BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa agar tidak lupa akan perjuangan para Pahlawan yang rela bersimbah darah
memperjuangkan ibu pertiwi.
BAB II
3
PEMBAHASAN
Kerta Gosa salah satu objek wisata yang terletak di tengah - tengah
Kota Kabupaten Klungkung. Lokasinya tepat di depan Kantor Bupati Kabupaten
Klungkung yang dimanan ada tiga bangunan dari komplek kerajaan Klungkung
yang masih tersisa dan tidak sampai hancur saat invasi kolonial Belanda,
diantarannya :
a. Sejarah Bangunan.
Pada jaman dahulu Kertha Gosa dan taman gili merupakan bagian dari
jaman kerajaan Kelungkung yang di bangun pada abad ke-17, yang dimanan
pada awalnya bangunan Kerta Gosa merupakan bangunan yang digunakan
sebagai tempat mengadakan rapat kerajaan untuk membahas tentang
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Klungkung. Sesuai dengan arti dari
nama “Kerta Gosa“, kerta artinya kesejahteraan atau kemakmuran dan Gosa
artinya diskusi/ tempat diskusi. Akan tetapi setelah Belanda berhasil
menaklukkan kerajaan Klungkung pada perang Puputan (perang sampai titik
darah penghabisan) yang terjadi pada tanggal 28 April 1908, Kerta
Gosa kemudian beralih fungsi menjadi tempat peradilan. Semua bentuk
perkara baik perkara kerajaan ataupun perkara adat disidangkan dan
diputuskan disini. selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di
Klungkung (1908-1942), sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala
daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada
tahun 1929 dan pada masa penjajahan Jepang (1043-1945). Bahkan, sampai
saat ini masih bisa dilihat seperti peralatan dari bangunan Kerta Gosa ini
seperti Kursi, Meja dan yang lainnya yang di ukir dan di hias dengan
perada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga
pengadilan adat tradisional seperti yang pernah berlaku di Klungkung dalam
periode kolonial (1908-1942) dan periode pendudukan Jepang (1043-1945).
b. Fungsi Bangunan.
masyarakat yang melanggar peraturan yang telah diatur pada masa itu. Pada
Balai ini terdapat sebuah meja berukir keemasan dan 6 (enam) buah kursi.
Pada kursi yang lengannya bertanda singa adalah tempat duduknya Regen
(Raja) yang bertindak selaku Hakim Ketua. Kursi yang berlengan lembu
adalah tempat duduknya Pendeta sebagai Ahli Hukum serta penasehat Raja
di dalam mengambil keputusan. Dan Kursi yang berlambangkan Naga
adalah tempat duduknya para Kanca sebagai Panitera. Sedangkan orang-
orang yang hendak diadili baik sebagai tergugat maupun penggugat duduk
dilantai bersila dalam laku dan sikap santun.
a. Sejarah Bangunan.
b. Fungsi Bangunan.
2.7. Makna Lukisan (Relif) yang terdapat pada bangunan Kerta Gosa dan Taman
Gili/Balai Kambang.
Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat
lukisan-lukisan (relife) wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan.
Dimana mkana relife yang terdapat pada bangunan Kerta Gosa tersebut
merupakan rangkaian dari suatu cerita yang mengambil tema pokok parwa yaitu
Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma
phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama
hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya.
Karenanya tidak salah jika dikatakan bahwa secara psikologis, tema-tema lukisan
yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan
mental dan spiritual.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
berdiri, dimana diantarannya Bangunan Kerta Gosa itu sendiri yang pada
jamannya digunakan sebagai tempat rapat Raja-raja se-Bali dalam membahas
mengenai kesejahteraan rakyat, namun sejak kerajaan klungkung dilumpuhkan
beralihlah fungsi dari bangunan ini yang digunakan sebagai tempat peradilan adat
dan agama. Selain kerta Gosa itu sendiri masih ada bangunan yang disebut Balai
Kambang/Taman Gili yang pada Zamannya digunakan sebagai tempat upacara
yadnnya. Kedua bangunan ini tidak lepas dari adannya relif gambar pewayangan
yang menceritakan kisah hidup manusai terhadap karma baik maupun buruk yang
mereka lakukan semasa hidupnnya.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita tidak boleh lupa akan sejarah,
dimana sejara sangat mengajarkan kita makna dari perjuangan tersebut, sehingga
tidak luput dari pahlawan yang telah gugur dalam medan perang yang telah
mengorbankan nyawannya demi kedamaian tanah tercinta ini, sehingga dengan
mengetahui akar cikal bakal kemerdekaan tersebut, sehingga kepada generasi di
era perkembangan jaman sekarang tetap memupuk rasa pahlawan dan
Patriotisme.Selain hal tersebut dengan sejarah kita bisa mempertahankan apa yang
telah kita punya sebagai warisan tradisi.
LAMPIRAN
f.