Anda di halaman 1dari 20

DISTRIBUSI PENDAPATAN: KESEJAHTERAAN MENURUT KONSEP

EKONOMI ISLAM
ALMIZAN
Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
almizan554@gmail.com

Abstract
Islamic Economics with the idea of giving the economy the principles of life in a relationship with each other.
In it contains the direction and at the same time demand that his followers do your best and avoid action
that is considered a sin. Islamic economics does not just contain about sets of rules but provides a guarantee
for improved welfare. In this article, the authors intend to reveal the clarity of the distribution of income:
welfare according to the concept of Islamic economics. Islam considers that economic prosperity is not solely
economic problems of distribution of material, but also involves an element of non-material and other fields.
Economic welfare can be run in conjunction with welfare in other fields. Islamic economic demands for the
overall running of the teachings of Islam in all aspects of life. The consequence of this concept is the well-being
should be viewed as a manifestation of God's command to his servant. So that the welfare of the continuing
efforts of mankind to do good, both to God and to fellow human beings.

Keywords: Distribution, Income, Welfare, Islamic Economics

PENDAHULUAN kehidupan yang lebih teratur dan lebih baik.


Demikian juga dengan dorongan untuk
Kesejahteraan menjadi bagian penting
membentuk negara. Negara dibutuhkan dan
bagi suatu negara, Permasalahan yang dihadapi
dibentuk untuk mewujudkan ketertiban dan
negara-negara yang sedang berkembang
kehidupan yang lebih baik dan layak yang
adalah kesejahteraan warga negaranya.
juga biasa disebut kesejahteraan. Dengan
Bahkan, didirikannya atau dibentuknya
demikian, kesejahteraan menjadi harapan cita-
sebuah negara salah satu tujuannya adalah
cita bagi setiap individu dan setiap masyarakat,
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi
bahkan setiap negara. Kondisi kehidupan
masyarakatnya. Berbagai cara, metode, aturan,
bermasyarakat dan bernegara yang sejahtera
alat, pendekatan, ataupun kebijakan telah
menjadi sesuatu yang ideal (Soetomo, 2014).
dipilih, ditempuh dan dilakukan oleh sebuah
negara dalam rangka untuk mencapai tujuan Indonesia adalah termasuk diantara
tersebut. Makanya pemimpin pada suatu negara yang menjadikan atau memimpikan
negara diminta untuk serius dalam mencapai ada kesejahteraan yang ingin dirasakan, oleh
kemajuan dari negara. sebabnya kesejahteraan bangsanya sebagai
tujuan yang final bagi bangsa ini dari zaman
Berbagai nilai dan institusi sosial tersebut
kemerdekaan sampai sekarang ini. Bagaimana
dapat menjadi instrumen bagi terciptanya
64 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

tidak, Indonesia dengan kekayaan sumber tersembunyi ataupun di dalam bentuk terang-
daya alamnya yang melimpah belum bisa terangan.
mensejahterakan masyarakat dan bangsa Oleh karenanya, ciri dari tercapainya
sendri. Menjadikan tantangan tersendiri bagi tujuan tersebut menurut Bung Karno dalam
bangsa/negara dalam menyongsong mimpi buku Lahirnya Pancasila adalah tidak adanya
yang ingin direalitaskan seperti yang dirasakan kemiskinan (Sunarso Hs. dan Joh. Mardimin,
oleh negara-negara maju di Eropa. Kesulitan 1996). Untuk memastikannya, para pendiri
demi hari dan tahun harus menjadi pelajaran bangsa ini menegaskannya dalam Pasal
berharga yang tidak bisa kesampingkan 34 tentang fakir miskin dan anak-anak
dalam menyikapi persoalan yang ada pada terlantar yang dipelihara oleh Negara. Namun
saat sekarang. Indonesia harus bisa bermimpi demikian, hingga saat ini kesejahteraan yang
seperti negara maju yang ada di Asia, Rumusan dicita-citakan belumlah tercapai bahkan
kesejahteraan yang dituangkan di dalam masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh
pembukaan UUD 1945, selain itu komitmen masyarakatnya maupun oleh pendiri bangsa
tersebut juga dijabarkan di dalam batang ini. hal tersebut tergambar dari kehidupan
tubuhnya, yakni Bab XIV pasal 33 tentang masyarakat sehari-hari, pada hari ini masih
perekonomian nasional dan kesejahteraan banyak masyarakat meminta-minta dijalanan
sosial (Dampriyanto, 2009). bahkan mereka membawa buah hati untuk
Umat Islam yakin bahwa Allah SWT melakukan pekerjaan tersebut. Kondisi
menciptakan langit dan bumi, dan segala inilah yang kemudian melahirkan konsep
apa yang ada diantara keduanya untuk ketimpangan atau kesenjangan ditegah-
kesejahteraan umat manusia, dan untuk itu tengah masyarakat bahkan efek dari itu semua
manusia harus memanfaatkannya seoptimal menjadikan karakter yang tahan banting
mungkin tanpa menimbulkan kerusakan dan terhadap kepeduliannya kepada orang di
ketidakadilan dimuka bumi. Selanjutnya, sekitarnya. Kesenjangan terjadi apabila 20
umat Islam yakin/percaya bahwa Allah SWT persen penduduk yang tergolong kaya meraih
menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Tidak lebih dari 50 persen GNP. Di Indonesia,
ada yang sia-sia dalam penciptaan Allah SWT. kesenjangan spasial terjadi antara desa dan
Sejahtera dalam menggapainya tidak kota, antara Jakarta dan luar Jakarta, antara
bisa dengan teori dan doa, namun hal Jawa dan luar Jawa, antara Indonesia bagian
tersebut dipraktekan atau diusahakan untuk barat dan Indonesia bagian timur. Akhirnya
mencapainya makanya manusia dituntut muncul kesadaran bahwa penerapan strategi
untuk memamfaatkan kemampuannya dan growth first distribution later tidak sesuai
belajar dari kekurangan yang ada dalam untuk negara-negara berkembang (Gunawan
diri. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi Sumodiningrat, 2009).
dilarang keras untuk meminta-minta secara
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 65

Kesejahteraan telah diasumsikan sebagai Meskipun belum semua meyakini akan


sebuah pertumbuhan yang tinggi dalam keampuhannya dalam menyelesaikan masalah-
pembangunan ekonomi. Oleh sebabnya masalah perekonomian, sosial, politik, hukum,
ada sebuah negara yang disebut negara budaya, dan berbagai masalah alam, namun
berkembang dan negara maju. Pendekatan paradigma ini memberikan pemahaman yang
ini telah banyak membuat negara berhasil sempurna tentang alam semesta, yakni : langit,
mencapainya. Indikator keberhasilan tersebut bumi, dan segala isinya termasuk manusia
adalah meningkatnya akumulasi kapital dan sebagai khalifah di dalamnya.
pendapatan per kapita. Tetapi tidak bisa Dalam kehidupan memang akan terjadi
dipungkiri juga, bahwa pendapatan per kapita perbedaan dan kesenjangan ekonomi atau
pada masyarakat atau negara tidak menjamin rezeki diantara pelaku ekonomi, karena hal
kesejahteraan masyarakat atau bangsa. Ternyata tersebut merupakan sunnatullah. Kondisi
kenaikan pendapatan per kapita mungkin tidak inilah yang secara religius akan menciptakan
menaikan standar hidup rill masyarakat. Bisa mekanisme ekonomi, bagi siapa mempunyai
saja terjadi bahwa sementara pendapatan nyata kelebihan rezki yang di berikan allah SWT
per kapita meningkat akan tetapi konsumsi menolong saudara/individu yang mempunyai
perkapita merosot. Masyarakat mungkin kekurangan rezki atau harta, secara umum,
meningkatkan tingkat tabungan mereka atau Islam mengarahkan mekanisme berbasis
bahkan pemerintah sendiri menghabiskan moral spritual di dalam pemiliharaan keadilan
pendapatan tersebut untuk keperluan militer sosial pada setiap aktivitas ekonomi. Latar
atau keperluan lain. Ada kemungkinan lain belakangnya karena ketidakseimbangan
yang menyebabkan masyarakat tetap miskin kekayaan adalah hal yang mendasari hampir
kendati ada kenaikan dalam pendapatan semua konflik individu maupun sosial. Hal
nasional nyata jika pendapatan itu hanya tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya
dinikmati oleh beberapa gelintir orang kaya keyakinan pada prinsip moral dan sekaligus
dan tidak oleh banyak orang miskin. Namun kedisiplinan dalam mengimplementasikan
demikian, keberhasilan ini hanya dinikmati konsep moral tersebut. Ini adalah fungsi dari
oleh pemilik modal dan kelompok elit nasional. menterjemahkan konsep moral sebagai faktor
Seiring dengan semangat umat Islam endogen dalam perekonomian, sehingga etika
untuk berusaha menerapkan ajaran agamanya, ekonomi menjadi hal yang sangat membumi
munculah kajian tentang kesejahteraan dalam untuk dapat mengalahkan setiap kepentingan
perekonomian yang berbasiskan Ekonomi pribadi.
Islam. Paradigma ini menjelaskan bahwa Ekonomi Islam sesungguhnya secara
kesejahteraan masyarakat akan dapat tercapai inheren merupakan konsekuensi logis dari
bila seluruh aktivitas manusia berlandaskan kesempurnaan Islam itu sendiri, Islam harus
Ekonomi syariah atau Ekonomi Islam. dipeluk secara kafah dan komprehensif
66 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

oleh umatnya. Islam menuntut pada pada baru. Meskipun pada kenyataannya ajaran
umatnya untuk mewujudkan keislamannya Islam memberikan petunjuk-petunjuknya
dalam seluruh aspek kehidupannya. Sangatlah dalam beraktivitas ekonomi tetapi secara
tidak masuk akal seorang muslim melakukan bangunan ilmu masih membutuhkan
sholat lima waktu, lalu dalam kesempatan proses untuk menjadi mapan. Muncul dan
lain ia tidak mampu memberikan sebahagiaan berkembangnya ilmu ekonomi Islam ini turut
kekayaannya untuk orang lain. Sehingga memberikan alternatif pemecahan masalah
kesenjangan akan semakin menyempit yang berlarut-larut akibat dari mengusung ide
walaupun tidak bisa dihilangkan sama sekali. atau gagasan kapitalisme maupun sosialisme
Dengan demikian hanya dengan tolong yang mengalami kegagalan.
menolong dan saling memberilah, maka Di sisi lain, ajaran Ekonomi Islam memang
kebutuhan manusia itu dapat terpenuhi, menuntut para pemeluknya untuk berlaku secara
karena yang kaya membutuhkan yang miskin profesional yang dalam prosesnya menampilkan
dan sebaliknya yang miskin membutuhkan kerapian, kebenaran, ketertiban, dan keteraturan
yang kaya (Muhammad Nafik HR, 2009). (Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, 2003).
Dalam perspektif ide atau gagasan, ternyata Tuntutan inilah yang mendorong untuk
konsep kesejahteraan banyak mengadopsi menunjukkan tentang bagaimana ekonomi
pada paham kapitalisme dan sosialisme Islam memberikan alternatif dalam kejelasan
(M. Umer Chapra, 2000). Paham ini telah konsep kesejahteraan tersebut.
terbukti membawa banyak kegagalan dalam Pada karya ilmiah ini dimaksudkan untuk
mengantarkan pembangunan untuk mencapai menjelaskan Distribusi pendapatan dan
kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena kesejahteraan menurut konsep ekonomi Islam.
itu, munculah sebuah alternatif konsep Didalam pembahasannya akan diuraikan
kesejahteraan yang mengacu pada nilai-nilai berdasarkan sumber-sumber dari ajaran
ajaran Ekonomi Islam. Pada saat krisis ekonomi ekonomi Islam, yakni Al-Qur’an, Hadis,
moneter melanda dunia, lembaga-lembaga pendapat ulama, dan pendapat ahli ekonomi
ekonomi di negara-negara berkembang yang Islam. Tulisan ini diharapkan dapat menggali
menerapkan mekanisme syariah terbukti dapat berbagai ide atau gagasan tentang kesejahteraan
bertahan dan bahkan disebagiannya mampu agar dapat memberikan kontribusi dalam
untuk dapat tumbuh dan berkembang. memecahkan berbagai permasalahan bangsa
Sehingga berawal dari keberhasilannya ini dan negara.
mulailah banyak dikaji tentang konsep
kesejahteraan yang berlandaskan pada ekonomi Distribusi Pendapatan
Islam (M. Lutfi Hamidi, 2003). Pengertian distribusi pendapatan menurut
Dalam teori-teori ekonomi, nilai-nilai yang Ahli ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan
ditawarkan ekonomi Islam tergolong hal yang menyalurkan barang dan jasa, dan produsen
(penghasil) ketangan konsumen (pemakai)
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 67

yang membutuhkannya. Pengertian distribusi pengakuan hak milik harus berfungsi sebagai
pendapatan, tidak terlepas dari pembahasan pembebas manusia dari karakter materialistis.
mengenai konsep moral ekonomi yang dianut. Di Hanya karena pembebasan itu, manusia bisa
samping itu, juga tidak lepas dari model instrumen mendapatkan kemuliaannya bukan sebaliknya.
yang diterapkan individu maupun negara, Dalam Islam hak legitimasi hak milik akan
dalam menentukan sumber-sumber maupun tergantung dan sangat terkait erat kepada pesan
cara-cara pendistribusian pendapatannya. moral untuk menjamin keseimbangan, dimana
Dan juga sebetulnya konsep Islam tidak hanya hak pribadi diakui, namun hak kepemilikan
mengedepankan aspek ekonomi, dimana ukuran tersebut harus bisa berfungsi sebagai nafkah
berdasarkan atas jumlah harta kepemilikan , tetapi konsumtif bagi diri dan keluarga, berproduksi dan
bagaimana terdistribusi penggunaan potensi berinvestasi, alat mengapresiasikan kepedulian
kemanusiaannya, yang berupa penghargaan sosial (zakat, infak, dan sedekah) dan jaminan
hak hidup dalam kehidupan. Distribusi harta distribusi kekayaan, menjamin mekanisme kerja
tidak akan mempunyai dampak kalau tidak ada di jalan Allah SWT.
kesadaran antara sesama manusia akan kesamaan Islam menciptakan beberapa instrumen
hak hidup. untuk memastikan keseimbangan pendapatan
Untuk itu, dalam menanggapi laju di masyarakat. Seperti zakat dan sedekah
perkembangan pemikiran ini, yang dapat misalnya, instrumen ini di kedepankan untuk
dilakukan adalah : Pertama, mengubah cara pola keseimbangan karena mengingat tidak semua
pikir dan pembelajaran mengenai nilai Islam, orang mampu terlibat dalam proses ekonomi
dari yang terfokus perhatiannya kematerialistik karena yatim piatu atau jompo dan cacat tubuh.
kepada tujuan yang mengarahkan kesejahteraan Tetapi harus diingat zakat tidak akan ada
umum berbasis pembagian sumber daya dan sumbernya yang bertumpu pada tiga hal: profit
resiko yang berkeadilan untuk mencapai perdagangan, pendapatan, dan gaji pekerja,
kemanfaatan yang lebih besar bagi komunitas dan aset perusahaan atau individu. Oleh karena
sosial. Kedua, keluar dari ketergantungan itu, yang perlu di perhatikan adalah aktivitas
kepada pihak lain, hidup diatas kemampuan ekonominya terlebih dahulu, baru dipompa
pribadi sebagai personal maupun bangsa, kesadarannya untuk membayarkan zakat
melaksanakan kewajiban finansial sebagaimana (Mustafa Edwin Nasution, 2006).
yang ditunjukan oleh ajaran Islam dann Dari bahasan normatif di atas, etikonomi
meyakini sungguh-sungguh bahwa dunia untuk distribusi pendapatan atas hak
saat ini bukan akhir cerita dari segala-galanya, kepemilikan materi atau kekayaan dalam Islam
Akan ada kehidupan baru setelah kehidupan mencerminkan beberapa hal :
di dunia (Masoud Ali Khan, 2005). a. Pemberlakuan hak kepemilikan individu pada
Oleh karena itu, di lain pihak prinsip moral suatu benda, tidak menutupi sepenuhnya
Islam mengarahkan kepada kenyataan bahwa akan adanya hak yang sama bagi orang lain.
68 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

b. Negara mempunyai otoritas kepemilikan individu maupun kolektif (negara) terus


atas kepemilikan individu yang tidak berusaha mencapai tingkat kemapaman
bartanggung jawab terhadap hak miliknya. materi, tetap saja secara sunnatullah akan
c. Ada hak kepemilikan orang lain dalam hak selalu ada pihak yang difisit dan ada pula pihak
kepemilikan harta. yang surplus. Karena Ekonomi Islam meyakini
d. Konsep kongsi dalam hak yang melahirkan bahwa ketidakseimbangan materi ditentukan
keuntungan materi harus merujuk kepada sebagai cobaan hidup manusia, artinya
sistem bagi hasil. substansi hidup di dunia adalah cobaan, dan
menjadi kaya atau menjadi miskin adalah
e. Dalam hak kepemilikan berlaku sistem
bagian dari cobaan.
konsep takaful/jaminan sosial jika dalam
kelembagaan atau institusi. Sedangkan standar atau indikator
kebutuhan dan batasan yang mendasari sistem
Kapitalisme merupakan sebuah sistem distribusi pendapatan Islam adalah maqasid
organisasi ekonomi yang dicirikan oleh syariah. Sistematika hirarki yang dikembangkan
hak milik privat (individu) atas alat-alat fuqaha dalam memenuhi aspek-aspek tersebut
produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, mengacu pada skala prioritas dengan urutan
kereta api dan sebagainya) dan pemanfaatan berikut : 1) Ad-daruriyyah : suatu skala
untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi kebutuhan yang berkaitan erat dengan kebaikan
yang sangat kompetitif. (Winardi, 1986 ). dan kepentingan dalam menjalani hidup di
Lembaga hak milik swasta merupakan elemen dunia dan akhirat, 2) Al-hajjiyyah : suatu
paling kokoh dari kapitalisme. Para individu skala kebutuhan yang berkaitan erat dengan
memperoleh perangsang agar aktiva mereka di kemudahan dan penghindaran kesulitan dalam
manfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut menjalani hidup di dunia dan di akhirat,
sangat mempengaruhi distribusi kekayaan 3) At-tahsiniyyah : suatu skala kebutuhan
serta pendapatan karena individu-individu di yang berkaitan erat dengan kelengkapan dan
perkenankan untuk menghimpun aktiva dan kecakapan melaksanakan hidup di dunia dan
memberikannya kepada para ahli waris secara akhirat (Wahbah Zuhaili, 1997).
mutlak apabila mereka meninggal dunia.
Dalam ekonomi Islam, kebutuhan Distribusi Pendapatan dalam Konteks Rumah
Tangga
memang menjadi alasan untuk mencapai
Distribusi pendapatan dalam konteks
pendapatan minimum. Sedangkan kecukupan
rumah tangga akan sangat terkait dengan
dalam standar hidup yang baik (nisab) adalah
terminologi shadaqah di sini bukan berarti
hal yang paling mendasari dalam sistem
sedekah dalam kontek pengertian bahasa
distribusi redistribusi kekayaan, setelahnya
indonesia. Karena shadaqah dalam kontek
baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan
terminologi Alquran dapat dipahami dalam
pribadi. Haruslah diingat, walaupun setiap
dua aspek yaitu : Pertama, shadaqah wajibah
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 69

yang berarti bentuk-bentuk pengeluaran rumah hari tasyrik perayaan hari raya idul adha.
tangga yang berkaitan dengan instrumen Tarifnya satu ekor kambing perindividu
distribusi pendapatan berbasis kewajiban. atau sapi dan kerbau untuk tujuh individu.
Kedua : Shadaqah Nafilah, yang berarti Dilaksanakan setiap tahun sekali.
bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga Warisan: Pembagian aset kepemilikan
yang berkaitan dengan instrumen distribusi kepada orang yang ditinggalkan setelah
pendapatan berbasis amal kreatif seperti meninggal dunia, ajaran Islam sangat
sedekah (Mohzer Kahf, 1991). memperhatikan keberlangsungan
Penekanan dalam konsep distribusi hidup anak cucu adam. Islam sangat
pendapatan adalah adanya hak Allah dan menganjurkan kepada setiap rumah
Rasul-Nya serta orang/muslim lain dari tangga muslim mencapai suatu tingkat
setiap pendapatan seorang muslim. Hal ini kesejahteraan tertentu, agar kehidupan
juga diarahkan sebagai bentuk dari takaful rumah tangga tersebut dan orang-orang
ijtimai (jaminan sosial) seorang muslim yang ditinggalkannya dalam keadaan
dengan keluarga dan dengan orang lain, sejahtera secara ekonomi.
sehingga menjamin terjadinya minimalisasi Musaadah: memberikan bantuan kepada
ketidaksetaraan pendapatan (uniequality orang lain yang mengalami musibah.
income) dan keadilan sosial (sosial justice). Dalam hal tersebut, Islam menekankan
Kejelasan mengenai aspek-aspek ekonomi bahwa materi yang dijadikan objek
terminologi shadaqah dalam konteks distribusi bantuan (didistribusikan) harus dalam
pendapatan rumah tangga. keadaan yang layak, baik dan bagus
Pertama: Kewajiban shadaqah wajibah (wajib (proper goods). Dalam pemberiannya,
dan khusus dikenakan bagi orang muslim) ajaran Islam juga tidak menentukan suatu
adalah : keadaan ekonomi tertentu, yang ada hanya
Nafaqah: kewajiban tanpa syarat dengan aturan definitif mengenai semampu dan
menyediakan semua kebutuhan pada seikhlasnya bantuan tersebut.
orang-orang terdekat yakni anak dan istri. Jiwar: Bantuan yang diberikan berkaitan
Zakat: Instrumen zakat adalah kewajiban dengan urusan bertetangga. Perhatian
seorang muslim untuk menyisihkan Islam untuk instrumen ini cukup detail.
sebagian harta miliknya, untuk Nabi sendiri menganjurkan untuk selalu
didistribusikan kepada kelompok tertentu memperbanyak kuah dalam memasak
(delapan asnaf). Konsep Islam mempunyai sayur, agar dapat berbagi dengan terdekat.
kejelasan mekanisme untuk penerapan ini. Diyafah: Kegiatan memberikan jamuan
Ada dua macam instrumen dalam bentuk terhadap tamu, hal ini juga tidak
zakat yaitu zakat maal dan zakat fitrah. menentukan kondisi perekonomian
Udhiyah: Kurban binatang ternak pada saat tertentu dari rumah tangga muslim.
70 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

Dalam memberikan jamuan, rumah Distribusi Pendapatan dalam Konteks Negara


tangga muslim tidak dibenarkan untuk Prinsip-prinsip ekonomi yang dibangun atas
membedakan kualitas jamuan yang nilai moral Islam mencanangkan kepentingan
diberikan, baik kaya atau miskin. distribusi pendapatan secara adil. Para ekonom
Kedua: Instrumen shadaqah nafilah (sunnah muslim banyak membicarakan objektivitas
dan khusus dikenakan bagi muslim) adalah: perekonomian berbasis Islam pada level negara
Infak: Sedekah yang dapat diberikan terkait dengan diantaranya, penjaminan di
kepada pihak lain jika kondisi keuangan level minimum kehidupan bangsa bagi mereka
rumah tangga muslim sudah berada di yang berpendapatan di bawah kemempuan
atas nisab. pemenuhan kebutuhan dasar, negara wajib
Akikah: Memotong seekor kambing untuk bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan
anak perempuan dan dua ekor kambing materi bagi lingkungan sosial maupun
untuk anak laki-laki yang baru dilahirkan. individu dengan pemamfaatan yang sebesar-
besarnya atas sumber daya yang tersedia.
Wa k a f : M e m b e r i k a n b a n t u a n
Maka, negara wajib mengeluarkan kebijakan
kepemilikannya untuk kesejahteraan
yang mengupayakan stabilitas ekonomi,
masyarakat umum, aset yang diwakafkan
kesetaraan, ketenegakerjaan, pembangunan
boleh dalam bentuk, tanah, rumah, barang
sosial ekonomi, dan lain sebagainya.
ataupun aset keuangan lainnya.
Sebenarnya kalangan ekonom barat
Wasiat: Hak pemberian harta kepada
sendiri sudah banyak melancarkan kritikan
orang lain (1/3 harta) yang didistribusikan
pedas terhadap pola yang ada saat ini,
setelah si pemberi wasiat meninggal dunia.
misalnya Dudley Seers yang percaya bahwa
Selain itu, distribusi pendapatan dapat pula kriteria pembangunan adalah berkurangnya
dilakukan dengan melakukan transaksi pinjam- angka kemiskinan, berkurangnya angka
meminjam atau utang-piutang, sewa-menyewa pengangguran, dan meratanya distribusi
ataupun upah, jual beli, joint venture dan profit pendapatan. Jika salah satu dari persoalan
/loss sharing. Dalam transaksi tersebut, ada yang tersebut, terutama jika ketiga-tiga memburuk
berbasis amal karitatif, yaitu: pinjam-meminjam, maka tidak dapat dikatakan bahwa negara yang
dan utang piutang. Ada pula yang berbasis bersangkutan telah mengalami pembangunan
bisnis(tijarah), yaitu sewa menyewa, upah, jual sekalipun pendapatan per kapitanya berlipat
beli, joint venture dan profit/loss sharing. Dengan dua kali. Strategi pembangunan berbasis
demikian, transaksi berbasis amal karitatif dari ajaran Islam mengubah paradigma
tidak dibenarkan menuntut adanya tingkat dengan menyajikan beberapa elemen penting
pengembalian, sedangkan transaksi lainnya yaitu: pertama, seluruh keinginan agen
dapat menuntut adanya tingkat pengembalian ekonomi tidak dapat diloloskan kecuali
tertentu (margin dan bagi hasil). telah melewatkan saringan filter. Yang
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 71

terdiri dua lapis saringan yaitu maslahah normatif dalam setiap pengumpulan dan
syariyyah dan mekanisme harga di pasar. pembelanjaan aset kekayaan negara. Godaan
Kedua, agen ekonomi perlu dimotivasi untuk terbesar fenomena empiris saat ini adalah
melakukan pemuasan kebutuhan dengan tidak perilaku korup yang kerap terjadi pada saat
membahayakan lingkungan. Ketiga, perlu ada pengumpulan (state collection) dan pembelanjaan
restrukturisasi dalam bidang sosioekonomi (government spending) aset publik.
dengan tujuan untuk mengurangi konsentrasi Di lain pihak, norma yang termaktub pada
kekayaan yang beredar di kalangan tertentu, sejumlah literatur ekonomi juga menyajikan
terus menghapuskan pola konsumsi pamer, bahwa keberadaan lahan publik pada umumnya
konsumtif, dan mereformasi sistem keuangan berpotensi untuk berlaku sebagai penghambat
(Mustafa Edwin Nasution, 2006 ). dalam pencapaian efisiensi, walaupun pada
Untuk hal tersebut, pembahasan berikut akan pasar kompetitif sekalipun. Karena lahan
mengarah kepada kajian pengalaman pemerintah publik sudah menjadi bagian dari fungsi utility
Islami dalam mengelola sumber daya (manusia setiap individu dalam posisi yang istimewa.
dan alam) agar dapat menciptakan nuansa pasar Jika dibandingkan dengan private good di mana
terbuka, terutama keterkaitannya dengan struktur hanya pada porsi tertentu dari total penawaran
produksi dan dinamika tenaga kerja. yang bisa dinikmati secara eksklusif oleh
a. Pengelolaan Sumber Daya orang tersebut. Sedangkan untuk lahan publik
semua total penawaran dapat menyentuh utiliy
Dalam pengelolaan sumber daya alam yang
function setiap orang secara simultan karena
tersedia, pemerintah (negara) harus mampu
memang setiap orang dapat mengkonsumsi
mendistribusikan secara baik atas pemanfaatan
dan memamfaatkan secar simultan sejumlah
tanah/lahan dan industri (sumber daya alam).
yang dapat ditawarkan dari public goods
Artinya kesempatan tidak hanya diberikan
tersebut (Zafar Iqbal, 1992).
kepada sekelompok orang untuk menjalankan
proses produksi. kebijakan distribusi menganut b. Kompetisi Pasar dan Redistribusi Sistem
kesamaan dalam kesempatan kerja, pemanfaatan Menurut teori ekonomi menyatakan
lahan-lahan yang menjadi sektor publik, bahwa pasar adalah salah satu mekanisme yang
pembelaan kepentingan ekonomi untuk bisa dijalankan oleh manusia untuk mengatasi
kelompok miskin, menjaga keseimbangan sosial problem ekonomi yang terdiri atas: produksi,
dan investasi yang adil dan merata berdasarkan konsumsi, dan didtribusi. Alternatif solusi
equity dan keseimbangan antar geografis, area, yang mencuat dalam sejarah peradaban untuk
sektor perkotaan dan perdesaan dan lapangan problem ekonomi adalah mekanisme pasar,
pekerjaan (Mohzer Kahf, 1991). Keterkaitan tradisi dan ekonomi terpimpin. Keberatan
kebijakan sumber daya dan kewajiban zakat, terbesar terhadap mekanisme kompetisi pasar
semata-mata diarahkan agar para pelaku adalah bahwa pasar tak lebih sebagai instrumen
pemerintahan dapat memahami adanya unsur bagi yang berkuasa untuk mengukuhkan
72 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

dominasinya terhadap kelas yang kecil/ kelompok defisit terus bertambah dari segi
tertindas. Di lain pihak menurut ekonomi kuantitas, kelas menengah (middle class)
liberal meyakini bahwa pasar sebagai instrumen semakin berkurang dan alhasil gep antara
yang penuh geliat konflik pemburu rente dan defisit dan surplus terus membengkak (Mabid
kelompok kepentingan. Ali Al-jarhi dan M. Anas Zarqa, 2005).
Menurut tradisi pandangan ekonomi
Pengertian Kesejahteraan
klasik dan neo klasik, mekanisme pasar
Pengertian kesejahteraan menurut kamus
mengimplikasikan adanya persaingan terbuka
bahasa Indonesia berasal dari kata sejahtera
antara pencari keuntungan. Jika persaingan
yang mempunyai makna aman, sentosa,
berlangsung terbuka, keuntungan tiap pelaku
makmur, dan selamat, terlepas dari segala
secara individu bisa memperoleh keuntungan
macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya
yang besar (supernormal profit). Karena pemburu
(Poerwadarminto, 1999). Kata sejahtera
rente ini berusaha memaksimalkan keuntungan
mengandung pengertian dari bahasa sansekerta
ekonomi yang bisa mereka peroleh dengan cara
“catera” yang berarti payung. Dalam konteks
menghindari persaingan di pasar. Oleh karena
kesejahteraan, “catera” adalah orang yang
itu, berseberangan kaum marxian, ekonom
sejahtera, yakni orang yang dalam hidupnya
liberal justru berpendapat bahwa adanya
bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan,
persaingan dalam pasarlah yang menghasilkan
atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman
distribusi yang adil (Robert Helibroner, 1972).
dan tentram, baik secara lahir maupun batin
Namun demikian, kondisi rill market pada (Adi Fahrudin, 2012).
saat ini menunjukan adanya ketidakseimbangan
Kesejahteraan material dan spiritual
distribusi di dalam faktor produksi. Pasar
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
gagal dalam upaya pendistribusian sumber
proses pembangunan (Harry Hikmat, 2010).
daya. Mereka yang terdidik, berpengalaman,
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan
mempunyai keahlian dan modal. Hal tersebut
pembangunan haruslah dicapai tidak saja
membawa perubahan mekanisme pada pasar,
dalam aspek material, tetapi juga dalam aspek
yang kemudian menggiring si pemenang
spiritual. Ketika sebuah proses pembangunan
kompetisi untuk semakin kaya dan miskin
hanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan
bertambah miskin.
material maka bisa dipastikan kesejahteraan
Pada saat tersebut, pasar tidak akan bisa masyarakat yang diinginkan tidak akan
mengakomodasi ataupun mengembangkan bisa tercapai. Masyarakat akan merasakan
kelompok defisit, perubahan dan sistem kehidupan yang hampa dan tanpa makna
pertukaran pada pasar (market exchange) dan meskipun semua fasilitas tersedia.
kemudian tidak pula memberikan peluang
Kesejahteraan oleh sebagian masyarakat
defisit untuk mengembangkan kapabilitasnya.
selalu dikaitkan dengan konsep kualitas
Dari sini, fenomenanya kemudian menunjukan
hidup. Konsep kualitas hidup merupakan
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 73

gambaran tentang keadaan kehidupan yang Di pihak lain, pakar Marxist mengatakan
baik. World Health Organization mengartikan bahwa negara kesejahteraan hanyalah sedikit
kualitas hidup sebagai sebuah persepsi individu melebihi usaha untuk mengurangi ekses-ekses
terhadap kehidupannya di masyarakat dalam yang lebih buruk dari kapitalisme. Mereka
konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang mengatakan bahwa negara kesejahteraan
terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan sedikitpun bukan merupakan negara sosialis.
juga perhatian terhadap kehidupan. Konsep Hal ini karena di negara kesejahteraan paling
ini memberikan makna yang lebih luas karena maju, sistem ekonomi tetap dimiliki dan
dipengaruhi oleh kondisi fisik individu, dikendalikan oleh kepentingan-kepentingan
psikologis, tingkat kemandirian, dan hubungan swasta.
sosial individu dengan lingkungannya. Kelompok yang tidak menyetujui gagasan
Undang-Undang Nomor 13 tahun kapitalisme maupun sosialisme memberikan
1998 menjelaskan juga tentang arti dari definisi tersendiri tentang kesejahteraan.
kesejahteraan. Kesejahteraan didefinisikan Negara kesejahteraan diartikan sebagai sebuah
sebagai suatu tata kehidupan dan penghidupan pembentukan sosial yang unik berdasarkan
sosial baik material maupun spiritual yang prinsip neo-merkantilis. Negara kesejahteraan
diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan merupakan konsensus kesejahteraan atau
ketentraman lahir batin yang memungkinkan kompromi demokratis sosial. Hal ini
bagi setiap warga negara untuk mengadakan disebabkan adanya penyesuaian historis antara
pemenuhan jasmani, rohani, dan sosial yang kapitalisme dan sosialisme.
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta Dalam konteks teori kewarganegaraan,
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak kesejahteraan diartikan sebagai puncak dari
dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan evolusi hak-hak kewarganegaraan. Masyarakat
Pancasila. Barat yang demokratis berkembang bermula
Dalam konteks kenegaraan, kesejahteraan dari hanya sebagian kecil saja yang mendapatkan
digunakan di dalam rangka menunjukkan hak-hak sipil, politik, dan sosial. Ketika hak-hak
bahwa pemerintahannya menyediakan sipil mulai diterapkan secara lebih luas, maka
pelayanan sosial secara luas kepada warga pengertian kewarganegaraan menuntut untuk
negaranya. Negara kesejahteraan diartikan dipenuhi secara penuh akan hak-hak sosialnya.
sebagai sebuah proyek sosialis demokrat Seseorang tidak dapat dianggap sebagai
yang dihasilkan oleh perjuangan orang-orang anggota masyarakat yang penuh dan sederajat
kelas pekerja untuk menciptakan masyarakat kalau kehidupannya dalam kemiskinan,
yang adil. Ide negara kesejahteraan barat ini menempati rumah yang tidak layak dihuni,
dianggap sebagai perubahan yang dilakukan kesehatannya tidak terjaga dengan baik, dan
oleh sistem kapitalis menuju kepada aspirasi berpendidikan tidak memadai.
yang dibawa dalam sistem sosialis.
74 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

Negara kesejahteraan atau welfare state menjauhi apa yang dilarangnya (Darsyaf Ibnu
memiliki arti yang berbeda bagi semua Syamsuddien :1994).
orang. Oleh karenanya, Titmuss memberikan Ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan
penger tian yang lebih terbuka pada penjelasan tentang kesejahteraan ada yang
kesejahteraan. Beliau menyarankan kriteria secara langsung (tersurat) dan ada yang secara
kesejahteraan sebagai suatu masyarakat yang tidak langsung (tersirat) berkaitan dengan
secara terbuka menerima tanggung jawab permasalahan ekonomi. Namun demikian,
kebijakan untuk mendidik dan melatih penjelasan dengan menggunakan dua cara ini
warga negaranya sendiri untuk memenuhi menjadi satu pandangan tentang kesejahteraan.
kebutuhannya akan tenaga dokter, perawat,
1. Qs. Al-Nahl : 97
pekerja sosial, ilmuwan, insinyur, dan
”Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki
sebagainya. Saran ini disampaikan agar negara-
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti
negara yang lebih miskin tidak kehabisan akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik
tenaga-tenaga ahli yang sangat diperlukan
dari apa yang telah mereka kerjakan.”
untuk pembangunan negara tersebut (Adi
Kesejahteraan merupakan jaminan atau
Fahrudin, 2012).
janji dari Allah SWT yang diberikan
Konsep kesejahteraan telah berkembang
kepada laki-laki ataupun perempuan yang
menuju kesempurnaanya. Kesamaan berbagai
beriman kepada-Nya. Allah SWT juga
konsep ini tertuju pada tujuan yang sama,
akan membalas berbagai amal perbuatan
yakni sebuah kondisi masyarakat yang semakin
baik orang-orang yang bersabar dengan
baik. Kondisi kesejahteraan ini merupakan
pahala yang lebih baik dari amalnya.
sebuah gambaran yang diidealkan bersama,
Kehidupan yang baik adalah kehidupan
baik oleh pelaku usaha, organisasi massa,
yang bahagia, santai, dan puas dengan
dewan perwakilan, pemerintah, maupun
rezeki yang halal, termasuk didalamnya
masyarakatnya.
mencakup seluruh bentuk ketenangan
Kesejahteraan Menurut Al-Qur’an apapun dan bagaimanapun bentuknya
Kesejahteraan merupakan tujuan (Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, 1988).
dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi. 2. Qs. Thaha 117-119
Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan ”Kemudian Kami berfirman, ”Wahai Adam, sungguh
lil alamin yang diajarkan oleh Agama Islam (ini) iblis musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-
kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua
ini. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan dari surga, nanti kamu celaka. Sungguh, ada (jaminan)
dalam Al-Qur’an bukanlah tanpa syarat untukmu di sana, engkau tidak akan kelaparan dan
tidak akan telanjang. Dan sungguh, di sana engkau
untuk mendapatkannya. Kesejahteraan akan tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas
diberikan oleh Allah SWT jika manusia matahari.” Kesejahteraan menurut pengertian Al-Qur’an
tercermin di Surga yang dihuni oleh Nabi Adam dan
melaksanakan apa yang diperintahkannya dan isterinya sesaat sebelum mereka bertugas sebagai khalifah
di bumi. Kesejahteraan yang digambarkan dalam ayat
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 75

ini menjamin adanya pangan, sandang, dan papan yang kepada orang lain (Salim Bahreisy dan
diistilahkan dengan tidak kelaparan, tidak merasa dahaga,
tidak telanjang, dan tidak kepanasan oleh matahari. Said Bahreisy, 1988).
Sedangkan kebalikan darinya adalah kehidupan yang
sempit, yakni jauh dari tentram dan tenang, selalu tidak 5. Qs. Al-Baqarah: 126
puas, dadanya sesak dan gelisah walaupun lahirnya ”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku,
tampak mewah, serba ada, cukup pakaian dan tempat jadikanlah (negeri Mekkah) ini, negeri yang aman, dan
tinggalnya (Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, 1988). berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya,
yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan
3. Qs. Al-A’raf: 10 hari kemudian. Dia (Allah) berfirman: “Dan kepada
”Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di orang kafir, Aku beri kesenangan sementara, kemudian
bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah
untukmu. (Tetapi) sedikit kamu bersyukur.” Pada ayat seburuk-buruk tempat kembali.”
ini, Allah SWT mengingatkan kepada hambaNya untuk
Kesejahteraan hanya diperoleh dengan
mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat
itu adalah sarana untuk mendapatkan kesejahteraan yang penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah
berupa bumi yang diciptakan-Nya untuk tempat tinggal,
SWT. Ajaran Islam mengajarkan juga
tempat memenuhi segala hajat hidup, menguasai tanah,
hasil tanamannya, binatang-binatangnya, dan tambang- tentang konsep untuk berbagi, membagi
tambangnya (Salim Bahreisy dan Said Bahreisy 1988).
nikmat, membagi kebahagian dan
4. Qs. Al-Nisa’: 9 ketenangan tidak hanya untuk individu
”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang namun untuk seluruh umat manusia di
sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah seluruh dunia (Salim Bahreisy dan Said
di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka Bahreisy, 1988).
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.” Kesejahteraan di Masa Rasulullah dan Para
Kesejahteraan dapat diperoleh hanya Sahabatnya
dengan ketaqwaan kepada Allah SWT Ajaran ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan
dan juga berbicara secara jujur dan benar. dari sumber utamanya, yakni Al-Qur’an,
Pada ayat ini, Allah SWT meminta Sunnah, dan khazanah Islam lainnya. Konsep-
kepada hamba-Nya untuk memperhatikan konsep ekonomi Islam yang didalamnya
kesejahteraan generasi yang akan datang. membahas tentang kesejahteraan individu,
Oleh karenanya harus dipersiapkan keluarga, masyarakat, dan negara telah
generasi yang kuat ketaqwaannya kepada tergambar secara jelas dalam ayat-ayat Al-
Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad Qur’an. Kesejahteraan dalam perspektif
SAW juga melarang untuk memberikan ekonomi Islam tidak hanya berhenti pada
seluruh hartanya kepada orang lain tataran konsep tetapi telah terwujud dalam
dengan meninggalkan ahli warisnya. praktek kehidupan Rasulullah dan para
Nabi SAW bersabda: ”Sesungguhnya bila sahabatnya. Implementasi nilai kesejahteraan
kamu meninggalkan ahli warismu dalam ini tidak hanya dirasakan oleh umat Islam
keadaan berkecukupan adalah lebih baik tetapi juga umat non muslim, bahkan rahmat
dari pada membiarkan mereka dalam bagi seluruh alam hingga masa modern saat ini.
keadaan miskin dan meminta-minta
76 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa melimpah. Peternakan kambing menghasilkan


sesungguhnya tujuan dasar Islam adalah susu yang siap dipasarkan maupun hanya
terwujudnya kesejahteraan baik di dunia sekedar untuk diminum. Dalam sejarah,
maupun akhirat. Dalam prakteknya, Rasulullah dikenal tokoh Islam yang terkenal dengan
SAW. Membangun suatu perekonomian kekayaannya dan kepiawaiannya dalam
yang dulunya dari titik nol menjadi suatu berdagang dan berbagai bidang lainnya
perekonomian raksasa yang mampu menembus (Muhammad Husain Haekal, 1989).
keluar dari jazirah Arab. Pemerintahan yang Mereka adalah Abdurahman bin
dibangun Rasulullah SAW di Madinah mampu Awf, Abu Bakr, ‘Umar bin Khattab, dan
menciptakan suatu aktivitas perekonomian sebagainya. Mereka sadar akan dapat hidup
yang membawa kemakmuran dan keluasan di Madinah hanya dengan usaha mereka
pengaruh pada masa itu (Muhammad sendiri. Masyarakat Madinah terus berupaya
Sholahuddin, 2009). meningkatkan aktivitas ekonomi dengan etos
Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana kerja yang tinggi. Ibadah dan kerja adalah
pencapaian kesejahteraan atau kemakmuran. dua jenis aktivitas ukhrawi dan duniawi yang
Nabi Muhammad SAW memperkenalkan menghiasi hari-hari mereka silih berganti.
sistem ekonomi Islam. Hal ini berawal dari Pada awal tahun kedua Hijrah, Allah SWT
kerja sama antara kaum Muhajirin dan Anshar. sudah mewajibkan kaum muslimin membayar
Sistem ekonomi Islam yang diperkenalkan, zakat. Tentu saja, zakat yang diwajibkan hanya
antara lain, syirkah, qirad, dan khiyar dalam bagi mereka yang telah berkecukupan (Zainal
perdagangan. Selain itu, juga diperkenalkan Abidin Ahmad, 1974).
sistem musaqah, mukhabarah, dan muzara’ah
dalam bidang pertanian dan perkebunan. Para Kesejahteraan Menurut Ulama
sahabat juga melakukan perdagangan dengan Ekonomi Islam telah menjadi pembahasan
penuh kejujuran. Mereka tidak mengurangi tersendiri pada masa modern sekarang ini.
timbangan di dalam berdagang. Kajian-kajian telah banyak dilakukan oleh para
ulama mengingat pada masa awal pertumbuhan
Semenjak hijrah ke Madinah, kehidupan
Islam, ekonomi Islam belum muncul sebagai
telah banyak berubah. Para sahabat Nabi
sebuah disiplin keilmuan. Meskipun demikian,
Muhammad SAW dari kaum Muhajirin bahu
pondasi atau landasan dasarnya telah terealisasi
membahu dengan penduduk lokal Madinah
di dalam sejarah Islam, sehingga hal inilah yang
dari kaum Anshar dalam membangun kegiatan
merupakan warisan yang terus menjadi sumber
ekonomi. Berbagai bidang digeluti oleh beliau
bagi berkembangnya nilai-nilai ekonomi Islam.
dan para sahabatnya baik itu pertanian,
Para ulama berperan besar di dalam memberikan
perkebunan, perdagangan dan peternakan.
penjelasan kepada para pelaku ekonomi dalam
Pasar-pasar dibangun di Madinah. Kebun-
menjalankan kegiatan muamalahnya.
kebun kurma menghasilkan panenan yang
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 77

Sesungguhnya mengkaji ekonomi Islam Kesejahteraan menurut al-Ghazali adalah


bukanlah dominasi para ekonom. Tetapi kajian tercapainya kemaslahatan. Kemaslahatan
ekonomi Islam hendaknya dilakukan para pakar sendiri merupakan terpeliharanya tujuan syara’
Islam yang menguasai pandangan Islam dengan (Maqasid al-Shari’ah). Manusia tidak dapat
segala aspeknya yang sempurna. Kemudian merasakan kebahagiaan dan kedamaian batin,
setelah ini, baru pengkajian berpindah pada para melainkan setelah tercapainya kesejahteraan yang
spesialis, spesialis perekonomian merumuskan sebenarnya dari seluruh umat manusia di dunia
sistem perekonomian dengan tetap membuat melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
pandangan Islam sebagai landasan dan acuan ruhani dan materi. Untuk mencapai tujuan syara
dasar. Pandangan Islam meliputi syariahnya, yang agar dapat terealisasinya kemaslahatan, beliau
berkait dengan sistem perekonomian maupun menjabarkan tentang sumber kesejahteraan,
yang berkait dengan sosial kemasyarakatan (An yakni: terpeliharanya agama, jiwa, akal,
Nabani, Taqyudin, 1996). keturunan dan harta (Abdur Rohman, 2010).
Al-Ghazali dalam Kitabnya Ihya’ ’Ulum Harta merupakan sarana yang penting
al-Din dan Al-Mustasfafi’Ilm al-Usul, dalam menciptakan kesejahteraan umat. Dalam
mengartikan atau memaknai ilmu ekonomi hal tertentu harta juga dapat membuat bencana
sebagai berikut : Sarana untuk mencapai dan malapetaka bagi manusia. Al-Ghazali
tujuan akhirat adalah dengan mencari nafkah menempatkan urutan prioritasnya dalam
(harta yang halal), semua ilmu itu bermanfaat urutan yang kelima dalam maqasid al-shari ’ah.
dan dapat digolongkan menjadi dua kategori, Keimanan dan harta benda sangat diperlukan
yakni wajib dituntut secara Fard ’Ayn dan dalam kebahagiaan manusia. Namun imanlah
Fard Kifayah (termasuk ilmu ekonomi), dan yang membantu menyuntikkan suatu disiplin
tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai dan makna, sehingga dapat menghantarkan
kemaslahatan/kesejahteraan hidup (Abdur harta sesuai tujuan syariah.
Rohman, 2010).
Kesejahteraan Menurut Ekonom Muslim
Berdasarkan deskripsi al-Ghazali diatas,
Salah satu pengertian dari ilmu ekonomi
pengertian ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai
adalah studi tentang bagaimana manusia
ilmu yang mempelajari tentang upaya manusia
bertingkah pekerti untuk mengorganisir
dalam memenuhi kebutuhan (al-iktisab) yang
kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
wajib dituntut (fard kifayah) berlandaskan
Oleh karenanya sistem ekonomi apapun
etika (syariah) dalam upaya membawa dunia ke
termasuk ekonomi Islam yang diterapkan di
gerbang kemaslahatan menuju akhirat. Definisi
dunia ini akan selalu berkaitan dengan tiga
ini membawa kepada pemikiran bahwa ilmu
masalah utama perekonomian (The Three
ekonomi memiliki dua dimensi, yakni dimensi
Fundamental and Interdependent Economic
ilahiyah dan dimensi insaniyah.
Problem). Ketiga masalah tersebut adalah barang
apa dan berapa jumlahnya, cara dibuatnya dan
78 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

untuk siapa distribusinya (Paul A. Samuelson dan penggunaannya sesuai syariah.


dan William D. Nordhaus, 1989). Dalam kenyataannya, tidak semua manusia
Konsep kesejahteraan tersebut dalam memiliki kecerdasan spirtual sebagaimana yang
pandangan ekonomi Islam masih mencakup dijelaskan diatas. Adapun ciri-ciri manusia yang
hanya dimensi materi. Ekonomi Islam memiliki ciri-ciri kecerdasan adalah: Setia dan
menghendaki kesejahteraan itu juga mencakup taat kepada Allah (habl min Allah), Setia dan
keseluruhan unsur materi dan non materi konsisten memberikan manfaat atau pelayanan
(psikis). Hal ini disebabkan kepuasan manusia terbaik kepada sesama manusia (habl min al-
itu terletak pada unsur-unsur non materi. nas), dan Setia dan konsisten dengan pemelihara
Kesejahteraan dalam fungsi matematisnya alam dan lingkungan yang seimbang (habl min
dapat dilihat dibawah ini (Hasan Aedy, 2011). al-‘alamin) (Hasan Aedy, 2011).
Ki = (MQ, SQ) Persaingan atau kompetisi dalam
Ki = Adalah kesejahteraan yang Islami memanfaatkan sumber daya tetap akan
(Islamic Welfare) didorong sepanjang hal dilakukan dengan
MQ = Kecerdasan Material (Material Quetient) sehat, meningkatkan efisiensi, dan membantu
mendorong kesejahteraan manusia, yang
SQ = Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quetient)
merupakan keseluruhan tujuan Islam. Namun
Dalam fungsi diatas dapat diketahui bahwa demikian, jika persaingan itu melampaui batas,
kesejahteraan yang optimal dapat tercapai apabila mengakibatkan nafsu pamer, kecemburuan,
kecerdasan material dikontrol oleh kecerdasan mendorong kekejaman, dan kerusakan maka
spiritual mulai dari cara memperolehnya ia harus dikoreksi. Komitmen ini menuntut
sampai kepada membelanjakan. Dalam semua sumber daya di tangan manusia sebagai
prakteknya, mereka yang memiliki kecerdasan suatu titipan sakral dari Allah SWT dan
spiritual dapat menjadi tenteram, aman, dan harus dimanfaatkan untuk merealisasikan
sejahtera meskipun mereka tidak memiliki maqasid al-shari’ah, yang berupa pemenuhan
kecerdasan material. Sedangkan manusia kebutuhan pokok, sumber pendapatan
yang hanya memiliki kecerdasan material yang terhormat, distribusi pendapatan dan
tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan kekayaan konsep ekonomi Islam untuk
meskipun dengan harta yang melimpah. mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Kecerdasan Islami merupakan bagian fungsi berdasarkan khazanah literatur Islam (M. Umer
dari kecerdasan material dan kecerdasan Chapra, 2000). Kepemilikan harta, meliputi
spiritual. Kecerdasan Islami dapat dicapai kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan
apabila hal-hal sebagai berikut dilakukan, kepemilikan negara. Pengelolaan harta harus
yakni: benda yang dimiliki diperoleh dengan mencakup pemanfaatan dan pengembangan
cara halal dan baik, bertujuan untuk ibadah, harta (Muhammad Sholahuddin, 2009).
kualitas lebih dipentingkan daripada kuantitas, Politik ekonomi Islam yang dilaksanakan oleh
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 79

negara untuk menjamin tercapainya semua inilah yang secara religius akan menciptakan
kebutuhan pokok (primer) setiap individu mekanisme ekonomi, bagi siapa mempunyai
masyarakat secara keseluruhan, disertai jaminan kelebihan rezki yang di berikan allah SWT
yang memungkinkan setiap individu untuk menolong saudara/individu yang mempunyai
memenuhi kebutuhan pelengkap (sekunder kekurangan rezki atau harta, secara umum,
dan tersier) sesuai dengan kemampuan mereka Islam mengarahkan mekanisme berbasis
yang merata, pertumbuhan dan stabilitas. moral spritual dalam pemiliharaan keadilan
sosial pada setiap aktivitas ekonomi. Latar
PEMBAHASAN belakangnya karena ketidakseimbangan
Dampak Distribusi Tendapatan Terhadap kekayaan adalah hal yang mendasari hampir
Kesejahteraan Menurut Ekonomi Islam. semua konflik individu maupun sosial. Hal
Hidup diatas kemampuan pribadi sebagai tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya
personal maupun bangsa, melaksanakan keyakinan pada prinsip moral dan sekaligus
kewajiban finansial sebagaimana yang kedisiplinan dalam mengimplementasikan
ditunjukan oleh ajaran Islam dan meyakini konsep moral tersebut. Ini adalah fungsi dari
sungguh-sungguh bahwa dunia saat ini bukan menterjemahkan konsep moral sebagai faktor
akhir cerita dari segala-galanya, Akan ada endogen dalam perekonomian, sehingga etika
kehidupan baru setelah kehidupan di dunia. ekonomi menjadi hal yang sangat membumi
Islam menciptakan beberapa instrumen untuk dapat mengalahkan setiap kepentingan
untuk memastikan keseimbangan pendapatan pribadi. Penekanan dalam konsep distribusi
di masyarakat. Seperti zakat dan sedekah pendapatan adalah adanya hak Allah dan
misalnya, instrumen ini di kedepankan untuk Rasul-Nya serta orang/muslim lain dari
keseimbangan karena mengingat tidak semua setiap pendapatan seorang muslim. Hal ini
orang mampu terlibat dalam proses ekonomi juga diarahkan sebagai bentuk dari takaful
karena yatim piatu atau jompo dan cacat ijtimai (jaminan sosial) seorang muslim
tubuh. Tetapi harus diingat zakat tidak ada dengan keluarga dan dengan orang lain,
sumbernya yang bertumpu pada tiga hal: profit sehingga menjamin terjadinya minimalisasi
perdagangan, pendapatan, dan gaji pekerja, ketidaksetaraan pendapatan (uniequality
dan aset perusahaan atau individu. Oleh karena income) dan keadilan sosial (sosial justice).
itu, yang perlu diperhatikan adalah aktivitas Sedangkan standar atau indikator
ekonominya terlebih dahulu, baru dipompa kebutuhan dan batasan yang mendasari
kesadarannya untuk membayarkan zakat. sistem distribusi pendapatan Islam adalah
Dalam kehidupan memang akan terjadi maqasid syariah. Sistematika hirarki yang
perbedaan dan kesenjangan ekonomi atau dikembangkan fuqaha dalam memenuhi aspek-
rezeki diantara pelaku ekonomi, karena hal aspek tersebut mengacu pada skala prioritas
tersebut merupakan sunnatullah. Kondisi dengan urutan berikut : 1) Ad-daruriyyah :
80 Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

suatu skala kebutuhan yang berkaitan erat DAFTAR PUSTAKA


dengan kebaikan dan kepentingan dalam
Aedy, Hasan. Teori dan Aplikasi Ekonomi
menjalani hidup di dunia dan akhirat, 2) Al-
Pembangunan Perspektif Islam Sebuah Studi
hajjiyyah : suatu skala kebutuhan yang berkaitan
Komparasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
erat dengan kemudahan dan penghindaran
kesulitan dalam menjalani hidup di dunia Ahmad, Zainal Abidin. Negara Adil Makmur
dan di akhirat, 3) At-tahsiniyyah : suatu Menurut Ibnu Siena. Jakarta: Bulan
skala kebutuhan yang berkaitan erat dengan Bintang, 1974.
kelengkapan dan kecakapan melaksanakan
Arafat, Yasir. Undang-Undang Dasar Republik
hidup di dunia dan akhirat.
Indonesia 1945 & Perubahannya Ke I, II,
Makanya hasil yang didapatkan oleh III, & IV. Permata Press, tt.
seseorang dalam usaha individu/kelompok
untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk Chapra, M. Umer. Islam dan Tantangan
Zakat, Udhiyah, Musaadah, Jiwar, Infak, Wakaf Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
dan lain sebaginya atas rezki yang diberikan Dampriyanto. Undang-Undang Dasar Negara
Allah SWT. Apabila Implimentasi tersebut Republik Indonesia Tahun 1945. Sidoarjo:
dilakukan dengan baik, akan tidak ada manusia Masmedia Buana Pustaka, 2009.
yang mengalami diskriminasi terhadap sosial
kemasyarakatan dan akan mengurangi tingkat Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan
kriminalitas di lingkungan masyarakat. Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup


KESIMPULAN
Muhammad. Jakarta: Litera Antar Nusa,
Kesejahteraan di dalam perspektif ekonomi 1989.
Islam adalah terpenuhinya kebutuhan
materi dan non materi, dunia dan diakhirat Hafidudin, Didin dan Hendri Tanjung.
berdasarkan kesadaran pribadi dan masyarakat Manajemen Syariah dalam Praktek. Jakarta:
untuk patuh dan taat (sadar) terhadap hukum Gema Insani Press, 2003.
yang dikehendaki oleh Allah SWT melalui Hamidi, M. Lutfi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah.
petunjukNya dalam Al-Qur’an, melalui Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003.
contoh dalam keteladanan Rasulullah SAW,
dan melalui ijtihat dan kebaikan para ulama. Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan
Oleh karenanya kesejahteraan bukanlah Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama
sebuah cita-cita yang tanpa pengorbanan tetapi Press, 2010.
membutuhkan perjuangan yang terus-menerus Hilal, Mushaf Al Azhar Al Quran dan
dan berkesinambungan. Terjemahannya. Bandung: Penerbit Hilal, tt.
Distribusi Pendapatan : Kesejahteraan (Almizan) 81

Ibn Katsier. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Sumodiningrat, Gunawan. Mewujudkan


Katsier I, terj. Salim Bahreisy dan Said Kesejahteraan Bangsa-Menanggulangi
Bahreisy. Surabaya: Bina Ilmu, 1988. Kemiskinan Dengan Prinsip Pemberdayaan
Masyarakat. Jakar ta: Elex Media
Nafik HR, Muhammad. Benarkah Bunga
Komputindo, 2009.
Haram? Perbandingan Sistem Bunga
dengan Bagi Hasil & Dampaknya pada Helibroner, Robert. The Making Of Economic
Perekonomian. Surabaya: Amanah Pustaka, Society. New York: Prentice Hall, 1972.
2009.
Igbal, Zafarl. Economic Rationale For The
Poerwadarminto, W.J.S. Kamus Umum State Collection Of Zakah. International
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Jurnal Of Islamic Financial Services, 2 (1),
1999. 1992.

Sunarso Hs. dan Joh. Mardimin. Konsep Zuhaili, Wahbah. Fikih Islam Wa Adillatuhu.
Ketidakadilan dan Kemiskinan dalam Jilid I. Damaskus: Daar El Fikr, 1997.
Dimensi Kritis Proses Pembangunan di
Khan, Masoud Ali. Islamic Economic System :
Indonesia. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
A Practical & Beneficial Approach. Journal
Syamsuddien, Darsyaf Ibnu Darussalam. The Pakistan Accountant, 38 (1), 2005.
Prototype Negeri Yang Damai. Surabaya:
Jarhi, Mabid Ali Dan Zarqa, M. Anas,
Media Idaman Press, 1994.
Redistribution And Development. Paper
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: 6th International Conference On Islamic
Raja Grafindo Persada, 1992. Economics And Finance; Inslamic
Economic And Banking Toward 21 st
Sholahuddin, Muhammad. World Revolution
Century. Jakarta, 2005.
With Muhammad. Sidoarjo: Mashun,
2009. Khaf, Monzer, The Economic Role Of State In
Islam, Lecture Presented At The Seminar On
So e t o m o. K e s e j a h t e ra a n d a n Up a y a
Islamic Economics. Dakka, 1991.
Mewujudkannya dalam Perspektif Masyarakat
Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Nasution, Mustava Edwin. Pengenalan Eksklusif
Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2006.
Rohman, Abdur. Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri
Konsep Ekonomi Islam dalam Ihya’ Ulum al-
Din. Surabaya: Bina Ilmu, 2010.

Anda mungkin juga menyukai