Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Alam semesta saat ini juga
terdapat gumpalan awan dan debu yang bertebaran di angkasa. Selama kurang
lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu awan gas tersebut mengalami
pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut partikel-partikel debu tertarik ke
pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Pada mulanya telah terdapat “matahari asal”. Pada suatu ketika matahari asal ini
didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada
bagian matahari. Oleh tenaga penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah
peledakan-peledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer
matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat
dan disebut planetesimal. Benda padat yang disebut planetesimal ini dalam
perkembangan selanjutnya menjadi planet-planet yang salah satunya adalah bumi
kita. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
4. Teori Kabut (nebula) [Kant-Lapplace, 1755]
Di jagat raya telah terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik-menarik antar gas hingga membentuk kumpulan kabut yang sangat besar
ini berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang kencang ini,
menyebabkan materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat
(karena pendinginan). Fragmen yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya. Bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita
lihat sebagai matahari sekarang ini.