Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 128

HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN SEKS BEBAS DI


KALANGAN REMAJA MILLENNIAL

Theresia Anita Pramesti1, Ni Wayan Trisnadewi 2, Sri Idayani 3


123
Program Studi Keperawatan - STIKes Wira Medika Bali
email 1: loly.frutcy@gmail.com
email 2: trisnawika09@gmail.com
email 3: iid_wika@yahoo.com

ABSTRACT

Adolescence is called a period of change, including changes in attitude, and physical


changes. One of the characteristics of the adolescent nature, among others, is the desire to
try everything (high curiosity). This makes adolescents tend to want to try everything
including narcotics abuse, psychotropic drugs, and free sex. Many things can affect in
adolescent’s behavior, including the influence of peers, exposure to pornographic media,
adolescents knowledge, and also the role of parents. This activity aimed to increase
adolescent knowledge about the prevention of drug abuse and free sex. Pretest results
showed that 111 (74%) respondents had sufficient knowledge, and posttest showed that 78
(52%) respondents had good knowledge. Data analysis used the Wilcoxon test and results
obtained p-value = 0.008 (p <α = 0.05) which means that indicated an effect of health
education on the level of knowledge about the prevention of drug abuse and free sex in
adolescents.

Keywords : Drug abuse, Free sex, Adolescent

1. PENDAHULUAN mengerti dan dimengerti oleh orang


Masa remaja disebut juga sebagai dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai
masa perubahan, meliputi perubahan berfikir abstrak.
dalam sikap, dan perubahan fisik Pada tahap ini remaja juga sangat
(Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap membutuhkan teman-teman. Remaja
tersebut mengalami perubahan banyak merasa senang jika banyak teman yang
perubahan baik secara emosi, tubuh, menyukainya. Ada kecendrungan
minat, pola perilaku dan juga penuh “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan masalah-masalah pada masa dengan menyukai teman-teman yang
remaja (Hurlock, 2011). mempunyai sifat yang sama pada dirinya.
Menurut Sarwono (2011) dan Remaja cendrung berada dalam kondisi
Hurlock (2011) tahap perkembangan kebingungan karena ia tidak tahu harus
remaja saat mereka menempuh memilih yang mana. Pada fase remaja
pembelajaran di sekolah tingkat madya ini mulai timbul keinginan untuk
menengah, yaitu direntang umur 11-16 berkencan dengan lawan jenis dan
tahun (early adolescence dan middle berkhayal tentang aktivitas seksual
adolescence), cenderung mengarah pada sehingga remaja mulai mencoba
besarnya keingintahuan tentang segala aktivitas-aktivitas seksual yang mereka
hal.Seorang remaja pada tahap ini masih inginkan.
heran akan perubahan- perubahan yang Menurut Ali (2011), salah
terjadi pada tubuhnya. Remaja karakteristik perkembangan sifat remaja
mengembangkan pikiran-pikiran baru, antara lain adalah adanya keinginan
cepat tertarik pada lawan jenis, dan mencoba segala sesuatu. Pada umumnya,
mudah terangsang secara erotis. Pada remaja memiliki rasa ingin tahu yang
tahap ini remaja awal sulit untuk tinggi (high curiosity), hal tersebut
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 129
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

menyebabkan remaja cenderung ingin sehingga mudah jatuh pada masalah


berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, penyalahgunaan narkoba.
dan ingin mencoba semua hal yang Pergaulan bebas di kalangan
belum pernah dialami sebelumnya. Hal remaja sudah bukan hal yang asing di
tersebut juga merupakan salah satu sebab kalangan masyarakat kita saat ini.
timbulnya beberapa masalah di kalangan Bahkan seks bebas sudah dianggap
remaja, salah satunya terkait tentang bagian dari ritual kehidupan masyarakat
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, kita, terutama di kalangan generasi
dan obat-obat terlarang lainnya, termasuk muda. Istilah tabu dan dosa seolah-olah
juga perilaku seks bebas. sudah tidak ada lagi. Hal ini masih
Maraknya narkotika dan obat- ditambah lagi dengan minimnya
obatan terlarang, ditambah dengan pengetahuan masyarakat kita tentang
mudahnya akses terhadap pornografi seks yang menyebabkan para pelaku seks
telah banyak mempengaruhi mental dan bebas semakin tidak terkendali.
sekaligus pendidikan bagi para pelajar Fenomena seperti tersebut di atas
saat ini. Masa depan bangsa yang besar tentunya sangat memprihatinkan dan
ini bergantung sepenuhnya pada upaya membutuhkan perhatian yang serius
pembebasan kaum muda dari bahaya bukan hanya dari pemerintah tapi juga
narkoba dan perilaku seks bebas. Di kota- dari masyarakat secara umum.
kota besar di Indonesia, penyebaran Kebebasan media dalam mengekspos
narkoba pada kalangan remaja sudah tayangan-tayangan khusus dewasa akhir-
tidak terkendali lagi. Bandar-bandar akhir ini ikut berperan serta menjadi
narkoba bahkan sudah berani masuk ke pemicu maraknya pergaulan bebas di
lingkungan sekolah. Jelas saja hal kalangan remaja. Pergaulan bebas
tersebut membuat banyak orang tua menjadi kambing hitam bagi tingginya
merasa resah dan khawatir atas angka kehamilan remaja. Gaya hidup
perkembangan serta pertumbuhan remaja kota terutama sangat rentan
anaknya diluar sana. terhadap pergaulan bebas ini. Menurut
Narkoba (narkoba dan Obat/Bahan seorang ahli, ada dua dampak yang
Berbahaya), disebut juga NAPZA ditimbulkan dari perilaku seks di
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif kalangan remaja, yaitu kehamilan dan
lain) adalah obat bahan atau zat bukan penyakit menular seksual.
makanan yang jika diminum, diisap, Berdasarkan pada penjelasan
dihirup, ditelan, atau disuntikan, tersebut dapat diketahui bahwa ada
berpengaruh pada kerja otak yang bila permasalahan penyalahgunaan narkoba
masuk kedalam tubuh manusia akan dan perilaku seks bebas pada remaja
mempengaruhi tubuh terutama otak semakin meningkat. Salah satu faktor
(susunan saraf pusat), sehingga yang mempengaruhi perilaku pada
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, remaja yaitu kemampuan berpikir yang
psikis, dan fungsi sosialnya karena terkait dengan proses penalaran dalam
terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta mengambil suatu keputusan. Atas dasar
ketergantungan (dependensi) terhadap permasalahan tersebut, maka perlu
NAPZA tersebut. Mencermati melakukan upaya peningkatan
perkembangan peredaran dan pengetahuan melalui pendidikan
penyalahgunaan narkoba akhir-akhir ini, kesehatan tentang bahayanya
telah mencapai situasi yang penyalahgunaan narkoba dan pergaulan
mengkhawatirkan, sehingga menjadi seks bebas di kalangan remaja millennial.
persoalan kenegaraan yang mendesak.
Remaja merupakan golongan yang 2. KAJIAN LITERATUR
rentan terhadap penyalahgunaan narkoba Remaja adalah suatu masa dimana
karena selain memiliki sifat dinamis, individu berkembang dari saat pertama
energik, selalu ingin mencoba. Mereka kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
juga mudah tergoda dan putus asa sekundernya sampai saat ia mencapai
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 130
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

kematangan seksual (Sarwono, 2011). tempat parkir, dan lain–lain. Oleh karena
Masa remaja disebut juga sebagai masa itu peredaran narkoba disekolah harus
perubahan, meliputi perubahan dalam diberantas salah satunya dengan cara
sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi, memberikan pendidikan tentang
2012). Remaja pada tahap tersebut pemahaman bahaya narkoba pada siswa/i
mengalami perubahan banyak perubahan atau dengan cara melakukan pencegahan
baik secara emosi, tubuh, minat, pola penyalahgunaan narkoba disekolah
perilaku dan juga penuh dengan masalah- seperti melaksanakan penyuluhan bagi
masalah pada masa remaja (Hurlock, siswa/i di sekolah dengan memberikan
2011). pengetahuan tentang bahaya
Perilaku adalah reaksi seseorang penyalahgunaan narkoba atau dengan
terhadap rangsangan dari luar. Perilaku melaksanakan seminar dan Workshop
manusia merupakan hasil segala macam penanggulangan permasalahan narkoba
pengalaman serta interaksi manusia yang berbasis sekolah.
terwujud dalam bentuk pengetahuan, Hipotesis merupakan jawaban
sikap dan tindakan (Pratiwi, 2012). sementara terhadap rumusan masalah
Perilaku adalah totalitas dari penelitian, dimana masalah penelitian
penghayatan dan reaksi seseorang yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
langsung terlihat atau tidak terlihat. pertanyaan (Sugiyono, 2011). Hipotesis
Timbulnya reaksi perilaku akibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat
interelasi stimulus internal dan eksternal ini adalah ada pengaruh penyuluhan
yang diproses melalui kognitif, afektif kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
dan motorik (Ardiani, 2014). Perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba
seksual adalah segala tingkah laku yang dan perilaku seks bebas.
didorong oleh hasrat seksual, baik
dengan lawan jenisnya maupun dengan 3. METODE PELAKSANAAN
sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku ini KEGIATAN
bermacam-macam, mulai dari perasaan Kerjasama yang dilakukan antara
tertarik sampai dengan tingkah laku institusi STIKes Wira Medika Bali,
berkencan, bercumbu dan bersenggama sebagai sarana dalam mengembangkan
(Sarwono, 2011). Dalam penelitian Dewi jejaring untuk kerjasama dan promosi,
(2012) menunjukkan bahwa adanya dengan Badan Narkotika Nasional
hubungan bermakna antara pengaruh (BNN) Kota Denpasar, organisasi Kita
teman sebaya dengan perilaku seksual Sayang Remaja (KISARA) dan SMPN
remaja. Remaja dengan pengaruh teman 10 Denpasar dalam rangka upaya
sebaya memiliki kecendrungan pencegahan bahaya yang dapat timbul
berperilaku seksual beresiko sebanyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
1,73 kali daripada remaja tanpa pengaruh perilaku seks bebas. Populasi pada
teman sebaya. Hal ini menunjukkan kegiatan ini adalah siswa kelas VIII
semakin besar pengaruh teman sebaya SMPN 10 Denpasar sejumlah 150 orang
maka remaja semakin memiliki siswa. Metode yang digunakan
kecendrungan untuk melakukan perilaku menyesuaikan dengan tujuan, materi
seksual pranikah. serta sasaran. Metode yang dipilih adalah
Menurut Atum (2006) berdasarkan ceramah.
hasil riset, jaringan peredaran narkoba Metode ceramah dilakukan pada
memiliki sistem yang sangat rapi, dan saat pemberian materi tentang
sulit diberantas, sebagai contoh sebagai pencegahan penyalahgunaan narkoba di
target utama pengedaran narkoba di kalangan remaja millennial di SMPN 10
sekolah biasanya adalah remaja atau Denpasar, sedangkan media yang
siswa/i yang pintar, pandai bergaul, dan digunakan adalah menggunakan LCD
disenangi teman–temannya, tempat dan screen sehingga materi yang
transaksi yang biasa digunakan adalah diberikan tidak hanya berupa tulisan akan
warung–warung kecil disekitar sekolah, tetapi menggunakan pemutaran film
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 131
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

pendek. Kegiatan pengabdian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


masyarakat dilakukan dalam beberapa a. Hasil Kegiatan
tahapan, yaitu:
1. Pretest 1. Karakteristik Peserta Kegiatan
Pada hari Rabu, 17 Juli 2019 Tabel 1. Distribusi Frekuensi
diadakan pretest pada responden Karakteristik Responden
dengan memberikan kuesioner Berdasarkan Jenis Kelamin
tentang penyalahgunaan narkoba Jenis Kelamin N Prosentase
dan perilaku seks bebas. Jawaban Perempuan 87 58 %
kemudian dimasukan dalam master Laki-Laki 63 42 %
tabel dan dikategorikan berdasarkan Total 150 100 %
tingkat pengetahuan. Tabel 1 menunjukan karakteristik
2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan responden berdasarkan jenis
Pada hari Kamis, 18 Juli 2019 Tim kelamin, diperoleh bahwa 58%%
Pengabdian Masyarakat yang terdiri responden dengan jenis kelamin
dari dosen, mahasiswa keperawatan, perempuan.
BNN dan KISARA melakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan. 2. Tingkat Pengetahuan Sebelum
Materi penyuluhan pada hari diberikan Penyuluhan Tentang
pertama meliputi tentang anatomi- Narkoba
fisiologi organ reproduksi pada pria Tabel 2. Tingkat Pengetahuan
dan wanita, proses pertumbuhan dan Responden Tentang
perkembangan dan psikologi Pencegahan
perkembangan pada masa remaja. Penyalahgunaan Narkoba
Pemberian materi dilakukan oleh dan Seks Bebas Sebelum
staf dosen STIKes Wira Medika diberikan Penyuluhan
Bali yang merupakan tim inti dari Kesehatan
kegiatan pengabdian masyarakat. Tingkat N Prosentase
Materi penyuluhan kedua meliputi Pengetahuan
masalah kesehatan reproduksi Baik 22 14,67 %
remaja dan pencegahan perilaku Cukup 111 74 %
Kurang 17 11,33 %
seks bebas yang diberikan oleh tim
Total 150 100 %
dari organisasi KISARA Denpasar,
Tabel 2 menunjukan bahwa 74%
dan materi terakhir tentang
tingkat pengetahuan responden
pencegahan penyalahgunaan
sebelum diberikan penyuluhan
narkoba diberikan oleh pihak BNN
kesehatan berada pada kategori
Denpasar.
cukup.
3. Masa Tenang
Setelah penyuluhan selesai,
dilakukan fase pengendapan
pengetahuan (masa tenang) selama 3
hari, yaitu hari Jumat – Minggu, 19
– 21 Juli 2019.
4. Posttest
Pada hari Senin, 22 Juli 2019 siswa
diberikan kuesioner kembali (post
test) untuk mengevaluasi hasil
kegiatan dan mengetahui tingkat
pengetahuan dari siswa setelah
diberikan materi tentang
3. Tingkat Pengetahuan Setelah
pencegahan narkoba dan perilaku
diberikan Penyuluhan Tentang
seks bebas.
Narkoba
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 132
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

Tabel 3. Tingkat Pengetahuan pemahaman siswa peserta penyuluhan ini


Responden Tentang sebelum (pre-test) sebesar 4,13 dan
Pencegahan sesudah (post-test) penyuluhan sebesar
Penyalahgunaan Narkoba 4,94. Hal ini berarti kegiatan penyuluhan
dan Seks Bebas Setelah yang dilakukan efektif dalam
diberikan Penyuluhan memberikan pemahaman kepada peserta
Kesehatan tentang bahaya dan cara penanggulangan
Tingkat N Prosentase penyalahgunaan Narkoba dan
Pengetahuan pencegahan seks bebas.
Baik 78 52 % Pendidikan kesehatan adalah
Cukup 66 44 % aplikasi atau penerapan pendidikan di
Kurang 6 4% dalam bidang kesehatan. Secara
Total 150 100 % operasional pendidikan kesehatan adalah
Tabel 3 menunjukan bahwa 52% tingkat semua kegiatan untuk memberikan dan
pengetahuan responden setelah atau meningkatkan pengetahuan, sikap,
diberikan penyuluhan kesehatan berada dan praktek baik individu, kelompok atau
pada kategori baik. Berdasarkan hasil masyarakat dalam memelihara dan
uji Wilcoxon didapatkan p-value = meningkatkan kesehatan mereka sendiri
0,008 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 (Notoatmodjo, 2010). Peningkatan
diterima yang berarti ada perbedaan pengetahuan tentang cara menjaga
yang signifikan antara tingkat kesehatan merupakan salah satu bentuk
pengetahuan tentang Narkoba sebelum kegiatan promotif dan preventif dalam
dan setelah diberikan intervensi meningkatkan status kesehatan
penyuluhan kesehatan pada siswa masyarakat salah satunya adalah
SMPN 10 Denpasar. golongan usia remaja. Peningkatan
kegiatan yang bersifat promotif dan
b. Pembahasan preventif merupakan salah satu tugas
Hasil pengukuran tingkat utama perawat dan tenaga kesehatan
pengetahuan responden tentang lainnya dalam membantu program
pencegahan penyalahgunaan narkoba pemerintah yang baru dicanangkan tahun
dan perilaku seks bebas menunjukan ini yaitu Program Gerakan Masyarakat
bahwa sebelum diberikan penyuluhan (Germas) Masyarakat Hidup Sehat.
kesehatan 74% responden memiliki Pendidikan kesehatan adalah
tingkat pengetahuan cukup, sedangkan aplikasi atau penerapan pendidikan di
setelah diberikan penyuluhan kesehatan dalam bidang kesehatan Pendidikan
menunjukan bahwa 52% responden kesehatan tentang bahaya Narkoba dan
memiliki tingkat pengetahuan baik. Cara Pencegahannya sangat diperlukan
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon untuk masyarakat saat ini, khususnya
didapatkan p-value = 0,008 < 0,05 yang golongan remaja karena sampai saat ini
berarti ada perbedaan yang signifikan penyalahgunaan narkoba terbanyak
antara tingkat pengetahuan tentang dalam rentang umur remaja dan dewasa
Narkoba sebelum dan setelah diberikan awal.. Pendidikan seksual selain
intervensi penyuluhan kesehatan. menerangkan tentang aspek-aspek
Hasil ini sesuai dengan penelitian anatomis dan biologis juga menerangkan
yang dilakukan oleh Martitah dan tentang aspek-aspek psikologis dan
Hidayat (2014) tentang Penanggulangan moral. Pendidikan seksual yang benar
Penyalahgunaan Narkoba & Sex Bebas harus memasukkan unsur-unsurhak asasi
Di Kalangan Remaja Melalui Pembinaan manusia. Juga nilai-nilai kultur dan
Hukum Dan Penyuluhan Pendidikan agama diikutsertakan sehingga akan
Kesehatan Siswa Mts Sa Al-Mina merupakan pendidikan akhlak dan moral
Kecamatan Bandungan Kabupaten juga. Perlu diperhatikan bahwa
Semarang, dimana skor hasil pre-test dan melaksanakan pendidikan seksual perlu
post-test menunjukkan adanya perbedaan diulang-ulang (repetitif) selain itu juga
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 133
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

perlu untuk mengetahui seberapa jauh 2. Ardiani, R. 2014. Faktor-Faktor


sesuatu pengertian baru dapat diserap Yang Mempengaruhi Perilaku
oleh anak/remaja, juga perlu untuk Seksual Pada Siswa Kelas X Di
mengingatkan dan memperkuat SMA Muhammadiyah 2
(reinforcement) apa yang telah diketahui Gemolong Sragen.
agar benar-benar menjadi bagian dari
pengetahuannya. Pendidikan kesehatan 3. Atum. 2006. Mencegah
yang diintegrasikan dalam program Terjerumus Narkoba.
pendidikan di sekolah merupakan Tangerang: Visi Media.
langkah tepat dalam menanamkan
pendidikan seksual pada anak dan 4. Hurlock, Elizabeth B. 2011.
remaja, serta merupakan langkah Psikologi Perkembangan: Suatu
promotif dan preventif dalam mencegah Pendekatan Sepanjang Rentang
terjadinya penyimpangan perilaku Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
seksual yang tidak tepat dan penyebaran
penyakit menular seksual pada golongan 5. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu
remaja. Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.

5. KESIMPULAN 6. Pratiwi, Ratih. 2012. Upaya


Hasil pengukuran tingkat Pencegahan Perilaku Pergaulan
pengetahuan responden tentang Bebas Dengan Layanan
pencegahan penyalahgunaan narkoba Bimbingan Kelompok Tentang
dan perilaku seks bebas menunjukan Bahaya Narkoba Melalui
bahwa sebelum diberikan penyuluhan Tayangan Film Edukatif. Jurnal
kesehatan 74% responden memiliki Ilmiah Pendidikan Bimbingan
tingkat pengetahuan cukup, sedangkan dan Konseling: IKIP Veteran
setelah diberikan penyuluhan kesehatan Semarang.
menunjukan bahwa 52% responden
memiliki tingkat pengetahuan baik. 7. Sarwono, S. W. 2012. Psikologi
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Remaja. Jakarta : PT Raja
didapatkan p-value = 0,008 < 0,05 yang Grafindo Persada.
berarti ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang 8. Martitah, & Hidayat, A. (2014).
Narkoba sebelum dan setelah diberikan Penanggulangan
intervensi penyuluhan kesehatan. Penyalahgunaan Narkoba & Sex
Kegiatan pengabdian masyarakat Bebas Di Kalangan Remaja
berjalan sesuai dengan rencana. Secara Melalui Pembinaan Hukum Dan
umum, antusias dan peran serta dari Penyuluhan Pendidikan
pihak sekolah dan siswa/sasaran untuk Kesehatan Siswa Mts Sa Al-
menambah pengetahuan tentang Mina Kecamatan Bandungan
kesehatan terutama tentang bahaya Kabupaten Semarang.
penyalahgunaan narkoba dan perilaku ABDIMAS, 92-96.
seks bebas sangat tinggi.

6. REFERENSI 9. Sugiyono, P. D. (2014). Metode


1. Ali, Mohammad dan penelitian kuantitatif, kualitatif
Mohammad Asrori. 2011. dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Psikologi Remaja dan
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara. 10. Dewi, Ari Pristiana. (2012).
Hubungan Karakteristik Remaja,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 134
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

Peran Teman Sebaya dan S2 Fakultas Keperawatan,


Paparan Pornografi dengan Universitas Indonesia.
Perilaku Seksual Remaja. Tesis

Anda mungkin juga menyukai