DI SUSUN OLEH:
471420023
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “ Proses Pembentukan Bumi ”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini khususnya kepada
Ibu Dr. Fitryane Lihawa. M.Si Sebagai dosen pengampuh mata kuliah
PEMODELAN GEOLOGI serta teman-teman yang turut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah tersebut.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Ilustrasi lapisan bumi terdiri dari lapisan-lapisan (sumber pinterest)
Ilmu pengetahuan tentang bumi sangat luas, baik ilmu pengetahuan yang
membahas mengenai bawah permukaan bumi, membahas dipermukaan bumi,
bahkan mahluk hidup yang berkembang dan hidup di bumi. Sangat banyak
pertanyaan yang akan timbul saat mepelajari bumi, mengapa dari banyaknya
pelanet di sistem tata surya hanya bumi yang terdapat mahluk hidup ? proses apa
yang terjadi di bumi sehingga mahluk hidup tercipta. Untuk menjawab berbagai
pertanyaan tersebut maka makalah ini dibuat untuk menjelaskan teori
pembentukan bumi.
6. Teori Kuiper
Apabila diperhatikan lebih lanjut, teori Gerald P.Kuiper ini merupakan
modifikasi teori nebular yang pernah disampaikan ilmuwan lainnya. Teori
Kuiper menyebutkan, pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan ini adalah proton-Matahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi proton-Matahari adalah proton-planet. Kuiper dalam
teorinya juga memasukkan unsur-unsur ringan Hidrogen dan Helium, di
samping unsur-unsur berat. Pusat piringan yang merupakan proton-Matahari
mempunyai suhu sangat tinggi, sedangkan proton-planet, karena
perputarannya mengelilingi proton-Matahari, lama-kelamaan menjadi dingin.
Unsur ringan (Hidrogen dan Helium) tersebut menguap dan unsur-unsur berat
tertinggal dan mulai menggumpal, kemudian menjadi planet Bumi dan planet
lainnya.
7. Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang astronomi Amerika Serikat, mengemukakan
teori Whipple yang juga disebut sebagai teori gas dan kabut debu kosmis.
Menurut Whipple, tata surya pada mulanya terdiri atas gas dan debu kosmis
yang berotasi membentuk suatu piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi
padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan-gumpalan
yang padat itu saling bertabrakan kemudian membentuk planet-planet,
termasuk planet Bumi. Adapun kabut yang ada di pusat piringan yang masih
tetap panas menjadi Matahari.
8. Teori big bang
Teori Big Bang dikenal pula sebagai teori "Dentuman Besar", yang
dikemukakan pada tahun 1948 oleh dua ilmuwan, Gamow dan Alpher, bahwa
Bumi dan alam semesta ini terbentuk dari suatu ledakan yang sangat dahsyat.
Ledakan tersebut berasal dari partikel yang pecah dengan energi yang amat
besar. Ledakan dahsyat tersebut kemungkinan berasal dari ledakan thermo
nuklir alami yang belum diketahui asal mulanya. Diperkirakan ledakan
tersebut terjadi pada 10-20 triliun tahun yang lalu, dan akibat ledakan tersebut
masih terasa hingga sekarang. Diuraikan lebih lanjut bahwa dentuman dahsyat
yang berasal dari ledakan thermo nuklir ini dapat menghasilkan energi (panas)
sangat tinggi, yang mengakibatkan ekspansi materi ke segala arah dengan
kecepatan luar biasa. Bila sisa yang ekspansi tersebut berupa benda-benda
langit (bintang, planet, dan sejenis asteroid), benda-benda langit tersebut akan
bergerak makin jauh.
Gambar 2.2 Ilustrasi pembentukan bumi big bang (sumber:pinterest)
Pada tahun 1990 lubang terdalam yang pernah dibuat oleh manusia ada di
Semenanjung Kola, bekas teritorial Uni Soviet, mencapai kedalaman 12 km (7
mi) dan direncanakan hingga 15 km (9 mil). Jika ingin mencapai inti Bumi,
pengeboran harus terus dilakukan hingga 6.355 km (3.947 mil). Karena ukuran
Bumi sangat besar, pengeboran sedalam 15 km belum cukup untuk menampilkan
yang sebenarnya ada di bawah. Oleh sebab itu, dipakai pendekatan dengan metode
lain untuk mengetahui apa yang ada di dalam Bumi Kebanyakan pengetahuan
yang dipergunakan adalah pendekatan studi getara gempa Bumi yang mampu
menembus Bumi. Getaran yang disebabkan oleh gempa Bumi disebut gelombang
seismik, yang dapat direkam oleh peralatan sensitif. Dua jenis gelombang
merambat di bagian dalam (interior) Bumi, yaitu gelombang primer (P) yang
cepat, dan gelombang sekunder (S) yang lambat. Waktu tunda di antaranya dapat
memberikan informasi yang berharga bagi geologist tentang asal gelombang
tersebut. Gelombang terbiaskan sa melewati bahan yang berbeda, menunjukkan
perubahan di dalam interior Bumi.
Kerak Bumi (lithosfera) yang merupakan kulit Bumi terluar yang masih
dan dapat terjangkau "kemampuan manusia" terdiri dari beberapa bagian, yaitu
sebagai berikut.
Bagian atas dengan tebal 15 km, yang mempunyai berat jenis kira-kira 2,7
merupakan tipe magma granit.
Bagian tengah dengan tebal 25 km, yang mempunyai berat jenis kira-kira
3,5 merupakan tipe magma basalt.
Bagian bawah dengan tebal 20 km dan mempunyai berat jenis 3,5
merupakan tipe magma peridotit dan eklogit.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem tatasurya bumi merupakan planet ketiga dari matahari, dan
bumi merupakan planet terpadat dan terbesar urutan kelima dalam sistem
tatasurya. Bumi adalah sebuah lapisan cair yang memiliki ketebalan sekitar 2.266
km. Bumi merupakan planet yang memiliki siklus kehidupan didalamnya. Proses
pembentukan bumi, bumi berasal dari dua gumpalan kabut raksasa yang meledak
dengan sangat dasyat, ledakaan tersebut kemudian membentukgalaksi nebula.
Kemudia setelah selang waktu yang lama nebula mendingin dan membeku
membentuk galaksi bima sakti, lalu sistem tata surya. Bumi terbentuk dari
material kecil yang terlempar keluar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang
mendingin dalam dan memadat sehingga terbentuklah bumi. Bumi terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu lapisan inti dalam, lapisan inti luar, mantel dalam, matel
luar, dan kerak bumi.
3.2 Saran
Hidayat, D., Handayani, L., Widiwijayanti, C., Suyatno, S., & Sanyoto, A.
(2006). STRUKTUR LAPISAN BUMI DI BAWAH G.
TANGKUBAN PARAHU BERDASARKAN STUDI SEISMIK
STASIUN TUNGGAL. RISET Geologi dan Pertambangan , 16 (1), 1-
8.