Anda di halaman 1dari 6

Pertumbuhan dan Pekembangan Serta Teori Psikososial Erik Erikson

Riszky Pertiwi Ramadhanty, 1506690076


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang bersifat


irreversible. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dengan indikator
pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran tulang dan pertumbuhan
gigi (Kozier; et al, 2008). Secara umum, pola pertumbuhan fisiologis setiap orang
sama. Pertumbuhan mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak periode prenatal
sampai masa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan atau kemunduran. Anak
yang berusia muda pertumbuhannya lebih cepat dibanding anak yang lebih tua
dan pada waktu dewasa pertumbuhan tinggi badan berhenti. Pertumbuhan dialami
pada usia 20 tahun pertama. Memasuki usia lanjut akan terjadi penurunan tinggi
badan yang diikuti penyusutan otot dan tulang Berger (2005, dalam Potter &
Perry, 2009).
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan yang diukur secara kualitatif dan dimiliki individu untuk beradaptasi
dengan lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan
(misal individu mengembangkan kemampuan untuk berjalan, berbicara dan
berlari) (Kozier; et al, 2008). Perkembangan sering disebut sebagi seri progresif
dari penuaan atau perubahan koheren menuju kedewasaan. Kata progresif disini
berarti perubahan signifikan yang maju, bukan mundur Hurlock (1964 dalam, Potter
& Perry,2009). Perkembangan kehidupan individu berhubungan dengan banyak

bidang psikolgi: psikologi biologis, psikologi kognitif, psikologi abnormal,


psikologi sosial, dan bidang-bidang psikologi lain yang menjelaskan bagaimana
individu berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan,
teratur dan berurutan sehingga seringkali tahap pertumbuhan dan perkembangan
dapat diprediksi meskipun beberapa individu memiliki waktu dalam setiap tahap
yang bervariasi. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung menurut arah

sefalokaudal yang bermula dari kepala, berlanjut ke badan, tungkai dan kaki. Pola
ini terutama terlihat saat lahir dari besar kepala bayi yang tidak proporsional
(Kozier; et al, 2008).
Potter dan Perry dalam Fundamentals of Nursing 6th Edition, tahun 2005,
menyebutkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain:
Faktor internal (alami)
Hereditas, menetapkan bawaan genetik dan karakteristik seperti
jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh
dan tempramen, ditandai dengan perasaan psikologis yang merupakan
respon stimulus di dalam lingkungan.
Faktor eksternal
Keluarga, melalui nilai, kepercayaan, adat istiadat dan pola spesifik
dari interaksi dan komunikasi. Kelompok, teman sebaya, memberi
pelajaran lingkungan yang baru dan berbeda. Pengalaman hidup, membuat
individu berkembang. Kesehatan lingkungan, mempengaruhi respon
individu terhadap lingkungan. Kesehatan prenatal, mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal. Nutrisi, mempengaruhi
kebutuhan fisiologis, pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Istirahat, tidur, olahraga, hal yang penting untuk memudakan tubuh. Status
kesehatan, sakit atau luka berpotensi mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan.
Pengetahuan berbagai faktor diatas membantu perawat dalam mendorong
pertumbuhan dan perkembangan individu yang positif.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan bentuk kompleks
perpindahan yang mencakup perubahan dalam proses biologis, kognitif dan
sosioemosional Santrock (2007, dalam Potter & Perry, 2009). Perawat
mempergunakan pengetahuan mengenai ketiga proses tersebut dalam memilih
terapi untuk meningkatkan kemajuan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal.
1. Proses biologis

Proses

biologis

menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan dan

perkembangan fisik individu. Perubahan ini merupakan hasil penurunan


genetik dan pengaruh luar seperti makanan, olahraga, tekanan, budaya dan
iklim Berger (2005, dalam Potter & Perry, 2009). Contohnya perubahan tinggi
dan berat badan, perkembangan pergerakan motorik serta maturasi seksual
yang merupakan hasil dari perubahan hormonal selama masa pubertas.
2. Proses kognitif
Proses kognitif terdiri atas perubahan intelegensi, kemampuan untuk
mengerti dan menggunakan bahasa, perkembangan pikiran yang membentuk
sikap, kepercayaan dan tingkah laku individu (Berger, 2005; Santrock, 2007).
Perubahan intelegensi ini dipengaruhi oleh faktor geetik, pengalaman hidup
dan lingkungan.
3. Proses sosioemosional
Proses sosioemosional terdiri atas keberagaman dalam kepribadian individu,
emosi dan hubungannya dengan individu lain selama masa hidupnya.
Tempramen

atau

tabiat

didefinisikan

sebagai

dasar

biologis

dari

perkembangan kepribadian (Potter & Perry, 2009).


Menurut Erik Erikson terdapat delapan tahap perkembangan yang dimana
setiap individu harus menyelesaikan tugasnya sebelum berhsil menyelesaikan satu
tahap dan melanjutkan ke tahap selanjutnya dan didalam satu tugas atau tahap
tersebut terdapat berbagai konflik yang berbeda-beda (Potter & Perry, 2009).
Konflik tersebut contohnya tergambarkan dalam salah satunya ialah pencarian
identitas pada remaja yang memiliki berbagai pilihanyang membingungkan.
Sehingga dapat disimpulkan konflik akan selalu ada di sepanjang kehidupan.
Berikut merupakan delapan tahap kehidupan oleh Erikson :
1. Kepercayaan versus ketidakpercayaan (Lahir sampai usia 1 tahun).
Pembangunan dasar rasa percaya penting untuk perkembangan pribadi ang
sehat. Unyuk mencapai keberhasilan tahap ini diperlukan pemberi layanan
yang konsisten dalam memnuhi kebutuhan pada saat bayi. Atas dasar
kepercayaan terhadap orangtuanya, bayi dapat mempercayai dirinya
sendiri kepada oang lain dan dalam dunia Hockenberry dan Wilson (2008,
dalam Potter & Perry, 2009).
2. Otonomi versus rasa malu dan ragu (1-3 Tahun)

Pada tahap ini, pertumbuan anak lebih disempurnakan dengan aktivitas


dasar perawatan diri termasuk berjala, pemberian makanan, dan aktivitas
ke kamar mandi. Ketidaktergantungan ini merupakan hasil maturase dn
imitasi. Babtita membangun otonominya dengan membuat pilihan. Tipe
pilihan pada kelompok batita termasuk aktivitas yang berkaitan dengan
hubungan, keinginan dan alat bermai. Ini merupakan kesempaan untuk
mempelajari apa yangdiinginkan orangta dan masyarakat dari pilihan
tersebut.
3. Inisiatif versus rasa bersalah (3-6 Tahun)
Anak anak akan mencoba untuk mengeksplorasi lingkungannya untuk
lebih mengenalnya lebih jauh. Fantasi dan khayalan akan memicu cara
pikirnya untuk mengeksplorasi. Dan pada tahap ini akan timbul konflik
yang terjadi antaea eksplorasi keinginan dan keterbatasan menempatkan
tingkah laku mereka hal ini akan menimbulkan rasa frustasi dan rasa
bersalah yang terjadi jika respons pemberi layanan terlalu keras.
Keberhasilan akan tahap ini akan menghasilkan petunjuk dan tujuan.
4. Industri versus inferioritas (6-11 tahun)
Anak anak usia sekolah ingin mempelajari keterampilan dan alat-alat yang
produktif. Untuk itu dibutuhkan daya dukung yang kuat guna
menanamkan kepercayaan diri yang adekuat. Menurut erikson sikaporang
dewasa terhadap pekerjaan bergantung kepada penyelesaian tugas tersebut
dengan baik.
5. Identitas vs kebingungan peran (Pubertas)
Perubahan fisiologis yang berhubungan dengan maturase seksual meandai
tahap ini. Hal ini berawal dari kebiasaan tentang memperhatikan
penampilan dan bentuk tubuh. Setiap remaja mengubah car ahidupnya
dalam masyarakat sebagai anggota bebas. Akan timbul tuntutan,
kesempatan, dan konflik yang berhubungan dengan perkembangan
identitas dan pemisalhan dari keluarga. Erikson berpendapa bahwa
keberhasilan menyelesaikan tahap ini akan mengjasolkan kepatuhan dan
kesetiaan terhadap orang lain dan terhadap cita-citanya sendiri
Hockenberry dan Wilson (2008, dalam Potter & Perry, 2009).
6. Keintiman vs isolasi (Dewasa Muda)
Dewasa muda telah membangun identitas dirinya memperdala rasa kasi
saying dan peduli terhadap oranglain. Mereka mencari arti hubungan

pertemanan dan mempererat hubungan dengan orang lai. Erikson


menggambarkan kearaban sebagai penemuan diri dan selanjutnya
kehilangan diri dalam orang lain Santrock (2007, dalam Potter & Perry,
2009).
7. Generativitas vs pemikiran terhadap diri sendiri dan stagnasi (Usia
pertengahan).
Seorang dewasa berfokus pada dukungan pada generasi mendatang.
Kemampuan mengembangkan diri dan keterlibatannya dakam masyarakar
merupakan hal yang penting pada tahap perkembangan. Orang dewasa
yang ada pada tahap ini mencapai keberhaslannya melalu kontribusinya
kepada generasi mendatang, yaitu dengn menjadi orang tua, pengjaran dan
keterlibatan dalam komunitasnya.
8. Intergritas vs keputusasaan (Usia Tua)
Proses penuaan menghasilkan penurunan fisik dan social beberapa orang
dewasa juga megalami penurunan fungsi dan status, seperti pension atau
penyakit. Terdapat konflik eksternal dan internalseperti pencarian makna
kehidupan.

Referensi :
Hurlock, Elizabeth B. (1964). Child development 4th edition. USA: McGraw-Hill.
Kozier, B, et al. (2008). Fundamentals of nursing : concept, process and practice
7th edition. Volume 1. USA : Pearson Education Inc.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of nursing 6th edition. St.
Louis, MI : Elsevier Mosby.

Potter, P. A and Perry, A.G. (2009). Fundametals of nursing 7th edition. Volume 1.
Singapore : Elsevier, Inc.

Anda mungkin juga menyukai