Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No.

1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR


DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Fony Pelafu**, M. Najoan*, dan F. H. Elly*

**Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK yang tersedia, dan menjalin kerjasama


melalui pola kemitraan antara peternak dan
Penelitian ini bertujuan untuk pihak swasta. Berdasarkan analisis QSPM
menganalisis potensi dan kendala serta prioritas strategi yang dipilih adalah
prioritas strategi. Responden dipilih secara Menjalin kerjasama melalui pola
sengaja yaitu peternak, pengambil kemitraan antara peternak dan pihak
kebijakan dan stakeholder terkait. Peternak swasta/perusahaan Peternakan dengan nilai
umumnya berusia produktif dengan tingkat total TAS tertinggi yaitu sebesar 5,353.
pendidikan kategori sedang, belum pernah
mengikuti pelatihan dan tidak mempunyai Kata kunci : Strategi pengembangan
pengalaman beternak. Sebagian besar ayam petelur, potensi Kabupaten
peternak memiliki profesi sebagai petani. Halmahera Barat..
Status kepemilikan usaha merupakan milik
kelompok dan pribadi serta sebagian besar
ABSTRACT
menjadikan usaha peternakannya sebagai
usaha sambilan untuk menambah
THE DEVELOPMENT POTENTIAL
pendapatan.Tatalaksana budidaya tidak
OF LAYER POULTRY IN WEST
dilakukan dengan benar sehingga populasi
HALMAHERA REGENCY.The
berfluktuatif dan produktivitasnya sangat
objective of this study was to analyse the
rendah. Kekuatan utama adalah dukungan
potential and constraints and strategic
modal usaha dari pemerintah daerah dan
priority of laying hen development.
pemasaran telur mudah. Kelemahan utama
Respondents were chosen purposively
adalah minimnya informasi. Peluang
involving farmers, policy makers and
utama adalah kebijakan pemerintah yang
related stakeholders. Breeders
mendukung industri peternakan sangat
weregenerally in their productive age with
kondusif dan ancaman terbesarnya adalah
medium education levels, the breeders who
harga pakan yang cenderung fluktuatif.
were not been trained and the breeders who
Alternatif strategi yang dihasilkan adalah
had no breeding experience. Majority of
meningkatkan pangsa pasar untuk meraih
breeders had the profession as farmers. The
posisi market leader melalui kebijakan
ownership status of the farm business
pemerintah daerah, meningkatkan kualitas
belongs to both group and private, and
SDM melalui pembinaan dan
most of them made their livestock business
pendampingan untuk peningkatan
as a sideline to add their income.
produktifitas, menyediakan saran produksi
Management of cultivation wasnot done
peternakan khususnya pakan didaerah
properly so that the population fluctuated,
dengan memanfaatkan bahan baku lokal
and productivity was very low. The main
* Korespondensi (Corresponding Author) strength was business capital support from
Email: femi_elly@yahoo.co.id local government and egg marketing was

209
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

relatively easy. The main weakness was the Widyantara dan Ardani (2017), peternakan
lack of information. The main opportunity
ayam petelur memiliki peluang untuk
was the government policy supporting the
livestock industry in conducive situation dikembangkan. Purwaningsih (2014)
and the biggest threat was the price of feed
menyatakan bahwa dalam dunia
tending to fluctuate. The alternative
strategy achieved were increasing the perunggasan, usaha peternakan ayam ras
market share to achieve market leader
petelur mengalami perkembangan yang
position through local government policy,
improving the quality of human resources pesat dan umumnya bersifat komersial.
through mentoring and assistance to
Industri perunggasan yang menjadi
increase productivity, providing livestock
production facilities, especially feed in the penyedia telur di Maluku Utara belum
area by utilizing available local raw
berkembang dengan baik. Kebutuhan telur
materials, and establishing cooperation
through partnership between farmers and di Maluku Utara khususnya Halmahera
the private company. Based on QSPM
Barat sebagian besar masih didatangkan
analysis, the priority of strategy chosen
was to establish cooperation through dari Manado dan Surabaya. Menurut
partnership between breeder and private
Mappigau dan Esso (2011), budidaya
sector / Animal Husbandry Company with
the highest total TAS value of 5,353. ayam ras petelur memiliki potensi yang
sangat menarik tetapi masih terdapat
Keywords: layerdevelopment strategy,
West Halmahera regency potential. tantangan dalam pengembangannya.
Tantangan tersebut dapat menjadi
PENDAHULUAN penghambat usaha sehingga potensi
keuntungan dapat menjadi kerugian.
Industri perunggasan memiliki nilai
Tahun 2012, telur yang masuk ke
strategis khususnya dalam penyediaan
Kabupaten Halmahera Barat sebanyak
protein hewani untuk memenuhi
2.851.200 butir dan terus mengalami
kebutuhan dalam negeri, disamping
peningkatan hingga tahun 2014 sebanyak
peranannya dalam memanfaatkan peluang
3.295.800 butir (Dinas Pertanian
kesempatan kerja. Salah satu industri
Halmahera Barat, 2015).Upaya pemerintah
perunggasan yang memiliki peran penting
Halmahera Barat memenuhi kebutuhan
dalam penyediaan protein hewani
telur di daerah sendiri dilakukan dengan
masyarakat adalah peternakan ayam ras
memberikan bantuan ternak ayam petelur
petelur yang menghasilkan produk telur
dan sarana produksinya kepada kelompok
konsumsi. Salah satu peternakan yang
masyarakat tetapi usaha ini tidak
dikembangkan untuk menunjang protein
berkembang dan bertahan secara produktif.
hewani adalah peternakan ayam ras petelur
Bantuan dimulai pada tahun 2005 dengan
(Ardhiana et al, 2014). Menurut
jumlah populasi sebanyak 4.500 ekor dan

210
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

terus bertambah setiap tahunnya dengan dalam penelitian. Data sekunder diperoleh
populasi tertinggi pada tahun dari buku teks, artikel, laporan, jurnal serta
2010sebanyak 19.481 ekor, dan produksi data dari instansi pemerintah maupun
telurnya sebanyak 140.263kg. Tahun 2011 swasta terkait yang relevan dengan
terjadi penurunan populasi yang cukup penelitian. Metode penentuan responden
tajam dengan jumlah ayam tersisa 3.975 dilakukan dengan cara sengaja (purposive
ekor, dan pada tahun 2012 terjadi sampling), dengan pertimbangan bahwa
penutupan usaha peternakan ayam ras responden yang bersangkutan memiliki
petelur yang ada di Kabupaten Halmahera keahlian dan kompeten di bidangnya.
Barat (Dinas Pertanian Halmahera Barat, Responden yang dipilih, yaitu : Kepala
2013). Bappeda Halmahera Barat, Kepala Dinas
Keadaan ini menjadi tantangan bagi Pertanian Halmahera Barat, Kepala Bidang
pemerintah daerah dan swasta untuk Peternakan Distan Halbar, Akademisi
menggiatkan kembali peternakan ayam ras STPK Banau Halmahera Barat dan Pelaku
petelur karenasangat prospektif untuk usaha peternakan ayam ras
dikembangkan di Kabupaten Halmahera petelur/Peternak. Metode analisis yang
Barat, dilihat dari kecenderungan digunakan adalah analisis deskriptif
konsumsi telur yang terus meningkat kualitatif dan kuantitatif dengan
setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan matriks Internal Factor
menganalisis potensi dan kendala dan Evaluation (IFE) dan matriks External
prioritas strategi pengembangan ayam ras Factor Evaluation (EFE), matriks Internal
petelur di Kabupaten Halmahera Barat. - External (I-E)dan Analisis SWOT untuk
mengetahui posisi peternakan dan
MATERI DAN METODE alternatif strategi yang
PENELITIAN diperlukan.Selanjutnya digunakan
matriksQuantitative Strategic Planning
Penelitian ini di Kabupaten
(QSP)(David, 2012) untuk mengetahui
Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara
prioritas strategi yang dapat diterapkan
dengan menggunakan metode survey. Data
dalam pengembangan peternakan ayam ras
yang digunakan terdiri dari data primer
petelur di Kabupaten Halmahera Barat.
dan data sekunder. Data primer merupakan
data yang dikumpulkan melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara dan observasi langsung di
lapangan dengan responden yang terkait

211
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dikerjakan sebagai kerja sambilan untuk


umur peternak berkisar antara 18 – 45 menambah pendapatan.
tahun dengan presentase sebesar 85.7 % Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan diatas 45 tahun sebesar 14.3 %. Umur Kabupaten Halmahera Barat cukup
peternak dalam kisaran ini menurut potensial dan prospektif untuk
Tatipikalawan (2012) adalah tenaga kerja pengembangan peternakan ayam ras
usia produktif yaitu tenaga kerja yang petelur meskipun terdapat beberapa
mampu menghasilkan barang atau jasa, kendala yang perlu diatasi untuk
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri keberhasilan usaha. Hal ini dapat
maupun untuk masyarakat. Indikasinya dilihatdari faktor internal yaitu kekuatan
peternak masih mempunyai fisik yang kuat dan kelemahan serta faktor eksternal yang
dan mampu mengelola peternakannya. terdiri dari peluang dan ancaman. Potensi
Usia produktif peternak juga yang dimilikiberupa kekuatan dan peluang
ditunjang oleh tingkat pendidikan formal antara lain : sumber daya lahan masih luas
dari peternak. Tingkat pendidikan formal yang dapat dipergunakan untuk
peternak termasuk dalam kategori sedang pembangunan kandang tanpa bersaing
karena sebagian besar telah dengan lahan pertanian dan pemukiman
menyelesaikan Sekolah Menengah Tingkat penduduk, ketersediaan tenaga kerja
Atas (SMTA), yaitu sebesar 71,4 persen. dengan angkatan kerja yang cukup
Hasil penelitian menunjukkan usia besar,mendapat dukungan modal usaha
produktif dengan tingkat pendidikan dari pemerintah daerah, kualitas telur
kategori sedang tidak diikuti oleh dengan standar yang baik, pemasaran telur
pendidikan non formal yang baik. Secara mudah, permintaan pasar telur yang cukup
keseluruhan, peternak belum pernah tinggi tetapi sangat bergantung pasokan
mengikuti pelatihan maupun seminar dari luar daerah, kebijakan pemerintah
tentang ayam ras petelur.Peternak juga yang mendukung indutri perunggasan
tidak memiliki pengalaman beternak ayam sangat kondusif, kesadaran terhadap
ras petelur karena merupakan peternak kebutuhan gizi meningkat, peluang
pemula. Peternak umumnya mempunyai kerjasama dengan investor dan selera
pekerjaan utama selain beternak, konsumen yang tinggi terhadap telur lokal.
sebanyak lima orang sebagai petani (71.4 Sedangkan kendala yang dihadapi berupa
%) dan dua orang sebagai kelemahan dan ancaman, yaitu kualitas
pedagang/pengusaha (28.6 %). Pekerjaan dan keterampilan peternak masih rendah,
sebagai peternak sebagian besar (85.7 %) belum berfungsinya kelompok tani,

212
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

terbatasnya infrastruktur dan teknologi dengan skor 0,109. Total skor matriks IFE
peternakan, sistem pencatatan laporan untuk pengembangan peternakan ayam ras
produksi dan keuangan belum rapih, petelur di Kabupaten Halmahera Barat
minimnya informasi, banyaknya telur yang berada pada skor 2,512. Hal ini
masuk dari luar daerah, harga jual telur menunjukan bahwa situasi internal usaha
dari luar daerah lebih murah, lingkungan peternakan ayam ras petelur berada pada
peternakan yang tidak kondusif, tingkat rata-rata (Tabel 1).
ketersediaan sarana produksi peternakan Analisis matriks Eksternal Factor
kurang terjamin dan harga pakan yang Evaluation (MatriksEFE) menunjukan
cenderung fluktuatif. bahwa skor tertinggi pada peluang adalah
Analisis matriks Internal Factor kebijakan pemerintah yang mendukung
Evaluation (MatriksIFE) menunjukkan industri peternakan sangat kondusif
bahwa skor tertinggi pada faktor kekuatan dengan skor 0,359 dan peluang terendah
adalah dukungan modal usaha dari adalah kesadaran masyarakat terhadap
pemerintah daerah dan pemasaran telur kebutuhan gizi meningkat dengan skor
mudahdengan skor 0,421. Skor terendah 0,266. Sedangkan pada faktor ancaman,
adalah potensi sumber daya lahan yang ancaman terbesar adalah harga pakan yang
luas dengan skor 0,075. Sedangkan pada cenderung fluktuatif dengan skor 0,146
faktor kelemahan, kelemahan terbesar dan ancaman terendah adalah banyaknya
adalah minimnya informasi dengan skor telur yang masuk dari luar daerah. Total
0,240 dan skor terendah pada kualitas dan skor matriks EFE pada usaha peternakan
keterampilan peternak masih rendah ayam ras petelur adalah 2,218.

Tabel 1. Analisis Matriks IFE


Faktor Internal Bobot Rating Skor Bobot
Kekuatan
1. Potensi sumber daya lahan yang luas 0,075 4 0,299
2. Tersedianya tenaga kerja yang cukup 0,083 4 0,312
3. Dukungan modal usaha dari pemerintah daerah 0,105 4 0,421
4. Kualitas telur dengan strandar yang baik 0,093 3 0,301
5. Pemasarannya mudah, langsung diambil pedagang 0,105 4 0,421
Kelemahan
1. Kualitas dan keterampilan peternak masih rendah 0,109 1 0,109
2. Belum berfungsinya kelompok tani 0,084 2 0,127
3. Terbatasnya infrastruktur dan teknologi peternakan 0,089 2 0,133
4. Sistem pencatatan laporan produksi dan keuangan belum rapih 0,119 1 0,149
5. Minimnya informasi 0,137 2 0,240
Total 1,000 2,512
Sumber: Analisis Data Primer, (2016)

213
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

Tabel 2. Analisis Matriks EFE


Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Bobot
Peluang
1. Permintaan pasar terhadap telur yang cukup tinggi 0,083 4 0,332
2. Kebijakan pemerintah yang mendukungindustri peternakan 0,096 4 0,359
sangat kondusif
3. Kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi meningkat 0,082 3 0,266
4. Peluang kerjasama dengan investor 0,100 4 0,350
5. Selera konsumen yang tinggi terhadap telur local 0,089 4 0,333
Ancaman
1. Banyaknya telur yang masuk dari luar daerah 0,076 1 0,076
2. Harga jual telur dari luar daerah lebih murah 0,079 1 0,079
3. Lingkungan peternakan yang tidak kondusif 0,108 1 0,135
4. Ketersediaan sarana produksi peternakan (sapronak) 0,139 1 0,139
kurang terjamin
5. Harga pakan yang cenderung fluktuatif 0,148 1 0,148
Total 1,000 2,218
Sumber : Analisis Data Primer (2016)

Hal ini menunjukan bahwa kondisi memperoleh strategi bisnis yang lebih
ekternal usaha peternakan ayam ras petelur detail dari suatu usaha. Berdasarkan
berada dibawah rata-rata (Tabel 2). analisis matriks IFE dan EFE, diperoleh
Matriks Internal Eksternal total skor bobot matriks IFE dan matriks
(IE)menempatkan posisi suatu usaha EFE masing-masing adalah 2,512 dan
kedalam tampilan sembilan sel dan 2,218, sehingga peternakan ayam ras
menunjukan strategi apa yang harus petelur di Kabupaten Halmahera Barat
diambil berdasarkan posisi tersebut. berada pada sel V yaitu Hold and Maintain
Menurut Rangkuti (2013) tujuan (Gambar1).
penggunaan matriks IE adalah untuk
Total Skor Bobot IFE
Kuat Sedang Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
I II III
Tinggi Grow and Build Grow and Build Hold and Maintain
Total Skor Bobot EFE

3,0 – 4,0
3,0
Sedang IV V VI
Grow and Build Hold and Maintain Harvest or divest
2,0 – 2,99
2,0
Lemah VII VIII IX
Hold and maintain Harvest or Divest Harvest or Divest
1,0 – 1,99
1,0

Gambar 1. Analisis Matriks IE

214
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

Menurut Rangkuti (2013) strategi IFE dan EFE, dengan menggunakan


yang cocok untuk daerah ini adalah matriks SWOT yang dinyatakan dalam
konsolidasi. Perusahaan yang berada pada matriks QSP (Tabel 3). Matriks
sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas Perencanaan Strategis Kuantitatif
produksi, dan teknologi melalui (Quantitative Strategic Planning Matrix-
pengembangan internal dan eksternal QSPM) dirancang untuk menentukan daya
melalui akuisisi atau joint ventures dengan tarik relatif dari berbagai tindakan
perusahaan lain yang lebih kuat dalam alternatif. QSPM menggunakan analisis
usaha yang sama. Pada posisi ini, input pada tahap 1 (matriks IFE dan EFE)
seharusnya usaha peternakan ayam ras dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2
petelur di Kabupaten Halmahera Barat (matriks SWOT). Teknik ini secara
dapat bermitra dengan usaha atau objektif menunjukkan strategi mana yang
perusahaan peternakan ayam yang lebih terbaik dari beberapa alternatif strategi
kuat sehingga usaha dapat terjaga dan yang dihasilkan. Analisis SWOT menurut
dipertahankan mengingat kekuatan yang Kurniawan et al (2013) adalah metode
dimiliki dan peluang yang tersedia sangat perencanaan strategi yang digunakan
mendukung usaha pengembangan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peternakan ayam ras petelur. peluang dan ancaman dalam suatu
Analisis faktor internal dan eksternal spekulasi bisnis.
adalah suatu analisis yang dapat Berdasarkan analisis SWOT, untuk
memberikan gambaran bagaimana strategi penentuan kebijakan dilakukan dengan
dalam pengembangan bisnis.Hal ini mengembangkan empat (4) strategi, yaitu
termasuk bagaimana strategi pemasaran : (1) Strategi SO (Strenghts –
telur (Ommani, 2011; Abubakar dan Bello, Opportunities), menghasilkan strategi
2013; Osita et al. 2014). Lestari dan Triani “Peningkatan pangsa pasar untuk meraih
(2013) menyatakan bahwa suatu posisi market leader melalui kebijakan
perusahaan memerlukan strategi yang dari pemerintah daerah”.Strategi ini
efektif untuk dapat mencapai recovery atau dijalankan dengan memperbesar jumlah
keberhasilan turnaround. populasi ternak ayam ras petelur sehingga
Proses pencocokan antara elemen produksi telurmeningkat,tujuannya agar
kekuatan, kelemahan, peluang dan dapat menguasai pasar lokal yang
ancaman dilakukan setelah analisis matriks berdampak terhadap adanya peluang pasar.

215
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-2626

Tabel 3. Analisis Matriks QSP


Alternatif Strategi
Strategi Strategi Strategi Strategi
Faktor-Faktor Utama Bobot 1 2 3 4
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Potensi sumber daya lahan yang 0,075 3 0,187 1 0,075 4 0,299 3 0,187
luas
2. Tersedianya tenaga kerja yang 0,083 3 0,208 4 0,333 2 0,166 3 0,249
cukup
3. Dukungan modal usaha dari 0,105 4 0,421 2 0,158 2 0,211 3 0,316
pemerintah daerah
4. Kualitas telurnya baik 0,093 4 0,371 2 0,185 2 0,185 2 0,185
5. Pemasarannya mudah, langsung 0,105 4 0,421 2 0,210 2 0,158 3 0,263
diambil pedagang
Kelemahan
1. Kualitas dan keterampilan 0,109 2 0,219 4 0,438 1 0,109 3 0,328
peternak masih rendah
6. Belum berfungsinya kelompok 0,084 1 0,084 4 0,338 2 0,169 3 0,253
tani
7. Terbatasnya infrastruktur dan 0,089 1 0,089 3 0,266 2 0,177 4 0,355
teknologi peternakan
8. Sistem pencatatan laporan
produksi dan keuangan belum 0,119 2 0,179 3 0,357 1 0,060 4 0,476
rapih
9. Minimnya informasi 0,137 1 0,137 4 0,480 2 0,274 4 0,480
Total 1,000
Peluang
1. Permintaan pasar terhadap telur 0,083 4 0,332 3 0,249 1 0,083 2 0,166
yang cukup tinggi
2. Kebijakan pemerintah yang
mendukung 216ndustry 0,096 4 0,383 2 0,191 3 0,287 1 0,096
peternakan sangat kondusif
3. Kesadaran masyarakat terhadap 0,082 4 0,328 3 0,246 1 0,082 2 0,164
kebutuhan gizi meningkat
4. Peluang kerjasama dengan 0,100 4 0,350 4 0,350 2 0,150 2 0,150
investor
5. Selera konsumen yang tinggi 0,089 4 0,356 3 0,267 2 0,133 2 0,133
terhadap telur local
Ancaman
1. Banyaknya telur yang masuk dari 0,076 4 0,303 3 0,190 1 0,076 2 0,152
luar daerah
2. Harga jual telur dari luar daerah 0,079 4 0,276 2 0,158 4 0,276 2 0,158
lebih murah
3. Lingkungan peternakan yang 0,108 1 0,108 2 0,216 0 0,000 4 0,378
tidak kondusif
4. Ketersediaan sarana produksi
peternakan (sapronak) yang 0,139 1 0,139 2 0,279 4 0,558 3 0,418
kurang terjamin
5. Harga pakan yang cenderung 0,148 2 0,296 1 0,148 4 0,592 3 0,444
fluktuatif
Total 1,000
Prioritas Strategi 5,187 5,134 4,046 5,353

216
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626

Menurut Zaini (2011) bahwa menghasilkan strategi ”Terjalinnya


masuknya luar daerah dapat kerjasama melalui pola kemitraan antara
menyebabkan persaingan harga;(2) peternak dan pihak swasta/perusahaan
Strategi WO (Weaknesses – peternakan”. Strategi ini dijalankan
Opportunities), menghasilkan strategi melalui kerjasama antara peternak dengan
“Peningkatan kualitas sumber daya perusahaan peternakan dalam penyediaan
manusia (SDM) melalui pembinaan dan bibit, pakan dan sarana produksi lainnya.
pendampingan untuk peningkatan Kemitraan akan menguntungkan karena
produktivitas”. Strategi ini dijalankan peternak dapat turut mengambil bagian
dengan memberikan pelatihan-pelatihan manfaat dari pasar, modal, teknologi dan
dan pembimbingan kepada peternak manajemen yang dikuasai perusahaan
untuk meningkatkan keterampilan besar. Strategi dalam pengembangan
peternak dalam menjalankan usaha ayam ras petelur menurut Kurniawan et al
sehingga produktivitasnya meningkat. (2011) adalah strategi pertumbuhan
Peningkatan produktivitas membuat agresif.
peternak dapat memenuhi permintaan
pasar telur yang cukup tinggi dan meraih KESIMPULAN DAN SARAN
peluang kerjasama dengan investor; (3)
Strategi ST (Strenghts – Threats), yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
menghasilkan strategi “Penyediaan sarana disimpulkan bahwa potensi utama
produksi peternakan khususnya pakan di pengembangan peternakan ayamras
daerah dengan memanfaatkan bahan baku peteluradalah dukungan modal usaha dari
lokal yang tersedia”. Strategi ini pemerintah daerah, pemasaran telurnya
dijalankan dengan memanfaatkan sumber mudah dan kebijakan pemerintah yang
daya alam/potensi lokal yang ada untuk mendukung industri perunggasan sangat
pembuatan pakan ternak guna kondusif. Sedangkan kendala utama
mengurangi ketergantungan pakan dari adalah minimnya informasi dan harga
luar daerah. Hal ini juga dapat menekan pakan yang cenderung fluktuatif.
biaya produksi sehingga harga telur bisa Prioritas strategi yang dipilih berdasarkan
bersaing dengan telur dari luar daerah. (4) analisis QSPM adalah menjalin kerjasama
Strategi WT (Weaknesses – Threats), melalui pola kemitraan antara peternak
merupakan taktik defensif yang diarahkan dan pihak swasta/perusahaan peternakan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan nilai total TAS tertinggi yaitu
serta menghindari ancaman eksternal, sebesar 5,353.

217
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626

Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan, H., B. Guntoro dan


Wihandoyo. 2011. Strategi
disarankan perlu intervensi pemerintah
Pengembangan Ayam Ras Petelur
melalui penjajakan kerjasama dengan di Kota Samarinda dan Kalimantan
Timur. Buletin Peternakan, 35 (1) :
perusahaan peternakan ayam besar untuk
57-63.
bermitra, memaksimalkan kegiatan
Kurniawan, M.F.T., D.P. Darmawan dan
penyuluhan dan pendampingan, serta
N.W.S. Astiti. 2013. Strategi
memberikan solusi yang tepat berkaitan Pengembangan Agribisnis Ayam
Petelur di Kabupaten Tabana. Jurnal
dengan pendanaan.
Manajemen Agribisnis, 1 (2) : 53-
66.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, R.D dan N.N.A. Triani. 2013.
Determinan Keberhasilan
Abubakar, N and G.B. Bello. 2013. Turnaround pada Perusahaan yang
Strength, Weaknesses, Mengalami Financial Distress.
Opportunities and Threats (SWOT) Jurnal Ilmu Manajemen 1 (4) :
Analysis on Globacom Ltd. 1142-1154.
International Journal of Technology
and Business Management 16 (1) : Mappigau, P dan A.S.R. Esso. 2011.
83-91. Analisis Strategi Pemasaran Telur
pada Peternakan Ayam Ras Skala
Ardhiana, M.Y., B.A. Nugroho., dan B. Besar di Kabupaten Sidrap. Jurnal
Hartanto. 2014. Efisiensi Pemasaran Agribisnis X (3) :14-31.
Telur Ayam Ras di Kecamatan
Ringinrejo Kabupaten Kediri. Jurnal Ommani, A.R. 2011. Strength,
Fakultas Peternakan 2 (1): 1-13. Weaknesses, Opportunities and
Threats (SWOT) Analysis for
David, F.R. 2012. Manajemen Farming System Businesses
Strategis,Edisi 12. Terjemahan oleh Management : Case of Wheat
Dono Sunardi. Penerbit Salemba Farmers of Shadervan District,
Empat. Jakarta Shoushtar Township, Iran. African
Journal of Business Management 5
Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera (22) : 9448-9454.
Barat. 2013. Data Populasi Ternak
di Kabupaten Halmahera Barat Osita, I.C., I. Onyebuchi and N. Justina.
Tahun 2013. Dinas Pertanian 2014. Organization’s Stability and
Kabupaten Halmahera Barat. Productivity : the Role of SWOT
Jailolo. Analysis on Acronym for Strength,
Weaknesses, Opportunities and
Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Threats. International Journal of
Barat. 2015. Data Populasi Ternak Innovative and Applied Research 2
di Kabupaten Halmahera Barat (9):25-52.
Tahun 2015. Dinas Pertanian
Kabupaten Halmahera Barat. Purwaningsih, D.L. 2014. Peternakan
Jailolo. Ayam Ras Petelur di Kota
Singkawang. Jurnal online

218
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 209-219 (Januari 2018) ISSN 0852-
2626

Mahasiswa Arsitektur Universitas


Tanjungpura 2 (2) : 74-88. Widyantara, I.N.P dan I.G.A.K.S. Ardani.
2017. Analisis Strategi Pemasaran
Rangkuti. 2013. Analisis SWOT. PT Telur Ayam (Studi Kasus di Desa
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pesedahan dan Bugbug, Kabupaten
Karangaem). E-Jurnal Manajemen
Tatipikilawan, J. M. 2012. Analisis Unud 6 (7): 3766-3793.
Produktivitas Tenaga Kerja
Keluarga pada Usaha Peternakan Zaini, A. 2011. Analisis Prospek
Kerbau di Pulau Moa Kabupaten Pemasaran Ayam Petelur di
Maluku Barat daya. Jurnal Kalimantan Timur. Jurnal EPP 8
Agroforestri 7 (1) : 9-10, 12. (1): 1-8.

219

Anda mungkin juga menyukai