Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, akhirnya buku Pendidikan Agama Islam
untuk Perguruan Tinggi dapat saya susun. Buku ini disusun sebagai tanggung jawab
dosen Agama Islam di Perguruan Tinggi, dan dalam rangka ikut mensukseskan tujuan
pendidikan nasional, yakni membangun manusia Indonesia yang bertakwa, yang
unggul secara intelektual, anggun secara moral, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang
tinggi.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentu memerlukan kerja keras dari semua pihak,
terutama dari para dosen matakuliah Agama Islam. Oleh karena itu buku diktat ini
disusun secara sederhana dalam rangka untuk memudahkan pengajaran di Perguruan
Tinggi, sehingga lebih mudah dicerna dan diterima oleh para mahasiswa.
Materi yang dibahas dalam diktat ini adalah dengan mempertimbangkan tiga tuntutan
pokok , yaitu fungsi dan peranan matakuliah Pendidikan Agama, GBPP matakuliah
Pendidikan Agama Islam tahun 2000, situasi dan kondisi mahasiswa serta lembaga
Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
Materi yang dibahas dalam diktat ini mencakup empat tema dan tujuh bab
pembahasan. Tema pertama tentang Agama Islam, kedua tentang akidah, ketiga
tentang syari’ah dan keempat tentang akhlak. Adapun pembahasannya dibagi menjadi
rujuh bab, yakni: Bab pertama tentang alam semesta dan manusia, bab kedua tentang
Agama Islam, bab ketiga tentang sumber ajaran Islam, bab keempat tentang akidah
Islam, bab kelima tentang syari’ah, bab keenam tentang akhlak dan bab ketujuh
tentang Islam dan ilmu pengetahuan.
Harapan saya sebagai penulis diktat dan sekaligus sebagai dosen Pendidikan Agama
Islam semoga para mahasiswa Islam di Perguruan Tinggi dapat mengikuti kuliah
Agama Islam dengan baik, mampu membahas, meneliti dan mendiskusikannya
dengan baik sehingga paham betul tentang Agama Islam serta mau mengamalkannya
hingga kelak menjadi intelektual muslim yang bertakwa dan mau memperjuangkan
nilai-nilai Islam untuk kedamaian dan kemajauan hidup.
1
BAB I
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
I. Alam Semesta
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan di dunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak nampak (ghaib), dari yang bernyawa
sampai yang tidak bernyawa, dan dari yang ada di dalam perut bumi sampai yang
ada di ruang angkasa yang dipenuhi oleh beribu-ribu milliard bintang. Pertanyaan
yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam
semesta ini terjadi dengan sendirinya dan muncul secara tiba-tiba? Atau ada yang
menjadikannya? Pertanyaan ini menarik perhatian para ilmuwan (saintis) untuk
melakukan penyelidikan hingga melahirkan berbagai teori.
Namun teori yang berlaku sampai awal abad ke-20 ialah bahwa alam semesta
mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk
selama-lamanya. Menurut pandangan ini – yang disebut "model alam statis"- alam
semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir. Dengan mengacu pada filsafat
materialis, pandangan ini menolak adanya Pencipta, sambil berpendapat bahwa
alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil dan tidak berubah.
Meskipun demikian masih saja ada Saintis di abad modern ini yang
mendukungnya. Di antaranya adalah Stephen Hawking, seorang ilmuwan yang
kepintarannya disejajarkan dengan Albert Einstein, dia berkata bahwa tidak ada
tempat untuk Tuhan bagi teori penciptaan alam semesta (there is no place for God
in theories on the creation of the Universe). Menurutnya ada hukum seperti
gravitasi yang bisa diciptakan sendiri oleh alam dari ketiadaan. (Republika, 15
September 2011, Kolom Islamia, halaman 26).
2
menjangkau alam di luar materi (alam ghaib) yang hanya bisa dijangkau oleh
kekuatan rasa (keyakinan).
Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semesta ini tanpa awal dan
akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan
terus ada selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka mari kita melihat
apa yang ada di sekitar kita.
Di sekitar kita ada rumah yang kita tempati, di dalamnya terdapat berbagai
perabot, seperti meja kursi, almari, tempat tidur, kulkas, mesin cuci, AC,
kompor, gas, piring, gelas dan lain-lain. Kemudian makanan yang kita makan,
minuman yang kita minum, pakaian yang kita pakai, sepatu yang kita pakai
dan kendaraan yang kita naiki. Pertanyaannya: "Apakah semuanya itu jadi
dengan sendirinya?" Jawabannya pasti: "Tidak!" "Apakah ketika kita lahir di
dunia ini gedung-gedung tinggi di ibukota kita tiba-tiba sudah ada dengan
sendirinya?" Jawabannya pasti: "Belum!"
Cukup jelas dan haqqul yakin bahwa rumah yang kita tempati dengan segala
perabotnya, makanan yang kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang
kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di ibukota kita tidak ada dengan
sendirinya dan tidak muncul secara tiba-tiba. Semuanya ada yang
menjadikannya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah/gedung
misalnya, ia tersusun dari batu, bata dan semen yang terbuat dan berasal dari
tanah. Meja, kursi dan almari yang ada di rumah kita semua terbuat dari kayu
yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi, kawat dan paku yang
turut memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan
berikutnya adalah: "Dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?"
Pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak
jadi secara tiba-tiba.
Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi
alam semesta ini, ternyata alam semesta ini, termasuk planet bumi, ada asal
usulnya. Temuan-temuan ilmiah diakhir abad 20 dan memasuki abad 21, yang
dilakukan oleh para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan,
pengamatan dan perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam
semesta ternyata telah memiliki permulaan. Bahwa ia muncul dari ketiadaan
pada sebuah momen ledakan akbar, yakni ledakan yang teramat besar. Lebih
jauh lagi, telah terbukti pula bahwa alam semesta tidak statis dan tidak tetap,
sebagaimana yang masih dipertahankan oleh kaum materialis dengan gigih.
Sebaliknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan dan
pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini telah memukau peti mati
teori alam semesta statis. Sekarang semua fakta ini telah diterima luas oleh
masyarakat ilmiah. (Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an, hal. 1-2).
3
Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa
kini. Sebagaimana telah dinyatakan di atas, simpulan yang telah dicapai
astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi
materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi
dahulu kala. Peristiwa ini yang dikenal dengan sebutan "Big Bang",
merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Semua
pihak dari kalangan ilmiah sepakat bahwa ledakan ini bermula dari sebuah
titik tunggal sekitar 15 miliar tahun lalu. (Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an,
hal. 2).
Titik tunggal yang ada sekitar 15 miliar tahun lalu itu menurut para ilmuwan
modern adalah merupakan materi awal bagi terbentuknya alam semesta ini
yang pada saat itu masih berupa asap kosmik panas. Asap kosmik itu
mengandung kumpulan gas berisi partikel-partikel bergerak yang terhubung
dengan substensi padat. Dalam kepadatan yang tak terbatas dan panas tertentu
kemudian terjadi ledakan dahsyat yang menyebabkan materi-materi yang
dikandungnya terpisah. Ledakan dahsyat tersebut menandai dimulainya alam
semesta.(Harun Yahya, Mengenal Allah Lewat Akal, hal. 12-13).
Temuan ilmiah ini sekaligus membuktikan bahwa alam semesta ini berasal
dari ketiadaan, yakni bermula dari gas panas yang berupa asap. Pertanyaan
kemudian adalah dari mana asal materi asap itu sendiri? Karena tidak
mungkin ia muncul dengan sendirinya atau ada secara tiba-tiba. Seperti tidak
mungkin rumah kita dengan segala isinya ada dengan sendirinya atau muncul
secara tiba-tiba. Di sinilah sebenarnya keterbatasan akal manusia, ia tidak
mampu menjangkau seseuatu yang berada di alam luar materi.
Sebagian ahli filsafat Yunani Kuno, seperti Socrates (470-399 SM, sebenarnya
telah mengakui bahwa alam semesta dan manusia berasal dari Tuhan. Alam ini
teratur susunannya menurut ujud yang tertentu, katanya, itu adalah tanda
perbuatan Tuhan. Namun Socrates tidak mampu menjelaskan siapa Tuhan
yang dimaksud itu. Itulah sebabnya Allah SWT memperkenalkan diri kepada
4
manusia melalui para rasul-Nya, bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan
materi awal (titik tunggal), yang dari materi awal itulah Dia ciptakan alam
semesta beserta isinya.
"Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal
Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu."(QS. Al-An'aam/6: 101)
"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah
Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu."(QS. Ath-Thalaq/65:12)
"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak
ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula)
seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?"(QS.
As-Sajadah/32:4)
5
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat?" (QS. Uh/71:15)
Penemuan ilmiah abad 20 yang saling susul di bidang astrofisika dan biologi
membuktikan bahwa kehidupan dan alam semesta bermula dari penciptaan.
Teori big bang menunjukkan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Beragam penemuan telah mengungkapkan bahwa terdapat rancangan agung
dan "penyelarasan" (fine tuning) dalam dunia materi dan dengan demikian
pernyataan materialisme terbukti tidak berdasar.
Dari kekuatan ledakan big bang hingga sifat fisika atom, dari tingkat kekuatan
empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi bintang, dari jenis cahaya yang
dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran air, dari jarak bumi ke bulan
hingga tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak bumi ke matahari hingga
sudut kemiringan bumi terhadap bidang orbit, dan dari kecepatan perputaran
bumi terhadap sumbunya hingga peran laut dan pegunungan di bumi; setiap
detail kecil itu disesuaikan demi kehidupan kita. Saat ini dunia ilmiah
menggambarkan keadaan ini dengan konsep "Prinsip Antropik" (Antropic
Principle) dan "penyelarasan" (fine tuning). Konsep ini merangkum kenyataan
bahwa alam semesta bukanlah sekumpulan zat yang takbertujuan,
takterkendali, dan terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan bagi
kehidupan manusia dan telah dirancang dengan ketelitian tertinggi. (Harun
Yahya, Keajaiban Al-Qur`an, hal.15)
Istilah "fine –tuning", yang mulai digunakan pada akhir abad ke-20, mewakili
kebenaran yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih dari seperempat
abad terakhir, sejumlah besar ilmuwan, intelektual dan penulis telah
menunjukkan bahwa alam semesta bukanlah kumpulan kebetulan belaka.
Sebaliknya, jagad raya memiliki rancangan dan keteraturan yang luar biasa
6
yang disesuaikan secara ideal untuk kehidupan manusia dalam setiap
detailnya. (Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an, hal.16)
Firman Allah:
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar..." (QS. Al-
An'aam/6:73)
"Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main."(QS. Al-Anbiyaa/21:16)
Dua ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan langit dan
bumi dengan benar, yakni dengan sungguh-sungguh dan dengan rancang
bangun yang luar biasa. Bukan dengan bermain-main. Dengan bermain-main
saja tidak akan tercipta alam semesta ini, apalagi hanya dengan kebetulan.
Jika gaya gravitasi, satu triliun kali lebih kuat, alam semesta akan jauh lebih
kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Jika gravitasi kurang kuat, maka
tidak ada bintang atau galaksi yang pernah terbentuk. Hubungan dan besaran
lainnya tidak kurang kritisnya. Jika gaya nuklir kuat, sedikit lebih lemah saja,
maka satu-satunya unsur yang stabil hanya hydrogen. Tidak ada atom lain yang
bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat, sedikit lebih kuat dalam kaitannya
dengan elektromagnetisme, maka yang paling stabil di alam semesta hanyalah
inti atom dengan dua proton yang berarti tidak ada hydrogen, dan kalaupun ada
bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka akan sangat berbeda dari
7
bentuknya sekarang. Jelas sekali, jika semua gaya dan konstanta ini tidak
mempunyai besaran tepat seperti adanya sekarang, maka tidak akan ada
bintang, supernova, planet, atom, dan kehidupan. (Harun Yahya, Keajaiban Al-
Qur`an, hal.17)
Penyebaran benda-benda langit dan jarak yang begitu besar di antara mereka
sangat penting bagi keberadaan kehidupan di bumi. Jarak antara benda-
benda langit telah ditetapka melalui perhitungan yang begitu sesuai dengan
aneka gaya alam semesta sehingga mendukung kehidupan di bumi.
Gravitasi:
Jika gravitasi lebih kuat, maka atmosfir bumi akan menahan terlalu
banyak ammonia dan metana yang merusak kehidupan.
Jika gravitasi lebih lemah, maka atmosfir bumi akan terlalu banyak
kehilangan air sehingga kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Jika lebih jauh, bumi menjadi sangat dingin, siklus air di atmosfer
akan terpengaruh, dan bumi memasuki zaman es.
Jika bumi lebih dekat dengan matahari, tumbuhan akan terbakar, siklus
air di atmosfer akan terganggu secara permanen, dan kehidupan tidak
mungkin berlangsung.
Jika kerak lebih tebal, terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer
ke kerak.
Jika lebih tipis, aktivitas vulkanik akan terlalu besar sehingga
kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Jika rotasi lebih lambat, perbedaan temperatur siang dan malam terlalu
besar.
Jika lebih cepat, kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi dan
topan badai yang terbentuk tidak memungkinkan kehidupan berlangsung.
Jika lebih kuat, badai elektromagnetik yang sangat kuat akan timbul.
8
Jika lebih lemah, bumi kehilangan perlindungan terhadap partikel-
partikel yang dilepaskan matahari yang dikenal sebagai "angin surya".
Kedua situasi ini tidak memungkinkan kehidupan berlangsung.
Aktivitas Gempa:
Jika lebih besar, terjadi bencana terus menerus bagi makhluk hidup.
Jika lebih kecil, sumber makanan di dasar laut tidak bisa menyebar di
dalam air. Akibatnya, kehidupan di laut dan samudra serta seluruh
makhluk di bumi akan terancam.
9
menjadi ekstim dengan musim panas yang terik taktertahankan dan musim
dingin membekukan.
Ukuran Matahari:
Jika matahari lebih kecil, bumi akan membeku. Sebaliknya jika matahari lebih
besar, bumi akan terbakar.
Jika lebih besar, gaya tarik bulan akan menimbulkan dampak serius
terhadap kondisi atmosfer bumi, kecepatan rotasi bumi, dan pasang-surut
laut.
Jika lebih kecil, akan terjadi perubahan iklim secara ekstrem.
Jika lebih dekat, bulan akan jatuh ke bumi. Jika lebih jauh, bulan akan hilang
di luar angkasa. Jika jarak keduanya sedikit lebih dekat saja, pengaruh bulan
terhadap pasang-surut laut akan mencapai dimensi membahayakan. Ombak
lautan akan membanjiri daratan rendah. Pergesekan yang terjadi sebagai
akibatnya akan meningkatkan temperatur lautan dan keseimbangan temperatur
yang penting bagi kehidupan di bumi akan hilang. Jika jarak keduanya sedikit
lebih jauh saja, pasang-surut akan berkurang, menyebabkan lautan tidak
bergerak. Air yang diam akan membahayakan kehidupan di laut, dan kadar
oksigen yang kita hidup pun berkurang.
10
lebih tentang ciptaan Allah SWT atas alam semesta. Keselarasan dan
perbandingan dalam penciptaan itu digambarkan dengan ketepatan luar biasa
15 abad yang lalu di dalam al-Qur`an. (Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an,
hal. 17-21).
Firman Allah:
Sungguh terdapat banyak hal yang dapat membuat manusia beriman kepada
Allah SWT. Bahkan seluruh alam semesta beserta isinya, jika manusia mau
menggunakan akalnya, pastilah mereka beriman kepada Allah (3:190-191).
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa, menjadi ayat-ayat
(tanda-tanda) yang amat penting bagi manusia untuk mengakui adanya Pencipta
Alam Semesta, yaitu Allah SWT.
Oleh karena itu Allah SWT menyuruh manusia dan alam semesta mengarahkan
perhatiannya terhadap diri mereka sendiri, sebagaimana tersebut dalam firman-
Nya:
11
Allah SWT menjelaskan, bahan baku penciptaan manusia pertama adalah: Turab
= tanah debu (QS. 3:59), fakhkhar = tembikar, barang-barang pecah belah (QS.
55: 14), shalshal = tanah kering (QS. 55: 14), hama-in = lumpur hitam (QS. 15:
28), thien = tanah lumpur (QS. 32: 7), dan lazib = tanah liat (QS. 37: 11).
Ilmu biologi modern menemukan bahwa yang dimaksud turab adalah zat
anorganis, yakni zat-zat asli di dalam tanah. Fakhkhar adalah carbonium, zat
arang. Shalshal adalah oxygenium, zat pembakar. Hama-in adalah nitrogenium,
zat lemas. Thien adalah hydrogenium, zat air. Dan lazib adalah ferrum, zat besi.
Zat-zat tersebut ternyata merupakan unsur-unsur yang ada di dalam tanah yang
sangat dibutuhkan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa 95 % jaringan tubuh
manusia membutuhkan zat-zat tersebut (Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an, hal
128). Kebutuhan jaringan tubuh manusia terhadap zat-zat tersebut juga harus
sesuai kadarnya masing-masing, seimbang, tidak boleh berlebih dan berkurang.
Tegasnya jika manusia kelebihan/kekurangan salah satu dari zat tersebut akan
mengalami gangguan fisik, dapat menyebabkan cacat fisik, dan bila
kelebihan/kekurangannya mencapai titik kritis dapat menyebabkan kematian.
Demikian pula lima belas abad yang lalu al-Qur`an telah menjelaskan tentang
tahapan kejadian manusia (keturunan Adam as.) secara biologis. Sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya:
12
daging dikunyah), lalu dari mudhghah itu berproses membentuk sistim
tulang/tulang-belulang ('izhaam), tulang-belulang itu kemudian dibalut dengan
lahm (sejenis daging segar), demikian terus berproses hingga akhirnya
membentuk makhluk yang berbeda dari sebelumnya (manusia). Lalu ditiupkan
ruh di dalamnya, maka terjadilah kehidupan pada janin itu.
Ilmu biologi modern (khususnya pada bidang embriologi) dalam penelitian
ilmiahnya telah membenarkan pernyataan al-Quran lima abad yang lalu bahwa
terbentuknya manusia (keturunan Adam as) melalui tahapan demi tahapan serta
melalui proses pembentukan yang luar biasa ilmiah. Dikatakan luar biasa ilmiah
karena semakin diketemukan proses-proses pembentukan tersebut semakin
membenarkan pernyataan al-Qur`an.
Firman Allah:
Doktor Maurice Bucaille berpendapat bahwa ide tentang setitik cair yang
diperlukan untuk pembuahan, sesuai/tepat sekali dengan Sains yang kita
ketahui sekarang. (Maurice Bucaille, hal. 233)
13
c. Cairan yang hina.
Keterangan:
Setetes mani yang bercampur dalam ayat tersebut
menunjukkan bahwa sperma memiliki unsur-unsur yang
bermacam-macam. Cairan sperma dibikin oleh
pengeluaran-pengeluaran yang bermacam-macam yang
berasal dari kelenjar-kelenjar seperti berikut:
a) Testis, pengeluaran kelenjar kelamin lelaki yang
mengandung spermatozoa, yakni sel panjang yang
berekor dan berenang dalam cairan serolite.
b) Kantong-kantong benih (besicules seminates);
organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa,
tempatnya dekat potrat, organ ini juga mengeluarkan
cairan, tetapi cairan itu tidak membuahi.
c) Prostrat, mengeluarkan cairan yang member sifat
krem serta bau khusus kepada sperma.
d) Kelenjar yang tertempel kepada jalan air kencing.
Kelenjar cooper atau mery mengeluarkan cairan yang
melekat, dan kelenjar letter mengeluarkan semacam
lendir. (Maurice Bucaille, hal. 235)
14
1/10000 milimeter. Dari beberapa juta sel yang
dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal hanya
satu yang dapat masuk dalam telor wanita. Bagaimana
kita tidak terpukau oleh kesesuaian antara teks al-Qur`an
dengan pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang
(Maurice Bucaille, hal. 235).
Firman Allah:
15
Keempat, kebenaran al-Qur`an yang diakui oleh Sains
modern sekaligus menghancurkan teori evolusi manusia yang
muncul dan berkembang pada abad 19.
Sebuah teori yang perlu dicermati dan diwaspadai adalah Teori Evolusi Manusia.
Teori ini muncul pada awal abad 19 dengan tokoh utamanya J.B. Lamark (1774-
1829) dan Charles Darwin (1809-1882).
Teori evolusi ini menyatakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang paling
sederhana kemudian berkembang menuju makhluk sempurna secara evolusif
dalam jangka waktu yang lama. Teori ini pertama-tama dikemukakan oleh J.B.
Lamark (1774-1829) sarjana Prancis, lalu dipertegas oleh Charles Darwin (1809-
1882) sarjana Inggris. Dalam bukunya yang berjudul: The Origin of Species,
dijelaskan bahwa semua jenis sel binatang berasal dari sel purba. Dalam bukunya
The Descen of Man, menjelaskan tentang perkembangan binatang-binatang
menuju manusia. Menurutnya yang paling maju ialah binatang mirip kera dengan
mengalami perubahan menuju wujud manusia.
Sesunggunya teori evolusi model J.B. Lamark dan Darwin sangat lemah, dan
bahkan telah banyak dilemahkan oleh para ilmuwan Barat itu sendiri dengan
argumentasi yang sangat rasional dan ilmiah. Kelemahan teori tersebut setidak-
tidak dibuktikan oleh dua alasan:
Pertama, sampai hari ini belum pernah ditemukan adanya fosil manusia
makhluk transisi dari manusia menuju kera. Pernah di Inggris ditemukan fosil
yang dinyatakan sebagai makhluk transisi, ternyata hanya sebuah kebohongan
besar, karena diketahui belakangan bahwa fosil makhluk tersebut sebagiannya
ditukar dengan fosil manusia.
Kedua, jika memang benar bahwa manusia adalah hasil evolusi dari kera,
seharusnya setiap masa selalu ada manusia baru hasil dari evolusi kera. Tetapi
hingga hari ini yang kera tetap kera dan manusia tetap manusia. Ternyata Darwin
sendiri sebagai pencetus teori evolusi ini banyak menemui kesulitan-kesulitan
untuk membuktikan teorinya. Dia berharap para ilmuwan berikutnya bisa
melengkapi teorinya, tetapi yang terjadi malah meruntuhkan teorinya.
Yang perlu diwaspadai adalah latar belakang idiologi Darwin, bahwa dia adalah
seorang ateis (tidak ber-Tuhan). Bisa jadi teorinya itu adalah untuk menegaskan
bahwa Tuhan tidak ada, semua species di bumi bukan diciptakan Tuhan,
melainkan muncul menjadi ada akibat proses yang dikendalikan secara penuh
oleh peristiwa kebetulan. Ini agar manusia tidak percaya adanya Allah. Namun
lagi-lagi ini sebenarnya menunjukkan kelemahan manusia yang paling nyata.
16
Sesungguhnya kelemahan teori manusia dan penemuan-penemuan Sains modern
yang semakin membuktikan kebenaran al-Qur`an, adalah member pelajara
penting kepada manusia bahwa mereka mesti mengakui dan meyakini adanya
Allah, Pencipta dan Pemelihara alam semesta serta manusia itu sendiri.
Firman Allah:
“Dan sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam. Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan keunggulan yang sempurna di atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.”(QS. Al-Israa/17: 70).
1. Manusia keturunan Adam as, fisiknya berasal dari tanah, bukan dari
hewan.
2. Mempunyai bentuk dan struktur fisik yang relative lebih baik dan
sempurna.
3. Memiliki ruh dan jiwa (potensi akal, kesadaran, perasaan (emosi), dan
kemauan (antara lain hawa nafsu dan kebebasan).
4. Potensi hidayah (fitrah/instink, indera, akal, agama (wahyu), dan taufik
(bimbingan secara langsung).
5. Diberi potensi untuk dapat berbuat baik dan/atau buruk (QS. 91: 7-8).
17
Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui’."(QS. Al-Baqarah/2:30)
18
1. Kebutuhan Hakiki Manusia
Sesungguhnya tubuh manusia itu terdiri dari dua jenis, yaitu tubuh kasar dan
tubuh halus, atau jasmani/fisik dan ruhani/ruh. Manusia tanpa jasmani belum
dikatakan manausia, demikian pula manusia tanpa ruh belum dikatakan
manusia hidup. Jasmani manusia berasal dari tanah atau materi. Sedangkan
ruh manusia berasal dari Tuhan Semesta Alam, Allah SWT.
أل واالن فــى الجـــســـد مـضــغــــة اذا صـلـحـــت صـلـــح الجـــســـد كللـــه واذا
( ب )رواه البخـارى ومـسلم فــســدت فــســد الجـــســد كللـه ال وهى الـقـل ب
“Ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia itu ada segumpal daging. Jika
segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh jasadnya. Jika
segumpal daging itu rusak, maka akan rusaklah seluruh jasadnya, ketahuilah
bahwa ia adalah hati.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Namun ketenangan hakiki itu tidak akan bisa diperolehnya tanpa diri manusia
itu sendiri mengenal pemilik ruh, yaitu Allah SWT. Manusia tidak akan
mampu mengenal Allah SWT tanpa wahyu (Agama). Bahkan manusia tidak
akan tahu untuk apa hidup di dunia ini dan ke mana manusia akan pergi.
19
Mengenal Allah sesungguhnya merupakan fitrah manusia, karena ruh manusia
berasal dari Allah. Dan ruh itu telah mengakui Allah sebagai Tuhannya pada
saat ruh ditiupkan Allah ke dalam bayi yang telah berusia 120 hari ( 4 bulan)
dalam kandungan ibundanya. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Dari sisi ruhani, Agama mengenalkan kepada manusia tentang Tuhannya yang
sebenarnya, yaitu Allah SWT (QS. 21: 25 & 29, QS. 2: 255). Tuhan Yang
Maha Benar inilah sesungguhnya yang dicari oleh ruhani manusia sehingga
apabila ia telah mengenal-Nya ia akan memperoleh ketenangan dan
kebahagiaan yang hakiki. Bukan hanya itu, manusia pun akan tahu dari mana
ia berasal, untuk apa ia diciptakan di muka bumi ini dan ke mana sebenarnya
ia akan kembali.
Dari sisi jasmani, Agama mengenalkan konsep hidup yang benar, baik dalam
hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara. Konsep hidup yang benar
tersebut membimbing manusia menuju kehidupan yang sejahtera dan damai
(QS. 5: 16,QS. 16: 97, QS. 34: 15). Mengapa demikian? Karena Agama yang
benar (Al-Haqq) itu datang dari Allah SWT yang menciptakan manusia dan
alam semesta, maka Dia-lah yang Maha Tahu bagaimana membangun
kehidupan yang benar, baik dan maslahat. Manusia yang telah mengenal Allah
SWT dengan benar pasti ia akan tunduk kepada Agama-Nya. Manusia yang
tunduk kepada-Nya pasti bahagia di dunia dan di akhirat.
20
BAB II
AGAMA ISLAM
I. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sanskerta. Menurut suatu pendapat ia terdiri
dari kata-kata: a = tidak, dan gama = kacau atau kocar-kacir, atau tidak
teratur. Agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir dan teratur. Agama pada
hakikatnya memang mengajarkan kehidupan yang baik dan teratur. Ada juga
yang mengartikan agama sebagai teks atau kitab suci dan juga tuntunan.
Memang agama itu memiliki kitab suci yang bersisi aturan-aturan hidup bagi
penganutnya.
Dalam bahasa Arab dipakai kata Din. Kata dini menurut Prof M. Naquib Al-
Attas, mempunyai banyak arti, yaitu: Kepatuhan, kekuasaan yang bijaksana,
keadaan berhutang dan kecenderungan alamiah. Dalam bahasa Semit berarti
undang-undang atau hukum. Al-Quran mengungkapkan kata din dengan
berbagai derivasinya, yakni mengandung berbagai makna antara lain:
Pembalasan (1:4), agama (3:83/9:29/109:9), aturan (98:5), undang-undang
(12:76), ketundukan atau kepatuhan (4:125), dan hutang (4:11).
1. Unsur-unsur Agama
21
c. Respons yang bersifat emosional dari manusia; bisa
berbentuk perasaan takut dan atau cinta, kemudian mengambil
bentuk pemujaan, penyembahan/pengabdian serta cara hidup
tertentu.
d. Paham adanya yang quddus (sacred) atau suci; dalam
bentuk kekuatan ghaib, kitab dan tempat-tempat tertentu dan
lain-lain.
3. Sejarah Agama
Pada awalnya tuntunan Agama yang benar dari Allah SWT sudah ada,
yakni tuntunan yang diberikan Allah kepada Nabi Adam as ketika
beliau turun ke bumi, sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
22
Demikian pula pada setiap zaman dan kaum, Allah SWT mengutus
kepada para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan wahyu kepada
manusia, mengajak mereka mengabdi kepada Allah dan menjauhi
syirik/thaghut (QS. A-Nahl/16: 36). Tetapi ajaran para Nabi dan Rasul
Allah itu pun kemudian ada yang diselewengkan dan dilupakan
sehingga hilang keasliannya. Kecuali Agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad saw, hingga sekarang masih terjaga keasliannya. Agama
yang dibawa para Nabi dan Rasul itu sering disebut sebagai Agama
Wahyu.
Istilah Islam jika kita melihat maknanya, cakupannya sangat luas, yakni
mencakup semua makhluk-Nya. Dalam konteks ini, semua makhluk Allah
telah ber-Islam, baik makhluk Allah yang di bumi maupun yang berada di
langit. Ber-Islam dalam arti semua berjalan mengikuti sunnah-sunnah Allah
dan ketentuan-ketentuan-Nya. Perhatikan Firman Allah:
“Sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu
sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada
sunnah Allah.”(QS. Al-Ahzab/33: 62).
“Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan.” (QS. Ali Imran/3: 83)
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada
di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
23
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan
Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS.
Al-Hajj/22: 18)
Pada surat al-Furqan ayat 2 dan surat al-Ahzab ayat 62, Allah SWT
menjelaskan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu dan telah menetapkan
ketentuan-ketentuannya atau takdir-takdirnya. Semua makhluk-Nya berjalan
sesuai ketentuan-ketentuan-Nya dan sedikit pun tidak ada yang menyimpang.
Sedangkan kata menyerahkan diri (aslama) dalam surat Ali Imran ayat 83 dan
bersujud dalam surat al-Hajj ayat 18, maksudnya adalah tunduk terhadap
ketentuan-ketentuan Allah.
Apabila kata Islam digabungkan dengan kata Agama, yakni Agama Islam,
maka ia mempunyai makna lebih sempit atau lebih khusus. Yaitu: Ajaran-
ajaran yang diwahyukan Allah kepada manusia melalui Rasul-Rasul Allah
sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad saw.
Pada hakikatnya Agama Islam sudah ada sejak Nabi Adam as turun ke bumi.
Hanya saja nama Islam sebelum Nabi Muhammad diutus oleh Allah belum
diresmikan sebagai nama Agama Allah. Tetapi inti ajaran yang dibawa oleh
para Nabi dan Rasul Allah adalah Tauhid, yakni mengajak manusia untuk
tunduk mengabdi kepada Allah dan menjauhi thaghut (syirik). Perhatikan
Firman Allah:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu..."(QS. An-
Nahl/16: 36).
Islam resmi menjadi nama Agama Allah setelah Nabi Muhammad saw diutus
oleh Allah SWT sebagai nabi terakhir. Risalahnya telah disempurnakan untuk
berlaku sepanjang zaman dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya:
”...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu...”(QS. Al-Maidah/5:3).
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dapat didefinisikan
sebagai berikut: Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
saw untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, sebagai Agama yang
24
paling benar dan sempurna,yang diterima dan diridhai oleh Allah, menjadi
rahmat bagi seluruh alam, yang di dalamnya mengandung ketentuan
keimanan, syrai’ah dan akhlak yang dapat membentuk pribadi yang paling
mulia dan menjamin pengikutnya selamat di dunia dan di akhirat.
1. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah untuk
seluruh manusia (QS. Saba/34:28).
2. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah
merupakan rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiyaa/21: 102).
3. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama
yang paling benar. Dan sebuah agama dapat teruji kebenarannya jika;
a) telah diuji keaslian kitabnya,
b) kebenaran isinya,
c) tidak saling bertentangan,
d) sesuai dengan fitrah manusia,dan
e) kesesuaiannya dengan ilmu pengetahuan.
4. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama
yang paling sempurna.
5. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama
tauhid yang tercermin dalam keimanan, syari’ah dan akhlak.
6. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama
yang menjamin keselamatan kepada para pemeluknya baik di dunia
maupun di akhirat.
Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya yang berjudul Prinsip Dasar
Islam halaman 21-32 menjelaskan tentang karakteristik agama Islam, bahwa
di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat
manusia sangat membutuhkan Agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Islam datang dari sisi Allah SWT dan sesungguhnya Allah lebih
mengetahui apa yang menjadi maslahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-
Nya.(QS. Al-Mulk/67:14)
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya
serta tujuan diciptakan. (QS. 4:1, QS. 20:55, QS.51:56).
3. Islam adalah Agama Fitrah, oleh karenanya Islam tidak akan
bertentangan dengan fitrah dan akal manusia.(QS. 30:30, QS. 39:9, QS.
3:190-191).
4. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim
dan Muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang
memilikinya ke derajat yang paling tinggi.(QS. 58:11).
5. Allah SWT menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi
orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam
25
kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.(QS. An-
Nuur/24:55).
6. Dalam Agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika,
karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi
segala peristiwa yang tidak terbatas.
7. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua
bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah,
memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak
manusia.
8. Islam adalah agama yang fleksibel, cocok untuk segala zaman, bangsa,
tempat dan segala situasi. Bahkan dunia tidak akan menjadi baik kecuali
dengan Islam.
9. Islam adalah agama cinta dan kasih sayang, persaudaraan/persahabatan
dan kebersamaan.(QS. 49:10).
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.(QS. 94:7-
8,QS.9:105).
11. Islam itu sangat jelas dan mudah.
12. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
13. Islam menjaga kesehatan.
14. Islam seiring dengan penemuan ilmiah.
15. Islam agama dakwah.
Agama Islam jika dipelajari dan dipahami secara benar, utuh dan mendalam
sesuai kaidah-kaidah Agama Islam, akan muncul keyakinan bahwa Agama
Islam adalah Agama yang paling benar dan sempurna serta menjamin kepada
siapa saja yang mengamalkan ajarannya akan hidup selamat dan damai,
bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Namun dalam kenyataannya masih banyak umat Islam yang salah paham
terhadap Agama Islam sehingga mereka mudah terlibat kedalam aliran dan
paham-paham sesat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal itu bisa terjadi karena:
26
8. Pengaruh paham sekuler dan ateis.
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam) yakni beriman
kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada
Rasul-Rasul-Nya, kepada hari Akhirat, kepada Qadha dan Qadar dan
mengingkari rukun Islam yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua kalimah
syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan
Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan syar'i
(al-Qur`an dan as-Sunnah).
3. Meyakni turunnya wahyu setelah al-Qur`an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Qur`an.
5. Melakukan penafsiran al-Qur`an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh syari'ah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardhu
tidak 5 (lima) waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i, seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.
BAB III
SUMBER AJARAN ISLAM
I. Al-Qur`an Sebagai Sumber Ajaran Islam
1. Pengertian Al-Qur`an
27
Secara terminogis al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi terakhir, Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, tertulis
dalam mushhaf, sampai kepada manusia secara mutawatir, dimulai dengan
surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas, dan membacanya
bernilai ibadah.
28
g. Al-Qur`an
membacanya bernilai ibadah, dan setiap yang bernilai ibadah pasti
berpahala. Salah satu hikmahnya adalah agar umat Islam senang
membaca dan mengkaji Al-Qur`an. Dari kajian itulah diharapkan umat
Islam memahami petunjuk-petunjuk Al-Qur`an dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
ان هـذا القـران حـبل, اانن هـذا الـقـران مأدبـة اللــه فا قبـلوا مأدبـته ما اســتطـعـتم
اللــه والنـور المـبيـن والـشــفاء النـافـع عـصـمـة لمــن تـمـســــك بـــه ونـجـــاة لمــن
ل يزيـــغ فـيـسـتـعـتـــب ول يـعـــووج فيـقـــووم ول تـنـقـــضى عـجـائـبـــه ول, اتبعـــه
أتـلـوه فا ن اللــــه يأجــركـــم عـــلى تـلوتـــه كــل حـــرف. يـخـلق مـن كـثرة الـرود
)رواه. ولـــكن الــف ولم ومـــيم, أمـا ان ل أقـول الـم حـــرف. عـشــر حـســنات
(الحكيم
“ Sesungguhnya al-Qur`an ini adalah hidangan Allah, maka terimalah
hidangan Allah itu semampumu (sekuat tenagamu). Sesungguhnya al-
Qur`an ini adalah tali Allah, cahaya yang terang, obat yang memberi
manfaat, pelindung bagi orang yang berpegang kepadanya, penyelamat
bagi orang mengikutinya, tidak menyimpang sehingga menyebabkan
cacat, tidak bengkok sehingga harus diluruskan, dan tidak pernah habis
keajaiban-keajaibannya, dan tidak pernah hilang keindahannya lantaran
diulang-ulang. Bacalah (Al-Qur`an), karena sesungguhnya Allah akan
memberi pahala kalian atas pembacaannya tiap-tiap satu huruf sepuluh
kebaikan. Aku tidak mengatakan kepada kalian Alif lam miim satu huruf,
akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.”
(HR.Al-Hakim).
2. Nama-Nama Al-Qur`an
29
“ Kitab (Al Qur`an) Ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS.Al
Baqarah/2:2).
c. Al-Furqan, yang mengandung arti pemisah antara yang hak dan batil.
(QS.Al-Furqan/25: 1)
d. Az-Zikr (QS.AlHijr/15:9).
30
e. Tanzil (QS.As-Syu’ara, 26:192).
Menurut pendapat yang paling kuat bahwa Al-Qur`an itu dua kali di
turunkan. Pertama, diturunkan secara langsung dari Lauh Mahfuzh ke
Baitul ‘Izzah di langit dunia. Peristiwa turunnya terjadi pada malam Al-
Qadr (QS.Al-Qadr/97: 15) di bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah / 2:185).
Kedua, diturunkan dari langit dunia ke bumi, yakni kepada Nabi
Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 22 hari (23
tahun). Ayat yang pertama kali turun adalah surat al-‘Alaq / 96:5) dan
ayat yang terakhir turun menurut jumhur ulama adalah surat al-
Maidah/5:3) yang berbunyi:
2. Bagi Umat:
a. Memudahkan mereka menghapalnya.
b. Memudahkan mereka memahaminya.
c. Mempersiapkan bangunan keyakinan Qur`ani
dengan landasan yang kokoh dan sempurna dalam
menghilangkan kemusyrikan.
31
d. Membangun umat menuju bentuk yang sejati.
e. Meneguhkan hati mereka dan meringankan
beban dalam perjuangan dakwah.
32
Al-Qur`an), di antara mereka ialah Ubay bin Ka’ab, Ali bin
Abi Thalib, Usman bin Affan dan lain-lain.
33
Quraisy yang memang Al-Qur`an itu diturunkan melalui
dialek Quraisy. Setelah tugas panitia selesai, Usman
mengembalikan mushhaf induk kepada Hafshah. Al-
Qur`an yang telah disalin dengan dialek yang seragam di
masa Usman itulah yang disebut Mushhaf Usmani.
Semuanya berjumlah lima, sebagian menyebutkan tujuh.
Satu mushhaf disimpan Usman sendiri di Madinah yang
kemudian dikenal dengan Mushhaf Al-Imam. Sedangkan
yang lainnya di kirim ke Mekkah, Suriah, Basrah, dan
Kufah untuk disalin dan diperbanyak.
34
5. Fungsi dan Peran Al-Qur`an
Firman Allah:
35
Al-Qur`an selain ia sebagai petunjuk bagai manusia, ia
juga berfungsi sebagai penjelas dari petunjuk-petunjuk
tersebut.
Firman Allah:
36
terjerumus kedalam kebatilan (keburukan). Kebatilan
inilah yang akhirnya membawa mereka kepada kehinaan
dan kegelisahan hidup.
Firman Allah:
6. Kandungan Al-Qur`an
37
e. Petunjuk tentang tanda-tanda alam yang
menujukkan adanya Allah. Dari sini dapat lahir ilmi
pengetahuan.
f. Petunjuk mengenai hubungan golongan kaya dan
miskin.
g. Sejarah para Nabi dan umat terdahulu.
38
yanzhuruun (pengembangan potensi nalar), ya’lamuun
(pengembangan pengetahuan), dan ulul-albaab
(pengembangan potensi pikir dan zikir secara seimbang)
di berbagai ayat-ayat dalam Al-Qur`an secara tersirat
mendorong manusia menggali dan mengembangkan Al-
Qur`an karena menghendaki manusia unggul
pengetahuannya. Dua hal inilah yang kelak membawa
manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
8. Kemukjizatan Al-Qur`an
39
semua kepala bertekuk lutut dan tunduk, tidak
terpikirkan untuk mengimbanginya, apalagi
mengunggulinya, karena terlalu lemah dan tidak
bergairah menghadapi tantangan berat ini. Dan
senantiasa akan tetap demikian keadaannya sampai
hari kiamat.
Firman Allah:
40
Kedua, kemukjizatan ilmiah. Kemukjizatan ilmiah Al-
Qur`an bukanlah terletak pada pencakupannya akan
teori-teori ilmiah yang selalu baru dan berubah serta
merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan
pengamatan. Tetapi ia terletak pada dorongannya untuk
berpikir dan menggunakan akal. Al-Qur`an mendorong
manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam. Ia
tidak mengebiri aktivitas dan kreativitas akal dalam
memikirkan alam semesta, atau menghalanginya dari
penambahan ilmu pengetahuan yang dapat dicapainya.
Hal ini tidak ada sebuahpun dari kitab-kitab agama
terdahulu memberikan jaminan demikian sebagaimana
yang diberikan Al-Qur`an.
41
tidak ada bandingannya dan di luar kemampuan
manusia.
Terjemah
42
Terjemah adalah menyalin atau memindahkan dari
suatu bahasa ke bahasa lain. Terjemah Al-Qur`an
berarti menyalin atau memindahkan dari bahasa Al-
Qur`an ke bahasa lain. Secara umum ada dua model:
Terjemah harfiyah dan terjemah maknawiyah. (QS.
17:29).
Tafsir
43
1. Pengetahuan bahasa Arab dengan berbagai
bidangnya.
2. Pengetahuan ilmu-ilmu Al-Qur`an dan sejarah
turunnya, hadits-hadits Nabi dan ushul fiqh
( kaidah-kaidah hukum Islam).
3. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip
keagamaan.
4. Pengetahuan tentang disiplin ilmu yang menjadi
materi bahasan ayat.
Takwil
44
sifat fisik maupun psikis, setelah beliau diangkat menjadi
rasul maupun sebelumnya
45
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.”(QS. An-Nisaa/4:59)
46
yang difardhukan kepadaku.” Rasul menjawab: ”Shalat
lima waktu, yang lainnya adalah sunnah…….(HR.
Bukhari dan Muslim).
47
Al-Hadits memberikan pengecualian dengan
membolehkan memakan jenis bangkai tertentu, seperti
bangkai ikan, belalang, dan darah tertentu (hati dan
limpa) sebagaimana tersebut dalam Hadits sebagai
berikut:
48
b. Penulisan dan Pembukuan Hadits
c. Seleksi Hadits
3. Macam-Macam Hadits
49
menurut kebiasaan mustahil mereka sepakat untuk
berdusta.
1. Pengertian Ijtihad
50
dilakukan oleh seorang mujtahid untuk mencapai suatu
keputusan syara’ (hukum Islam) tentang kasus yang
penyelesaiannya belum tertera dalam Al-Qur`an dan As-
Sunnah.
Al-Qur`an dan As-Sunnah sebagai sumber norma dan nilai, sudah lengkap
selama-lamanya bagi siapa saja yang berpegang pada dua sumber tersebut.
Namun demikian Al-Qur`an sebagai sumber pokok ajaran Islam, pada
umumnya, menyampaikan berbagai ajarannya dalam bentuk singkat,
global, dan dalam bahasa umum. As-Sunnah yang berfungsi sebagai
penjelas dan perinci makna Al-Qur`an, tidak menerangkan semua pesan-
pesan Al-Qur`an. Sebagian pesan-pesan tersirat Al-Quran Allah berikan
kepada para Mujtahid untuk menangkapnya sebagai objek ijtihadiyah.
2. Kedudukan Ijtihad
51
d. Hasil keputusannya tidak boleh bertentangan dengan
Al-Qur`an dan As-Sunnah.
e. Dalam proses berijtihad harus diperhatikan faktor-faktor
motivasi, resiko, kemaslahatan umum, kemanfaatan
bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri serta jiwa
ajaran Islam
3. Macam-Macam Ijtihad
a. Qiyas
b. Ijma
c. Istihan
52
d. Mashalihul Mursalah
e. Sudduzzaari’at
4. Cara-Cara ber-Ijtihad
Rasulullah bersabda:
Secara umum ijtihad terbagi kepada dua bentuk jika di tinjau dari target
yang ingin dicapai. Pertama, ijtihad dalam bentuk mengerahkan
pemikiran untuk menetapkan suatu ketentuan pelaksanaan hukum. Ijtihad
seperti ini dapat dilakukan oleh setiap muslim yang telah berakal, dewasa
dan merdeka. Kedua, ijtihad dalam bentuk mengerahkan pemikiran untuk
menetapkan suatu ketentuan hukum yang rinci yang tidak disebutkan
secara ekspilisit di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Ijtihad inilah yang
memiliki syarat. Di antara syarat-syaratnya adalah:
53
fikih terdahulu mengenai masalah tertentu kemudian menyeleksi
mana yang lebih relevan dengan kondisi sekarang.
2) ijtihad kreasional (al-ijtihadul-insya-iy), yaitu ijtihad dalam
usaha mengambil keputusan mengenai peristiwa-peristiwa baru
yang belum diselesaikan oleh para ahli fikih terdahulu.
a. Nash Al-Qur’an.
b. Hadits mutawatir
c. Hadits Ahad.
d. Zhahir Al-Qur’an
e. Zahir Hadits.
f. Fatwa-Fatwa para sahabat
Ijtihad pada masa sekarang tidak hanya dilakukan oleh ahli-ahli agama
yang memiliki syarat di atas, tetapi juga melibatkan ahli-ahli lain yang
relevan dengan masalah yang sedang dibahas. Ahli agama tidak mungkin
menguasai bidang-bidang lain secara detail dan mendalam. Misalnya,
meteri bidang kedoteran, maka dalam ijtihad diperlukan keterlibatan ahli
kedokteran yang memiliki kepasitas dan kualitas terhadap masalah yang
sedang dibahas, bahkan mungkin juga diperlukan ahli-ahli dari bidang lain
yang terkait dengan masalah yang sedang dibahas terbut. Semakin
kompleks masalah yang hendak diijtihadkan semakin banyak ahli yang
harus dilibatkan. Hikmahnya akan semakin baik hasil ijtihad yang
diperolah. Bagi para mujtahid, apabila ijtihadnya benar akan memperoleh
dua pahala, tetapi apabila salah, ia memperoleh satu pahala karena mereka
telah berusaha secara
maksimal.
54
BAB IV
AQIDAH ISLAM
Istilah aqidah berasal dari kata ‘aqada (ikatan atau simpul), jamaknya ‘aqa-id
(mahkota, simpulan atau ikatan-ikatan iman). Dari segi bahasa aqidah berarti
sesuatu yang tersimpul dalam hati dan dihormati seperti mahkota. Dari kata
tersebut muncul i’tiqaad yang berarti membenarkan atau kepercayaan.
Aqidah secara istilah berarti sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum oleh manusia berdasarkan fitrah, akal dan wahyu, kemudian dipatrikan
dalam hati, diyakini keshahihannya (kebenarannya) dan ditolak kebenaran
selainnya.(Drs. Supriadi, M.Ag dkk, hal. 127).
Pembahasan aqidah Islam pada hakikatnya adalah membahas rukun iman. Berikut
ini akan dibahas tentang perihal rukun iman.
Rukun berasal dari bahasa Arab, yaitu ركـنyang berarti sisi sesuatu yang paling
kuat. Sedangkan yang dimaksud dengan rukun iman adalah sesuatu yang menjadi
sendi tegaknya iman (Kitab Tauhid 2, hal. 16). Tanpa adanya sendi tersebut, maka
iman tidak akan tegak.
55
Kedua, beriman kepada malaikat-malaikat Allah.
Ketiga, beriman kepada kitab-kitab Allah.
Keempat, beriman kepada rasul-rasul Allah.
Kelima, beriman kepada hari akhir.
Keenam, beriman kepada takdir Allah, takdir baik maupun buruk.
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Quran) yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh."(QS. An-Nisaa/4: 136).
a. Arti Iman
"Iman itu keyakinan dalam hati diucapkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan."(HR. Thabrani).
56
Seseorang yang beriman kepada Allah SWT disebut Mukmin. Seorang
Mukmin berarti orang yang hatinya beriman kepada Allah, ucapan dan
perilakunya sesuai dengan tuntunan-Nya. Sebagaimana tersebut dalam
firman-Nya:
Firman Allah:
Firman Allah:
57
Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rizki (nikmat) yang mulia."(QS. Anfaal/8: 2-4).
Firman Allah:
ومـن كان,مـن كان يـؤمـن باللــه واليــوم الخآــر فـلـيـحــســن الى جــاره
ومـــن كــان يـؤمـــن,يـؤمـن باللــــه واليــــوم الخآــــر فـلـيـكـــرم ضـــيــفـــه
باللــه واليــوم الخآــر فـلـيـقـــل خآـيـــرا أ و لـيـســكـــت )زواه الـبخـــارى و
(مـسـلم
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka berbuat
baiklah kepada tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir maka muliakanlah tamunya, dan barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau lebih baik
diam."(HR. Bukhari dan Muslim).
مـن رأى مـنـكـم المـنـكـر فـلـيـغـيـــر بـيـــده فــان لــم يـســتـطـــع فـبـلســــانه
( وذلك أضــعـاف اليـمـان )رواه مـسـلم,فـان لـم يـســتـطـع فـبـقـلـبـه
"Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka rubahlah
dengan tangannya, dan jika tidak bisa maka rubahlah dengan lidahnya,
dan jika tidak bisa maka rubahlah dengan hatinya, dan yang demikian itu
adalah iman yang paling lemah." (HR. Muslim)
58
Tuhan selain Allah) dan yang paling ringan ialah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Sebagaimana tersebut dalam sabda beliau:
Pembatal atau perusak iman ialah sesuatu perbuatan yang dapat merusak
iman dan bahkan menghapus iman setelah seseorang menyatakan diri
beriman kepada Allah SWT. Adapun yang membatalkan atau merusak
iman ialah sebagai berikut:
"Al masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan
tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan
diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka
Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk
mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan
dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan
siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri
mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah."(QS. An-
Nisaa/4: 172-173)
59
3) Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia
mintai pertolongan selain Allah. Seperti menjadikan patung, kuburan
atau benda-benda keramat lain sebagai perantara atau tempat meminta.
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfaatan, dan mereka berkata: 'Mereka itu adalah pemberi
syafa'at kepada Kami di sisi Allah'. Katakanlah: 'Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di
langit dan tidak (pula) dibumi?' Maha suci Allah dan Maha Tinggi
dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)."(QS. Yunus/10:18).
Firman Allah:
Firman Allah:
60
"Dan jika mereka mendustakan kamu, Maka
Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah
mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah
datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang
nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang
sempurna. Kemudian aku azab orang-orang yang kafir;
Maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat
kemurkaan-Ku."(QS. Fathir/35:25-26)
61
7) Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik
atau ragu tentang kekafiran mereka, sebab hal itu
berarti meragukan apa yang dibawa oleh Rasulullah
saw.
62
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim."(QS. Al-Maidah/5: 51)
2. Perihal Malaikat
63
Malaikat jamak dari mal-aka/malak ( مـلك/) مـلكأ, yang berasal dari la-aka
( )لكأyang secara bahasa mengandung arti menyampaikan, membawa risalah.
Memang tugas malaikat adalah membawa perintah Allah untuk disampaikan
kepada para makhluk-Nya di bumi. Hidupnya senantiasa bersujud kepada
Allah dan menjalankan perintah. Sadangkan malaikat itu diciptakan dari
cahaya. Oleh karenanya ia bersifat ghaib (non-fisik).
وخآـــلق آدم ملمــا. وخآـلق الجـــالن مــن مــارج مــن نــار,ت المـلئاكة من نور
خآـلق ا
(وصـف لـكم )رواه أحمد ومسلم
"Para malaikat diciptakan (Allah) dari cahaya, dan jin diciptakan dari api
yang paling panas, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan
kepadamu."(HR. Ahmad dan Muslim).
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, (masing-masing ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya
Allah Maha kuasa atas segala sesuatu."(QS. Fathir/35: 1).
Firman Allah:
"Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah, dalam sehari
setara dengan lima puluh ribu tahun."(QS. Al-Ma'arij/70: 4).
64
akan berhati-hati dalam hidupnya karena segala gerak-geriknya tidak akan
lepas dari pengawasan Allah dan catatan malaikat-Nya.
Firman Allah:
Orang yang beriman kepada Allah wajib beriman kepada kitab-kitab-Nya dan
wajib mempedomaninya. Namun setelah turun-Nya Kitab Al-Qur`an, Allah
SWT telah memutuskan bahwa tidak ada lagi kitab yang berhak dipedomani
kecuali hanya Al-Qur`an dan tidak ada agama yang diterima di sisi Allah
kecuali hanya Agama Islam.
Firman Allah:
65
"Barangsiapa mencari selain Agama Islam sebagai Agamanya, maka tidak
akan diterima Agamanya dan dia di akhirat menjadi golongan orang-orang
yang rugi."(QS. Ali Imran/3: 85).
Kandungan dalil:
Rasul berasal dari kata rasala yang mengandung arti mengutus. Rasul berarti
orang yang diutus. Rasul-rasul Allah adalah manusia-manusia pilihan yang
diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia sebagai
pedoman hidup bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Jumlah rasul-rasul yang diutus oleh Allah cukup banyak, ada yang diceritakan
oleh Allah dan ada yang tidak diceritakan (QS. 4: 164). Para nabi dan rasul
yang diceritakan dalam Al-Quran ada 25 orang. Tujuan mereka diutus oleh
Allah adalah mengajak manusia untuk beribadah (taat) hanya kepada Allah
dan menjauhi thaghut (QS. 16: 36).
Para rasul sebelum Nabi Muhammad saw diutus Allah henyalah terbatas
kepada kaumnya saja, seperti Nabi Hud diutus kepada kaum 'Aad, Nabi
Shaleh kepada kaum Tsamud, Nabi Musa dan Harun kepada kaum Bani Israil,
demikian pula Nabi Isa juga kepada Bani Israil. Tentu syari'at yang dibawa
mereka masih terbatas, belum sempurna.
Allah SWT kemudian mengutus Nabi Muhammad saw sebagai nabi terakhir,
penutup para nabi dan rasul (QS. Al-Ahzaab/33:40). Tidak ada nabi lagi
sepeninggal Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu beliau diutus untuk
seluruh umat manusia (QS. 34: 28). Maka risalah yang dibawanya pun
menjadi pedoman bagi semua manusia tanpa kecuali. Maka kedatangan Nabi
Muhammad merupakan rahmat bagi seluruh alam (QS. 21: 107).
Manusia yang maengaku beriman kepada Allah selain wajib beriman kepada
para nabi dan rasul Allah, juga wajib beriman kepada Nabi Muhammad saw.
66
Sebab dengan beriman kepada beliau mereka akan menerima Al-Quran dan
mempedomaninya secara benar dan sempurna. Di dalam diri Nabi
Muhammad-lah terdapat teladan yang terbaik bagi siapa saja yang ingin
mengamalkan Al-Quran dengan benar, dan bagi siapa saja yang ingin selamat
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat (QS. 33:21).
Hari akhir adalah hari semua kehidupan di dunia ini berakhir, hari alam
semesta ini hancur dengan dahsyatnya. Kemudian Allah SWT menciptakan
kehidupan yang baru, yaitu kehidupan akhirat. Manusia dibangkitkan kembali
di hari akhirat dan memasuki kehidupan abadi yang tiada akhir. Tegasnya hari
akhir/kiamat adalah hari kehancuran, hari kebangkitan kembali, hari
perhitungan, serta hari pembalasan. (QS. Zilzalah/99: 1-8, QS. Al-Qari'ah/101:
1-11, QS. Al-Bayyinah/98: 6-8).
Manusia yang beriman kepada Allah pastilah beriman kepada adanya hari
akhir (QS. 2: 4). Ciri-ciri manusia yang beriman kepada hari akhir, mereka
senantiasa beramal shaleh untuk keselamatan di hari akhir kelak.
Makna Qadha
67
a. Hukum, maksudnya menghukumi atau menetapkan hukum.
Sebagaimana tersebut dalam Firman Allah:
"Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, Yaitu bahwa
mereka akan ditumpas habis di waktu subuh."(QS. Al-Hijr/15:66)
d. Ketetapan sejak zaman azali sebelum alam ini diciptakan dan juga
sebelum kejadian yang ditetapkan itu terjadi. Seperti tersebut dalam
Firman-Nya:
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia."(QS. Al-Baqarah/2:117)
Makna Qadar/Takdir
68
Qadar/Taqdir berasal dari kata qaddara yang mengandung arti menentukan,
memastikan. Qadar/Taqdir berarti ketetapan/penetapan. Qadar/Takdir Allah
berarti ketentuan/ketetapan Allah yang berlaku kepada semua makhluk-Nya
termasuk manusia, dari mulai adanya kehidupan makhluk di alam semesta
sampai kehidupan di akhirat nanti.
Maksudnya adalah bahwa semua kejadian yang berlangsung di alam ini pasti
mengikuti takdir (ketentuan-ketentuan, ukuran-ukuran, hukum-hukum dan
batas-batas) yang telah ditetapkan oleh Allah dalam qadha-Nya sejak zaman
azali. Semua yang terjadi itu sedikitpun tidak akan menyimpang dari qadha`
dan qadar-Nya.
Qadha` dan Qadar adalah hukum Allah SWT yang telah Dia tentukan untuk
alam semesta ini sejak zaman azali, dan Dia jalankan alam ini sesuai dengan
konsekuensi hukum-Nya dari sunnah-sunnah yang Dia kaitkan antara akibat
dengan sebab-sebabnya, semenjak Dia menghendakinya sampai selama-
lamanya, maka setiap apa yang terjadi di alam ini adalah berdasarkan takdir
yang mendahuluinya. Ini sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah
dan yang telah Dia atur.
Dalam bahasa yang paling sederhana, qadha` adalah ketetapan dan keputusan
Allah sejak zaman azali, sedangkan qadar/takdir adalah ketetapan/ketentuan
Allah yang berjalan mengikuti qadha`-Nya sesudah zaman azali, yakni dari
awal kehidupan di dunia ini sampai di akhirat nanti.
Maka apa yang terjadi berarti dia itu telah ditakdirkan dan ditentukan
qadha`nya oleh Allah, dan apa yang belum terjadi berarti dia itu belum
ditentukan takdirnya dan qadha`nya oleh Allah.
Pembagian Takdir
Bila dilihat dari segi bentuk, maka qadha` dan qadar Allah itu dapat
dikelompokkan kepada dua, yakni; pertama qada` dan qadar yang berkenaan
dengan sunnatullah, yang didalamnya terdapat hukum sebab musabab atau
sebab akibat. Perhatikan Firman Allah:
"Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia menciptakan segala sesuatu,
lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat."(QS. Al-Furqan/25: 2)
69
"(Demikianlah) hukum-hukum Allah (sunnatullah) yang telah berlaku sejak
dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum
Allah itu."(QS. Al-Fath/48:23).
"Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa, tidak ada yang dapat
menambah umur kecuali kebajikan, dan sesungguhnya seseorang terhalang
memperoleh rizki karena dosa yang diperbuatnya."(HR. Ibnu Hibban dan al-
Hakim dari Tsauban).
Bentuk yang kedua, adalah takdir (qadha` dan qadar) yang berkenaan dengan
ajal atau batas yang tidak bisa diubah. Perhatikan firman Allah:
"Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal
(kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya.
Namun demikian kamu masih meragukannya."(QS. Al-An'am/6:2).
"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba,
mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."(QS. Al-
A'raaf/7: 34).
Takdir Allah jika dilihat dari segi waktu, maka takdir (qadha` dan qadar) Allah
itu dapat dikelompokkan kepada empat, yaitu:
a. Takdir `Azali.
Takdir 'Azali adalah takdir yang bersifat umum, yaitu takdir tentang segala
sesuatu yang ditulis lima puluh ribu tahun sebelum alam semesta ini
diciptakan, dari mulai adanya kehidupan hingga hari kiamat.
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah."(QS. Al-Hadid/57:22)
70
كـــتب اللــــه مـقاديـــر الخـــلئاق قبـــل أن يـخـــلق الـســمـــوات والرض
( وعــرشــه عـلى المـاء )رواه مـسـلم: قـال,بـخـمـسـين ألف ســنـة
"Allah telah menulis takdir segala makhluk sejak lima puluhribu tahun
sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Beliau bersabda: 'Dan 'Arasy-
Nya berada di atas air'."(HR. Muslim)
b. Takdir `Umuri
Takdir 'Umuri yaitu takdir yang diberlakukan kepada umat manusia pada
awal penciptaannya, yakni takdir yang mencakup rizki, ajal, kebahagiaan
dan kesengsaraan.
c. Takdir Tsanawi
Takdir Tsanawi (tahunan), ialah takdir yang akan terjadi pada satu tahun,
yakni dicatat pada malam lailatul qadar setiap tahun. Seperti terdapat
pada firman Allah:
Takdir Yaumi yaitu takdir yang dikhususkan untuk peristiwa yang telah
ditakdirkan dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan,
71
mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan dan lain
sebagainya. Sebagaimana firman Allah SWT:
"Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap
waktu Dia dalam kesibukan."(QS. Ar-Rahman/55:29)
Rasulullah bersabda:
ب الـهـلم و الـحـزنن
اليمـان بالـقـد ر بيـذاهـ ب
"Beriman kepada taqdir menghilangkan rasa cemas/khawatir dan
sedih."(HR. Al-Hakim).
III. Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah ialah keyakinan bahwa hanya Allah sajalah yang Maha
Pencipta, Pengatur dan Pemelihara alam semesta beserta isinya, termasuk di
dalamnya manusia. Dia Maha Raja, Dia berikan kekuasaan kepada siapa yang
72
Dia kehendaki dan mencabutnya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia
muliakan siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia hinakan siapa saja yang Dia
kehendaki dan Dia Maha Mengatur rizki, dan Dia berikan rizki kepada siapa
saja yang Dia kehendaki serta Dia mencabut rizki kepada siapa saja yang Dia
kehendaki.
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-A'raaf/
7: 54)
73
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur
segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka
Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang
sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu,
melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan
(dari kebenaran)? (QS. Yunus/10: 31-32)
Mengapa iblis dan kaum musyrikin yang telah mengakui Rububiyah Allah itu
tetap digolongkan kafir? Karena mereka tidak mau tunduk kepada perintah
Allah SWT, malah mereka menyombongkan diri.
2. Tauhid Uluhiyah
"Tidak lain Aku menciptakan jin dan manusia supaya beribadah kepada-
Ku."(QS. Azd-Dzariyat/51:56).
Dengan kata lain hanya Allah saja yang berhak di-ibadahi (disembah),
beribadah kepada Allah yang diterima hanyalah yang sesuai dengan
tuntunan-Nya.
74
Sabda Nabi SAW: "Barang siapa mengerjakan suatu pekerjaan yang
tidak kami perintahkan atasnya, maka pekerjaan itu tertolak."(HR.
Muslim)
Firman Allah:
أشــهـد أن لاله ال اللــه وأنى رســول اللـه ل يـــلقى اللـــه بـهمـــا عـــبد غـــير شــا ل
كأ
(فيـهـما ال دخآـل الجــنـة )رواه مـسـلم
"…Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan (yang wajib diibadahi
dengan benar) selain Allah dan bahwasanya aku (Muhammad saw)
adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba menjumpai Allah (dalam
keadaan) tidak ragu-ragu terhadap kedua syahadatnya itu, melainkan ia
masuk surga."(HR.Muslim).
75
(اليـقـين ال يـمان كلـه والصـبر نـصـف اليـمان )رواه البخارى
"Yaqin adalah iman secara keseluruhan, dan sabar adalah sebagian dari
iman."(Riwayat Bukhari)
أسـعـد النـاس بـشـفاعـتى يـوم الـقـيامة مـن قال لاله ال اللـه خآـالـصـا مـن قـلبـه أو
(نـفـســـه )رواه البخارى
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah
dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka
tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta."(QS. Al-Baqarah/2: 8-10)
76
مـا من أحــد يشــهـد أن ل اله الاللــه وأن مـحـمـدا رســول اللــه صــدقا مـن قـلبـه
(الل حــلرمـه اللــه عـلى النـار)رواه البخـارى
"Tidaklah seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan
(yang wajib diibadahi dengan benar) selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, dengan jujur dari hatinya, melainkan Allah
mengharamkannya masuk neraka."(HR. Bukhari).
"Tiga perkara yang apabila tiga perkara itu terdapat pada diri seseorang
maka ia akan mendapat kelezatan iman: Pertama, apabila Allah dan
Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, kedua, mencintai
seseorang semata-mata karena Allah, dan ketiga, membenci kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia
benci dicampakkan ke dalam api neraka."(QS. Bukhari)
Seorang Mukmin wajib tunduk dan patuh terhadap apa yang ditunjukkan
oleh kalimat tauhid itu, yakni hanya beribadah kepada Allah, tunduk dan
patuh pada syari'at-Nya.
77
Yaitu menerima kandungan dan konsekwensi dari kalimat tauhid,
beribadah hanya kepada Allah dan mengingkari beribadah kepada selain-
Nya.
"Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka
segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula
mereka tidaklah sombong."(QS. As-Sajadah/32:15)
c. Rukun Tauhid
3. Makna Ibadah
Tauhid Uluhiyyah juga disebut tauhid ibadah, karena intinya ketundukan dan
kepatuhan hanya kepada Allah. Bentuk ketundukan dan kepatuhannya
sebagaimana tersebut dalam surat al-Ikhlas.sebagai berkut:
78
a. Manusia ber-Tauhid serta berhukum hanya kepada Allah
Apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan tentang diri Allah, baik Nama-
Nama-Nya maupun Sifat-Sifat-Nya, kita wajib mensucikan-Nya dari segala aib
dan kekurangan, sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah SWT sendiri
dan oleh Rasul-Nya. Kita wajib menetapkan Sifat-Sifat Allah, baik yang terdapat
adalam Al-Quran maupun As-Sunnah, dan tidak boleh ditakwil.
Allah SWT memiliki Asmaul-Husnaa (Nama-Nama yang Maha Baik), tidak sama
dengan sifat-sifat makhluk-Nya, oleh karena itu kita tidak boleh menyamakan
Sifat-Sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya.
Firman Allah:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
melihat.”(QS. Asy-Syuraa/42:11).
6. Keutamaan Tauhid
Seseorang yang bertauhid kepada Allah akan diberi banyak keutamaan oleh Allah
SWT. Di antaranya sebagai berikut:
79
a. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus segala dosanya dan
diberi pahala yang sebesar-besar.
.... ...
“....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang
80
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah
Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.... dan barang
-siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.”(QS. Ath-Thalaq/65:2-
4)
d. Orang yang bertauhid kepada Allah, akan ditanamkan oleh Allah rasa
cinta kepada iman dan benci kepada kekafiran.
81
mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan
Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka
mereka Itulah orang-orang yang fasik.(QS. An-Nuur/24:55).
g. Orang yang bertauhid kepada Allah SWT dengan ikhlas, maka amal-
amalnya diterima oleh Allah.
a. Perihal Syirik
82
kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang
demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu
Termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah menimpakan
sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat
menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.
Yunus/10:106-107).
Firman Allah:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan
lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir
kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka
mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir
itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)
dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali
dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah
perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui.”(QS. Al-Baqarah/2:102).
Keterangan:
83
b. Bahaya Syirik
84
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah/98:6)
c. Pembagian syirik.
Perbuatan syirik secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yakni syirik
besar (akbar) dan syirik kecil (ashghar).
Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya keluar dari Islam, dapat membuat
dosa pelakunya tidak diampuni oleh Allah, diharamkan masuk surga, kekal di
dalam neraka dan kekal di dalamnya. Kecuali jika ia bertobat nasuha sebelum
wafatnya, maka dosanya diampuni oleh Allah. Termasuk syirik besar adalah
menyembah patung, perbuatan dukun, paranormal dan sihir, animisme dan
dinamisme, dan lain-lain.
Firman Allah:
Firman Allah:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang
demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan
dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam
azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."(QS. Al-Furqan/25:68-70)
1. Syirik Do'a
85
Yaitu disamping berdo'a kepada Allah juga kepada selain Allah. Firman
Allah:
"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya; Maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan
(Allah)."(QS. Al-'Ankabuut/29:65)
Yaitu mentaati selain Allah dalam hal bermaksiat kepada Allah. Firman
Allah:
Firman Allah:
86
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat
cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."(QS. Al-Baqarah/2:165)
Syirik Kecil
Syirik kecil tidak membuat pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia
mengurangi tauhid dan merupakan perantara kepada syirik besar. Syirik kecil
ada dua macam, yaitu syirik nyata (zhahir) seperti bersumpah dengan nama
selain Allah. Dan syirik khafi (tersembunyi), seperti riya, ingin didengar
(sum'ah) dan lain-lain.
BAB V
SYARI’AH
I. Makna Syari’ah
Syari’ah menurut bahasa berarti jalan, sedangkan menurut istilah ialah system
norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan manusia dengan alam.
Syari’ah merupakan aspek norma atau hukum yang tidak bisa dilepaskan dari
aqidah Islam. Seseorang yang aqidah Islamnya baik, pasti syari’ahnya baik,
sebaliknya apabila aqidahnya rusak, pasti syari’ahnya juga rusak. Syari’ah yang
benar adalah yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah.
Syari’ah yang telah dikodifikasikan disebut fiqih. Maka fiqih adalah hasil
kodifikasi syari’at Islam yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Syari’at
Islam mengatur perbuatan seorang Muslim yang di dalamnya terdapat hukum-
hukum sebagai berikut:
87
II. Fungsi Syari’ah
Syari’ah Islam diturunkan kepada manusia sebagai tanggung jawab Allah Yang
Maha adil kepada makhluk-Nya. Sebab Dia yang menciptakan manusia dan alam
semesta beserta isinya, maka Dia-lah yang Maha Tahu bagaimana baiknya manusia
dan kehidupan di alam semesta ini.
Maka apa saja yang Allah perintahkan dalam syari’at-Nya kepada manusia pasti
banyak manfaatnya, dan apa saja yang Allah haramkan dalam syari’at-Nya kepada
manusia pasti banyak madharatnya. Oleh karena itu manusia yang tunduk dan
patuh kepada syari’at-Nya dijamin hidupnya tenang secara lahir maupun batin dan
bahagia di dunia dan di akhirat kelak.
Firman Allah:
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama
dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya
orang yang kembali (kepada-Nya).”(QS. Asy-Syuuraa/42:13)
Dalam hukum Islam dikenal istilah syari’ah dan fiqih. Syari’ah adalah system
norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan
manusia, manusia dengan alam yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah.
Sedangkan fiqih adalah hasil pemahaman para ulama fiqih (Fuqaha) terhadap al-
Quran dan as-Sunnah mengenai syari’ah itu sendiri. Dengan kata lain fiqih adalah
hasil kodifikasi dari hukum syari’ah.
Mengapa ada fiqih, padahal sudah ada syari’ah? Fiqih tersebut ada karena:
Pertama, masih banyak umat Islam yang awam terhadap syari’ah Islam. Kedua,
ternyata masih banyak aturan-aturan dalam syari’ah yang memerlukan penjelasan
lebih konkrit dari para ahli fiqih. Sebab jika tidak dijelaskan lebih konkrit umat
akan bingung dan bisa salah paham. Ketiga, banyak muncul persoalan-persoalan
baru di kalangan umat Islam setelah Rasulullah saw wafat yang persoalan tersebut
membutuhkan kepastian hukum. Berangkat dari tiga hal inilah muncul semangat
berijtihad dari para fuqaha untuk memberikan kepastian hukum kepada umat Islam
mengenai persoalan-persoalan yang sangat membutuhkan kepastian hukum.
88
Namun demikian kita harus sadar bahwa hasil ijtihad (fiqih) tidak mutlak
kebenarannya, karena ia hanya merupakan hasil ijtihad ulama yang tidak ma’shum
sebagaimana Rasulullah saw. Hasil ijtihad itu bisa menjadi pedoman bagi umat
Islam selama tidak bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah serta lebih
membawa kepada maslahat dan manfaat bagi umat Islam. Tetapi jika hasil ijtihad
itu tidak sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah, lebih membawa kepada madharat,
atau ditemukan hasil ijtihad baru yang lebih benar dan lebih maslahat, maka
hendaklah kita tinggalkan hasil ijtihad yang lama dan mengikuti ijtihad yang baru.
Para ulama menetapkan kaidah khusus terhadap ibadah mahdhah dan ghairu
mahdhah (mu’amalat), dengan kaidah sebagai berikut: Kaidah ibadah mahdhah
ialah “semua dilarang kecuali yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan
oleh Rasul-Nya”. Dengan demikian maka jenis dan macam ibadah yang tidak
diperintahkan oleh Allah dan tidak dicontohkan oleh Rasul-Nya tidak boleh
dilakukan, jika dilakukan maka amalnya tertolak. Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dalam agama kami,
maka amalan itu tertolak.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu ‘Abbas berkata: “Tetaplah kalian bertakwa kepada Allah dan bersikap
istiqamah, ikutilah sunnah dan jauhilah bid’ah.”
Kaidah mu’amalat ialah “semua boleh dilakukan kecuali yang dilarang Allah
dan Rasul-Nya”.
Mu’amalat adalah menyangkut hubungan sesama manusia juga dengan alam yang
tidak dirinci jenisnya satu persatu.
V. Ibadah Khusus
1. Thaharah
89
Thaharah atau bersuci merupakan syarat bagi seseorang hamba untuk
melaksanakan ibadah lainnya, seperti shalat, thawaf dan lain sebagainya.
Bersuci yang dimaksud adalah bersuci dari najis dan hadas. Bersuci dari najis
ialah mensucikan badan, pakaian dan tempat dari najis (kotoran) dengan alat
bersuci seperti dengan air, tanah (debu), batu atau benda lain yang dianggap
syah oleh syara’ untuk bersuci.
Bersuci dari hadas ialah menghilangkan hadas kecil dan hadas besar.
Mensucikan hadas kecil ialah dengan jalan berwudhu, sedangkan mensucikan
hadas besar dengan jalan mandi besar, yakni menyiramkan dan meratakan air
ke seluruh tubuh. Berkaitan dengan wudhu dan mandi besar, Allah SWT
berfirman:
Hikmah Thaharah:
90
2. Shalat
a. Definisi shalat
b. Keutamaan Shalat:
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk berzikir (mengingat)
kepada-Ku." (QS. Thaha, 20: 14)
91
4) Shalat dapat membawa kepada ketenangan hati. Berdasarkan
firman
Allah sebagai berikut:
92
9) Orang-orang yang shalat akan memperoleh balasan surga.
Berdasarkan firman Allah dalam surat al-Mukminun, 23, ayat 1-11.
"Dan dirikanlah olehmu shalat dan bayarkanlah zakat dan ruku'lah kamu
beserta orang-orang yang ruku'." (QS. Al-Baqarah, 2: 43).
"Shalat itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan shalat,
sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang
meninggalkan shalat, sungguh ia telah meruntuhkan agama."(HR. Al-
Baihaqy dari Umar ra.).
93
3) Karena shalat adalah ibadah yang membedakan antara mukmin
dan kafir. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut:
94
6) Mereka menganggap dirinya adalah kaum hakikat, sedangkan
shalat menurut anggapan mereka adalah ibadahnya kaum syari'at. Ini
adalah akibat mereka salah dalam memahami makna hakikat dan
syari'at dalam ibadah.
a. Makna Shadaqah
b. Makna infak
95
Secara istilah ialah sesuatu yang diberikan oleh seseorang berupa makanan,
minuman dan lain-lain guna menutupi kebutuhan orang lain serta
diberikannya atas dasar ikhlas, semata-mata hanya mengharapkan ridha
Allah SWT.
Perbedaan antara shadaqah dan infak ialah kalau kalau infak lebih bersifat
materi, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain
yang dibutuhkan seseorang. Sedangkan arti shadaqah lebih luas lagi, baik
yang bersifat materi maupun non-materi, seperti berbuat baik, berzikir,
mencegah kemungkaran adalah termasuk shadaqah.
d. Makna Fidyah
e. Makna Kafarat
f. Makna zakat
96
Zakat secara bahasa artinya tumbuh, suci dan berkah.
Secara istilah ialah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah SWT yang
dikeluarkan seseorang kepada fakir-miskin. Dinamakan zakat, karena di
dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah, membersihkan jiwa
dan menambah kesuburan harta.
Zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat maal dan zakat fitrah.
Zakat maal adaalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim yang
merdeka, yang memiliki satu nishab dari salah satu jenis harta yang wajin
dikeluarkan zakatnya.
Dua jenis harta ini di zaman Rasulullah dipakai untuk alat tukar,
seperti uang yang beredar sekarang. Nishab emas dan perak adalah 20
mitsqal (dinar) emas atau 200 dirham perak setelah berlalu masa satu
tahun. Harta yang dikeluarkan untuk dizakatkan adalah 2,5 %. Ukuran
20 mitsqal (dinar) emas = 96 gram emas, (pendapat lain adalah 91,92
gram emas).
97
Barang-barang tambang antara lain: Emas, perak, mutiara, minyak, gas
dan lain-lain. Zakat barang tambang tidak ada nisab waktu. Ia
dikeluarkan zakatnya saat ditemukan. Apabila barang tambang itu
berupa penemuan dan memperolehnya tidak membutuhkan tenaga
berat, nisabnya 20 %. Apabila memperolehnya dengan tenaga dan
menggunakan alat-alat berat, batas nishabnya senilai 96 gram emas,
zakatnya 2,5 %.
Jenis hewan yang dizakati ialah: Unta, lembu, kerbau dan kambing.
Batas waktunya satu tahun. Kadar zakatnya berbeda-beda, silahkan
lihat buku antara lain buku Ensiklopedi Islam jilid 5 halaman 224-226.
Atau lihat table di bawah ini:
Zakat provesi ialah zakat dari hasil usaha jasa, seperti: Pegawai,
Dokter, Pengacara, Konsultan dan lain-lain. Batas nishabnya satu tahun
dan telah mencapai hasil senilai 96 gram emas, zakatnya 2,5 %.
98
Orang-orang yang berhak menerima zakat, berdasarkan al-Qur`an surat at-
Taubah/9 ayat 60, adalah sebagai berikut:
1). Faqir. Terdapat perbedaan dalam pendefinisian tentang faqir. Jumhur ulama
berpendapat bahwa faqir ialah orang yang tidak mempunyai penghasilan
layak untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan tempat tinggal, dan
kebutuhan pokok lainnya, baik untuk dirinya maupun keluarganya serta
orang-orang yang menjadi tanggungannya.
2). Miskin. Jumhur ulama berpendapat bahwa orang miskin ialah orang yang
mempunyai harta atau penghasilan tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan diri, keluarga dan orang yang berada dalam tanggungannya.
3). Amil Zakat, orang yang bertugas mengurus zakat, yakni memungut dan
mendistribusikan zakat.
4). Muallaf. Orang yang baru masuk Islam.
5). Ar-Riqaab. Memerdekakan budak. Perbudakan di zaman sekarang ini sudah
tidak ada, oleh karena itu bagian untuk hamba Riqaab bisa dialokasikan
untuk yang mana saja di antara 7 ashnaf yang lebih mendesak (urgen).
6). Al-Gharimiin. Yaitu orang yang mempunyai hutang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, tetapi tidak mampu membayarnya.
7). Sabilillah. Jumhur 'ulama fikih mengartikannya sebagai sukarelawan perang
di jalan Allah (mujahid fi sabilillah), sedangkan mereka tidak mendapatkan
gaji dari pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang
berjuang dan bekerja untuk mengurus rumah Allah (masjid) dan kepentingan
dakwah Islam.
8). Ibnu Sabil. Menurut jumhur 'ulama, ibnu sabil adalah musafir yang
melakukan suatu perjalanan bukan untuk maksiat, dan dalam perjalanan
kehabisan bekal.
h. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir Ramadhan bagi
setiap muslim, baik anak kecil (bayi) maupun orang dewasa, baik laki-laki
maupun perempuan, baik orang merdeka maupun hamba sahaya (budak).
Batas nishabnya ialah apabila memiliki persediaan makanan cukup untuk
satu hari satu malam pada ‘Idul Fitri. Jika memiliki lebih dari kadar
tersebut maka wajiblah berzakat. Waktunya ialah sebelum shalat ‘Idul Fitri
dilaksanakan. Zakatnya satu sha’ gandum atau 2,751 kg beras atau 3,5 liter
beras.
99
Taimiyah dan Ibnul Qayyum al-Jauziah, berpendapat zakat fitrah hanya hak orang
fakir miskin saja. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu
Majah dari Ibnu Abbas, katanya:
Tetapi 'ulama Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa yang berhak menerima zakat
fitrah adalah sama seperti yang berhak menerima zakat maal, yakni 8 ashnaf.
Ketika petugas atau orang menerima zakat dari Muazakki, disunnahkan berdo'a:
(ــ اللــهـــم بـــارك فـيـــه وفــىsebut namanya)..... أللــهـــم صـــل عـــلى ال
أمــوالـه
"Ya Allah berikanlah shalawat kepada keluarga …… , ya Allah berkahilah dia
dan berkahilah hartanya."
Atau
k. Makna Wakaf
Adapun jenis harta yang diwakafkan bisa berupa tanah, pohon yang
bermanfaat, kendaraan, hewan ternak, uang, buku-buku dan harta lain yang
bermanfaat.
100
3). Penerima wakaf.
4). Akad wakaf.
Harta yang telah diwakafkan menjadi hak penuh milik Allah dan
digunakan/dimanfaatkan untuk kepentingan umum yang diridhai Allah.
Harta wakaf boleh dikembangkan untuk kesejahteraan dan kemajuan Islam
serta umatnya. Seseorang atau organisasi yang mengurus dan
mengembangkan wakaf itu boleh mengambil sebagian kecil dari hasil
pengembangannya sebagai upah untuk kebutuhan hidupnya. Akan tetapi
tidak boleh satupun orang memiliki harta wakaf tersebut, karena ia milik
Allah.
Seseorang atau organisasi yang mendapatkan amanat berupa wakaf
hendaklah segera menyelesaikan administrasinya secara legal dan formal
agar memiliki kekuatan hukum sehingga tidak akan timbul masalah di
kemudian hari.
m. Hibah
Hibah secara bahasa adalah pemberian atau hadiah. Secara istilah adalah
pemberian yang dilakukan secara sukarela dalam rangka untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan tidak mengharapkan apa-apa kecuali
keridhaan-Nya.
Jumhur ulama mengemukakan bahwa hibah itu harus ada rukun dan
syaratnya. Rukunnya ialah:
101
4) Harta yang dihibahkan itu bersifat utuh menurut Mazhab
Hanafi, sedangkan menurut Mazhab yang lain boleh sebagian asal
bernilai/bermanfaat.
5) Harta yang dihibahkan itu terpisah dari hak yang lainnya,
karena pada prinsipnya harta hibah itu bias langsung dipergunakan
oleh si-penerima hibah.
6) Harta yang dihibahkan dapat langsung dikuasai oleh si-
penerima hibah.
Dalam buku Pedoman Zakat yang disusun oleh Direktorat Pemberdayaan Zakat,
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI,
dijelaskan ada beberapa manfaat dan hikmah Manfaat Zakat, (Infaq dan
Shodaqah – Penulis). Di antaranya sebagai berikut:
102
k) Mendidik untuk melaksanakan disiplin dan loyalitas untuk
menjalankan kewajibannya dan menyerahkan apa yang menjadi hak
orang lain.
4. Puasa
a. Makna Puasa
Puasa secara etimologis berarti menahan diri dari sesuatu, baik dalam
bentuk perkataan maupun perbuatan.
a. Pembagian Puasa
Dari segi jenis, puasa dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu puasa fardhu dan
tathawwu'/sunnah. Puasa fardhu ada tiga macam, yaitu puasa Ramadhan,
puasa kaffarat dan puasa nazar. Berikut ini hanya akan membahas tentang
puasa Ramadhan dan puasa tathawwu' saja.
103
Allah dalam surat al-Baqarah/2 ayat 183, dan berdasarkan sabda Rasulullah
SAW sebagai berikut:
"Islam dibangun atas lima dasar (yaitu): Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan
ibadah haji."(HR. Bukhari dan Muslim).
c. Waktu Berpuasa
d. Rukun Puasa
1) Niat.
Orang yang hendak berpuasa haruslah memulai dengan niat yang ikhlas
karena Allah. Niat itu dilakukan sebelum fajar, pada tiap-tiap malam
bulan Ramadhan. Sebagian ulama membolehkan niat itu dilakukan
sekaligus pada awal puasa Ramadhan. Namun demikian lebih afdhal
dilakukan pada tiap-tiap malam. Niat juga tidak wajib dilafalkan,
karena niat itu hakikatnya merupakan pekerjaan hati. Sabda Nabi SAW:
"Setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap manusia akan
beroleh apa yang diniatkannya."(HR. Bukhari).
e. Adab Berpuasa
104
1) Berniat berbuka puasa.
2) Makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja.
3) Memasukkan makanan yang tidak mengenyangkan ke dalam
perut lewat kerongkongan.
4) Muntah dengan sengaja.
5) Melihat bulan Syawal.
6) Kedatangan haidh dan nifas.
7) Mengeluarkan mani (sperma) dengan sengaja.
8) Bersetubuh.
Keterangan:
Keterangan nomor tujuh ini adalah hal-hal yang merusak puasa secara
syar'i. Ada perbuatan lain yang secara hakiki sebenarnya merusak puasa,
yaitu perbuatan-perbuatan yang tercela. Seperti mencaci, meng-ghibah,
mengadu domba, berbohong, menganiaya dan lain-lain. Perbuatan seperti
ini secara syar'i tidak membatalkan puasa tetapi merusak puasa sehingga
tidak memperoleh apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus saja.
Rasulullah SAW bersabda:
105
10) Para wanita yang habis haidh / nifas pada malam hari, boleh
menangguhkan mandinya sampai waktu subuh, sementara mereka
berpuasa.
1) Islam.
2) Baligh.
3) Berakal.
4) Suci dari haidh / nifas bagi perempuan.
5) Mukim (berada di kampung).
6) Sanggup berpuasa.
Adapun kaum wanita yang haidh/nifas, mereka wajib berbuka tetapi wajib
mengqadhanya.
"Sendi-sendi dan dasar-dasar Islam ada tiga, diatas (tiga sendi itu)
ditegakkan Islam. Barangsiapa meninggalkan sesuatu daripadanya,
106
maka kufurlah ia dan halallah darahnya, yaitu: Mengakui bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah, shalat fardhu dan puasa Ramadhan."(HR. Abu
Ya'la dan ad-Dailami)
n. Puasa Tathawwu'
a. Makna 'Umrah
107
Umrah terambil dari kata kerja i'tamara, yang berarti ziarah atau
berkunjung. Secara Istilah 'Umrah berarti mengunjungi Ka'bah, melakukan
ibadah thawaf, sa'i antara Shafa dan Marwa dan bercukur atau
bergunting rambut (tahallul).
Para ulama telah ijma' bahwa 'umrah itu disyari'atkan dalam Islam.
Berdasarkan Firman Allah:
....
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah."(QS. Al-
Baqarah/2: 196)
c. Hukumnya
108
Tetapi golongan Syafi'i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa ia adalah
fardhu. Berdasarkan surat al-Baqarah ayat 196.
d. Makna Haji
Haji secara bahasa artinya berkunjung atau berziarah. Secara istilah haji
berarti mengunjungi atau berziarah ke Makkah untuk menunaikan ibadah
thawaf, sa’i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain yang diajarkan oleh
syara’ demi memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaan-Nya.
g. Miqat
Miqat adalah batas bagi jama’ah yang hendak menunaikan ibadah haji
maupun ‘umrah. Artinya jama’ah haji/’umrah tidak boleh melewati batas
tersebut kecuali telah meniatkan ihram hajinya atau ihram ‘umrahnya.
Miqat Zamani
109
Miqat terbagi dua yakni miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani
ialah waktu sahnya diselenggarakan amalan-amalan haji, yakni di bulan
Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Sedangkan miqat zamani untuk 'umrah menurut jumhur ulama bahwa
waktunya adalah sepanjang hari, jadi dapat dilakukan pada salah satu hari
di antara hari-hari tersebut. Juga dapat dilakukan di musim haji maupun di
luar musim haji. Tetapi menurut Abu Hanifah, makruh dilakukan pada hari
'Arafah, hari Raya (Nahar) dan hari-hari tasyriq.
Miqat Makani
Adapun miqat makani ialah tempat memulai ihram haji atau ‘umrah.
Bagi jama'ah haji atau jama'ah 'umrah yang datang dari luar miqat haji,
memulai ihramnya dari miqat haji, yakni:
Dzul Hulaifah/Bir Ali bagi penduduk Madinah dan jama'ah yang lewat
Madinah, Juhfah bagi penduduk Syiria, Qarnul Manazil bagi penduduk
Nejed, Dzaatu 'Irq bagi penduduk Irak, dan Yulamlam bagi penduduk
Yaman. Sedang jama'ah haji yang berada di Makkah atau penduduk yang
tinggal di Makkah, miqatnya adalah dari tempat menginap atau rumah
tinggal mereka.
Rukun-Rukun Umrah:
1) Ihram (mengucapkan niat umrah : )لـبـيـك اللــهـم عـمـرة
2) Thawaf
3) Sa'i
4) Tahalul
5) Tertib.
Wajib-Wajib Umrah
110
1) Ihram dari miqat
2) Menjauhi larangan-larangan ihram.
Rukun-Rukun Haji
Wajib-Wajib Haji
Makna Ihram
Ihram ialah meniatkan salah satu dari dua ibadah; haji atau 'umrah, atau
meniatkan keduanya sekaligus.
Macam-Maam Ihram
111
1) Qiran ialah ihram haji merangkap ‘umrah dari miqat, dengan
mengucapkan niat ihram: لـبـيـك اللـهـم حــجـا و عـمـرة
2) Tamattu’ ialah mengerjakan ‘umrah pada bulan-bulan haji dan
mengerjakan haji pada tahun ia ‘umrah. Dengan mengucapkan ihram:
لـبـيـك اللـهـم عـمـرة
3) Ifrad ialah ihram untuk mengerjakan haji saja, dengan
mengucapkan niat ihram: لـبـيـك اللـهـم حــجـا
Talbiah
Para 'ulama telah ijma' bahwa membaca talbiah itu disyari'atkan. Hal ini
berdasarkan Sabda Nabi SAW:
مـن حـج مـنـكـم فـلـيـهـل فى حـجـه أو حـجـتـه )زواه أحـمـد وابن,يـا ال مـحــمـد
(مـاجـه
"Hai keluarga Muhammad! Siapa yag berhaji di antaramu hendaklah ia
membaca talbiah dengan suara keras pada waktu hajinya!"
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
112
6) Melangsungkan akad nikah, baik bagi dirinya maupun bagi
orang lain, baik sebagai wali maupun sebagai wakil.
7) Mengerat kuku.
8) Menghilangkan rambut dengan jalan apapun.
9) Memakai wangi-wangian di pakaian maupun di badan, bagi
laki-laki maupun perempuan.
10) Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan yang wangi.
11) Sengaja berburu.
12) Memakan hasil buruannya.
1) Mandi.
2) Menukar kain dan selubung.
3) Menutup muka untuk menghindari debu.
4) Memakai terompah bagi wanita.
5) Menutup kepala disebabkan lupa.
6) Berbekam, mengeluarkan nanah, mencabut gigi dan
memotong urat.
7) Menggaruk kepala dan badan.
8) Berkaca.
9) Mencium bunga-bungaan.
10) Mengikatkan pundi-pundi/tas kecil untuk menyimpan uang
dan memakai sabuk.
11) Memakai cincin.
12) Memakai celak.
13) Bernaung di bawah payung, di bawah tenda, atau atap dan
lain-lain.
14) Berinai.
15) Membunuh lalat, semut dan kutu.
16) Membunuh binatang jahat yang lima dan segala yang
menyakiti. (Gagak, Elang, kala, tikus dan anjing galak).
113
fidyah 1 helai rambut dibayar degan satu sukat gandum (empat
gantang).
3) Bagi yang membunuh binatang buruan, maka wajib baginya
menyembelih ternak yang sebanding dengan binatang buruan yang
dibunuhnya. Dalam hal ini hukumnya sama saja, baik bagi yang
membunuh karena sengaja maupun lupa, karena hal ini dinilai sebagai
bentuk tindakan pengrusakan.
4) Bagi yang melakukan hubungan sanggama, maka baginya
wajib menyembelih seekor unta dan haji/umrahnya batal.
Haji/umrahnya yang rusak harus diselesaikan, tetapi wajib diulang lagi.
k. Thawaf
1) Mandi.
2) Bermalam di Dzu Thuwa di bagian az-Zahir.
3) Agar memasukinya dari pendakian atas (Ma'alla), dan masuk
dari Pintu Syaibah (Babus Salam) jika tidak ada kesulitan. Jika sulit
maka boleh masuk dari pintu mana saja. Sambil berdo'a ketika masuk:
114
"Ya Allah tambahkanlah bagi rumah ini kehormatan, kebesaran,
kemuliaan dan kewibawaan, dan tambahlah pula kepada orang-
orang yang berhaji atau 'umrah yang menghormati dan
memuliakannya, kehormatan, kemuliaan, kebesaran dan kebaikan. Ya
Allah, Engkaulah pemilik kesejahteraan, dari-Mu-lah kesejahteraan,
maka hidupkanlah kami wahai Tuhanku dengan kesejahteraan."
115
"Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan tidak ada daya maupun kekuatan kecuali
dengan Allah."
Syarat-Syarat Thawaf
Sunnah-Sunnah Thawaf
116
l. Sa'i antara Shafa dan Marwa
Syarat-Syaratnya:
ان. أبـدأ بـما بـدأ اللــه ورســــوله. بســـم اللــه الرحــمـن الرحـيـم
فمــن حـــج الـــبيت أو اعـتمـــر,الـصـفا والمــروة مـن شـعـائراللــــه
فـل جـناح عـــليه أن يـطـــوف بهمــا ومــن تـــطوع خيــرا فــان اللــــه
. شـاكرعليم
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku
memulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Shafa dan Marwa termasuk bagian dari syiar-syiar
(agama) Allah. Maka barangsiapa yang menunaikan ibadah haji ke
Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan
sa'I antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu
kebajikan (dengan keikhlasan hati) maka sesungguhnya Allah Maha
Penerima Kebaikan lagi Maha Mengetahui."
, لاله ال اللــه وحـــده لشـــريك لــه, اللـه أكبر اللــه أكبر اللــه أكبر
ل,له المـلك وله الحـمـد يحيى ويمـيـت وهو عـــلى كــل شــىء قـــدير
وهـــزم, ونـصــــر عـبـــده, أنـجــــز وعــــده,الــه ال و اللــــه وحــــده
117
ل اله ال و اللــه ول نـعــــبد ال و ايـاه مـخـــلـصــين. الحــزاب وحــده
. له الدين ولو كـره الكافـرون
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada
Tuhan melainkan Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
milik-Nyalah kerajaan dan segala pujian, Dia yang menghidupkan dan
yang mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
Tuhan melainkan Allah, yang menepati-janji-Nya, yang menolong
hamba-Nya, dan yang menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya.
Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan kami tidak mengabdi kepada-
Nya kecuali atas dasar keikhlasan semata-mata karena mengikuti
agama-Nya, walaupun orang-orang kafir sangat membenci."
, لاله ال اللــه وحـــده لشـــريك لــه, اللـه أكبر اللــه أكبر اللــه أكبر
ل,له المـلك وله الحـمـد يحيى ويمـيـت وهو عـــلى كــل شــىء قـــدير
وهـــزم, ونـصــــر عـبـــده, الــه ال و اللــــه وحــــده أنـجــــز وعــــده
ل اله ال و اللــه ول نـعــبد ال و اياه مـخـــلـصـــين. الحــزاب وحــده
. له الدين ولو كـره الكافـرون
118
"Allah Maha Besar 3 X, tidak Tuhan melainkan Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya-lah kerajaan dan milik-Nya-lah
segala pujian, Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang
Maha Esa, Yang menepati janji-Nya, dan yang membela hamba-Nya,
dan mengalahkan para (musuh) kaum sekutu dengan diri-Nya
sendiri."
Bagi jama'ah haji yang melakukan haji Tamattu' maka setelah selesai
melakukan 'umrah ia bertahallul, kemudian berdiam di Makkah sambil
menunggu waktu haji. Sedangkan bagi yang jama'ah haji yang melakukan
haji Qiran, maka setelah melakukan 'umrah ia tidak bertahallul dan tetap
pada ihramnya hingga selesai mengerjakan ibadah haji.
n. Wukuf di 'Arafah
Wukuf ialah hadir dan berada di bagian manapun dari ‘Arafah, walau
seseorang itu dalam keadaan tidur atau bangun, berkendaraan atau
duduk, dalam keadaan suci atau tidak, seperti haid, nifas atau junub.
2) Berangkat Ke ‘Arafah
119
dan setelah terbit matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah berangkat
menuju ‘Arafah.
o. Sunnah-Sunnah Wukuf
1) Sunnah Mandi
120
Terdapat hadits shahih yang menceritakan bahwa Rasulullah saw
menjama’ shalat dzuhur dan ‘Ashar di Arafah secara taqdim. Para
‘ulama juga telah ijma’ bahwa imam hendaklah menjama’ shalat
dzuhur dan ‘Ashar di ‘Arafah.
p. Berada di Muzdalifah
1) Tahallul pertama
121
2) Tahallul Kedua
r. Melontar Jumrah
1) Hikmah Melontar
Melontar adalah napak tilas Nabi Ibrahim as dan ittiba’ kepada Nabi
Muhammad saw. Hikmahnya, agar kita selalu menyatakan perang
terhadap syetan, karena syetan akan selalu mengintai kelengahan
kita.
2) Hukum Melontar
4) Besarnya Kerikil
5) Banyaknya kerikil
122
Baqarah ayat 203 boleh mengambil salah satu dari dua nafar
tersebut.
Waktu yang paling utama untuk melontar pada hari Nahar ialah
waktu dhuha. Jika jama’ah haji mengundurkan waktu melontarnya,
hukumnya sah. Bagi wanita, orang lemah dan orang yang uzur (ada
halangan) boleh mengundurkan hingga malam hari.
Menurut Imam yang tiga (yakni Malik, Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal)
bahwa bermalam di Mina hukumnya wajib. Sedang menurut Imam Hanafi
hukumnya sunnah. Adapun kembali dari Mina menurut Imam yang tiga
ialah sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Dzulhijjah.
123
kurangnya tiga helai rambut, lalu dipotong sepanjang ukuran jari.
Juga disunnahkan menghadap kiblat pada waktu memotongnya.
2) Hukumnya
Dasar hukumnya adalah firman Allah surat al-Fath ayat 27 dan hadis
riwayat Bukhari dan Muslim yang menceritakan: "Bahwa Nabi saw
bercukur, dan segolongan di antara sahabat-sahabatnya juga
bercukur, sedang sebagian lagi bergunting rambut."
3) Waktuya
124
"Barangsiapa melakukan shalat (fardhu berjama'ah) di masjidku
sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali shalat pun, maka
dicatat (ditetapkan) baginya bebas dari siksa neraka, bebas dari
azab, dan terhindar dari sifat munafik."(HR. Ahmad dan Thabrani
dengan sanad yang sahih)
مـا بين بـيتى ومنـبرى روضــة مـن ريـاض الـجــنـة ومـنـبرى عـلى
(حـوضى )رواه البخارى
"Tempat yang terletak antara rumahku dan mimbarku merupakan
suatu taman dari taman-taman surge, sedangkan mimbarku di atas
kolamku."(HR. Bukhari)
125
8) Kemudian menghadap kiblat, berdo'a untuk diri sendiri,
keluarga, shahabat-shahabat karib, serta untuk umumnya kaum
muslimin.
9) Hendaklah jangan mengeluarkan suara keras, kecuali cukup
untuk didengar oleh diri sendiri.
10) Hendaklah jauhi mengusap kubur dan menciumnya, termasuk
pagar-pagarnya. Hal ini dilarang oleh Rasulullah saw.
فـصـلى فـيـه صـلةا كان,مـن تـطـهـر فى بـيـتـه ثـم أتى مـســجـند قــبـانء
(له كأجــر عـمـرةةا )رواه أحمد والنسائاى وابن ماجه والحكيم
"Barangsiapa yang bersuci di rumahnya lalu berkunjung ke masjid
Kuba dan mengerjakan shalat dua rakaat maka ia akan beroleh pahala
seperti pahala 'umrah."(HR. Ahmad, Nasa-i, Ibnu Majah dan al-Hakim)
126
3) Ibadah haji dapat menanamkan semangat hidup, sikap optimis,
serta sikap sabar dan tabah.
4) Ibadah haji merupakan sarana silaturrahim dan ta’aruf tingkat
internasional.
5) Ibadah haji dapat menanamkan sikap persamaan, tasamuh
(toleran) dan saling menghormati dan menghargai antar sesama
umat Islam.
6) Ibadah haji dapat menghilangkan fanatisme suku dan golongan
serta dapat memperkokoh ukhwah Islamiyah antar sesama umat
Islam di muka bumi ini.
VI. Mua’amalat
1. Munakahat
Nikah merupakan suatu ibadah ghairu mahdhah yang dianjurkan Allah SWT.
Firman-Nya:
Keutamaan Nikah
127
syahwatnya di tempat yang haram, apakah ia berdoa? Begitulah jika
menyalurkannya pada tempat yang halal, maka ia mendapat pahala." (HR.
Muslim).
Hukum Nikah
Pada dasarnya nash/dalil menyatakan bahwa nikah itu hukumnya sunnah. Tetapi
para ulama fikih melihat dari keadaan, baik secara lahir maupun batin, membagi
hukum perkawinan itu kepada lima, yakni:
128
4. Makruh, bagi seseorang yang belum mampu tetapi khawatir
terjerumus ke dalam maksiat.
5. Mubah, bagi seseorang yang tidak ada keinginan nikah tetapi
dipandang perlu menikah. Seperti seorang duda yang sudah andropouse
ingin menikahi janda yang sudah menopause dalam rangka menolong dan
melindungi janda tersebut, atau ingin sebagai teman hidup.
1. Haram selamanya:
Seketurunan darah yang muhrim.
Seketurunan sepersusuan.
Seketurunan perkawinan, seperti mertua.
2. Haram Sementara:
Tuntunan Pra-Nikah:
129
5. Ijab dan qabul.
Hikmah Perkawinan
130
8. Membangun generasi atau melanjutkan keturunan yang baik (QS.
16:72).
9. Tolong-menolong dalam kebaikan (QS. 9:71).
10. Membuka pintu rizki (QS. 24:32).
11. Salah satu jalan untuk da’wah dan tarbiyah (QS. 66:6)
12. Memperpanjang usia.
Hasil penelitian PBB pada tahun 1958 menunjukkan bahwa pasangan suami
isteri mempunyai kemungkinan lebih panjang umurnya daripada orang-
orang yang tidak menikah selama hidupnya. (Ensiklopedi Hukum Islam 4,
hal. 1330).
Dasar hukum yang membolehkan talak antara lain ialah firman Allah sebagai
berikut:
"Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang
bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum
Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim."(QS. Al-
Baqarah/2:229)
131
terang[1482]. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali
Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru."(QS. Ath-Thalaq/65:1)
"Pekerjaan halal yang paling dibenci Allah adalah talak."(HR. Abu Daud, al-
Hakim dan Ibnu Majah dari Abdullah ibnu 'Umar)
Hukum Talak
Hukum talak menurut fikih ada lima: Pertama, wajib, apabila sudah tidak ada
jalan lain untuk mendamaikan suami isteri kecuali talak. Kedua, sunnah, apabila
isteri tidak patuh terhadap hukum-hukum Allah dan tidak melaksanakan
kewajibannya, baik ia sebagai hamba Allah maupun sebagai isteri. Ketiga,
haram, jika isteri dalam keadaan haidh dan nifas. Keempat makruh apabila
menjatuhkan talak tanpa alasan yang bisa dibenarkan Agama. Dan kelima,
mubah, apabila ada alasan tertentu, misalnya akhlaknya tidak baik,
pelayanannya terhadap suami tidak baik, atau hal-hal lain yang menjadikan
tujuan utama perkawinan tidak tercapai.
Islam menentukan bahwa yang berhak menjatuhkan talak itu adalah suami
karena dialah yang bertanggung jawab penuh terhadap rumah tangga, baik yang
berkaitan dengan masalah nafkah, tempat tinggal dan menaggung seluruh
keperluan rumah tangga.
Menurut fikih ada dua hal yang menyebabkan hak cerai ada pada suami:
Pertama, wanita sangat mudah dipengaruhi emosi dalam menghadapi berbagai
kemelut, termasuk kemelut rumah tangga. Dan kedua, perceraian itu banyak
menimbulkan risiko, termasuk risiko materi, seperti nafkah isteri selama dalam
masa iddah, pemberian terhadap isteri yang ditalak apabila belum dicampuri.
Menurut Ulama Mazhab Maliki, Syafi'i dan Hanbali rukun dan syarat talak itu
ada empat: Pertama, suami yang menjatuhkan talak, kedua, isteri yang ditalak,
ketiga, ada kehendak menjatuhkan talak, dan keempat, ungkapan yang
digunakan dalam talak (Ensiklopedi Hukum Islam 5:1778).
132
Tetapi sekalipun suami tidak mau menjatuhkan talak, apabila seorang isteri
mengajukan gugatan ke Pengadilan dan pengajuan itu dikabulkan oleh pihak
Pengadilan, dan kalau dibiarkan akan membawa madharat yang lebih banyak,
maka Pihak Pengadilan mempunyai hak menjatuhkannya.
Macam-Macam Talak
Ulama fikih membagi talak itu dibagi dua, yaitu dari segi cara menjatuhkannya
dan dari segi boleh tidaknya suami rujuk kembali dengan mantan isteri.
Yang pertama dari cara menjatuhkannya, maka talak dibagi menjadi dua, yaitu
talak sunni dan bid'i. Talak sunni adalah talak yang dijatuhkan suami sesuai
dengan ketentuan syari'at Islam, yaitu; 1) mentalak isteri harus secara bertahap
(talak satu, dua dan tiga) dan diselingi rujuk, 2) isteri yang ditalak dalam
keadaan suci dan belum digauli, dan 3) isteri tersebut telah nyata-nyata dalam
keadaan hamil. Hal ini sejalan dengan firman Allah surat al-Baqarah/2 ayat 229-
230 dan surat at-Thalaq/65 ayat 1.
Sedangkan talak bid'i ialah talak yang dijatuhkan oleh suami tidak sesuai
dengan ketentuan syari'at Islam, yaitu; 1) mantalak isteri dengan talak tiga
sekaligus, 2) mentalak isteri dalam keadaan haidh dan nifas, dan 3) mentalak
isteri yang dalam keadaan suci tetapi telah digauli sebelumnya, padahal
kehamilannya belum jelas.
Jika dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk kembali, ada dua yaitu talak
raj'i dan talak ba'in. Talak raj'i ialah talak satu dan talak dua kepada isteri yang
telah digauli tanpa ganti rugi. Dalam hal ini suaminya masih berhak untuk rujuk
kembali tanpa akad nikah dan mahar baru selama rujuknya masih dalam masa
iddah.
Adapun talak ba`in adalah talak yang dijatuhkan oleh seorang suami kepada
isterinya dimana suami masih berhak kembali lagi melalui akad dan mahar baru.
Talak ba`in menurut ulama fikih ada dua, yaitu ba`in sughra dan ba`in kubra.
Talak ba`in sughra adalah talak raj'i yang telah dijatuhkan dan habis masa
iddahnya, sehingga jika suami hendak rujuk kembali wajib melakukan akad
baru dan mahar baru.
Talak ba`in kubra adalah talak yang dijatuhkan suami untuk ketiga kalinya.
Dalam talak ba`in kubra ini seorang mantan suaminya tidak boleh rujuk kembali
dengan mantan isterinya, kecuali mantan isterinya itu telah menikah lagi dengan
pria lain atas dasar kemauannya, tetapi kemudian bercerai karena tidak cocok
(Ensiklopedi Hukum Islam 5:1783-1784). Hal ini berdasarkan firman Allah
SWT: "Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang
lain..."(QS. Al-Baqarah/2: 230)
133
'Iddah
'Iddah dari kata 'adad, artinya menghitung. Maksudnya ialah masa menunggu
bagi wanita untuk melakukan perkawinan setelah terjadinya perceraian, baik
cerai mati maupun cerai hidup (Ensiklopedi Hukum Islam 2:637). Dasar hukum
'iddah adalah firman Allah surat al-Baqarah ayat 228 dan 234.
Macam-Macam 'Iddah
1. 'Iddah bagi isteri yang berhaidh ialah tiga kali suci (QS. Al-
Baqarah/2:228)
2. 'Iddah bagi isteri yang tidak berhaidh ialah tiga bulan (QS. Ath-
Thalaq/65:4)
3. 'Iddah bagi isteri yang kematian suami ialah empat bulan sepuluh hari
(QS. Al-Baqarah/2:234)
4. 'Iddah bagi isteri yang hamil ialah sampai ia melahirkan (QS. Ath-
Thalaq/65:4).
Rujuk
Dasar hukum rujuk ialah firman Allah: "Wanita-wanita yang ditalak handaklah
menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka Menyembunyikan
apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah
dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa
menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
134
isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-
Baqarah/2:228)
Syarat Rujuk
1. Suami yang melakukan rujuk ialah orang yang berakal, atas dasar
kesadaran sendiri dan tidak murtad.
2. Rujuk harus dinyatakan dengan ungkapan yang jelas atau sindiran
yang bisa dipahami maksudnya.
3. Isteri yang mau dirujuk ialah isteri yang masih dalam masa 'iddah.
4. Rujuk itu sendiri harus dilakukan secara langsung dan ucapan rujuk
tersebut bebas dari segala macam prasyarat. Misalnya "saya rujuk kamu
kalau kamu suka," dan ucapan syarat-syarat lain. (Ensiklopedi Hukum Islam
5:1509-1510).
Rukun Rujuk
Rujuk mempunyai rukun. Menurut Mazhab Hanafi rukun rujuk ada dua yakni
sighah (pernyataan keinginan kembali dari suami) dan perbuatan yang
menunjukkan keinginan tersebut. Sedangkan menurut Mazhab Syafi'i ialah
sighah dan suami yang akan rujuk (Ensiklopedi Hukum Islam 5:1509).
Kalau kita tinjau lebih dalam sesungguhnya rukun-rukun yang dinyatakan kedua
Mazhab tersebut adalah sangat penting. Yakni sighah, perbuatan yang
menunjukkan keinginan tersebut dan suami yang akan rujuk. Tanpa tiga pilar ini
rujuk tidak akan terjadi. Oleh karena itu rukun sebenarnya ialah tiga hal
tersebut.
Faraidh adalah jamak dari faridhah yang berasal dari fardh artinya ketentuan
(Fikih Sunnah/14:235). Ilmu Faraidh adalah ilmu yang membahas masalah
pembagian harta warisan; disebut juga dengan ilmu waris (Ensiklopedi
Hukum Islam/1: 307).
Ilmu Faraidh (Waris) termasuk ilmu yang paling utama dalam Islam dan wajib
dipelajarinya. Sebab dengan mengetahui ilmu waris tersebut, seorang Muslim
mampu membagi harta warisan sesuai dengan hukum Islam sehingga
diaharapkan keluarganya jauh dari perpecahan yang disebabkan karena
masalah warisan. Selain itu dengan menguasai ilmu waris dan
mengamalkannya maka ilmu tersebut tidak akan lenyap.
135
Dalil-dalil yang berkenaan dengan ilmu waris adalah sebagai berikut:
"Ilmu itu ada tiga macam, dan selain dari yang tiga itu adalah tambahan:
(Yaitu) ayat yang jelas, sunnah yang terang dari Nabi, dan ilmu waris
yang adil."(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abdullah bin 'Amr).
Pembagian hukum waris berdasarkan al-Quran, hadis dan ijmak ulama adalah
wajib, sehingga mendapat pahala surga bagi yang mengamalkannya dan
sebaliknya berdosa dan mendapat ancaman siksa neraka bagi yang tidak
mengamalkannya.
Dalil yang berkaitan dengan hukum pembagian waris ialah: Surat an-Nisaa'
(4) ayat 7,8,11, 12, 33 dan surat al-Anfaal (8) ayat 72 dan 75, dan surat al-
Ahzaab (33) ayat 6.
"Berikan bagian harta warisan kepada yang berhak menerimanya. Sisa dari
harta peninggalan tersebut diberikan kepada laki-laki yang paling dekat
(hubungan darahnya) kepada orang yang meninggal."(HR. Bukhari dan
Muslim).
136
"Saudara ibu menjadi ahli waris bagi orang yang tidak mempunyai ahli
waris." (HR. Ahmad bin Hanbal).
"Allah dan Rasul-Nya wali bagi orang-orang yang tidak ada walinya.
Saudara laki-laki ibu adalah ahli waris bagi orang yang tidak ada ahli
warisnya."(HR. Ahmad bin Hanbal).
Dalil yang berkenaan dengan ancaman siksa adalah firman Allah SWT:
1) Meninggalnya muwarris.
2) Hidupnya ahli waris ketika muwarris meninggal.
3) Tidak adanya penghalang untuk saling mewarisi.
137
Harta warisan bisa dibagikan kepada ahli warisnya apabila telah dipenuhi hak-
haknya terlebih dulu.
g. Ahli Waris
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta warisan dari
orang yang meninggal (mayyit). Jumlahnya ada 29, yaitu: 1) Anak laki-laki
seorang atau lebih, 2) anak perempuan seorang, 3) anak perempuan dua orang
atau lebih, 4) cucu laki-laki (anak dari anak laki-laki) seorang atau lebih, 5)
cucu perempuan (anak dari anak laki-laki) seorang, 6) cucu perempuan (anak
dari anak laki-laki) dua orang atau lebih, 7) suami, 8) isteri seorang atau lebih,
9) Bapak, 10) kakek (ayah dari bapak), 11) Ibu, 12) nenek (ibu dari ibu), 13)
nenek (ibu dari ayah), 14) saudara laki-laki kandung seorang, 15) saudara
laki-laki kandung dua orang atau lebih, 16) saudara perempuan kandung
seorang, 17) saudara perempuan kandung dua orang atau lebih, 18) saudara
laki-laki seayah - seorang, 19) saudara laki-laki seayah - dua orang atau lebih,
20) saudara perempuan seayah - seorang, 21) saudara perempuan seayah - dua
orang atau lebih, 22) saudara laki-laki atau perempuan seibu - seorang, 23)
saudara laki-laki atau perempuan seibu - dua orang atau lebih, 24) keponakan
laki-laki kandung ( anak dari saudara laki-laki kandung) seorang atau lebih,
25) keponakan laki-laki seayah ( anak dari saudara laki-laki seayah) seorang
atau lebih, 26) paman kandung ( saudara kandung dari ayah) seorang atau
lebih, 27) paman seayah ( saudara seayah dari bapak), 28) sepupu laki-laki
(anak paman kandung) seorang atau lebih, 29) sepupu laki-laki (anak dari
paman seayah) seorang atau lebih.(Tafsir Al-Azhar, Jilid 4).
Dalam pembagian warisan dibedakan menjadi dua, yaitu ahli waris dan famili.
Ahli waris adalah anggota keluarga yang berhak mendapatkan warisan,
sedangkan famili adalah keluarga yang tidak mendapatkan warisan. Bagian
ahli waris juga ada dua, yaitu ahli waris yang bagiannya sudah ditentukan,
yakni: 1/2 , 1/4 , 1/8 , 2/3 , 1/3 , dan 1/6. Dan ahli waris yang bagiannya belum
ditentukan. Mereka mendapat sisa atau semua warisan ('ashabah), atau mereka
bersekutu dengan perempuan ('ashabah ma'al ghair) dengan ketentuan 2 : 1.
(Fikih Sunnah). Adapun pembagian secara rinci terlampir.
Contoh Pembagian:
138
Seseorang wafat meninggalkan ayah, isteri, dua anak laki-laki, dua saudara
kandung dan paman kandung. Pembagiannaya:
Ayah : 1/6
Isteri : 1/8
Dua anak-laki : Sisa warisan ('ashabah).
Dua sauadara kandung : Tidak mendapat warisan.
Paman Kandung : Tidak mendapat warisan.
Seseorang mati meninggalkan kakek dari ayah, ibu, suami, dua anak
perempuan, dua saudara laki-laki kandung dan paman kandung.
Pembagaiannya:
Kakek dari ayah : 1/6
Ibu : 1/6
Suami : 1/4
Dua anak kandung perempuan : 2/3
Dua saudara laki2 kandung : Sisa ('ashabah).
Paman kandung : Tidak dapat warisan.
i. Beberapa Kasus
j. Penghalang-Penghalang
Dalam pembagian ahli waris ada beberapa penghalang yang menjadikan harta
warisan tidak bisa diberikan:
1) Perbudakan.
2) Pembunuhan dengan sengaja yang diharamkan. Karena sabda Nabi
SAW:
"Orang yang membunuh itu tidak mendapatkan warisan sedikitpun."(HR.
Nasai).
"Seorang Muslim tidak bisa mewarisi dari seorang kafir, dan seorang
kafirpun tidak bisa mewarisi dari seorang Muslim."(Riwayat dari
Usamah bin Zaid).
139
Tetapi menurut riwayat Mu'adz, Mu'awiyah, Ibnul Musayyab, Masruq
dan Nakha'i menjelaskan bahwa sesungguhnya seorang Muslim itu
mewarisi dari orang kafir, namun tidak sebaliknya (Fikih Sunnah/14:
241-242).
3) Apa yang Allah ajarkan kepada hamba-Nya, adalah yang terbaik bagi
hamba-Nya. Karena Dia Maha Penyayang dan menghendaki kebaikan
kepada hamba-Nya.
3 Jarimah/Jinayah
Jarimah berasal dari bahasa Arab ( ) الـجــريـمـةyang mengandung arti delik atau
tindak pidana. Jarimah adalah perbuatan yang dilarang oleh syara' (syari'at) dan
pelakunya diancam oleh Allah SWT dengan hukuman hadd (ditentukan
hukumnya) dan ta'zir (pelanggaran yang jenis dan bentuk hukumannya tidak
ditentukan oleh syara', tetapi diserahkan kepada hakim/penguasa). Dalam istilah
lain disebut Jinayah ( ) الـجــنـايـةartinya juga sama, yaitu tindak kejahatan.
Yang dimaksud dengan larangan syara' ialah melakukan perbuatan yang dilarang
dan diancam hukuman oleh syara', atau meninggalkan perbuatan yang
diperintahkan oleh syara' dan diancam dengan hukuman bagi yang meninggalkan
perintah (Ensiklopedi Hukum Islam 3: 806)
Unsur-Unsur Jarimah
Ulama fikih mengemukakan beberapa unsur yang harus terdapat dalam suatu
tindak pidana sehingga perbuatan itu dapat dikategorikan dalam perbuatan
jarimah. Unsur-unsur dimaksud adalah sebagai berikut:
140
a. Ada nash yang melarang perbuatan tersebut dan ancaman hukuman
bagi pelakunya.
b. Tingkah laku yang membentuk perbuatan jarimah, baik perbuatan
yang melanggar larangan syara' (seperti mencuri) maupun tidak melakukan
perbuatan yang diperintahkan oleh syara' (seperti tidak melaksanakan shalat).
c. Pelaku jarimah, yakni seseorang yang telah mukallaf atau orang yang
telah bisa diminta pertanggungjawabannya secara hukum.
Pembagian Jarimah
Menurut ulama fikih, jarimah bisa dibagi kepada beberapa bagian berdasarkan
beberapa segi. Yakni segi berat ringannya, niatnya, cara mengerjakannya,
korbannya, dan dari segi tabi'atnya.
a. Dari segi berat ringannya, maka jarimah dibagi kepada tiga bentuk:
Pertama, Jarimah Hudud. Yakni segala tindak pidana yang telah ditentukan
bentuk, jumlah dan ukuran hukumannya dan ini merupakan hak Allah SWT.
Artinya bentuk, jumlah dan ukuran hukumannya telah ditentukan langsung
oleh Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qur`an dan al-Hadits.
Menurut kesepakatan ulama fikih ada tujuh macam jarimah hudud, yakni
zina, qazf (menuduh orang berbuat zina), pencurian, perampokan, minum-
minuman keras, murtad, dan pemberontakan.
Kedua, Jarimah Qishash/Diat. Ialah tindak pidana yang berkaitan dengan
pelanggaran terhadap jiwa atau anggota tubuh seseorang. Jika pelanggaran
terhadap jiwa dilakukan secara sengaja seperti membunuh atau
menghilangkan salah satu anggota tubuhnya, maka berlaku baginya qishash,
yakni dihukum yang setimpal (QS. Al-Baqarah/2: 178-179). Tetapi jika
pelanggaran dilakukan secara tidak sengaja, maka baginya dikenakan
diat/denda (QS. An-Nisaa/4:92).
b. Dari segi niat pelakunya. Jika dilihat dari segi niat pelakunya, maka
jarimah dibagi kepada dua, yaitu Jarimah Yang Disengaja dan Jarimah
Tidak Disengaja. Jarimah yang disengaja ialah secara nyata seseorang
melakukan tindak pidana dan ia mengetahui bahwa tindak pidana tersebut
dilarang (diharamkan) dan pelakunya diancam dengan hukuman. Sedangkan
jarimah yang tidak disengaja ialah seseorang yang melakukan tindak pidana
karena tidak disengaja atau tidak ada niat samasekali melakukan tindak
141
pidana tersebut (Ensiklopedi Hukum Islam 3: 808). Misalnya seorang polisi
berusaha menembak penjahat, tetapi nyasar mengenai warga dan wafat, atau
seseorang pekerja bangunan memasang batu di atas, tiba-tiba lepas menimpa
seseorang dibawah dan tewas. Perbuatan pidana tidak sengaja terkena
hukuman diat atau denda.
c. Dari segi cara melakukannya. Jika dilihat dari segi cara melakukannya,
maka jarimah terbagi menjadi dua, yaitu Jarimah al- Ijabiyah dan as-
Salabiyah. Jarimah al-ijabiyah ialah melakukan perbuatan yang dilarang,
seperti membunuh, merampok, memperkosa dan lain-lain. Sedangkan
jarimah as-salabiyah ialah tidak mau melaksanakan perintah, seperti seorang
hakim tidak mau memutuskan perkara yang sudah jelas perkaranya,
kengganan seorang saksi kunci untuk mengungkapkan kesaksiannya, tidak
mau membayar zakat dan lain-lain (Ensiklopedi Hukum Islam 3: 808-809).
d. Dari segi korban. Jika dilihat dari segi korban, jarimah ada dua, yaitu
Tindak Pidana Hak Perseorangan dan Tindak Pidana Hak Syara'. Tindak
pidana hak perseorangan ialah tindak pidana yang pensyari'atan hukumannya
untuk menjamin pribadi seseorang. Apabila tindak pidananya berupa
qisas/diat, maka korbannya atau ahli warisnya bisa menuntut hukum qisas
atau diat, atau berhak memaafkannya. Apabila tindak pidana hak
perseorangannya berupa ta'zir, maka pihak korban atau ahli warisnya juga
boleh memaafkan.
Adapun tindak pidana hak syara' ialah tindak pidana hudud yang secara syar'i
sudah ditentukan bentuk hukumannya. Tindak pidana hudud jika perkaranya
sudah di tangan hakim (pengadilan) maka wajib dilaksanakan dan tidak bisa
digugurkan. Seperti kasus pencurian, perzinaan, perampokan, minuman
keras, murtad dan lain-lain.
e. Dari segi tabi'atnya. Jika dilihat dari segi tabi'atnya, jarima juga dibagi
dua, yaitu tindak pidana biasa dan tindak pidana politik. Tindak pidana biasa
ialah tindak pidana yang tidak terkait dengan persoalan politik. Kebanyakan
tindak pidana yang terjadi adalah tindak pidana biasa. Sedangkan tindak
pidana politik ialah tindak pidana yang terkait dengan persoalan politik,
seperti tindakan makar untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, atau
pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Hukuman bagi tindakan
makar, adalah diputuskan hakim berdasarkan berat-ringannya perbuatan yang
dilakukannya, sedangkan hukuman bagi pemberontak adalah diperangi.
a. Pidana Hudud
1) Hadd Zina.
142
Hukuman bagi pelaku zina ada dua; yang pertama pelakunya adalah
masih perawan atau jejaka. Jika perawan atau jejaka melakukan zina,
maka hukuman baginya adalah didera 100 kali dera dan isolasi.
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT"
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman."(QS. An-Nuur/24: 2)
Yang kedua, jika yang melakukan seorang janda, duda atau telah
beristeri/bersuami (disebut muchshon) maka hukumannya dirajam sampai
mati. Hal ini di antaranya berdasarkan hadits yang disepakati
kebenarannya oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah saw
memerintahkan kepada para shahabat supaya melaksanakan hukum rajam
kepada pelaku zina muchshon.
2) Qazf (menuduh zina). Menuduh zina kepada orang baik, jika tidak bisa
mendatangkan empat orang saksi, hendaklah si penuduh itu didera
delapan puluh kali dera, dan tidak boleh lagi diterima kesaksiannya. Hal
ini berdasarkan firman Allah:
143
5) Hadd Murtad. Orang-orang yang murtad setelah masuk Islam, jika
jumlahnya besar dan melawan, maka mereka diperangi, sebagaimana
yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar. Tetapi jika yang murtad
perseorangan, maka ia dihukum mati. Sebagaimana sabda Nabi saw:
"Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia."(HR.
Bukhari dan Muslim).
b. Pidana Qishash/Diat.
"Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
144
memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. An-Nisaa/4:92)
c. Pidana Ta'zir.
Pdana ta'zir belum ditentukan jenis, bentuk dan jumlahnya oleh syara', oleh
karena itu diserahkan kepada hakim (pengadilan). Besar kecilnya hukuman
ta'zir disesuaikan dengan besar kecilnya kesalahan. Misalnya seseorang
mengkhianati amanah, hukumannya bisa diskorsing atau dipecat dari
pekerjaannya. Berkhalwat dengan perempuan yang bukan mahramnya,
pelakunya bisa didera. Perilaku korupsi, jika jumlahnya sangat besar, bisa
saja dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup. Demikian juga bagi
pidana ta'zir lainnya, hukumannya ditentukan oleh hakim/pengadilan
berdasarkan besar-kecilnya kesalahan.
3. Ekonomi Islam
Firman Allah:
"Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung."(QS. Al-Jum'ah/62:10)
145
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."(QS. At-
Taubah/9:105)
146
7) Tidak boleh menjual barang kepada orang lain yang sudah dibeli oleh
seseorang (al-Hadits)
8) Harus ada "saksi" atau bukti tertulis dalam transaksi/akad jual beli
(QS. 2:289).
9) Tidak boleh menjual sesuatu yang bersifat spekulatif atau tidak jelas
kepastian barangnya (al-Hadits).
10) Dibolehkan tawar menawar dan memilih dalam pembelian
selama masih belum berpisah antara keduanya (al-Hadits).
a. Zakat
b. Infaq
c. Sadaqah
d. Jizyah (pajak jaminan jiwa terhadap kafir zimmi/dilindungi)
e. Al-Kharaj (pajak tanah orang yang dikalahkan dalam peperangan)
f. Al-'Usyr (pajak perdagangan bagi pedagang kafir yang dilindungi.
g. Ghanimah (harta rampasan perang)
h. Al-Fa`i (harta rampasan perang yang didapat tanpa peperangan)
i. Dll.
(Supriadi, M.Ag. dkk., hal. 250-252)
4. Politik Islam
147
Dengan demikian politik Islam (as-Siyaasah al-Islamiyah) adalah kemahiran
dalam menghimpun kekuatan, meningkatkan kuantitas dan kualitas, mengawasi
serta menggunakannya untuk mencapai tujuan kekuasaan dalam Negara atau
institusi lainnya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh ajaran Islam. Kekuasaan
yang diraih pun semata-mata dalam rangka untuk menegakkan hukum-hukum
Allah di muka bumi.
Kepala Negara
Tugas pemimpin/kepala Negara adalah berat, karena baik buruknya Negara yang
dipimpinnya tergantung kepadanya dan dia bertanggung jawab kepada Allah.
Oleh karena itu seorang kepala Negara mestilah orang yang memiliki
kemampuan paling maksimal daripada yang lain.
148
Para ulama mensyaratkan bahwa seorang kepala Negara haruslah memiliki sifat-
sifat seperti Rasulullah atau mendekati sifat-sifat beliau. Yakni shiddiq,
fathanah, amanah dan tabligh.
Sistem Khilafah berlangsung cukup lama, yakni sejak tahun 11 H/632 M hingga
tahun 1923 M, atau dari pertengahan abad 7 M hingga awal abad ke 20 M.
Dalam system Khilafah juga berlaku dua system, yakni system
muasyawarah/syuraa dan system monarchi. Sistem syuraa berlangsung dari
Zaman Khalifah Abu Bakar 11-13 H/632-634 M hingga masa Khalifah 'Ali bin
Abi Thalib (35-40 H/656-661).
System monarchi berlangsung sejak Khalifah Mu'awiyah bin Abi Sofyan (661-
680 M) mengangkat Yazib bin Mu'awiyah sebagai putra Mahkota (calon
pengganti ayahnya). Kekuasaan monarchi mengalami beberapa pergantian, dari
Bani Umayah (661-750 M), Bani Abbas (750-1262 M) hingga masa Turki
Usmani (Ottoman) (1326-1922 M). Sistem Khilafah kemudian dihapus oleh
149
pemimpin Turki, Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1922 M dan kemudian pada
tahun 1923 M Mustafa Kemal mendirikan Rapublik Turki dengan menerapkan
system pemerintahan sekuler. Sejak itu dunia Islam kebanyakan menganut
system demokrasi, walaupun sebagian tetap menerapkan monarchi seperti Arab
Saudi, Maroko, Yordania dan beberapa Negara Islam lain.
Para ulama dulu dalam mensikapi system syuraa dan system monarchi terjadi dua
pendapat. Sebagian kecil berpendapat bahwa system syuraa lebih baik, tetapi
sebagian besar, termasuk Ibnu Taimiah berpendapat bahwa system monarchi
lebih baik karena pemerintahannya relative lebih stabil. Terlepas dari perbedaan
pandangan tersebut, walaupun system syuraa telah berubah menjadi system
monarchi, namun hukum yang diberlakukan dalam masa berlakunya dua system
tersebut adalah hukum Islam.
Oleh karena itu Islam sebenarnya bisa menerima system demokrasi dengan syarat
hukum Islam di berlakukan. Sebab tanpa pemberlakuan hukum Islam, tidak
mungkin keadilan bisa ditegakkan. Kita telah menyaksikan, sejak system
demokrasi diadopsi oleh sebagian Negara-negara Muslim, tidak menjamin
tegaknya keadilan dalam Negara-negara tersebut. Masalah korupsi, penindasan
dan kejahatan lain juga selalu menjadi masalah utama Negara yang terkadang
berakibat kepada pergolakan yang kemudian dapat berakhir pada kehancuran
sebuah rezim. Maka sesungguhnya syrai'at Islam adalah sebuah alternative yang
paling tepat untuk diterapkan dalam kehidupan demokrasi sekarang.
BAB VI
AKHLAK DAN TAKWA
I. Akhlak
1. Makna Akhlak.
Akhlak(q) adalah bentuk jamak (plural) dari kata khuluq, yang berarti perangai,
tabiat dan adat. Khulq berasal dari kata khalq yang berarti kejadian, buatan dan
ciptaan. Secara bahasa akhlak diartikan sebagai perangai, adat istiadat, tabiat
atau system perilaku yang dibuat.
150
Berdasarkan definisi tersebut maka cakupan akhlak cukup luas, yakni tidak
hanya perbuatan yang baik saja tetapi juga termasuk perbuatan yang buruk.
Oleh karena itu dalam Islam akhlak terbagi dua yaitu akhlak yang baik/terpuji
(al-akhlaaq al-mahmuudah) dan akhlak yang buruk/tercela (al-akhlaaq al-
madzmuumah).
2. Sumber Akhlak
Di dalam Islam untuk menguji akhlak itu baik atau buruk ukuran atau
rujukannya adalah al-Quran dan as-sunnah. Perbuatan apa saja yang
diperintahkan dan dianjurkan dalam al-Quran dan as-Sunnah adalah merupakan
akhlak yang baik. Perbuatan apa saja yang dilarang dalam al-Quran dan as-
Sunnah adalah termasuk akhlak yang tidak baik.
Berbeda dengan etika, ia juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang adat
istiadat atau perilaku manusia. Namun jika melihat dari asal kata etika, yakni
dari bahasa Yunani “ethos”, maka sumber rujukannya adalah pemikiran atau
filsafat, bukan wahyu. Dengan demikian maka penilaian di lapangan akan
berbeda. Suatu perbuatan dianggap baik menurut ilmu etika, belum tentu
dianggap baik menurut akhlak Islam. Sebaliknya suatu perbuatan dianggap baik
menurut akhlak Islam belum tentu dianggap baik menurut ilmu etika.
Akhlak dalam agama Islam bukan sekadar persoalan penilaian baik atau tidak
baik, terpuji atau tercela saja, tetapi memiliki tanggung jawab spiritual (Ilahiah).
Yakni manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya (QS.
51:56) dan untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi ini (QS. 2:30). Oleh
karena itu keberadaannya di muka bumi ini mengemban amanat Allah, yakni
membangun akhlak yang mulia. Dan atas amanat Allah tersebut manusia akan
dimintai pertanggungan jawabnya oleh Allah di akhirat nanti. Dengan demikian
membangun akhlak yang mulia merupakan kewajiban setiap muslim, dan setiap
kewajiban itu bernilai ibadah.
3. Keutamaan Akhlak
Yang dimaksud akhlak dalam hal ini adalah akhlak yang baik. Akhlak yang baik
(akhlakul karimah), memiliki banyak keutamaan, karena tidak akan keluar dari
seseorang yang memiliki akhlak mulia itu kecuali sikap dan perilaku yang baik,
terpuji dan banyak membawa manfaat.
151
perbuatan yang terpuji, maka persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
Tentang keutamaan akhlak, Rasulullah saw bersabda:
"Orang mu'min yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.
Dan sebaik-baik di antara kamu ialah yang paling baik kepada isterinya."(HR.
Turmuzi).
,مـا من شىء أثـقنل فى ميزان الـعـبـد المـؤمن يـوم القـــيامة مــن حـســـن الخـــلق
(ى )رواه الترمـذى ض الـفاحـش البـذ ل
وان اللـه بيبغـ ب
"Tiada suatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mu'min di hari kiamat,
selain daripada kebaikan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji
mulut dan kelakuan."(HR. Turmuzi)
Keagungan Nabi Muhammad saw tidak hanya disebut dalam al-Qur`an saja,
tetapi juga disaksikan oleh para shahabatnya. Mereka perhatikan akhlak Nabi,
mereka rekam jejak hidupnya, kemudian mereka ceritakan kepada para
pengikut mereka (para tabi'in), kemudian diceritakan kepada para pengikutnya
lagi hingga perjalanan beliau ditulis dalam bentuk hadis dan menjadi sumber
ajaran kedua dalam Islam.
Firman Allah:
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."(QS. Ali Imran/3: 31)
152
بـ باعـثــ ب
ت ال بتـ نممـنم مـ ننكاارنم الخآـــل ا
(ق )رواه أحـمـد
"Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Ahmad)
Antara akhlaq, tauhid dan syari'ah tidak bisa dipisahkan, masing-masing akan
hilang maknanya jika yang satu dengan yang lain dipisahkan. Ketiganya
merupakan satu kesatuan yang utuh. Tauhid yang baik akan membuahkan
syari'ah yang baik, dan syari'ah yang baik akan membuahkan akhlaq yang baik
pula. Demikian pula akhlaq yang baik karena buah dari syari'ah yang baik, dan
syari'ah yang baik karena buah dari tauhid yang baik pula.
Firman Allah:
Ruang lingkup akhlak dalam Islam ada tiga, yakni mencakup akhlak manusia
dengan Allah SWT, akhlak manusia dengan sesama manusia, dan akhlak
manusia dengan makhluk lain. Di antara tiga cakupan akhlak tersebut, maka
akhlak dengan Allah SWT merupakan akhlak yang paling pokok dan ukuran
bagi yang lain. Akhlak dengan Allah mencakup segala ketaatan kepada-Nya,
yakni taat menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-
Nya. Jika akhlak dengan Allah SWT baik, pasti akhlak dengan sesama manusia
dan dengan makhluk lainnya akan baik pula. Jika seseorang akhlaknya dengan
orang lain dan dengan alam lingkungannya tidak baik, maka akhlaknya dengan
Allah SWT sudah pasti belum baik.
153
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”(QS. Ali
Imran/3: 112).
3) Ikhlash.
5) Tadharru'
154
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas."(QS. Al-A'raaf/7:55)
(فمن لم يؤمن بالـقـدر خيره وشـره أحـرقـه اللــه بالنار )رواه ابن الوهاب
"Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar baik dan qadar
buruk, Allah pasti akan membakarnya dengan api neraka."(HR. Ibnu
Wahab).
9) Husnuzh-zhan
(ل يمـوتن أحـددكم ال وهـو مـحـسن باللــه الظـن )رواه مسـلم
"Janganlah mati salah seorang dari kalian kecuali dalam keadaan
bersangka baik kepada Allah."(HR. Muslim).
155
10) Tawakkal.
Menjaga kesucian diri. Baik kesucian batin maupun lahir. Suci batin
ialah bersih dari segala bentuk keyakinan yang musyrik, dari penyakit
dengki, buruk sangka dan penyakit hati lain. Bersih lahir ialah suci dari
hadas kecil dan besar.
2) Memelihara kerapihan.
156
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan."(QS. Al-Furqan/25:63).
157
"Orang mu'min yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik
akhlaknya. Dan sebaik-baik di antara kamu ialah yang paling baik
kepada isterinya."(HR. Turmuzi).
الرجـل راع وهو مسـؤول عن رعيتــه والمـــرأة راعيــة ف بيــت زوجـــها وهــى
(مسـؤولة عن رعيتها )رواه البخارى ومسلم
"Seorang suami adalah bertanggung jawab kepada keluarganya, dia
kelak akan dituntut atas tanggung jawabnya tersebut, seorang isteri
adalah bertanggung jawab di rumah suaminya, dia juga kelak akan
dituntut atas tanggung jawabnya tersebut."(HR. Bukhari dan Muslim)
158
5) Membangun silaturrahiim, baik kepada keluarga, tetangga
maupun kepada masyarakat luas
Firman Allah:
"…dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu."(QS. An-Nisaa/4:1)
3) Memberi hadiah.
159
"Jika engkau memasak gulai, maka banyakkanlah kuahnya serta
perhatikanlah tetanggamu, kemudian hadiahkanlah sebagian
daripadanya kepada tetanggamu dengan cara yang baik."(HR.
Muslim).
5) Menghormati guru.
6) Menjaga pergaulan.
Firman Allah:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".(QS. An-Nuur/24:30)
160
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung."(QS. An-Nuur/24:31)
Firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-
laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu
lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang
yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."(QS. Al-Hujurat/49:11-13)
واذا دعـــاك, اذا لـقـيـتــه فـســــلم عـلــيه:حـق المــســـلم عـــلى المــســـلم ســـت
واذا عـطـــس فـحــمــــد اللــــه, واذا اســتـنـصـحـــك فـانـصـــح لــه,فـأجــبـــه
( واذا مـات فـاتـبـعــه )زواه البخـارى, واذا مـرض فـعـده,فــشــمـتـه
161
"Kewajiban seorang muslim dengan muslim yang lain ada enam,
yaitu: apabila bertemu dengannya hendaklah mengucapkan salam,
apabila diundang maka penuhilah, apabila minta nasihat maka
nasihatilah, apabila bersin, lalu memuji Allah maka ucapkanlah
kepadanya – yarhamukallah - , apabila ia sakit maka jenguklah,
apabila ia meninggal dunia, antarkan jenazahnya ke kbubur" (HR.
Bukhari)
II. Takwa
Takwa berasal dari bahasa Arab (at-taqwa), asal kata takwa adalah
waqaa, yang berarti menjaga. Maka takwa berarti menjaga diri
dari azab Allah SWT dengan menjauhi tindakan maksiat dan
menjalankan segala tata aturan yang telah digariskan Allah SWT.
Tegasnya takwa adalah menjalankan segala perintah Allah SWT
dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Takwa adalah akhlak yang paling mulia dan paling luhur (QS.
49:13), ia merupakan buah dari pengabdian kepada Allah SWT,
162
buah dari aqidah dan syari’ah yang benar. Seseorang yang
akidahnya baik, akan melahirkan syari’ah yang baik, dan syari’ah
yang baik akan melahirkan akhlak yang baik pula, yaitu takwa.
Dan tidak akan keluar dari pribadi orang yang bertakwa kecuali
perbuatan yang mulia, sikap hati, perkataan dan tindakan yang
terpuji.
Jika takwa ini dilakukan oleh umat manusia maka akan baiklah
perbuatan manusia, jika perbuatan manusia baik di muka bumi
pastilah bumi ini akan damai. Bila penduduk suatu negeri beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT, pastilah Allah akan membukakan
untuk mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi
lantaran kemuliaan akhlak mereka.
1. Keutamaan Takwa
163
“...dan Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat
gandakan pahala baginya.”(QS. Ath-Thalaq/65:5)
2. Hakikat Takwa.
BAB VII
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Akal berasal dari bahasa Arab yaitu 'aqala ( ) عــقـــــلyang mengandung arti
ikatan/tautan budi (perasaan) dan pikiran (Supriadi dkk.: ). Seacara istilah akal
adalah daya yang terdapat dalam jiwa manusia yang berfungsi untuk berpikir,
memahami dan mengerti (Ensiklopedi Islam 1, hal. 98). Piranti kasar (hard
ware)nya adalah otak, sedang piranti halus (soft ware)nya adalah ruh. Daya akal
tersebut jika digunakan dengan sebaik-baiknya akan menghasilkan pengetahuan
yang bermanfaat.
164
akalnya agar tidak tersesat. Itulah sebabnya wahyu diturunkan kepada manusia
karena manusia mempunyai akal. Rasulullah saw bersabda:
(لداين لـمـــن ل عـــــقـــــل لـــــــــه )رواه الـبـخــارى
"Tidak ada Agama bagi orang yang tidak berakal."(HR. Bukhari).
Wahyu itu berisi petunjuk-petunjuk hidup bagi manusia serta berisi informasi-
informasi ilmu pengetahuan (pesan-pesan ilmiah) tentang apa yang ada di langit
dan di bumi serta apa yang ada di dalamnya.
Sangat jelas dalam Islam bahwa kedudukan akal sangat penting sebab dengan
akal itu manusia dapat memahami dan menerima wahyu serta menjadikannya
sebagai pedoman hidup. Dengan akal itu juga manusia mampu menggali rahasia
alam dan potensi-potensi yang ada di dalamnya serta memanfaatkannya untuk
kemaslahatan hidup.
Mengingat pentingnya ilmu dalam Islam, dan tanpa ilmu manusia pasti bodoh,
maka Islam menyuruh manusia supaya menuntut ilmu. Cukup banyak ayat-ayat
al-Qur`an, baik yang tersurat maupun tersirat yang menyuruh manusia supaya
menuntut ilmu pengetahuan. Di antaranya terdapat dalam surat al-'Alaq/96: 1-5)
yang berisi perintah membaca. Dalam surat al-Mujadilah/58 ayat 11 menegaskan
bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah
SWT. Surat al-Anbiyaa/21 ayat 11, Allah SWT menyuruh bertanya kepada
ahlinya jika tidak tahu. Kemudian hadits-hadits yang berkenaan dengan perintah
menuntut ilmu. Di antaranya adalah sabda beliau:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dan sesungguhnya semua makhluk
hingga ikan-ikan yang ada di laut selalu memohonkan ampunan (kepada Allah)
untuk orang yang menuntut ilmu." (HR. Abdil barr).
165
1. Karena tanpa ilmu manusia pasti bodoh dan akan mudah dibodohi oleh orang
lain.
Firman Allah :
"Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran."(QS. Az-Zumar/39: 9).
2. Dengan ilmu, manusia tidak akan tersesat hidupnya. Khususnya ilmu yang
berhubungan dengan petunjuk-petunjuk hidup yang bersumber dari al-Quran
dan al-Hadits.
Firman Allah:
"Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka'."(QS. Ali Imran/3: 191).
166
5. Dengan menguasai ilmu, manusia bisa mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
Rasulullah saw:
"Barangsiapa yang menghendaki (kebahagiaan) dunia maka hendaknya
menguasai ilmunya. Barangsiapa menghendaki (kebahagiaan) akhirat
maka hendaklah menguasai ilmunya. Dan barangsiapa yang menghendaki
(kebahagiaan) keduanya maka hendaknya menguasai kedua ilmunya."
Firman Allah:
"Hai jama'ah (golongan) jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintas) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah, kamu tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan."(QS. Ar-Rahman/55: 33).
7. Ilmu itu warisan Nabi Muhammad saw dan warisan para nabi sebelum beliau.
167
Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya lagi: "Apa
alasan anda? Jawab 'Ali: "Karena ilmu itu pusaka para nabi, sedangkan
harta pusaka Qarun, Fir'aun, Sadad dan lain-lain."
Orang kedua bertanya lagi: "Wahai 'Ali, lebih utama mana antara ilmu dan
harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya lagi:
"Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Karena ilmu itu menjagamu, sedangkan
harta malah engkau yang menjaganya."
Orang ketiga bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya
lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Harta itu jika engkau tasarrufkan
(berikan) menjadi berkurang, sebaliknya ilmu itu jika engkau tasarrufkan
malahan bertambah."
Orang keempat bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya
lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Karena pemilik harta (sering)
disebut dengan nama bakhil dan buruk, sedangkan pemilik ilmu sering
disebut dengan keagungan dan kemuliaan."
Orang kelima bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu dan
harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya lagi:
"Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Pemilik harta itu musuhnya banyak,
sedang pemilik ilmu temannya banyak."
Orang keenam bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya
lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Harta harus dijaga dari pencuri,
sedang ilmu tidak perlu."
Orang ketujuh bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya
lagi: "apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Pemilik harta di akhirat nanti akan
dihisab, sedang pemilik ilmu akan mendapat syafaat."
Orang kedelapan bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab ‘Ali: “Lebih utama ilmu daripada harta.” Ia
bertanya lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Harta akan hancur
berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tidak akan rusak dan
musnah walau ditimbun zaman."
Orang kesembilan bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama ddaripada harta." Ia bertanya
lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Harta membuat hati seseorang
menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya."
168
Orang kesepuluh bertanya lagi: "Wahai 'Ali lebih utama mana antara ilmu
dengan harta?" Jawab 'Ali: "Ilmu lebih utama daripada harta." Ia bertanya
lagi: "Apa alasan anda?" Jawab 'Ali: "Pemilik harta bisa mengaku menjadi
Tuhan karena harta yang dimilikinya, sedang pemilik ilmu justeru mengaku
sebagai hamba Allah karena ilmunya."
Demikian jawab 'Ali kepada para penanya yang ingin menjajaki kedalaman
ilmunya. Tanya Jawab ini juga menunjukkan betapa ilmu itu jauh lebih
utama daripada harta. Oleh karenanya kuasailah ilmu pengetahuan seluas
mungkin baik ilmu yang berhubungan dengan urusan ukhrawi maupun
duniawi. Sebab dengan menguasai ilmu-ilmu tersebut insya Allah kita akan
memperoleh kebahagaiaan di dunia dan akhirat.
Di akhir kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib, banyak disibukkan dengan perang
saudara dan penumpasan terhadap kaum pemberontak. Dalam situasi kacau
seperti ini Khalifah Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh kaum Khawarij (pembelot).
Kekhalifahan kemudian dilanjutkan oleh rival Ali bin Abi Thalib sendiri, yaitu
Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Khalifah Mu'awiyah secara berani melakukan
perubahan system suksesi, dari sistem musyawarah menjadi system monarchi
(turun-temurun). Masa kekuasaan keturunan Mu'awiyah kemudian dikenal
dengan dinasti Bani Umayah. Dinasti bani Umayah berkuasa kurang lebih satu
abad, selanjutnya dipegang oleh Bani Abbas, berkuasa kurang lebih enam abad,
dan kemudian dilanjutkan lagi oleh Turki Usmani (Ottoman) yang juga berkuasa
kurang lebih enam abad lamanya.
Masa kepemimpinan Nabi Muhammad saw dan masa empat Khalifah adalah
masa paling ideal, masa dimana al-Qur`an dan sunnah Rasulullah saw diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara, sehingga negeri-negeri yang
berada dibawah kekuasaan Islam benar-benar mencapai kehidupan yang aman
dan damai. Masa itu oleh Sayyid Qutub dalam bukunya yang berjudul "Ma'alim
fi ath-Thariiq" diistilahkan sebagai Generasi Qur'ani.
169
Masa Bani Umayah adalah masa perluasan kekuasaan Islam kedua setelah
terhenti pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, masa Islamisasi dan Arabisasi.
Pada masa ini Islam berkembang begitu cepat sehingga hampir seluruh negeri-
negeri yang berada di bawah kekuasaan Islam yang terbentang dari Maghribi
(Afrika Utara) hingga ke India (Asia Selatan) menjadi negeri Muslim dan juga
sebagain besar negeri-negeri tersebut menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
sehari-hari.
Pada masa kekhalifahan Bani Abbas, kekuasaan Islam sudah demikian luas
sehingga pengembangan tidak lagi terfokus pada perluasan wilayyah, melainkan
terfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjaga
keutuhan wilayah. Maka pada masa Bani Abbas, terutama pada masa khalifah
Harun al-Rasyid (786-809 M) dan Khalifah al-Ma'mun (813-833 M) terjadi
pengembangan ilmu pengetahuan secara besar-besaran, baik yang berkenaan
dengan ilmu Agama maupun ilmu umum. Buku-buku Yunani pada masa itu
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, sehingga para pemikir Arab mampu
mempelajari ilmu pengetahuan Yunani serta mampu mengembangkannya secara
lebih luas.
Para ilmuwan Muslim yang sangat berpengaruh di dunia pada masanya antara
lain:
Di Abad ke 9 Masehi:
1. Jabir ibnu Hayyan, bapak ilmu kimia, pendiri laboratorium.
2. Al-Khawarizmi, ahli matematika pertama di dunia Islam.
3. Al-Kindi, filosuf, pelopor dan pengembang ilmu pengetahuan.
4. Abu Kamil Syuja', ahli aljabar Muslim tertua.
5. Ibnu Maskawaih, dokter spesialis diet, filosuf moral (akhlak).
170
6. Al-Farghani, ahli astronomi yang karya-karyanya banyak
diterjemahkan ke bahasa asing.
7. Tsabit bin Qurrah, ahli geometri terbesar yang membahas waktu
matahari.
8. Al-Battani, astronom yang melakukan observasi gemilang.
9. Zakariya al-Razi, dokter penemu cacar dan darah tinggi.
Di Abad ke 10 Masehi:
1. Abu Qasim al-Zahrawi, ahli bedah Muslim dan pencipta alat bedah
yang reputasinya melebihi Galen dan hippocrates.
2. Al-Farabi, komentator Aristoteles yang cerdas sejak kecil.
3. Al-Mas'udi, sejarawan dan Pengembara.
4. Ibnu Amajur, Astronom pencatat perjalanan bulan.
5. Ibnu Rusta, Astronom yang teorinya berlandaskan al-Qur`an.
6. Abu Dulaf, Penyair yang ahli logam.
7. Ibnu Juljul, Penulis Biografi dan Ahli Kedokteran.
8. Al-Khazin, Ahli Matematika yang memecahkan soal-soal Archimides.
9. Abu Wafa`, Astronom dan Matematikawan yang mengembangkan
Trigonometri.
10. Al-Khawarizmi, Penulis Ensiklopedi pelbagai disiplin ilmu.
Di Abad ke 11:
1. Ibnu al-Haytsam, Ahli fisika yang disegani Bacon, da Vinci dan
Keppler.
2. Ibnu Hindu, Sang Penair dan Dokter.
3. Al-Karkhi, Penulis paling orisinil di bidang Aritmatika.
4. Ibu Iraq, Guru al-Biruni yang ahli astronomi dan Matematika.
5. Al-Biruni, Eksperimentalis berpengetahuan lengkap, jujur dan
obyektif.
6. Ibnu Sina, "Raja Dirajanya" Dokter, Penemu macam-macam ilmu.
7. Ibnu Yunus, Penemu Pendulum 600 tahun sebelum Galileo Galilei.
8. Ibnu Jazzar, Dokter yang mengarang buku "Obat-Obat untuk Kaum
Fakir"
9. Ibnu Wafid, Ahli Farmakologi yang menyelidiki obat bius.
10. Ibnu Saffar, Ahli sejumlah tabel Astronomis.
11. Abu Ubeyd al-Bakri, Ahli Ilmu Bumi terbesar abad 11.
Di Abad 12 :
171
6. Jabir bin Aflah, Astronom Pembangun Observatorium Pertama.
7. Ibnu Ghalib, Ahli Geografi dan Sejarah, dan yang menulis sejarah
Sepanyol.
8. Abu Khayr, Ilmuwan Ahli tumbuh-tumbuhan.
9. Ibnu Rusyd, Perintis Ilmu Kedokteran Umum.
Di Abad 13:
Masih banyak lagi para ilmuwan Muslim ternama dan sangat berpengaruh di
dunia pada masa kejayaan Islam yang tidak penulis sebutkan dalam buku ini,
tetapi bisa dibaca pada buku-buku sejarah Ilmuwan Muslim, antara lain buku
"Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah", karya M. Natsir Arsyad, penerbit Mizan,
Bandung, buku "Sain dan Peradaban dalam Islam", karya Seyyed Hossein Nasr,
penerbit Pustaka, Bandung. Sebagian Ilmuwan Muslim berpengaruh di dunia ini
penulis sebutkan di sini untuk menunjukkan begitu besar pengaruh peradaban
Islam di dunia pada zamannya.
Pada masa kejayaan Islam, tidak ada satu pun bangsa lain yang memiliki
kemajuan yang dicapai oleh umat Islam. Bahkan bangsa Eropa pada masa itu,
sebagaimana yang dikatakan oleh Christopher Dawson dalam buku The Making
of Europe, ha. 151-152) tengah mengalami masa kegelapan, atau sebagaimana
dikatakan H.Mc Neill dalam Rise of the West, Mentor Books 1965, hal. 502,
tengah mengalami masa surut yang rendah.
Pada abad XI bangsa Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yang
tinggi di Timur. Kemudian melalui Spanyol, Sicilia dan melalui Perang Sabil
(Salib) peradaban itu sedikit demi sedikit dibawa ke Eropa. Sejak itu Eropa mulai
kenal pada rumah-rumah sakit, pemandian-pemandian umum, pemakaian burung
dara untuk mengirim informasi militer. Mereka mulai kenal bahan-bahan makan
Timur seperti beras (rice, rijst), jeruk (lemon=al-laimun, gula (sugar, sucre,
suiker=as-sukkar) dan sebagainya. Demikian juga mereka mulai kenal hasil-hasil
tenunan Timur seperti kain muslin (berasal dari Mosul), kain baldaclin (berasal
172
dari Baghdad), kain damask (berasal dari Damaskus), mulai kenal permadani,
gelas dan sebagainya (Harun Nasution, hal: 74).
Eropa mulai mengenal filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani setelah buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat karangan para intelektual dan para filosof Islam
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa pada abad XII. Pada waktu belum
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa, mereka sudah tidak mengenal lagi falsafat
dan ilmu pengetahuan Yunani. Dari pemikiran para intelektual dan para filosof
Islam periode klasik inilah orang Barat belajar berfikir secara obyektif dan
menurut logika, dan belajar berdada lapang di ketika Eropa diselubungi suasana
pemikiran sempit, tidak adanya toleransi terhadap kaum minoritas, dan oleh
suasana penindasan terhadap pikiran mereka. Hal inilah yang menurut keterangan
Rom Landau menjadi bimbingan bagi renaissance Eropa yang kemudian
membawa pada kemajuan dan peradaban Barat (Harun Nasution: 74).
Maka tidak heran jika Lebanon mengatakan "orang Arablah yang menyebabkan
kita mempunyai peradaban, karena mereka adalah imam kita selama enam abad."
Hal ini juga diakui oleh pemikir barat, Rom Landau. Demikian pula Jacques C.
Rislar juga berkata bahwa ilmu pengetahuan dan teknik Islam amat dalam
mempengaruhi kebudayaan Islam (Harun Nasution:74-75).
Klafisikasi ilmu dalam Islam, ditinjau dari sumbernya, telah dirumuskan pada
seminar internasional Pendidikan Islam di Makkah tahun 1997. Menurut seminar
tersebut ilmu jika ditinjau dari sumbernya terbagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu:
173
( Drs. Supriadi M.Ag. dkk, hal. 234)
1. Ilmu Teoritis ()عـلـم نـظـ رى, adalah ilmu yang diketahui sebagaimana
adanya.
2. Ilmu praktis ( عـلم عـمـلى/ ) عـلـم حـال, adalah tindakan-tindakan manusia
yang bertujuan mencari aktifitas kondusif manusia untuk kesejahteraannya di
dunia dan di akhirat. (Toto Suryana dkk, hal. 218)
Di antara klasifikasi ilmu tersebut di atas, maka yang paling menonjol adalah
ilmu religious dan ilmu intelektual ( ilmu abadi dan ilmu yang dicari) serta ilmu
yang bersifat fardhu 'ain dan fardhu kifayah.
Ilmu religious terdiri dari ilmu tentang prinsip-prinsip dasar Islam, seperti ilmu
tauhid, ilmu syari'at (hukum) Islam, ilmu akhlak dan lain-lain, serta ilmu-ilmu
cabang (furu') di dalam Islam, serta
Daftar Pustaka
1. Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987
2. Abdullah bin Jarullah, Risalah Ramadhan, Penerbit: As-Safwa, Jakarta
Selatan.
3. Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Syaikh., Fathul Majid, PPenerbit:
Pustaka Azzam, Jakarta, 2002, Cet. 2.
174
4. As-Sayyid as-Sabiq, Fiqhussunnah, Penerbit: Bairut, Libanon (Fiqih
Sunnah terjemahan, Penerbit: PT. Al-Ma'arif, Bandung).
5. Bahaudin Mudhary, K.H., Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Penerbit:
Kiblat Centre, 1984, Cet. 3
6. Catur Shiherwanto B.Sc., (Hons.), M.Si., (Pengantar), Bacalah dengan
Nama Tuhanmu yang Menciptakan, PT. Nada Cipta Raya, Jakarta, 2002
7. Ensiklopedi Islam, Penerbit: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta,
1994, Cet. 3
8. Ensiklopedi Hukum Islam, Penerbit: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
Jakarta. 2000, Cet.4
9. Hamka, Prof., Dr., Tafsir Al-Azhar, Penerbit: PT. Panjimas, 1993, Cet.
3
10. Hamzah Ya’qub, Dr.,H., Etika Islam, Penerbit: CV. DIPONEGORO,
Bandung, 1983, Cet.2
11. Hasbi Ash-Shiddieqy, T.M., Pedoman Puasa, Penerbit: Bulan Bintang,
Jakarta, 1990, Cet. 12
12. Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Penerbit UI-
Press, Jakarta, 1984, Jilid I.
13. Harun Yahya, Penciptaan Alam Raya (terj), Penerbit: Dzikra,
Bamdung, 2003
14. Harun Yahya, Mengenal Allah Lewat Akal (terj.), Penerbit: Robbani
Press, Jakarta, 2002, Cet. Ke-1
15. Harun Yahya, Keajaiban Al-Qur`an (terj.), Penerbit: ARKAN,
Bandung, 2008, Cet. Ke- 1
16. Hasbi Ash-Shiddiqy, T.M., Pedoman Shalat, Penerbit: Bulan Bintang,
Jakarta, 1990, Cet. 18
17. Hasbi Ash-Shiddiqy, Tengku Muhammad, Kriteria Sunnah & Bid’ah,
Penerbit: Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1998, Cet. Pertama, Edisi Kedua.
18. Hasan Al-Banna, Asy-Syaikh, Do’a-Do’a Rasulullah (terj), Penerbit:
PT. ANDALAS, Surabaya, 1985.
19. Majalah Amanah, Orientalis Masih Terus Memojokkan Islam, No. 41,
Agustus 2003.
20. Manna’ Khalil Al-Qaththaan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran (terj),
Penerbit: PT. Litera Antar Nusa, Jakarta, 1996, Cet.3
21. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern (terj), Penerbit:
Bulan Bintang, Jakarta, 1978, Cet.7
22. Muhammad At-Tamimi, Syeikh., Kitab Tauhid, Penerbit: Darul Haq,
Jakarta, 2005, Cet. XII
23. Permadi Alibasyah, Ir., Bahan Renungan Kalbu, Penerbit: Yayasan
Mutiara Tauhid, Jakarta, 2001, Cet. 4.
24. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Penerbit: Mizan, Bandung,
1993, Cet.2
25. Shafie Akrabi, M.A., HM. Drs., dkk., (Tim Penulis) Pendidikan
Agama Islam, Penerbit: Gunung Persagi, Bandar Lampung’ 2006/1427, Cet.2
26. Supriadi, dkk., Pendidikan Agama Islam, Penerbit: Grafika Karya
utama, Jakarta, 2001, Cet.2
175
27. Toto Suryana AF (ed), Pendidikan Agama Islam, Penerbit: Tiga
Mutiara, Bandung, 1997.
28. Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam, Penerbit: Pustaka
Taqwa, Bogor, Jawa Barat, 2006, Cet. 2
176