Anda di halaman 1dari 9

PERAN PEMUDA ISLAM DALAM MERESPON SEKTOR

PEREKONOMIAN DENGAN MERUJUK PADA AL-QUR'AN DAN


HADITS

Sub tema: EKONOMI

Disusun oleh:
MUAMAR MA'RUF

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO


PURWOKERTO
2019
Peran Pemuda Islam dalam Merespon Sektor Perekonomian dengan
Merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits

"Anggaran yang dikelola dengan baik tidak hanya mencerminkan kualitas


ekonomi yang baik, tapi juga mencerminkan martabat suatu bangsa yang baik"
(Sri Mulyani, seorang Menteri Keuangan kabinet Joko Widodo)
A. Pendahuluan
Tujuan dari adanya penulisan ini adalah untuk mengkaji dan menyoal
tentang peranan pemuda Islam yang mengkaji al-Qur'an dan Hadits sebagai
wujud nyata dalam merespon beberapa sektor kehidupan terutama sektor
perekonomian. Berbagai hal yang dapat memengaruhi perkembangan ekonomi
adalah terletak pada pola kehidupan masyarakat yang ada disuatu daerah. Jika
dalam suatu masyarakat sangat mengedapankan sikap gotong royong dan
saling membantu maka dapat dipastikan aspek perekonomian yang ada di
daerah tersebut akan maju, karena tidak ada sekat yang memisahkan antara si
kaya dan si miskin, antara si lemah dan si kuat. Apabila sudah terbangun rasa
saling memiliki antar individu pastinya sudah tidak ada lagi celah untuk suatu
masalah berkembang menjadi konflik dalam suatu tatanan masyarakat. Setiap
hal yang memengaruhi sektor perekonomian pasti memiliki jangka waktu baik
panjang maupun pendek. Seperti halnya apa yang ada didalam al-Qur'an dan
Hadits juga terdapat hal-hal yang dapat memengaruhi aspek ekonomi dalam
kehidupan bermasyarakat, jika hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka
dapat menjadi pengaruh dalam kategori jangka panjang, namun jika tidak maka
hanya akan menjadi jangka pendek bahkan selalu merasa kekurangan yang
pada akhirnya berdampak pada krisis ekonomi yang melahirkan berbagai
masalah baru berupa kesejahteraan sosial.
Setiap daerah pastinya memiliki tolok ukur sendiri dalam menentukan
perkembangan ekonominya, akan baik buruknya sistem perekonomian, naik
turunnya perekonomian, bahkan hal-hal yang dapat muncul dari setelah adanya
sistem ekonomi yang diterapkan. Adapun beberapa tolok ukur atau indikator
yang dapat dijadikan acuan dalam melihat perkembangan ekonomi dalam suatu
daerah adalah seperti yang disampaikan oleh Abdul Manaf dalam jurnalnya,

1
yaitu; Pendapatan Perkapita, Struktur Ekonomi, Urbanisasi, Angka Tabungan,
Indeks Kualitas Hidup, dan Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index).1
Teori yang digunakan dalam memperoleh sumber-sumber yang nantinya
dapat dijadikan data dalam penulisan ini adalah teori pendidikan dan ekonomi,
dimana kedua teori ini merupakan dua hal yang berbeda, bukan merupakan
satu kesatuan makna, akan tetapi dengan adanya kedua teori yang berbeda ini
dapat menghasilkan data yang relevan dan mampu dipahami oleh khalayak
umum. Adanya teori pendidikan berfungsi untuk membahas bagian kajian
terkait al-Qur'an dan Hadits dan teori ekonomi berfungsi membahas terkait
perkembangan ekonomi baik berupa cara-cara, sistem/struktur, ataupun metode
yang digunakan dalam perekonomian, yang nantinya dipadukan sehingga
kedua hal tersebut dapat saling berkaitan dan bahkan menjadi faktor sebab
akibat dalam kehidupan nyata.
Dasar penulisan esai ini, berangkat dari kesadaran penulis terkait dengan
keadaan ekonomi yang selalu naik turun di daerah yang mayoritas beragama
Islam dengan alih-alih berpedoman pada sumber hukum Islam berupa al-
Qur'an dan Hadits. Penulis sendiri tidak membatasi terkait wilayah yang
menjadi objek kajian karena memang penulisan ini difokuskan pada umat
muslim sendiri sebagai subjek atau pelaku dalam melakukan berbagai hal yang
dapat berdampak pada perkembangan ekonomi di daerahnya masing-masing.
B. Pembahasan
Seorang pemuda merupakan regenerasi dari adanya masyarakat yang
sudah menginjak usia dewasa bahkan lanjut usia, untuk kemudian melanjutkan
perjuangan dan menyambung estafet kehidupan ke arah yang lebih baik.
Seperti pepatah arab yang mengatakan bahwa "Syubbanul Yaum Rijalul
Ghadd" yang berarti pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa depan, pepatah
yang satu ini sangat terkenal bahkan sering dibawakan dalam pidato-pidato,
orasi-orasi, dan ceramah yang bernuansa menggebu-gebu untuk menyemangati
para pemuda hari ini agar siap menjadi pemimpin yang berkompeten dalam

1 Abdul Manaf, Peran Media Dakwah dalam Pembangunan Manusia, dalam Jurnal Ilmu Dakwah (Vol.
38, No. 2, 2018), hlm. 194-195.

2
bidangnya. Pemuda memang disiapkan untuk menjadi pemimpin dimasa yang
akan datang, minimal dia akan memimpin satu lingkup terkecil dari sebuah
negara yaitu keluarganya. Setiap orang pastinya memiliki kesempatan untuk
meimpin bahkan sudah merupakan ketetapan sejak lahir bahwasanya setiap
orang memiliki kemampuan untuk memimpin, walaupun hanya bersifat pribadi
atau memmpin diri sendiri, seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam
Bukhori dan Muslim yang berbunyi:
‫كلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته فاالءمير الذى على الناس راع عليهم وهو مسؤل عنهم والرجل‬
‫الخ‬......‫راع‬
Hadits ini menyatakan bahwa memang setiap orang adalah pemimpin dan akan
dimintai pertangungjawaban dengan apa yang dipimpinnya.
Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Muslim
terbesar di dunia. Hal ini menjadi dampak pertimbangan peraturan serta
kebijakan pemerintah dalam menentukan strategi untuk mengupayakan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam penelitian tentang data demografi
agama, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencakup sensus
penduduk dan definisi agama.2 Maka dari itu, dalam hal ini pemuda Islam
menjadi sorotan yang berpengaruh pada perkembangan perekonomian di suatu
daerah atau negara, khususnya di negara Indonesia.
Jika berbicara peran, pastinya membahas tentang kontribusi dan
partisipasi apa yang telah diberikan oleh seorang pemuda dalam mewujudkan
hal-hal yang masih direncanakan sehingga dapat terealisasi dengan baik dan
dapat dinikmati hasilnya berupa timbal balik yang dapat dirasakan oleh
masyarakat.
Banyak sekali peran pemuda terutama masyarakat muslim dalam
memajukan sektor perokonomian didaerahnya masing-masing maupun negara
kesatuannya. Dengan merujuk pada al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman
pemuda muslim dapat ikut serta dalam rangka membangun perekonomian yang
baik. Seperti yang telah diperintahkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya
dalam Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 43 yang berisi tentang kewajiban
menunaikan zakat.

2 Zamakhsyari Abdul Majid, Ekonomi dalam Perspektif Al-Qur'an, dalam Jurnal Ahkam (Jakarta: Vol.

16, No. 2, 2016), hlm. 253.


3
Secara substansial zakat termasuk kategori kewajiban yang mempunyai
dua tinjauan yaitu tinjauan ta'abbudi (peribadahan) dan tinjauan sosial.3
Tinjauan sosial zakat terlihat pada objek utamanya, yaitu pemenuhan
kebutuhan hidup mustahiqqin (para penerima zakat) yang mayoritas
masyarakat ekonomi kelas bawah, dan peningkatan taraf hidup mereka supaya
terentas dari kemiskinan, dan dapat hidup layak tak sekadar bergantung pada
uluran tangan orang lain. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa
adanya zakat dapat meningkatkan taraf perekonomian dalam suatu daerah
setelah lebaran idul fitri selesai, ekonomi dapat diatur dengan baik akan
pengeluaran dan pemasukan. Disinilah peran penting para pemuda sebagai
agen dari adanya perubahan yang membawa perekonomian didaerahnya dapat
maju. Adanya pengelolaan sumber dana maupun jasa yang baik dapat
meningkatkan signifikansi perekonomian, dengan turunnya peran para pemuda
yang lebih berkompeten dalam menangani urusan tersebut diharapkan
pembagian hak-hak kepada yang membutuhkan akan tersampaikan dengan
merata. Sebagai contoh jika para pemuda yang mengurusi bagian zakat, seperti
menjadi 'amil zakat misalnya, maka sudah bisa dipastikan pengurusan
pemabagian bantuan berupa zakat yang ditujukan kepada pihak-pihak yang
memang membutuhkan dapat terbagi secara teratur dan baik mengingat potensi
serta kemampuan para pemuda yang masih memiliki semangat dan tekad kuat.
Contoh lain dari adanya peran pemuda Islam dalam meingkatkan sektor
perekonomian menjadi lebih baik adalah pada keseriusannya dalam bekerja.
Seorang pemuda yang berniat memajukan ekonomi di daerahnya pastinya
memiliki etos kerja yang baik dan mengarah pada hal-hal yang positif baik bagi
dirinya maupun orang lain disekitarnya. Seperti yang tertera dalam Qur'an
Surat al-Qashash ayat 77, yang artinya: "dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." Dalam ayat tersebut Allah

3 M. Sibromulisi, Dasar Kewajiban Zakat dalam Islam, dalam www.nu.or.id, diakses pada hari Rabu, 11

Desember 2019. Pkl 07.50 WIB.


4
telah memerintahkan manusia untuk senantiasa bekerja keras dan berusaha
semaksimal mungkin untuk kepentingan dalam urusan duniawi dengan tanpa
melupakan kebutuhan ukhrowi-nya, agar tercipta dan terbentuk jiwa-jiwa
manusia yang moderat sehingga kehidupan dapat seimbang dan tidak timpang
pada salah satu sisi kehidupan.
Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Majjah
yang telah diceritakan dari Al-Miqdam bin Ma'diqarib Az-Zubaidi bahwasanya
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki
kecuali dari hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang dinafkahkan oleh
seorang laki-laki kepada diri, isteri, anak dan pembantunya adalah sedekah."
Hadits tersebut merupakan motivasi dari Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kepada
kaum muslimin untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Kita dilarang oleh Nabi
hanya sekadar bertopang dagu dan memangku tangan mengharap rezeki dari
orang lain. Terutama bagi para pemuda yang masih memiliki semangat dan
tenaga yang masih prima, sehingga apa-apa yang dihasilkan dapat bernilai
maksimal dan memuaskan. Hadits tersebut memiliki keterkaitan pada Qur'an
surat al-Baqarah ayat 43 terkait dengan pemberian berupa harta dan semisalnya
yang dapat meningkatkan sektor perekonomian. Adanya bantuan kepada para
penyandang kesejahteraan sosial menjadikan peran para pemuda sangat dinanti
dan diharapakan kontribusinya, seperti contoh adalah seorang pengusaha muda
sebagai aset terpenting suatu negara yang harus mampu membimbing
keberlangsungan hidup dengan latar belakang aspek kehidupan yang berupa
aspek ekonomi.
Sebenarnya peran pemuda, terutama pemuda muslim dalam memajukan
ekonomi sangatlah banyak dan tidak terbatas oleh kemampuan yang dimiliki,
hal ini karena peluang bagi para pemuda sangatlah terbuka lebar untuk sekadar
membangun ekonomi yang lebih bai dan mapan, minimal dapat
mensejahterakan orang-orang disekitarnya. Dengan berpedoman pada al-
Qur'an, seorang pemuda muslim dapat membawa dan mengantarkan
perekonomian ke arah yang lebih baik, karena didalam al-Qur'an ternyata
sudah diatur terkait masalah perekonomian. Al-Qur'an dengan segala ajarannya
datang sebagai sumber dan pedoman tingkah laku manusia. Oleh karena

5
tindakan dan tingkah laku ekonomi adalah bagian dari aktivitas manusia maka
seluruh kegiatan ekonomi haruslah berada dalam sebuah sistem Qur'ani.
Terkait dengan peran pemuda dalam sektor perekonomian, al-Qur'an
telah menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi yang semua cabang-cabang kembali
kepadanya. Hal itu karena masalah-masalah ekonomi kembali kepada dua
prinsip yaitu; Pertama, kecerdasan di dalam mencari harta. Kedua, kecerdasan
di dalam membelanjakan pada tempat-tempatnya.4
Dua hal tersebut memang sangat memengaruhi adanya faktor kemajuan
dalam bidang ekonomi. Jika seorang pemuda memiliki kecerdasan dalam
mencari harta untuk nantinya dimanfaatkan pada kebaikan, pastinya
perekonomian dalam suatu daerah atau negara akan berkembang dengan baik.
Seperti yang telah dipaparkan pada poin sebelumnya, bahwa zakat adalah salah
satu hal yang dapat menunjang dan menekan angka kenaikan kemajuan
ekonomi, dari yang tadinya hanya berperan sebagai seorang 'amil zakat
sekarang sudah menjadi seorang muzakki5 karena sudah memiliki harta
berlebih sehingga diwajibkan untuk membersihkan harta-hartanya.
Adapun prinsip kedua terkait dengan peran para pemuda di masa
sekarang adalah seorang pemuda harus mampu membelanjakan harta yang
dimilikinya pada tempat-tempat yang semestinya dan sesuai sasaran pada pihak
yang memang membutuhkan. Dalam hal ini, seorang pemuda dapat berperan
menjadi seorang donatur dalam memberikan dana bantuan sebagai wujud
implementasi dari adanya kajian al-Qur'an dan Hadits yang sudah
dipelajarinya. Maka dari itu, peranan pemuda sangatlah penting dan
berpengaruh pada kemajuan ekonomi dalam suatu daerah atau negara,
khususnya bagi masyarakat muslim sendiri. Sudah tidak diragukan lagi bahwa
memang para pemuda mengemban amanat yang sangat besar dipundaknya
akan kemajuan negaranya dan masyarakat yang ada di dalamnya. Mengingat
akan semua hal tersebut, seorang pemuda wajib untuk terus bekerja keras dan
semangat dalam belajar agar tanggung jawab yang diembannya dapat
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.

4 Syaikh Muhammad Al-Amin bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syanqithi, Al-Quran Mengatur Masalah
Ekonomi, dalam www.pengusahamuslim.com, diakses pada hari Kamis, 12 Desember 2019, pkl 11:42 WIB.
5
Orang yang berzakat.
6
C. Simpulan dan Saran
Dengan melihat pada pembahasan sebelumnya, terkait dengan peran
pemuda dalam menyoal dan merespon salah satu aspek kehidupan yaitu berupa
aspek ekonomi, sebagai salah satu cara untuk memajukan negara dengan aspek
tersebut, peran pemuda sangat banyak sekali. Beberapa hal yang dapat
dilakukan pemuda sebagai wujud kontribusinya dan pengabdiannya pada
negara adalah dengan turut berpartisipasi melaksanakan berbagai kegiatan yang
bersifat sosial kemasyarakatan. Seperti contoh adalah dalam pengurusan zakat,
karena tidak bisa dipungkiri bahwa zakat adalah salah satu hal yang ada di
dalam al-Qur'an yang dapat meningkatkan taraf perekonomian, dengan peran
para pemuda entah sebagai 'amil zakat ataupun seorang muzakki jika sudah
mampu dan berkewajiban mengeluarkan zakat. Kemudian peran kedua adalah
dengan menerapkan semangat etos kerja yang baik dalam keseharian agar
dapat menunjang dan menekan tingkat perekonomian di daerah maupun
negaranya.
Dalam esai ini, peran pemuda didasarkan dan merujuk pada al-Qur'an
dan Hadits karena memang didalam al-Qur'an dan Hadits sudah termaktub dan
diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT tentang berbagai hal yang
bersinggungan dengan aspek-aspek kehidupan seperti yang telah dibahas dalam
esai ini adalah aspek ekonomi, adapun aspek lain seperti aspek sosial, politik,
budaya, dan lainnya juga sudah tertulis dan ditata secara rapi oleh Allah,
tinggal bagaimana para pemuda Islam memahami dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun saran dari penulis terkait hasil penulisan esai ini, adalah jika esai
ini sudah sampai pada tangan pembaca diharapkan pembaca dapat
memanfaatkannya dengan baik dan dapat menjadikannya sebagai bahan
rujukan dalam penulisan dan penelitian selanjutnya yang masih memiliki
keterkaitan kajian dan pembahasan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Zamakhsyari Abdul. 2016. Ekonomi dalam Perspektif Al-Qur'an, dalam


Jurnal Ahkam. Jakarta: Vol. 16, No. 2.
Manaf, Abdul. 2018. Peran Media Dakwah dalam Pembangunan Manusia, dalam
Jurnal Ilmu Dakwah. Vol. 38, No. 2.
M. Sibromulisi, Dasar Kewajiban Zakat dalam Islam, dalam www.nu.or.id,
diakses pada hari Rabu, 11 Desember 2019. Pkl 07.50 WIB.
Syanqithi, Syaikh Muhammad Al-Amin bin Muhammad Al-Mukhtar. Al-Quran
Mengatur Masalah Ekonomi, dalam www.pengusahamuslim.com,
diakses pada hari Kamis, 12 Desember 2019, pkl 11:42 WIB

Anda mungkin juga menyukai