BAB I.............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................23
PENUTUP...................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
nasional
yang
semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku serta masalah sosial
merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap
ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-maslah (Hurlock, dalam Roy, 2011).
Remaja yang disebabkan orang tuanya yang terlalu kejam, tidak dapat
(1991)
2
Fuligni dan Eccles (1993). Pelajar seperti ini berpotensi untuk mencari teman
sebaya yang mempunyai masalah yang kemudian menjadi faktor penarik untuk
Pelajar yang merasakan diri mereka dilamun cinta mereka tidak dapat
menjadikan remaja dan individu awal dewasa terjebak dalam gejala social
pengguguran bayi dan sebagainya.Selain dari pada itu, cinta yang tidak terurus
mengakibatkan
Pakar seks juga spesialis Obstentri dan Ginekologi Boyke Dian Nugraha di
Dari sekitas 5% pada tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000 kisaran
di Palu Sulawesi Tengah, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah
3
melakukan hubungan seks bebas mencapai 29,9% sementara penelitian yang
dilakukan oleh Boyke sendiri tahun (1999) lalu terhadap pasien yang datang di
klinik pasutri, tercatat sekitar 18% remaja pernah melakukan hubungan seksual
berusia 17-
(SLTA) atau mahasiswa. Namun beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak
yang
Pada sebuah penelian nasional (survei nasional mengenai tingkah laku beresiko
pada remaja/national youth risk behavior survey), 54% remaja yang duduk di
hubungan seksual.
mengatakan telah melakukan hubungan seks dan aktif secara seksual dari pada
bebas ini sudah merajalela baik di kalangan pelajar dengan alasan mulai
dibilang gaul dan demi mencari kesenangan semata, misalnya yang terjadi di
Desa Masaloka dimana dulu sangat menjunjung tinggi rasa malu dan menjaga
perilaku agar tidak menjadi bahan gunjingan, namun kini hal yang dianggap
tabu ini seolah menjadi hal yang biasa untuk dipertontonkan, misalnya
fenomena berpacaran dikalangan pelajar bukan hal yang asing lagi untuk
4
berpelukan, berpegangan, berdua-duaan, merokok, minuman keras karena
Dahulu orang yang berdua-duaan dianggap sebagai orang yang tidak memiliki
rasa malu, apa lagi sampai berpelukan dan berciuman, sangat ditentang oleh
masyarakat dan langsung terkena hukum adat dengan cara dinikahkan atau
membayar uang adat, yaitu dengan cara kawin cerai dimana pihak laki-laki
wajib untuk membayar uang adat kepada pihak perempuan sesuai dengan
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku
menyimpang yang mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas
norma ketimuran yang ada. Mesalah pergaulan bebas ini sering kita dengar
baik dilingkungan maupu dari media masa. Remaja adalah individu labil yang
emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan ajakan teman yang
kemajuan zaman.
Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang
Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga
hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma, hukum, norma agama, Budaya,
serta norma bermasyarakat, jadi kalau secara medis kalau pergaulan bebas
5
namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup manusia
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah yang
lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang
Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik
adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan
televisi yang dapat merusak aqidah dan moral remaja tidak layak untuk
ditonton oleh para remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-film
6
1.3 Tujuan
Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah
remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu kiranya
BAB II
PEMBAHASAN
sekali pemakaian Narkoba, ini identik dsekali dengan sek bebas yang
akhirnya berujung pada HIV /AIDS dan pastinya setelah terkena Virus ini
7
Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa
arus remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan bangsa karena ditangan
generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat
Kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu tahap yang paling tak
terlupakan adalah masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak
kesalahpahaman selain masa remaja. Kita masih dapat mengingat antara rasa
sakit dan kebahagiaan bercampur menjadi satu yang kita alami saat remaja.Kita
Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti tentang
kita.Kita merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan darimana.Semua ini
terjadi pada masa remaja,saat yang penuh gejolak dan keinginan,tetapi tidak
jarang mengakibatkan begitu banyak persoalan jika tidak disikapi secara arif
dan bijak.
Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam bahasa
8
adolescent.Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan
Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai
dan norma-norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini
kita kenal.Pada masa remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan
pertama, sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun
pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada
masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan
orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita
pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita
9
melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang
kemandirian dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain
itu, karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan
mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai
dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini
Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan
Parui-paru kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi
orang dewasa. Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari
pada tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal
cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel
selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi
belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita,
10
orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung
pada orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah
sayang dan perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar
kita tidak sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ?
Secara tidak langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton,
selam ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan
“budak”, bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain”
lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik untuk
dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki
Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas.
Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas
11
berasal dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg
peralihan dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari
umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-
fungsinya kita dalam lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari
system nilai-nilai yg baru. Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai
Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari
kedudukan “mandiri”.
12
Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang
identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup
tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh
lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun
kehidipan sehari-hari.
tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-
13
suatu kelompok untuk memodifikasi metodo-metodenya dengan harapan
pada mas remaja pada umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman,
resons, dan pengakuan. Di usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat
kita tinggal telah memberi kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman
mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam lingkungan dekat dalam rumah,
tertentu. Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak
penting untuk kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau tentara yg
karena diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai kesulitan dan
14
kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini pada
nak-anak yg sulit diatur dan akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah.
sosial ini. Hilangnya rasa ini larangan atas kasih saying dalam bentuk ekstrem
kebutuhan ini ditunjukan sebagai eksplorasi atas ruangan, rumah, atau jalan.
15
remaja atau dewasa, kebutuhan ini secara potensial meluas sampai pada batas-
batas pengetahuan mengenai suku, bangsa atau ras. Penaklukannya dari satu
pengakuan yg diberikan olah kelompok, atau individu itu sendiri, pada fakta
terjadi, dan, (dalam peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau
lima tahun dan seterusnya, pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu
kecil secara langsung sejalan dengan pemikiran keagamaan atau filosofis dari
terus bergeser daru umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai
ini adalah kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu
16
berbagi “tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun dengan
dan tanggung jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di
Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita
dilakukan, asal dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi
berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Dengan dalih cinta, apa pun akan
dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar ketika efek atau akibat dari
luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa tidak seperti remaja-remaja
dengan pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum
menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun
bahwa kehamilan remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu
ke tahun.
17
Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg
mereka tangani pada tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg
mengambil 663 sampel secara acak dari 3.106 orang meminta induksi haid
291 responden (28,8%) berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%) berusia
20-24 tahun.
kota tersebut selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95
persen kehamialn adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari
segi pendidikan, 47 persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA.
Selanjutnya Khisbiyah melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter
remaja dalam setahun. Tentu saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari
laporan penelitian tersebut. Boleh jadi angkanya jauh lebih besar mengingat
ada sebagian kasus yg luput dari penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik
atau dokter setempat karena mereka dating ke “tempat lain” untuk melakukan
“pengobatan”.
18
Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan
dampak negatif bagi si calon ibu, tetapi juag bagi anak yg di kandungnya.
Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil di luar nikah itu pun akan
nikah.
1) Perkembangan Kognitif
Kecerdasan kita terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah kemampuan
beberapa hal, anara lain perawatan kesehatan, keadaan gizi, dan stimulasi mental
yg diberikan oleh lingkungan, terutama kedua orangtua. Selain itu, kondisi sosial
dan eoknomi serta kematangan psikologis kedua orangtua kita pun ikut berperan
(lihat Baldwin & Cain, 1978). Perkembangan bahasa dan penalaran anak-anak
19
yg lahir dari ibu-ibu remajaumumnya jauh lebuh terbelakang dibandingkan
Hal ini, antara lain disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum memiliki
kesiapan untuk menjadi seorang ibu. Perkembangan bahasa seorang anak sangat
anak yg lahir dari ibu-ibu remaja di luar nikah ini boleh jadi akan mengakibatkan
negatif dari kehamilan semacam ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya,
20
menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu remaja lebih banyak memiliki
dan lebih impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu
dewasa.
Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif
kita (kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak
tidak) baik di sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
anak. Anak yg agresif, suka menyerang, suka diatur biasanya memiliki prestasi
yg kurang baik. Para guru biasanya tidak menyukai anak-anak hiperaktif, nakal,
sikap agresif Ari dan ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah
menyatakan bahwa Aria tidak dapat dikendalikan dank arena itu dikeluarkan.
Setiap orang yg mengenalnya sependapat bahwa di luar biasa over aktif, tidak
21
pernah mengasyiki suatui kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman
sebayanya, dan mudah mengamuk bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini
sudah tampak sejak Ari masih berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan
tambahnya usia, nyata sekali dia menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat
percekcokansecara fisik.
Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua
Ada sebuah ungkapan bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia
akan belajar untuk menghormati orang lain. Jika seorang anak dibesarkan
dengan caci maki dan hinaan, dia akan belajar untuk membenci orang lain”.
3) Perkembangan Seksual
Apakah anak perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat
anak itu menginjak remaja nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di
dewasa dalam pernikahan yg sah? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dikaji
lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya efek estafet dari kehamilan remaja di
22
Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek
estafet itu memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki
kemungkinan lebih besar untuk hamil di luar nikah pada usia remaja jika
dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu dewasa dan dalam pernikahan
yg sah. Ini memang logis mengingat remaja pada umumnya belum siap untu
kemampuan orangtua untuk mendidik dan mengasuh anaknya dengan baik dan
benar sehingga risiko untuk terjerumus kedalam hal-hal yg negatif akan lebih
besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di
negeri ini. Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti
a) Saran
23
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif
b) Kritik
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh
karena itu kami sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para
pembaca
DAFTAR PUSTAKA
publisher.
24