209
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
relatively easy. The main weakness was the Widyantara dan Ardani (2017), peternakan
lack of information. The main opportunity
ayam petelur memiliki peluang untuk
was the government policy supporting the
livestock industry in conducive situation dikembangkan. Purwaningsih (2014)
and the biggest threat was the price of feed
menyatakan bahwa dalam dunia
tending to fluctuate. The alternative
strategy achieved were increasing the perunggasan, usaha peternakan ayam ras
market share to achieve market leader
petelur mengalami perkembangan yang
position through local government policy,
improving the quality of human resources pesat dan umumnya bersifat komersial.
through mentoring and assistance to
Industri perunggasan yang menjadi
increase productivity, providing livestock
production facilities, especially feed in the penyedia telur di Maluku Utara belum
area by utilizing available local raw
berkembang dengan baik. Kebutuhan telur
materials, and establishing cooperation
through partnership between farmers and di Maluku Utara khususnya Halmahera
the private company. Based on QSPM
Barat sebagian besar masih didatangkan
analysis, the priority of strategy chosen
was to establish cooperation through dari Manado dan Surabaya. Menurut
partnership between breeder and private
Mappigau dan Esso (2011), budidaya
sector / Animal Husbandry Company with
the highest total TAS value of 5,353. ayam ras petelur memiliki potensi yang
sangat menarik tetapi masih terdapat
Keywords: layerdevelopment strategy,
West Halmahera regency potential. tantangan dalam pengembangannya.
Tantangan tersebut dapat menjadi
PENDAHULUAN penghambat usaha sehingga potensi
keuntungan dapat menjadi kerugian.
Industri perunggasan memiliki nilai
Tahun 2012, telur yang masuk ke
strategis khususnya dalam penyediaan
Kabupaten Halmahera Barat sebanyak
protein hewani untuk memenuhi
2.851.200 butir dan terus mengalami
kebutuhan dalam negeri, disamping
peningkatan hingga tahun 2014 sebanyak
peranannya dalam memanfaatkan peluang
3.295.800 butir (Dinas Pertanian
kesempatan kerja. Salah satu industri
Halmahera Barat, 2015).Upaya pemerintah
perunggasan yang memiliki peran penting
Halmahera Barat memenuhi kebutuhan
dalam penyediaan protein hewani
telur di daerah sendiri dilakukan dengan
masyarakat adalah peternakan ayam ras
memberikan bantuan ternak ayam petelur
petelur yang menghasilkan produk telur
dan sarana produksinya kepada kelompok
konsumsi. Salah satu peternakan yang
masyarakat tetapi usaha ini tidak
dikembangkan untuk menunjang protein
berkembang dan bertahan secara produktif.
hewani adalah peternakan ayam ras petelur
Bantuan dimulai pada tahun 2005 dengan
(Ardhiana et al, 2014). Menurut
jumlah populasi sebanyak 4.500 ekor dan
210
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
terus bertambah setiap tahunnya dengan dalam penelitian. Data sekunder diperoleh
populasi tertinggi pada tahun dari buku teks, artikel, laporan, jurnal serta
2010sebanyak 19.481 ekor, dan produksi data dari instansi pemerintah maupun
telurnya sebanyak 140.263kg. Tahun 2011 swasta terkait yang relevan dengan
terjadi penurunan populasi yang cukup penelitian. Metode penentuan responden
tajam dengan jumlah ayam tersisa 3.975 dilakukan dengan cara sengaja (purposive
ekor, dan pada tahun 2012 terjadi sampling), dengan pertimbangan bahwa
penutupan usaha peternakan ayam ras responden yang bersangkutan memiliki
petelur yang ada di Kabupaten Halmahera keahlian dan kompeten di bidangnya.
Barat (Dinas Pertanian Halmahera Barat, Responden yang dipilih, yaitu : Kepala
2013). Bappeda Halmahera Barat, Kepala Dinas
Keadaan ini menjadi tantangan bagi Pertanian Halmahera Barat, Kepala Bidang
pemerintah daerah dan swasta untuk Peternakan Distan Halbar, Akademisi
menggiatkan kembali peternakan ayam ras STPK Banau Halmahera Barat dan Pelaku
petelur karenasangat prospektif untuk usaha peternakan ayam ras
dikembangkan di Kabupaten Halmahera petelur/Peternak. Metode analisis yang
Barat, dilihat dari kecenderungan digunakan adalah analisis deskriptif
konsumsi telur yang terus meningkat kualitatif dan kuantitatif dengan
setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan matriks Internal Factor
menganalisis potensi dan kendala dan Evaluation (IFE) dan matriks External
prioritas strategi pengembangan ayam ras Factor Evaluation (EFE), matriks Internal
petelur di Kabupaten Halmahera Barat. - External (I-E)dan Analisis SWOT untuk
mengetahui posisi peternakan dan
MATERI DAN METODE alternatif strategi yang
PENELITIAN diperlukan.Selanjutnya digunakan
matriksQuantitative Strategic Planning
Penelitian ini di Kabupaten
(QSP)(David, 2012) untuk mengetahui
Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara
prioritas strategi yang dapat diterapkan
dengan menggunakan metode survey. Data
dalam pengembangan peternakan ayam ras
yang digunakan terdiri dari data primer
petelur di Kabupaten Halmahera Barat.
dan data sekunder. Data primer merupakan
data yang dikumpulkan melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara dan observasi langsung di
lapangan dengan responden yang terkait
211
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
212
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
terbatasnya infrastruktur dan teknologi dengan skor 0,109. Total skor matriks IFE
peternakan, sistem pencatatan laporan untuk pengembangan peternakan ayam ras
produksi dan keuangan belum rapih, petelur di Kabupaten Halmahera Barat
minimnya informasi, banyaknya telur yang berada pada skor 2,512. Hal ini
masuk dari luar daerah, harga jual telur menunjukan bahwa situasi internal usaha
dari luar daerah lebih murah, lingkungan peternakan ayam ras petelur berada pada
peternakan yang tidak kondusif, tingkat rata-rata (Tabel 1).
ketersediaan sarana produksi peternakan Analisis matriks Eksternal Factor
kurang terjamin dan harga pakan yang Evaluation (MatriksEFE) menunjukan
cenderung fluktuatif. bahwa skor tertinggi pada peluang adalah
Analisis matriks Internal Factor kebijakan pemerintah yang mendukung
Evaluation (MatriksIFE) menunjukkan industri peternakan sangat kondusif
bahwa skor tertinggi pada faktor kekuatan dengan skor 0,359 dan peluang terendah
adalah dukungan modal usaha dari adalah kesadaran masyarakat terhadap
pemerintah daerah dan pemasaran telur kebutuhan gizi meningkat dengan skor
mudahdengan skor 0,421. Skor terendah 0,266. Sedangkan pada faktor ancaman,
adalah potensi sumber daya lahan yang ancaman terbesar adalah harga pakan yang
luas dengan skor 0,075. Sedangkan pada cenderung fluktuatif dengan skor 0,146
faktor kelemahan, kelemahan terbesar dan ancaman terendah adalah banyaknya
adalah minimnya informasi dengan skor telur yang masuk dari luar daerah. Total
0,240 dan skor terendah pada kualitas dan skor matriks EFE pada usaha peternakan
keterampilan peternak masih rendah ayam ras petelur adalah 2,218.
213
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
Hal ini menunjukan bahwa kondisi memperoleh strategi bisnis yang lebih
ekternal usaha peternakan ayam ras petelur detail dari suatu usaha. Berdasarkan
berada dibawah rata-rata (Tabel 2). analisis matriks IFE dan EFE, diperoleh
Matriks Internal Eksternal total skor bobot matriks IFE dan matriks
(IE)menempatkan posisi suatu usaha EFE masing-masing adalah 2,512 dan
kedalam tampilan sembilan sel dan 2,218, sehingga peternakan ayam ras
menunjukan strategi apa yang harus petelur di Kabupaten Halmahera Barat
diambil berdasarkan posisi tersebut. berada pada sel V yaitu Hold and Maintain
Menurut Rangkuti (2013) tujuan (Gambar1).
penggunaan matriks IE adalah untuk
Total Skor Bobot IFE
Kuat Sedang Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
I II III
Tinggi Grow and Build Grow and Build Hold and Maintain
Total Skor Bobot EFE
3,0 – 4,0
3,0
Sedang IV V VI
Grow and Build Hold and Maintain Harvest or divest
2,0 – 2,99
2,0
Lemah VII VIII IX
Hold and maintain Harvest or Divest Harvest or Divest
1,0 – 1,99
1,0
214
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
215
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626
216
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626
217
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626
218
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626
219