Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang sangat pentingsehingga memerlukan dukungan serta
pengarahan yang positif dari keluarganya terutama dari kedua orang tua yang dapat
menerapkan pola asuh yang baik kepada anak sehingga anak tersebut menjadi anak yang baik
pula.Karena keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan lingkungan awal
remaja dalam proses menentukan jati diri mereka.
Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga
fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Menurut Santrock, remaja adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai saat anak menunjukkan
tanda-tanda pubertas dan dilanjutkan dengan terjadinya perubahan-perubahan dari yang
bukan seksual menjadi seksual pada individu.
Perkembangan fisik pada remaja ditandai oleh kematangan seksual, yaitu organ atau alat
seksualnya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan. Pada
remaja putri biasanya ditandai dengan terjadinya menstruasi sedangkan pada remaja putra
ditandai dengan terjadinya mimpi basah. Perkembangan psikologis pada remaja biasanya
ditandai dengan rasa ketertarikan dan rasa malu terhadap lawan jenis, lebih sensitif, lebih
tertutup pada orang tua karena bila ada masalah selalu curhat dan minta pendapat ke sahabat
atau teman yang sebaya dengan dirinya.
Dengan sikap para remaja yang mulai tertutup pada orang tua ini, maka akan
mempengaruhi sikap dan pergaulan remaja yang seolah-olah lepas dari pengawasan orang
tua. Para remaja ini akan lebih nyaman dan lebih mendengarkan apa yang dikatakan oleh

teman sebayanya daripada mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Karena para
remaja ini berfikiran bahwa teman sebayanyalah yang lebih mengerti dan lebih memahami
bagaimana jadi remaja yang sebaya dengan dirinya. Para remaja berfikiran bahwa orang tua
tidak bisa mengetahui apa yang diinginkannya. Menurut para remaja, orangtua selalu
melarang mereka untuk malakukan sesuatu yang mereka kehendaki. Para remaja tidak suka
dilarang-larang, karena masa remaja adalah masa eksperimen, dimana para remaja suka
mencoba sesuatu hal yang baru yang mereka sukai. Dengan adanya rasa ketertarikan terhadap
lawan jenis dan karena rasa keingintahuan untuk mencoba sesuatu hal yang baru, maka di
kalangan remaja saat ini sudah tidak asing lagi untuk melakukan hubungan yang sering
disebut dengan istilah PACARAN.
Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan.
Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya
remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar
di kalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan
sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial
yang disebut "PACAR".
Pacaran jaman dulu adalah dengan surat-menyurat. Seseorang akan merasa sangat senang
dan bahagia ketika mereka mendapat surat yang diantarkan oleh pak pos untuk dirinya dari
pacar yang dikasihinya.Tapi seiring berjalannya waktu, dan akibat kemajuan teknologi yang
semakin canggih, gaya pacaran semacam itu sudah jarang sekali ditemukan, semisal suratmunyurat dari seseorang ke pacarnya. Kemajuan teknologi memang berpengaruh besar
terhadap perubahan jaman, termasuk perubahan gaya pacaran remaja jaman sekarang.
Surat-menyurat yang dulu sangat populer, sekarang digantikan oleh perangkat handphone.
Hanya dengan sms atau telepon, seseorang bisa langsung bertukar kabar dengan pacar yang

berada dilokasi jauh sekalipun, atau hanya dengan chatting lewat internet, seseorang bisa
ngobrol tanpa batas walaupun hanya lewat tulisan.
Perkembangan teknologi dapat memberikan sisi yang bermanfaat dan juga dapat
memberikan dampak yang buruk. Disatu sisi bermanfaat karena lebih memudahkan mereka
dalam berhubungan, di sisi lain juga bisa berdampak buruk pada mereka. Dengan teknologi
yang sangat canggih itu, mereka dapat memperoleh informasi dengan mudah, lewat internet
misalnya dan tiba-tiba secara tidak sengaja kita terpengaruh budaya luar negeri yang terbilang
bebas. Gaya pacaran jaman sekarang juga sudah terbilang sangat bebas. Seolah-olah mereka
mencontoh gaya pacaran orang luar yang tak mengenal etika.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis mengambil judul GAYA
BERPACARAN PELAJAR DIKALANGAN REMAJA SAAT INI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang
akan dibahas dalam prokarimah ini, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya berpacaran pelajar dikalangan remaja dan apa yang dilakukan
mereka saat pacaran?
2. Apa sajakahfaktor-faktor atau alasan yang mendorongpara remaja untuk
berpacaran?
3. Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjerumus pada gaya berpacaran yang tidak
sehat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan gaya berpacaran pelajar dikalangan remaja saat ini
2. Mendeskripsikan faktor-faktor atau alasan yang mendorong para remaja untuk
berpacaran
3. Mendeskripsikan cara mengatasi agar tidak terjerumus pada gaya berpacaran yang
tidak sehat
D. Manfaat Penilitian
Berdasarkan tujuan di atas maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
o Bagi Pelajar Kalangan Remaja :
3

Agar pelajar di kalangan remaja mengetahui bagaimana cara berpacaran yang


benar yang tidak dapat menjerumuskan mereka pada seks bebas yang dapat
merusak masa depan mereka.
o Bagi Sekolah :
Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar pihak sekolah mewaspadai para
pelajar remaja agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan
oleh para pelajar remaja yang dapat mencemarkan nama baik sekolah.
o Bagi Masyarakat Umum :
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah
pengetahuan pembaca seputar pacaran di kalangan remaja saat ini
serta agar dapat dijadikan tolak ukur perilaku remaja dalam menjalin
hubungan dengan lawan jenis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan definisi Remaja
Remaja dalam bahasa latin diartikan sebagai Adolescence yang berarti periode
perkembangan fisik dan psikologi seseorang dari masa pubertas sampai kepada tahap
pertumbuhan yang maksimal dan kematangan organ-organ tubuh. Atau secara etimologi,
remaja dapat di defenisikan sebagai periode perkembangan seseorang mulai dari puncak
pubertas sampai kepada status dewasa. Kondisi ini biasanya dimulai antara umur 11 atau 13
tahun sampai umur 18 atau 20 tahun. Selama periode ini seseorang akan mengalami
perkembangan fisik yang cepat, psikologi, emosional dan perubahan kepribadian.

Hurlock (1999: 206) menyatakan bahwa Secara psikologis masa remaja adalah usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Remaja merupakan peralihan
antara masa kehidupan anak dan masa kehidupan orang dewasa. Bila ditinjau dari segi
tubuhnya, mereka terlihat sudah dewasa tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang
dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa.
Tidak ada satupun defenisi ilmiah tentang batasan umur remaja, karena masing-masing
orang memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda, tergantung genetik, asupan
makanan dan kondisi lingkungan. Akan tetapi banyak peneliti dan ahli tumbuh kembang di
Amerika menggunakan rentang usia 10-24 tahun sebagai rentang usia remaja.
Selanjutnya the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry membuat
pengelompokan remaja menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Remaja awal, dengan rentang usia antara 11-13 tahun
2. Remaja pertengahan, dengan rentang usia antara 14-18 tahun
3. Remaja akhir, dengan rentang usia antara 19-24 tahun
Setiap tahapan usia di atas memiliki karakteristik masing-masing, mulai dari
perkembangan fisik, kognitif dan social-emosional.
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga
aspek perkembangan yang dikemukakan yaitu :
1. Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remajamulai beralih dari tubuh kanakkanakyang cirinyaadalah pertumbuhan menjaditubuh orang dewasa yang cirinya
5

adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga semakin sempurna meningkatkan


kemampuan kognitif.
2. Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001)
mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi
dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksprimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piget menyebut tahap
perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.Pada tahap ini, remaja juga
sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai
membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang
terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana
mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa
depan.
3. Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik. Sedangkan
perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain.
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas
diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibandingkan orang tua. Dibandingkan pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak
melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan
bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman
sebaya adalah besar.Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan
perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan
6

kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri. Namun penentuan diri
remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman
sebaya.Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan
keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Papalia & Olds (2001)
mengemukakan bahwa kelompokteman sebaya merupakan sumber referensi utama
bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi
remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara
berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.Menurut
Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas
diri.

Ciri-ciri Masa Remaja


Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Ada masa remaja terjadi perubahan yang
cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi
selama masa remaja :
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan masa storm & stess. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja berada dalam
kondisi baru yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan
emosi ini merupakan tanda bahwa remaja daam kondisi baru yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan pada
remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak,
mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung

jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada
remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin dengan diri dan kemampuan
mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal
seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan berhubungan dengan orang
lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari
masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal
ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja,
maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal
yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang
sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, tentang yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekat dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Mereka menginginkan kebebasan terjadi, disisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka
sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
6. Tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confussion, yang
merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya.
Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja
dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran
yang bernilai di masyarakat. Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha
untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya
8

ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk
melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat
yang dimilikinya.

B. Pengertian dan Definisi dari Pacaran


Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia. Ini merupakan proses
pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Dalam
pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kencan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah
direncana, maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan kencan buta.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya. Dimulai dari proses pendekatan,
pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Pembedaan
tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang.
Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin
hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau
percumbuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah
bercintaan atau berkasih-kasihan dengan sang pacar. Memacari adalah mengencani atau
menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut adalah
berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.
Pacaran salah satu pengertiannya adalah berkasih sayang dan pergi berduaan. Kasih
sayang tersebut diekspresikan dengan ciuman,pegangan tangan, atau membelikan sesuatu.
Hubungan pacaran bisaberlangsung lebih sebulan, atau hanya untuk beberapa saat, sehingga
ada konsep pacaran sungguhan, ada pula konsep pacaran iseng.Pacaran sungguhan tujuannya
adalah menikah.Mengingat landasan pertemuan keduanya adalah nafsu, maka
jangan heran jika dalam prakteknya akan ditemukan unsurunsur yang mengarah pada

pemuasan nafsu yang berdampak negatif. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pacaran
adalahsama-sama saling menjaga kehormatan, terutama kehormatan seorangwanita, karena
tujuan berpacaran adalah saling mengenal, untukmengetahui sejauh mana kecocokan bila
kelak menjadi suami istri.
Definisi atau pengertian pacaran menurut para pakar atau lembaga, anatara lain : (1)
Guerney & Arthur (Dacey & Kenny, 1997) memberikan definisi atau pengertian pacaran
sebagai aktivitas social yang membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk
terikat dalam interaksi sosial dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga. (2) Ada
beberapa karakteristik dari hubungan ini, yaitu perilaku yang saling bergantung satu dan
lainnya, dan kebutuhan untuk saling mengisi. Hubungan ini terdiri dari orang-orang yang kita
sukai, seseorang yang kita sukai, cintai, hubungan yang romantis dan hubungan seksual.
Salah satu kerakteristik dari pacaran yaitu adanya kedekatan atau keintiman secara fisik
(physical intimacy). Keintiman (intimacy) tersebut meliputi berbagai tingkah laku tertentu,
seperti berpegangan tangan, berciuman, dan berbagai interaksi perilaku seksual lainnya
(Baron & Byrne, 1997). Sedangkan menurut Duvall dan Miller (1985), keintiman dalam
berpacaran tersebbut antara lain meliputi berpegangan tangan, ciuman, dll. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pacaran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang yangberbeda jenis kelamin dan tidak menikah serta tidak ada
hubungan keluarga, dan biasanya melakukan sejumlah perilaku, yaitu berpegangan tangan,
berciuman, dll.
Tahapan Berpacaran:
o Tahap Ketertarikan
Dalam tahap ini tantangannya adalah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk
menyatakan ketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita
samaseseorang, misalnya, karena penampilan fisik (dia ganteng/cantik, tinggi, dsb),
10

kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat (sabar, cool, periang) dan lain-lain.
Menurut para ahli, umumnya cowok pada pandangan pertama lebih tertarik pada
penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih kepada karakteristik atau kemampuan yang
dimiliki cowok.
o Tahap Ketidakpastian
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti.
Maksudnya, kita mulai bertanya-tanya apakah dia benar-benar tertarik sama kita atau
sebaliknya apakah kita benar-benar tertarik sama dia. Pada tahap ini kita mendadak
ragu apakah mau melanjutkan hubungan atau tidak. Kalau kita tidak mampu memahami
tahapan ini, kita akan mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
o Tahap Komitmen dan Keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan remaja untuk kencan dengan seseorang
yang mereka sukai secara eksklusif. Remaja tersebut menginginkan kesempatan untuk
memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus bersaing
dengan orang lain. Remaja tersebut juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu
untuk dilewatkan bersama orang yang mereka sukai. Seluruh energi digunakan untuk
menciptakan saling cinta dan hubungan yang harmonis.
o Tahap Keintiman
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk
berbagi lebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan
kesempatan untuk lebih mengungkapkan perasaan yang ada diri seorang remaja.
Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita. Tanpa
11

pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda
terhadap keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu
banyak perbedaan antara kita dan dia untuk melanjutkan hubungan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dilakukan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan tidak
mengalami kegagalan atau kesalahan, maka penulis membuat rancangan penelitian
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.

Pengajuan proses penelitian pada Kepala Sekolah SMP AL IKHLAS Lumajang


Meminta waktu kepada wali kelas VIII dan IX untuk mengadakan penelitian
Menyusun daftar pertanyaan atau kuisioner
Melaksanakan penelitian
Mengoreksi hasil penelitian
Membuat kesimpulan

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP AL IKHLAS Lumajang Jalan Bengawan
Solo 167-A dengan tujuan mempermudah penulis memperoleh data yang diinginkan.
Sehingga penulis berharap dengan penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi SMP
AL IKHLAS Lumajang khususnya kelas VIII dan kelas IX untuk mengumpulkan
data yang sebagai bukti penelitian.
12

C.

MetodologiSumber Data
Sumber data pada penelitian anandaini yaitu siswa siswi kelas VIII & IX SMP Al
Ikhlash Lumajang, yang diambil lebih kurang sebanyak 50 sampel.

D.

Metodologi Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang ananda gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
angket. Dengan angket data dapat diperoleh, melalui jumlah responden yang
menjawab pertanyaan tertentu data akan diolah dan disimpulkan.
Selain itu,ananda juga melakukan pengumpulan data penelitian ini melalui :
Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara pengamatan terhadap
objek penelitian langsung guna mengetahui kebenaran dan informasi tentang
suatu kejadian yang sedang ananda teliti. Metode ini digunakan untuk menggali
data tentangGaya Berpacaran Pelajar di Kalangan Remaja Saat Ini.

Teknik Analisa Data


Adapun teknik analisa data yang ananda gunakan dalam penelitian ini adalahanalisis
persentase. Jawaban dari responden atas pertanyaan yang terdapat diangket akan
dipersentase akan dikelompok-kelompokkan. Prosentase jawaban responden akan
dihubungkan dengan landasan teori yang ada dan akan ditarik kesimpulan.

13

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pacaranadalah proses kita menjadi lebih dewasa dimana kita bisa berbagi pengalaman dan
kasih sayang. Seorang remaja mulai mengenal pacaran ketika mereka mulai memasuki masa
puber, dimana terjadi perubahan pola pikir dari anak-anak menuju dewasa yang disebabkan
oleh perubahan hormon, yang disertai dengan berubahnya bentuk fisik anak tersebut,
biasanya terjadi ketika remajatersebut dalammasapubertas, yakniketikaremajamulai
memasukijenjangSekolah Menengah Pertama (SMP).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kekanakan menuju masa kedewasaan. Saat
ini, pacaran sudah menjadi kebiasaan yang menjadi tradisi pada kalangan remaja. Bahkan
terkadang remaja yang belum pernah berpacaran dikatakan ketinggalan zaman. Istilah
pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan percintaan antara lakilaki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah "khitbah meminang atau masa
bertunangan. Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, maka ia harus
mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa
khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah
ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium,
memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.
Sebenarnya, pacaran itu bukanlah sesuatu yang membuat remaja yang tidak berpacaran
menjadi terbelakang. Karena pacaran secara harfiah sebenarnya bukanlah ditujukan untuk

14

remaja. Melainkan untuk orang dewasa yang sudah mulai menuju ke jenjang pernikahan.
Dengan melihat kenyataan ini, ananda menanyakan beberapa pendapat dari teman-teman di
sekolah, tentang pacaran dikalangan remaja saat ini menurut pandangan mereka masingmasing, yang tidak lain remaja tersebut merupakan diri mereka sendiri. Berikut ini adalah
pendapat teman-teman diantaranya :
A. HASIL PENELITIAN
1. Perbandingan Antara yang Setuju dan yang Tidak Setuju dengan Adanya
Pacaran
Kebanyakan dari mereka banyak yang menyatakan setuju dengan adanya pacaran, ada
2 teman yang menyatakan tidak setuju dengan adanya pacaran dan selebihnya
menyatakan ragu-ragu dalam menentukan setuju atau tidak setuju dengan adanya
pacaran.
Tabel I
Alasan yang Setuju
Jika pacaran tersebut secara sehat
yang tidak berlebihan atau
melakukan hal yang macam-macam
Jika pacaran bisa membawa ke arah

Alasan yang Tidak Setuju


Karena dosa, lebih baik langsung nikah
supaya tidak memperbanyak dosa
Karena dapat mengganggu pelajaran di
sekolah

positif
Sebagai motivasi atau penyemangat
dalam hidup dan belajar
Karena mendapatkan perhatian yang
lebih dari seorang pacar

2. Alasan yang Melatarbelakangi Remaja untuk Berpacaran


o Hanya sekedar ingin mencoba-coba saja atau iseng
o Karena adanya rasa saling suka
o Karena tidak ingin sendiri
o Untuk mengisi hati yang kosong
o Karena ingin mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai
o Kebutuhan, untuk saling mensuport dan memotivasi satu sama lain
15

o Untuk teman sharing


3. Hal-hal yang Dilakukan Remaja Saat Berpacaran
Tabel II
a.
b.
c.
d.
e.

Sekedar sms an atau telfon


Jalan bareng
Ngobrol bareng atau sharing
Ketemuan
Berduaan

35
10
12
14
5

4. Dampak Negatif dan Dampak Positif yang Dirasakan Saat Berpacaran


Tabel III

Dampak Negatif
Menghabiskan banyak uang (untuk

membeli pulsa atau kado)


Dapat mengganggu konsentrasi

belajar jika sedang galau


Sms an terus sehingga waktu belajar

Dampak Positif
Ada yang menghibur disaat kesepian
Dapat meningkatkan semangat dalam
beraktivitas dan saling mengingatkan
pada hal-hal yang baik yang dapat saling

berkurang dan membuat nilai

memotivasi
Belajar saling mengerti, menghargai dan

pelajaran atau prestasi menurun


Berdosa bila melakukan pacaran yang

percaya satu sama lain


Berlomba mendapatkan nilai bagus

berlebihan

dalam pembelajaran

5. Cara Menyikapi Pacaran yang Tidak Sehat Menurut Teman-Teman


Lebih baik putus saja, daripada berpacaran yang tidak baik yang dapat
menjerumuskan pada perzinahan
Dengan cara membatasi hal yang kurang baik agar tidak terjerumus pada gaya
berpacaran yang tidak sehat
Dihindari dan memperdekat diri kepaada Allah SWT
Dengan cara menjaga sikap antara laki-laki dan perempuan, yang bukan
mahram
16

Menahan hawa nafsu untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam
islam
B. PEMBAHASAN
Alasan atau Faktor-Faktor yang Mendorong Remaja Berpacaran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ternyata banyak remaja yang setuju dengan adanya
pacaran. Dengan sisi lain asalkan pacaran tersebut tidak dilakukan secara berlebihan yang
dapat menjerumuskan pada pacaran yang tidak sehat. Alasan yang kebanyakan mendorong
mereka untuk berpacaran adalah rasa saling suka dan ingin mendapatkan perhatian dari
orang yang mereka sukai. Dalam kasus ini ananda melakukan observasi atau pengamatan
kepada salah satu seorang remaja bahwa kebanyakan remaja yang berpacaran yang ingin
mendapatkan perhatian dari orang yang mereka sukai dikarenakan kurangnya perhatian
yang diberikan oleh orang tua sehingga mereka berfikir untuk mencari pendamping hidup
yang bisa memberikan perhatian kepada mereka. Yang dibutuhkan anak dari orangtua
adalah bimbingan agar mereka melakukan hal yang benar. Jika reaksi orang tua panik lalu
marah-marah, atau bahkan melarang, maka pintu komunikasi dengan anak bisa-bisa
langsung tertutup. Seperti pendapat yang sudah dikatakan diatas bahwa dalam masa remaja
terjadi salah satu ciri remaja yaitu remaja suka bereksperimen atau suka mencoba hal yang
baru dan remaja tidak suka dilarang, karena para remaja berfikir bahwa mereka bukan lagi
kanak-kanak seperti dulu waktu masih kecil yang masih suka di atur-atur oleh orang tua
meskipun sikap mereka masih agak seperti kanak-kanak. Maka dari itu jangan sampai
komunikasi anak dan orang tua menjadi tertutup karena komunikasi adalah kunci utama
agar si anak bisa memikirkan kembali apakah ini sudah waktunya untuk dia berpacaran.
Untuk ini ada dua hal penting yang perlu diperhatiakn oleh orang tua, agar pintu komunikasi
dengan anak terus berjalan baik:
1. Seberapa dekat hubungan batin orang tua dengan anak. Dengan adanya hubungan
batin yang semakin erat, maka akan terjalin rasa percaya sang anak kepada
17

orangtuanya, begitu juga sebaliknya. Anak lebih menghargai pendapat ayah dan
ibunya jika orangtua tersebut dapat memberi pengertian dan perhatian kepada sang
anak sehingga anakmerasa nyaman dan tidak bersikap tertutup kepada orang tua.
2. Kebutuhan kasih sayang anak yang harus terpenuhi di rumah. Jika anak merasa tidak
diberi kasih sayang, maka dia cenderung mencari kebutuhan kasih sayang tersebut di
luar rumah, di antara teman-temannya. Dan lebih bahayanya kalau ternyata si anak
mendapatkan kasih sayang di tempat dan dari orang yang salah.
Selain itu alasan yang mendorong mereka untuk berpacaran adalah adanya fikiran diantara
remaja untuk saling mensuport dan memotivasi satu sama lain. Saling mensuport dan
memotivasi ini pun juga tidak lepas dari adanya perhatian. Saling suport dan memotivasi
inilah yang membuat remaja lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas atau kegiatan
apapun, dan alasan inilah yang digunakan remaja untuk menjawab pertanyaan dari sebagian
orang yang menanyai mereka tentang alasan apa yang mendorong mereka untuk berpacaran.
Gaya Berpacaran di Kalangan Remaja
Jika dilihat dari hasil penelitian di atas, ternyata sebagian dari remaja banyak yang
berpacaran dengan hanya melakukan sms an atau telfon. Namun juga ada beberapa yang
mungkin kangen dengan sang pacar sehingga mereka membuat rencana atau janjian untuk
ketemuan yang akhirnya berujung dengan jalan bareng dan saling sharing. Jika berpacaran
hanya sekedar sms an atau telfon mungkin tidak akan membawa mereka pada hal-hal yang
kurang baik. Namun, apabila sudah ketemuan, jalan bareng dan berduaan inilah yang sudah
tidak aman lagi dan melanggar aturan dalam islam, karena sudah mendekati perzinahan,
seperti beberapa ayat di alquran dan hadist di bawah ini yang menerangkan tentang batasanbatasan dalam berpacaran :

18


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra: 32).
1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina atau dampak
negatif lainnya. Karena Allah SWT berfirman seperti ayat di atas yang artinya, "Dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat di atas adalah,
janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu
pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berduaan dengan lawan
jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman,
dan lain sebagainya.
2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya Rasulullah SAW bersabda,
"Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan
yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). "
3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya Dilarang laki dan
perempuan yang bukan mahramnya untuk berduaan. Nabi SAW bersabda,
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka jangan sekali-kali dia
bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak mahramnya, karena ketiganya
adalah setan." (HR. Ahmad)
4. Harus menjaga mata atau pandangan Sebab mata atau pandangan merupakan
kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada
perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki
mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga
kehormatan mereka. Dan katakanlah kepada kaum wanita
hendaklahmereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga
kehormatan mereka.." (QS. An-Nur: 30-31). Yang dimaksudkan menundukkan
19

pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak melepaskan pandangan begitu saja


apalagi memandangi lawan jenis dengan syahwat atau penuh dengan gelora nafsu.
5. Menutup aurat
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian
yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadist
dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang
mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak,
memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh para Malaikat,
dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari
kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa
lagi masuk surga) .

Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada Allah daripada meneteskan air
mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya. Neraka Jahannam
mempunyai Tujuh pintu gerbang (QS. Al-Hijr : 44), dan pintu gerbang yang paling
panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah diperuntukan bagi orang-orang yang
suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu haram.
Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat menahannya adalah :
1. Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.
2. Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan berolahraga
3. Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan syahwat
4. Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al-Quran dan merenungkan
artinya. Banyak berzikir, membaca shalawat, shalat berjamaah di Masjid,
menghadiri pengajian-pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh
yang akan selalu mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.
Cara Mengatasi Pacaran yang Tidak Sehat

20

Untuk mengantisipasi hal-hal yang kurang baik dalam berpacaran, maka cara untuk
mengatasi agar tidak terjerumus dalam cara berpacaran yang tidak sehat adalah sebagai
berikut :
Mensosialisasikan gaya berpacaran yang sehat.
Gaya berpacaran yang sehat yang memberikan dampak positif, dimana remaja akan
sehat fisik, tidak merusak diri sendiri dan orang lain.

Pacaran yang sehat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus
terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap menerima kritik dan
saran yang diberikan oleh sang pacar.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut
sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka sangat
perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah karena mungkin memang tidak
cocok.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal
dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu
sama lain. Oleh karena itu, diharapkan untuk saling melengkapi kekurangan,
sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan
pasangan.
21

6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
Memberikan informasi yang cukup mengenai seks.
Pendidikan seks adalah suatu hal yang penting yang harus diajarkan sejak dini agar
remaja mengetahui lebih dalam tentang pendidikan seks.

Menggunakan aspek agama.


Dalam hal ini remaja harus mempertimbangkan aspek agama, seperti menggunakan
ayat al quran dan hadist yang melarang tindakan seksualitas diluar nikah.

Menggunakan aspek budaya.


Budaya yang ketimuran perlu diajarkan pada remaja, tetapi tidak untuk budaya dari
barat, karena budaya dari barat lebih mengarah ke hal-hal yang negatif atau kurang
baik. Diharap para remaja dapat memilah berbagai kebudayaan agar remaja dapat
menyaring mana saja budaya yang pantas untuk ditiru dan mana budaya yang tidak
pantas untuk ditiru.

Menyediakan sarana-sarana tempat remaja mengaktualisasikan bakat dan potensi.

22

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan :

Pacaran adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta
pada masa pubertas. Tetapi pacaran pada anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena
dengan pacaran yang sehat mereka tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas yang dapat
mengantarkan kepada pacaran yang tidak sehat yang nantinya akan merusak masa depan
mereka sendiri.Pacaran dapat memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan tetapi disisi
lain dampak negatifnya juga banyak. Maka dari itu kita harus mengkondisikan agar remaja
berpacaran yang sehat agak menghindari dampak negatif tadi.Untuk itu diperlukan kerja
sama dari berbagai pihak seperti orang tua dan guru di sekolah agar remaja tidak terjerumus
kedalam pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks atau seks bebas.

Kritik dan Saran

Tidak sedikit remaja yang terjerumus kedalam gaya berpacaran yang tidak sehat. Mereka
yang terjebak dalam freeseks atau seks bebas yang menghancurkan masa depannya sendiri.
Ini dikarenakan minimnya informasi pendidikan seksualitas diantara kalangan remaja.
Orangtua dan pihak yang bersangkutan seperti gurumempunyai tanggungjawab besar untuk
mengawasi putra-putrinya yang sudah remaja agar tidak menjadi korban.Sebagai remaja yang
baik dan berpendidikan, kita harus dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang betul dan mana yang salah, serta mana yang positif dan mana yang negatif.
Ini semua demi kebaikan remaja dan masa depan remaja nanti. Jangan pernah coba-coba
sesuatu yang belum tentu baik, apalagi yang sudah jelas tidak baik.

23

Anda mungkin juga menyukai