Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN MASTURBASI DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Secara umum remaja diidentifikasikan sebagai sosok yang sedang

mengalami perubahan baik biologis maupun psikologisnnya atau masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, salah satu perilaku seksual yang dilakukan remaja untuk menyalurkan dorongan seksualnya adalah dengan cara masturbasi atau disebut juga onani (http://www.epsikologi.com). Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Hal ini sekali-sekali dilakukan.oleh.sebagian.besar.pria.maupun.wanita. Menurut Martaadisoebrata

(2005), masturbasi atau onani adalah pemuasan sendiri tanpa coitus, biasanya

dengan tangan atau benda lain, sering dilakukan oleh anak anak dan muda-mudi dalam perkembangan fisik dan psikoseksualnya. Pendapat lain juga menyatakan bahwa masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual (http

://www.ypi.or.id). Pola-pola perilaku seksual remaja cukup bervariasi seperti petting, oralgenital seks, sexual intercourse, pengalaman homoseksual, dan yang juga termasuk didalamnya adalah masturbasi. Banyak remaja yang menjadikan masturbasi sebagai suatu bentuk kompensasi terhadap berbagai kelabilan dan tekanan yang dialaminya. Remaja yang melakukan masturbasi sebagai suatu kompensasi akan merasa senang dan nikmat, namun akhirnya individu tersebut mulai merasa bersalah, malu dan tidak dapat mendisiplin diri (Fisher, 1994, h.1523). Selain masturbasi sebagai suatu bentuk kompensasi terhadap berbagai tekanan remaja, beberapa ahli menyatakan pula bahwa masturbasi menjadi bagian dari cara penyaluran dorongan seksual pada seseorang yang sedang meningkat libido seksualnya, di samping mimpi basah dan hubungan seksual dengan pasangan. Ketika dalam tubuh seseorang sudah mulai di produksi hormon seks estrogen progesteron pada wanita dan hormon testosteron pada pria, seseorang akan mempunyai dorongan seks yang setiap saat harus mendapatkan penyaluran yang diinginkan. Usia remaja akan mengalami fase itu, kemudian menjadikan masturbasi menjadi salah satu solusinya. Sangatlah merugikan bagi remaja apabila energi yang ada terbuang percuma melalui aktivitas masturbasi, padahal remaja sangat membutuhkannya mengingat tingginya aktivitas belajar dan tuntutan jaman yang mengharuskan remaja menguasai berbagai hal penting untuk masa depan (Astaqauliyah, 2008). Kinsey dalam penelitiannya tentang prevalensi masturbasi menemukan bahwa hampir semua pria (> 90%) dan 70% wanita pernah melakukan masturbasi pada suatu waktu kehidupannya (Kaplan, dkk, 1997). Penelitian dari Atmowiloto

(Sarwono, 2004, h.141-142) dengan responden siswa SMA kelas 1 dan kelas 2 (16-18 tahun) sebanyak 72 orang pria dan 54 orang wanita menujukkan bahwa 59% pria dan 15% wanita telah melakukan masturbasi, 12% pria dan 6% wanita sering melakukan masturbasi.

1.2

Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah ada hubungan masturbasi dengan tingkat prestasi belajar siswa?

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan masturbasi dengan tingkat prestasi belajar siswa 1.3.2 Tujuan Khusus 1. 2. 3. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang masturbasi Mengetahui seberapa sering siswa melakukan masturbasi Mengetahui efek samping atau manfaat dari masturbasi terhadap siswa 4. Mengetahui karakteristik pergaulan siswa terhadap perilaku masturbasi 5. Mengetahui faktor apa saja yang mnyebabkan siswa melakukan masturbasi

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Dapat memberikan pengetahuan mengenai masturbasi 1.4.2 Siswa dapat mengetahui kesehatan reproduksi mereka 1.4.3 Memberikan masukan tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi kepada siswa sekolah 1.4.4 Sebagai referensi kepustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar dan memberikan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti tentang kesehatan reproduksi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam satu periode tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selam penelitian. Studi cross sectional bisa menjadi deskripsi dan bisa menjadi analitik tergantung dari variabel yang akan di pakai (Sastroasmoro, 1995). 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Denpasar 3.3 Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan sekitar bulan Desember 2012 sampai dengan bulan februari 2013. 3.4 Subyek Penelitian Populasi dari subyek yang diharapkan adalah siswa pria yang berprestasi kelas 1,2 dan3,

DAFTAR PUSTAKA Fisher, D.L. Jalan Keluar dari Jerat Masturbasi. Yogyakarta : CV. Andi Offset.1994. http://situs.kesrepro.info/krr/materi/masturbasi.htm Notoatmodjo, Soekidjo . 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

HUBUNGAN MASTURBASI DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MATARAM PERIODE DESEMBER 2012 FEBRUARI 2013

Oleh : I Putu Mirza Juanda 09.06.0053

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM TAHUN AJARAN 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai