidak
sama dengan pasangan, adanya dukungan moril menyudutkan remaja pelaku public display
dari teman sekelompok dan pengaruh keluarga affection agar tidak merasa dikucilkan.
yang kurang memperhatikan. 6. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
membahas mengenai motivasi perilaku public
Saran display affection, diharapkan dapat lebih berfokus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pada para remaja yang memiliki motivasi perilaku
dikemukakan di atas, maka saran yang dapat peneliti kenakalan remaja, remaja dengan kebingungan
berikan adalah sebagai berikut: identitas diri dan perilaku public display affection.
1. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut: Bagi DAFTAR PUSTAKA
remaja pelaku public display affection, Berns, R. (2004). Child, Family, School
diharapkan untuk tidak melakukan ataupun Socialization and Support 7thed. Forth Worth:
,mengurangi perilaku public display affection, Hartcourt Brace.
401
Psikoborneo, Vol 7, No 3, 2019: 394-402 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
Conger, J. (1997). Adolescence and Youth. New Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya
York : Harper and Row Publisher Inc. Manusia. Jakarta: Kencana.
Hurlock, B. (1973). Adolescent Development. Tokyo Thoha, M. (2004). Perilaku Organisasi: Konsep
: Mc Graw : Hill Kogakusha Ltd. Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo
Mashita. (2016). Hubungan Possessiveness Dengan Persada.
Public Displayy Affection di Instagram Pada Vaquera, E., & Kao, G. (2005). Couples Private and
Remaja. (skripsi). Medan: Universitas Medan Public Displays of Affection Among
Area. Interracial and Intra-Racial Adolescent
Muus, R. (1996). Theory Of Adolescence. New Couples. Social Science Quarterly. 86(2), 484–
York: McGraw-Hill. 508.
Nasution. (2012). Hubungan Antara Virtue Dengan Yusuf. S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak.
Kepuasan Hidup Pada Etnis Tionghoa Di Kota Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Medan (skripsi). Medan: Universitas Sumatera Zainun, B. (2007). Manajemen dan Motivasi.
Utara. Jakarta: Bumi Aksara.
Zimmerman, B. J. (2001). Self-Efficacy: An
Robbin, P. S. (2003). Perilaku Organisasi, Alih Essential Motive to Learn. Contemporary
Bahasa, Tim Indeks. Jakarta: Gramedia. Educational Psychology. 25, 82-91.
402