Anda di halaman 1dari 2

TULISANKU

Hidupku sekarang benar benar hancur aku tidak tahu arah tujuan hidupku
kemana. Terlalu banyak lika liku dunia, sampai aku tidak tahu membedakan
mana yang tulus, mungkin bagi orang banyak ini terlalu sepele, kata orang orang
sih lemah, apakah memang aku lemah, apa kata dunia melihatku seperti ini,
cengeng banget sih jadi orang, sangat cengeng haha, ternyata sangat sulit untuk
hidup di dunia, mau ngejar akhirat tapi dunia tidak mendukung, orang tua saja
acuh tak acuh, sangat susah, memang susah, aku bingung harus jadi apa, jadi
manusia tak berguna, atau jadi manusia berguna, sangat susah untuk disuruh
memilih antara impian dan harapan orang tua. Antara kuteruskan hidupku atau
tidak, sangat sulit, iya memnag sangat sulit, hidup di lingkungan yang penuh
drama.
Sering aku berfikir, kenapa yah banyak sekali orang yang tidak suka orang
lain bahagia, tersenyum, aku sadar aku tidak dibutuhkan di dunia ini, dunia yang
kelam, digemerlapi dengan kabut hitam, iya sangat hitam. Sering sekali aku
berfikir untuk mengakhiri skenario ini, tapi untungnya kau punya iman, yang
mampu menopangku.
Dari suara ketikan seorang penulis yang menyalurkan sakitnya lewat tulisan.
Mungkin jika nanti ada orang yang melihat tulisan dari si payah ini. Dia mungkin
berpikir betapa sakitnya seorang penulis ini sampai berfikir untuk bunuh diri.
Penulis ini menulis cerita sambil meneteskan air matanya dengan menceritakan
tentang dunia yang sangat gelap ini , kini dia sedang benar benar hancur hancur
sehancur hancurnya. Saat ini tidak ada yang memberikannya motivasi, tidak ada
dukungan orang lain , kini dia benar benar sendiri, sendiri…. Aku sangat kasihan
padanya, tak ada orang yang mempedulikannya, tidak ada orang yang bertanya,
apakah kamu baik baik saja, kenapa kamu menangis.
Disini aku menulis ceritaku di pantry smaeli di bangku ke tujuh dari sebelah
kiri dekat colokan, mungkin orang di sekitar ku bertanya tanya kenapa di
menangis kenapa dia sangat sedih, mungkin mereka sangat kasihan padaku,
tapi mereka tidak mampu untuk mendekat denganku lalu berbicara apakah kamu
baik baik saja, apakah kamu baik baik saja, atau bahkan mereka tidak peduli
denganku.
Sungguh dunia sangat kasihan dengan dia. Dunia sekarang ini tertawa
melihatnya. Dunia memang benar benar ingin membuat dia hancur. Apakah dia
akan menyerah begitu saja, menyerah…. Hahah. Dia sudah ada di titik
penghujung, tentu dia akan menyerah, tak perlu bertanya lagi
Aku sangat kasihan terhadapnya, dia menganggap semua orang baik, tapi
kenyataannya tidak, dia sungguh begitu lugu, dia tidak berdaya, buliran tetes air
mata kini sudah banyak mengalir di pipinya. Tak ada yang ingin mengusapnya.
Sungguh kasihan. Cita-citanya, impiannya kini sudah ditelan bumi, dia sungguh
hancur. Dia sebenarnya sadar bahwa dunia ini memang penuh drama, tapi dia
tidak bisa lolos, dia selalu terperangkap di jeruji cerita yang sunggu begitu kuat,
alurnya yang begitu naik turun meguras emosi, kadang senyuman terukir di
bibirnya. Tapi ketika senyuman itu terlukis begitu bnayak orang yang tidak suka
melihatnya. Dan setelah itu senyumannya akan pudar, dan buliran air akan selalu
menetes di pipnya.
Hidupnya begitu tak sempurna, Tapi sebenarnya hidupnya dia itu sangatlah
sempurna. Dia tau akan kata bersuyukur tapi dia juga tidak berdaya melawan
hukum Allah. Sungguh indah skenario yang dibuatNya, sungguh sangat indah.
Dia tidak tau harus bagaimana. Dia sekarang benar benar hancur. Dia bingung
dengan keadaan. Dia tidak tau harus kemana, mencari siapa, tak ada orang yang
peduli dengannya. Dia sungguh butuh sokongan.
Dia melihat anak kecil yang sedang meminta makanan dengan ibunya, Dia langsung
tersenyum. Tapi sungguh senyumannya itu sangat pahit. Dia mungkin menaruh kerinduan
terhadap seseorang. Sungguh dia butuh dukungan orang tuanya. Skenario ini memang
aneh sangat aneh. Sampai sampai dia bingung dia sedang ada dimana. Antara kehidupan
atau apa. Benar benar bingung. Sungguh bingung. Hatinya sungguh sudah hancur. Dia
sudah trauma berkali kali. Dia sungguh sudah tidak kuat. Raganya sudah hancur.
Impiannya ingin menjadi seorang hafidzah tapi tak ada dukungan oleh orang
tuanya.seluruh dunia menekannya dengan impian impian yang begitu menjanjikan. Dia
begitu rapuh. Tak ada orang di sampingnya. Sambil menulis kepahitan hatinya, ia
mendengar orang orang di sampinya bercengkerama, dia juga ingin punyasahabat, teman
yang dia bisa percaya, tapi tak ada orang yang suka dengannya. Dia sebenarnya sudah
mendapatkan teman sejati. Tapi begitu cantiknya skenarioNya dia dipisahkan oleh
sahabatnya dengan jarak. Jarak yang begitu jauh. Hanya via inernet ia bisa bercengkerama.
. Tapi ia tak tega membebani pikiran sahbatnya. Kini tak ada lagi tempat untuk mencurahkan
segala kepahitannya. Dia benar benar hancur. Sungguh hancur. Sungguh hancur. Dia tak
tau arah hidupnya. Dia sungguh bingung. Taka ada orang. Ia benar benar sendiri sungguh
aku begitu kasihan padanya.
Yaa Allah sesak, sangat sesak. Sungguh sesak. Aku lelah sungguh lelah, sangat
lelah, sangat lelah

Anda mungkin juga menyukai