Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS

PUSAT KESENIAN BANTEN

Disusun Oleh :

NAMA : ENDAH LESTARI DWI PANGUKIR

NIM : 1221400030

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Secara
universal kebudayaan memiliki tujuh unsur di dalamnya yaitu Bahasa, sistem pengetahuan,
sistem bermasyarakat, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi, sistem religi,
dan terakhir sistem kesenian.(Koentjaraningrat;1975). Indonesia adalah bangsa yang memiliki
kebudayaan yang beranekaragam, mulai dari sabang sampai merauke. Hal ini disebabkan
Indonesia memiliki 34 provinsi samapi saat ini. Setiap provinsi memiliki kebudayaan
daerahnya masing-masing. Kebudayaan daerah adalah faktor utama terbentuknya kebudayaan
nassional yang juga merupakan jati diri bangsa.( Manuaba Putera;1999).

Provinsi Banten merupakan salah satu di antara 34 provinsi yang ada di Indonesia.
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
Wilayah Banten terletak di antara 5º7’50”-7º1’11” Lintang Selatan dan 105º1’11”-106º7’12”
Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas
wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154
kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur
laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena
dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan
Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten
merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan
pemerintahan maka wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang
merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak
industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan
sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan
ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura. (http://banten.bpk.go.id)
Sebagai salah satu provinsi di Indonesia, Banten memiliki berbagai kebudayaan.
Berdasarkan data pada website kementrian pendidikan dan kebudayaan, Banten memiliki 12
kebudayaan tak benda, yaitu :

Tabel 1.1 Warisan Budaya Banten Tak Benda

No Tahun No.Pencatatan Nama Karya Lokasi Domain


Budaya
1 2010 000126 Debus Banten Banten Seni Pertunjukan
2 2011 001960 Tari Cokek - Banten Seni Pertunjukan
Banten
3 2011 001963 Ujungan - Banten Tradisi dan Ekspresi
Banten Lisan
4 2012 002133 Kuda Lumping Banten Seni Pertunjukan
Banten
5 2012 002684 Seba Banten Banten Adat Istiadat
Masyarakat, Ritus,
dan Perayaan-
Perayaan
6 2012 002691 Tari Rudat Banten Seni Pertunjukan
Banten
7 2013 003036 Rampak Bedug - Banten Seni Pertunjukan
Banten
8 2014 004531 Calung Renteng Banten Seni Pertunjukan
- Banten
9 2014 004537 Seren Taun Banten Adat Istiadat
Banten Kidul Masyarakat, Ritus,
dan Perayaan-
Perayaan
10 2016 007171 Bebentengan - Banten Tradisi dan Ekspresi
Banten Lisan
11 2016 007176 Congklak - Banten Tradisi dan Ekspresi
Banten Lisan
12 2016 007181 Gatrik - Banten Banten Tradisi dan Ekspresi
Lisan
(Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?cari=banten)

Masyarakat dan kebudayaan Banten memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri, yang
membedakan dengan daerah yang lainya. Keunikan tersebut menjadikan sebuah modal bagi
eksitensi budaya Banten dapat diperkenalkan kepada masyarakat umum. ( Noviyanti
Widasari;2014). Sayangnya, rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam
di generasi muda Indonesia saat ini. Minat mereka untuk memperlajarinya kurang. Mereka
lebih tertarik belajar kebudayaan asing. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya
informasi dan belum adanya ruang khusus untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan
unsur-unsur kebudayaan Banten. Maka dari itu perlunya ruang yang dapat digunakan sebagai
pusat informasi kebudayaan Banten untuk dan dapat digunakan juga untuk mengapresiasikan
dan mengeskspresikan tentang kebudayaan Banten. (Kompas.com;2018). Perlunya
pengorganisasian ruang yang tepat dan baik, yang dapat memberikan edukasi dsn rekreatif
pada pengguna bangunan tersebut. Dengan demikian sesuai dengan penjelasan di atas bahwa
pada studio tugas akhir ini saya akan merancang “ Pusat Kebudayaan Banten”, besar harapan
bangunan tersebut dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin mengapresiasikan dan
mengeskspresikan secara langsung hasil dari kesenian Banten.

I.2 Rumusan Masalah

Dari yang telah dijabarkan pada larae belakang terdpat permaslahan-


permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat rancangan yang dapat menarik minat masyarakat


untuk mengingat kembali tentang kebudayaan dan kesenian Banten ?
2. Bagaimana merancang sebuah wadah yang didalamnya memamerkan
kebudayaan dan kesenian Banten ?
3. Bagaimana menetukan lokasi yang tepat di provinsi Banten yang sesuai
dengan peruntukaanya, sehingga dapat menjadi pusat kebudayan Banten ?

I.3 Tujuan

Adapaun bebrapa tujuan yang diharapkan dari rancangan proyek studio tugas
akhir ini adalah, sebagai berikut :

1. mengetahui hal-hal yang dapat meningkatan keingin tahuan masyarakat


tentang kebudayaan Banten yang dapat diaplikasikan pada rancangan.
2. Dapat mengetahui dasar-dasar perancangan yang sesuai dengan peraturan
dan dapat mencerminkan Arsitektur Banten.
3. Dapat mengembangkan desain kebudayaan Banten yang sesuai dengan
kondisi, lokasi dan budaya.
I.4 Lingkup Pembahasan

Lingkup Pemabahasan pada tugas akhir difokuskan mengenai perancangan


Pusat Kebudayaan Banten, yang didalamnya terdapat fungsi :

1. Tempat penyimpana benda-benda kesenian Banten.


2. Wadah yang di butuhkan untuk mengekspresikan dan mengapresiasikan seni.
3. Tempat menjual hasil kerajinan Banten.
4. Tempat santai pengunjung yang ingin, beristirahat, berkumpul, makan, dan
minum. Dengan menjual menu makanan khas Banten.
5. Sebagai tempat bekerja dan berkumpulnya staff, karyawan, ataupun pengelola
pusat kebudayaan Banten.

I.4 Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam tugas akhir ini dilakukan


menggunakan beberapa metode, yaitu :
a. Studi Literatur/Studi Pustaka
Mencari dan mempelajari refrensi yang berkaitan dengan Pusat
Kebudayaan Banten.
b. Studi Kasus
Melakukan tinjauan lapangan untuk melihat bangunan sejenis, dan
mengunpulkan data secara langsung sesuai dengan fungsi bangunan
yang serupa.
c. Wawancara/Interview
Mengadakan pembicaraan atau memberi pertanyaan langsung kepada
narasumber, dalam hal ini adalah pihak pengelola dan pihak pengelola
pusat kesenian dan kebudayaan.
d. Studi Internet
Studi internet, yaitu melakukan tinjauan atau pencarian data dan
informasi melalui internet sesuai dengan topik yang dipilih.
1. Model Analisis
Metode analisis yang dilakukan adalah membandingkan data lapangan dan
data literatur yang sudah didapatkan untuk mendapatkan data kompilasi, yang
kemudian dianalisa dan mendapatkan kesimpula.

1.5 Sistematika Pembahasan


Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian bab ini memnguraikan tentang judul yang diambil,
pengertian judul, latar belakang, permasalahan, tujuan, lingkup
pembahasan, metode penelitian, sistematika yang pembahsan dan
kerangka pikir.

Bab 2 Kajian Pustaka


Tinjauan Umum
Berisikan mengenai sejarah, perkembangan kebudayaan Banten, dan
Jenis-jenis budaya Banten.

Tinjuan Khusus
Membahas mengenai Arsitektur Banten, sejarah, ciri khas, dan
perkembangannya

Bab 3 Studi Kasus


Menguraikan tentang temuan penulis mengenai studi banding pada
bangunan yang memiliki fungsi dan kegiatan yang sejenis dengan topik
bangunan terpilih.

Bab 4 Tinjauan Lokasi


Berisikan mengenai persyaratan dan kriteria lokasi serta alternative
lokasi yang akan dipilih.

Bab 5 Analisis
Menguraikan berupa hasil analisis mengenai pembahsan antara studi
literature dengan studi kasus pada bangunan yang memiliki fungsi dan
kegiatan sejenis dengan topik bangunan yang dipilih. Dan melakukan
analisi mikro yang membahas tentang pengolahan tapak, serta analisis
mikro yang membahas tentang manusia dan bangunan.

Bab 6 Penutup
Bab ini merupakai uraian mengenai kesimpulan dari karya tulis studio
tugas akhir sesuai dengan judul yang di pilih.
1.6 Kerangka Pikir

ISU

LATAR BELAKANG DATA/FAKTA

PERMASALAHAN

IDE

STUDI KASUS STUDI LITERATUR

KOMPILASI DATA

ANALISA

KESIMPULAN

Gambar 1.1 Kerangka Pikir


(Sumber : Data Pridadi, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/17323361/generasi.muda.kurang.peduli.buday
a.sendiri, diakses : 4/03/2018.

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?cari=banten. Diakses : 4/03/2018.

http://banten.bpk.go.id, diakses : 4/03/2018.

https://dispar.bantenprov.go.id/, diakses : 4/03/2018.

Koentjaraningrat. 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Ching, Francis D.K.2008. Atsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta; Erlangga

Hermawati, Sri. 2008. Seni Budaya. Jakarta; Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejurusan.

Widiyasari, Noviyanti. 2014. Skripsi : Peranan Debus Dalam Budaya Kewarganegaraan


Pada Masyarakat Banten. Bandung; Universitas Pendidikan Indonesia.

Manuaba, Putera. 1999. Budaya Daerah dan Jati Diri Bangsa: Pemberdayaan Cerita Rakyat
dalam memasuki Otonomi Daerah dan Globalisasi.No 4: 57-66, diakses : 5/03/2018.

Neufert, Erns. 1990.

Anda mungkin juga menyukai