Anda di halaman 1dari 9

ALAM MATERIAL BERASAL

DARI LEDAKAN BESAR?

I. SKENARIO RINGKAS LEDAKAN BESAR


1.Teori umum tentang asal-usul alam semesta material yang berlaku dalam ma-
syarakat Kali-Yuga dewasa ini adalah The Big Bang Theory, teori ledakan be-
sar. Skenario ringkas “Big Bang” (ledakan besar) ini adalah sebagai berikut.

a. PADA AWALNYA (SEBELUM SEGALA SESUATU BER-AWAL), SELURUH MATERI DI ANGKASA RA-
YA TERKONSENTRASI BERUPA SATU KUMPULAN MATERI AMAT PADAT DAN AMAT KECIL TAK
TERHINGGA DENGAN TEKANAN AMAT BESAR DAN TEMPERATUR AMAT TINGGI TAK TERHINGGA.
KEMUDIAN KUMPULAN MATERI YANG TERAMAT-AMAT KECIL INI MELEDAK DENGAN KEKUATAN
AMAT DAHSYAT.

b. DARI LEDAKAN BESAR NAN DAHSYAT ITU MEMANCAR GAS YANG TER-IONISASI AMAT PANAS.
GAS NAN PANAS INI MEMANCAR KESEGALA ARAH SECARA MERATA SAMPAI AKHIRNYA JADI DI-
NGIN DAN MEMBENTUK GAS BIASA.

c. DALAM AWAN GAS DINGIN YANG AMAT LUAS INI KEMUDIAN TERBENTUK GALAKSI-GALAKSI.
DALAM SETIAP GALAKSI TERBENTUK BINTANG-BINTANG. SELANJUTNYA DARI SETIAP BINTANG
TERBENTUK PLANET-PLANET SEPERTI PLANET BHUMI YANG BERPUTAR MENGITARI SATU BIN-
TANG YANG DISEBUT MATAHARI.

2. Skenario tentang asal-usul alam semesta material dari Big Bang ini telah di-
anggap sebagai kebenaran nyata. Ia secara luas dikenal di Sekolah - Sekolah,
Universitas dan Akademik, tercantum dalam berbagai textbooks, dipublika-
sikan dalam banyak majalah sain modern, surat kabar, karangan ilmiah, se-
minar atau diskusi dilingkungan kaum intelektual dan di siarkan dalam aca-
TV spesial lengkap dengan gambar-gambar rekayasa komputer.

II. TEORI SPEKULATIP YANG MENIADAKAN PERANAN TUHAN


1. Sebenarnya The Big Bang Theory tidak dilandasi penga-
matan nyata dan methoda ilmiah, sehingga ia berhakekat
amat spekulatip. Sebabnya adalah fakta-fakta berikut ini.
a. Para sarjana duniawi pendukung teori ini tidak mungkin
bisa mengamati kejadian ciptaan alam material milyaran tahun yang lalu.
b. Mereka praktis tidak memiliki bukti akurat apapun tentang hal-hal di luar
tata surya kita.
2. Dalam hubungan ini, Kenneth R Boulding, President Of The American As-
sociation For Advancement Of Science, berkata, “Ilmu kosmologi modern
nampaknya amat tidak meyakinkan, sebab ia mempelajari alam semesta ya
ng amat luas dengan data sedikit dan meragukan”.
3, Teori Ledakan Besar hanyalah merupakan bagian dari rangkai-
an ikhtiar para sarjana duniawi untuk menjelaskan tentang asal
mula alam fana ini secara mekanistik tanpa perlu me-mikirkan
Tuhan sebagai sumber ciptaan.
4. Teori yang amat spekulatip ini memandang dunia dan manusia
semata-mata sebagai produk materi yang be-kerja sesuai dengan hukum-
hukum ilmu alam (pisika).
5. Pandangan mekanistik dan atheistik ini dilandasi tiga asumsi berikut:

a. SEGALA PENOMENA ALAM SEPENUHNYA BISA DIJELASKAN DENGAN HUKUM-HUKUM


ILMU PISIKA (ALAM) BERUPA RUMUSAN-RUMUSAN MATEMATIK.

b. HUKUM-HUKUM ILMU PISIKA INI BERLAKU DIMANA SAJA DAN KAPAN SAJA DI SELURUH
ALAM SEMESTA.

c. HUKUM-HUKUM ALAM IN I PADA HAKEKATNYA SEDERHANA.

6. Pandangan atheistik dan mekanistik ini ditunjukkan oleh pernyataan-pernya


taan para sarjana duniawi berikut.
a. Dalam bukunya Mind And Matter, Erwin Schrodinger, pakar pisika Austria
pemenang Nobel dan penemu rumus dasar ilmu Quantum Mechanics,ber-
kata, “Tidak ada Tuhan pribadi mampu me-wujudkan bentuk dunia
yang hanya bisa diketahui dengan cara meniadakan segala hal ber-
pribadi dari dunia itu sendiri”.
b. Leon Lederman, Direktur The Fermi National Accelerator Laborato-
ry di Batavia Illinois USA, berkata, “Kita berharap mampu menjelas-
kan seluruh alam semesta dengan rumus (matematika) sederhana
yang bisa anda tulis pada baju kaos mu”.
7. Menurut Veda, pernyataan-pernyataan congkak ini adalah pendapat asurik.
III. KESULITAN-KESULITAN MENDASAR TEORI BIG BANG
1. Menurut teori Big Bang, keadaan awal sebelum alam semesta ter-bentuk
adalah berupa kumpulan lingkaran materi amat kecil dan padat tak ter-hi-
ngga dengan temperatur dan tekanan amat tinggi tak terhingga pula. Dan
keadaan awal ini disebut singularity yang tidak bisa di-rumuskan secara
matematik. Keadaan nya bagaikan mem-bagi satu bilangan dengan angka
nol. Angka apa yang didapat? 1?, 5? .... atau 10 trilliun?
2. Sir Bernard Lovell, pakar Radio Astronomi, ber-kata tentang singu-
larity ini, “Dalam usaha menjelaskan secara pisik bermulanya wak-
tu, kita menemui kesulitan. Masalahnya adalah apakah ini kesulitan
pokok atau tidak dalam men-jelaskan secara ilmiah tentang keada-
an awal (alam semesta) dimaksud, dan kesulitan yang terkait deng-
an (rumusan) konsep tentang adanya satu unsur pada permulaan
waktu. Semua ini adalah tantangan amat nyata dalam pandangan modern”.
2. Kesulitan dan tantangan ini belum bisa di-atasi bahkan oleh pakar tekemu-
ka The Big Bang Theory yaitu Steven Wienberg. Dia berkata, “Sayang, sa-
ya tidak bisa memulai film ( = penjelasan rumit tentang Big Bang) ini pada
waktu nol dan temperatur tinggi tak terhingga”.
3. Dalam bukunya The Large Scale Structure Of The Universe, Stephen Haw-
king dan GFR Ellis (masing-masing Professor matematika di Cambridge
University dan Capetown University), berkata, “Nampaknya ini adalah pen-
dapat bagus bahwa penjelasan tentang singularity dengan teori pisika me-
nunjukkan bahwa teori pisika telah gagal .... Hasil pengamatan yang kami
dapatkan mendukung pendapat bahwa alam semesta ber-awal dimasa lalu
pada suatu waktu yang pasti. Tetapi inti pokok penciptaan yaitu singulari-
ty berada diluar jangkauan hukum-hukum ilmu pisika yang di-kenal seka-
rang”.
4. Karena fakta-fakta diatas, maka The Big Bang Theory sama sekali belum
mampu menjelaskan tentang asal-usul alam semesta material. Sebab, kea-
daan awal yang di-sebut singularity tidak bisa di-definisikan secara benar
dan tepat.

IV. TERPOJOK OLEH PERTANYAAN SERUPA


1. Para sarjana duniawi ber-tabiat materialistik pen-
dukung teori Big Bang, kini dalam keadaan terde-
sak oleh kewajiban untuk segera menyajikan ru-
musan matematik tentang singularity yang dianggap sebagai sebab dari
segala sebab sebelum ada unsur ruang dan waktu.
2. Mereka dan para pendahulunya selalu memojokkan dan meng-olok-olok
para rohaniawan Veda (rishi, brahmana, yogi, pandita, dsb) dengan perta-
nyaan, “Dari mana Tuhan mu berasal?”. Kini mereka sendiri merasa ter-
pojok dan di-olok-olok oleh pertanyaan, “Dari mana singularity mu bera-
sal?”
3. Para rohaniawan Veda (bhakta) menjawab, “Anadir adir govinda sarva ka-
rana-karanam, Govinda (Krishna) tidak berasal dari apapun dan sia-
papun, sebab Beliau adalah sebab dari segala sebab” (BS.5.1), di-sertai ar-
gumen pilosofis logis, rasional, luas dan mendalam.
4. Tetapi para pakar teori Big Bang tidak sepakat menyatakan , ”Singularity
adalah sebab dari segala sebab”, karena mereka tidak mampu merumus-
kan secara matematik dan menjelaskan nya secara logis, rasional dan filo-
sofis.

V. IKHTIAR MENJELASKAN DENGAN KONSEP BERBEDA


1. Oleh karena prinsip singularity tidak bisa dijelaskan dengan
standar ilmu pisika yang ada, beberapa pakar kosmologi me-
ngajukan konsep irregularties, yakni alam semesta muncul
dengan sendirinya secara acak dari banyak Big Bang sesuai hasil penga-
matan terbatas.
2. Tetapi konsep irregularities ini dibantah oleh Stephen Hawking dan Ellis ya-
ng berkata bahwa The Big Bang Theory dengan konsep irregulerities dalam
penyebaran materi, tetap mengharuskan adanya singularity pada tahap per-
mulaan/awal.
3. Konsep lain yang diajukan adalah The Infinitely Rebounding Universe yak-
ni alam semesta ini mengembang dan menyusut selama waktu tak terbatas.
Ketika mengembang, galaksi dan planet-planet terbentuk. Ketika menyusut,
ia berupa singularity. Dan begitu seterusnya. Jadi alam semesta ini tidak
ber-awal dan tidak berakhir. Ia senantiasa ada.
4. Tetapi Steven Wienderg membantah dengan berkata bahwa harus ada sa-
at awal sebelum proses mengembang terjadi. Dengan demikian, masalah
awal atau permulaan alam semesta tetap harus ada.
5. Konsep berikutnya di-kemukakan oleh pakar Astropisika Paul
Davis dan disebut The Time Reverse rebounding universe Mo-
del. Dikatakan bahwa alam semesta mengembang ber-sama-an
dengan saat waktu bergerak kedepan. Ia menyusut menjadi si-
ngularity bersamaan dengan saat waktu bergerak mundur. Da-
lam konsep ini masa lalu menjadi masa depan dan masa depan
menjadi masa lalu. Sehingga tidak ada masalah awal atau permulaan ba-
gi alam semesta.
6. Konsep lain adalah The Inflationary Universe yang dikemukakan oleh Al-
lan H Guth pakar pisika MIT. Menurut konsep ini, alam semesta mengem-
bang dari Quantum Mechanical Vacuum State, kekosongan quantum me-
kanik. Kekosongan ini adalah ibarat lautan pecahan-pecahan partikel at-
om yang terlihat seperti tidak ada, tetapi ada.
7. Tetapi Stephen Hawking dan Ellis mengingatkan, “Sungguh menyesat-
kan bila Quantum Mechanical Vacuum dianggap secara literal sebagai ke-
kosongan”. Dikatakan bahwa untuk menjelaskan kekosongan ini dengan
teori pisika yang ada, diperlukan banyak bab matematika abstrak.
8. Namun teori Guth yang masih amat spekulatip ini sudah dianggap kebe-
naran. Majalah-majalah sain populer memuat artikel tentang konsep The In-
flationary Universe lengkap dengan gambar-gambar rekayasa komputer ber
teknologi tinggi bahwa asal-usul alam semesta material sudah ter-jawab. Di
katakan bahwa tidak ada keraguan tentang hal ini.

VI. KESULITAN LAIN


1. Kesulitan lain The Big Bang Theory adalah ia tidak mampu
menjelaskan secara ilmiah dan meyakinkan proses terben-
tuknya galaksi dan planet-planet, kecuali mengu-lang per-
nyataan spekulatip lama,“Galaksi dan planet-planet terben
tuk dari awan, debu dan gas kosmik”.
2. Steven Wienberg, dalam bukunya The First Three Minutes,
berkata, “Teori tentang terbentuknya galaksi adalah salah
satu masalah paling nyata dalam ilmu Astropisika, masalah
yang sampai saat ini belum terjawab”.
3. Pakar Astronomi Sussex University, William McRae berkata,”Barangkali
masalah asal-usul tata-surya adalah yang paling nyata dari semua masalah
Astronomi”
4. Meski demikian, karena di-silaukan oleh kemajuan teknologi, rakyat bodoh
percaya pada pernyataan para sarjana duniawi bahwa alam semesta materi-
al berasal dari “Big Bang”, ledakan besar.
Sumber bacaan:
1. Sri Brahma Samhita.
2. Origin, The Hare Kishna Magazine published by The Bhaktivedanta Book
Trust 1984.
3. Mechanistic And Non Mechanistic Science by Richard L Thompson, pu-
blished by Torch Ligh Publiction 1987.

Anda mungkin juga menyukai