Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENGENAL ALAM SEMESTA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen : Bpk. Dede Ropik Yunus,LC.,M.Ag.

Disusun Oleh :

Denna Mochamad Alief (A10190046)


Alma Maulida Nabil (A10190058)
Vanny Nurfitriyani Gunawan (A10190059)
Hesti Ernawati (A10190067)

KELAS B
JURUSAN MANAJEMEN S-1
SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) EKUITAS
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang diberikan kepada penyusun sehingga Makalah Pendidikan
Agama Islam Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa, penulis ucapkan
terimakasih atas dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun untik
membantu didalam mengetahui Pendidikan Islam yang secara khusus menjelaskan
tentang “Mengenal Alam Semesta beserta Isinya”.
Setelah mempelajari Makalah ini, anda akan mengetahui apa yang di
maksud alam semesta dan apa saja yang ada di dalam alam semesta ini. dengan
demikian anda akan mengetahui Peranan penting manusia dialam semsesta ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang
senantiasa mendukung dan memberikan kritik dan sarannya yang bisa
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

Penyusun,

22 Februari 2020

i
DAFTAR ISI
 
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I pendahuluan
1.1 Alam semesta.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Awal Kejadian Alam Semesta........................................................................2


B. Meluasnya Alam Semesta...............................................................................3
C. Teori Ledakan Dahsyat (Big-bang)................................................................4
D. Radiasi Latar Kosmos....................................................................................7
E. Keseimbangan Angkasa.................................................................................9
F. Penciptaan Zat..............................................................................................10
G. Pasca Ledakan Dahsyat................................................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alam Semsesta


Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang
tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang
angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan
adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan
sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para ilmuan (sainitis)
untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori. Namun teori yang
berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tak
terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu
merupakan suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi
(zat). Dengan berakar pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya materialisme
ini dii abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme
dialektis karl marx. Meskipun demikian, masih saja ada sainitis diabad modern yang
mendukungnya. Di antaranya Stephen Hawking, seseorang ilmuwanyang kepintaranya
disejajarkan dengan Albert Einstein, dia berkata bahwa tidak ada tempat untuk tuhan
bagi teori penciptaan alam semesta (there is no for God in theories on the creation of
the Universe). Menurutnya ada hukum gravitasi yang bisa diciptakan sendiri oleh alam
dari ketiadaan.
Tetapi Stephen Hawking sendiri tidak menjelaskan siapa yang menggerakan alam itu
sendiri kepada terbentuknya suatu hukum seperti gravitasi yang kemudian menjadi
sebab terbentuknya alam semsesta. Demikianlah hasil pemikiran (sainitis) yang hanya
menggunakan kekuatan (daya) pikiran saja, sehingga tidak mampu menjangkau alam
diluar materi (alam ghaib) yang bisa dijangkau oleh kekuatan rasa (keyakinan).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Kejadian Alam Semesta

Sudah berjuta-juta tahun alam semesta ini dihuni oleh manusia, namun sedikit sekali
di antara mereka yang memikirkan tentang bagaimana alam semesta ini berasal, kemana
bergeraknya,dan bagaimana hukum-hukumnya dalam mempertahankan keteraturan dan
keseimbangannya. Hal ini selalu menjadi topik pembahasan yang menarik di kalangan
para ilmuwan, baik dilihat dari sisi ilmu pengetahuan ataupun dilihat dari sisi agama.
Dilihat dari sisi ilmu peengetahuan, para ilmuwan telah membahasnya dengan
tiada henti, dab telah menghasilkan beberapa teori. Teori yang berlaku sampai awal
abad ke-20 adalah, bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada
tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini yang disebut
model alam statis alam semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir.
Mengacu keepada filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya pencipta
dengan berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan,
stabil, dan tidak berubah. Materialisme ialah sistem pemikiran yang menganggap bahwa
zat itu merupakan suatu makhluk yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali
keberadaan zat. Dengan berakhir pada filsafat Yunani kuno dan semakin diterimanya
materialismee ini di abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk
materialisme dialektis Karl Max.
Model alam semesta abad ke-19 menyiapkan landasan bagi filsafat materialis.
George Politzer, dalam bukunya yang berjudul “Principes Fondamentaux de
Philoshpie”, menyatakan berdasarkan modele alam semesta statis bahwa “alam semesta
pasti diciptakan”. Politzer berkata pula, “kalau begitu, alam semesta pasti diciptakan
sekaligus oleh Tuhan dan dijadikan dari ketiadaan. Untuk menghasilakn ciptaan, di
tempat peertama, penciptanya harus menghasilkan keberadaan tersebut pada waktu alam
semesta tidak ada dan bahwa seegala sesuatu muncul dari ketiadaan. Inilah yang tidak
dapat dijelaskan oleeh ilmu pengetahuan.”

2
Kini, awal abad ke-21, dangan eksperimen,observasi,dan perhitungan, fisika
modern telah nenbuktikan bahwaalam semesta memiliki suatu awal dan diciptakan dari
ketiadaan melalui ledakan dahsyat. Alam semesta memiliki suatu awal. Ini berarti
kosmos bukan dihasilkan dari suatau yang tidak ada, melainkan diciptakan. Jika ciptaan
itu ada (yang sebelumnya tidak ada), tentu saja ada pencipta alam semesta. Ada dari
tiada ialah suatu yang tidak dapat dipahami oleh banyak manusia (manusia tidak dapat
memeahaminya karena tidak meengalaminya), karena itu, ada dari tiada itu sama sekali
bukan pengumpulan objeke-obek untuk membenetuk objek baru sekaligus (seperti
karya seni atau penemuan teknologi). Alam semesta sendiri merupakan ayat Allah yang
mencptakan segalanya sekali jadi dan dalam suatu peristiwa saja dalam satu peristiwa
saja dengan sempurna, kareena benda-benda yang diciptakan itu sebelumnya tidak
memiliki contoh dan bahkan tidak ada waktu dan ruang untuk menciptakannya.

B. Meluasnya Alam Semeesta


Di tahun 1929, di Observatorium Californis Mount Wilson,Astronom
berkeebangsaan Amerika Edwin Hubllee menghadirkan salah satu peneemuan terebesar
dalam seejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa,
ia mendapati cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi
merah dan pereubahan ini lebih memeperjelas bahwa itu merupakan bintang-bintang
yang menejauh dari bumi. Lama sebelumnya, Hubllee menemukan penemuan lain yang
sangat penting, yaitu bahwa bintang dan galaksi bergerak menjauh bukan hanya dari
kita, tetapi juga menjauh di antara mereka. Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik
dari suatu alam semesta dimana semua bintang dan galaksi saling menjauh adalah
bahwa alam semesta “bertambah luas” secara tetap.
Alam semesta yang bertambah luas ini meneunjukan bahwa ketika alam semesta
dapat bergerak mundur dalam hal waktu, maka terbukti bahwa alam semesta berasal
dari “titik tunggal”. Perehitungan meneunjukan bahwa titik tunggal ini, yang
menegandung penegeretian semua zat atau materi ayang ada di alam semesta,
mempunyai “volume nol” dan “kerapatan yang tak terbatas”. Alam semesta terejadi
karena adanya ledakan dari titik tunggal yang bervolume nol ini. Leedakkan yang luar
biasa dahsyatnya yang disebut ledakan Dahsyat (Big Bang) ini menandai dimulainya
alam semesta.

3
“Volme nol” merupakan satuan teeoritis yang digunakan untuk tujuan pemeaparan.
Ilmu peengeetahuan dapat meneetapkan konseep ketidakadaan, yang berada diluar
jangkauan batas-batas pemeahaman manusia, dengan hanya meengungkapkannya
sebagai suatu titik yang beervolume enol. Alam semesta muncul dari ketidakadaan.
Dengan kata lain,alam semesta itu diciptakan.
Teori ledakan dahsyat itu meenunjukan bahwa pada awalnya, semua objeke di alam
semesta merupakan satu bagian dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini yang
ditunjukan dengan teori ledakan dahsyat,dinyatakan dalam Al-Quran pada empat belas
abad yang lalu,ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang
alam semesta:
“Dan, apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air, kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada
juga beriman?” (Q.S. Al-Anbiyaa,21:30)
Meluasnya alam semesta itu merupakan salah satu bukti erpenting bahwa alam
semesta diciptakan dari ketidakadaan. Meskipun kenyataan ini tidak ditemukan oleh
ilmu pengetahuan sampai abad ke-20, Allah telah menjelaskan kepada kita kenyataan
ini dalam Al-Quran pada 1.400 tahun silam:
“Dan, langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-
benar meluaskannya”. (Q.S. Al-Dzariyat, 51:47)

C. Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang)


Dalam teori ini, awal mula alam semesta ini berbentuk satu massa yang besar
(nebula primer). Kemudian terjadilah dentuman besar atau ledakan pemisah sekunder
(Bing Bang) yang mengakibatkan pembentukan galaksi yang terbagi dalam planet,
matahari, bulan dan lainnya.
Teori Big Bang memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat tentang
penciptaan alam semesta. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1927. Orang yang pertama
kali memperkenalkan teori Big Bang adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Roma
Belgia, meski ia menyebutnya sebagai hipotesis atom purba.
Kerangka model teori Big Bang bergantung pada teori Relativitas Umum Albert
Einstein dan beberapa perkiraan sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang.
Persamaan yang mendeksripsikan teori Ledakan Dahsyat dirumuskan oleh Alexander
Friedmann.
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya
satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi

4
diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta yang sekarang dengan cara pemisahan satu dengan yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa jika alam semesta terbentuk melalui ledakan raksasa, maka sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi itu
juga harus tersebar merata di semua penjuru alam semesta.
Bukti yang “seharusnya ada” itu pada akhirnya memang ditemukan. Pada tahun
1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang
itu tanpa sengaja. Radiasi tersebut, yang dinamakan radiasi latar kosmis, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa, dan
diketahui sebagai sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi Nobel untuk penemuan mereka.

Bukti ilmiah adanya ledakan besar sesuai teori Big Bang ini juga telah dipaparkan
oleh NASA.  Pada 1989, George Smoot bersama Tim NASA meluncurkan satelit untuk
meneliti asal mula alam semesta. Lewat instrumen sensitif yang disebut COBE (Cosmic
Background Emission Explorer), penelitian itu mengungkapkan bahwa terdapat sisa-
sisa ledakan besar alam semesta.
Dari hasil penelitian itu, sebagian besar ilmuwan mulai percaya teori Big Bang.
Bukti lain kebenaran teori Big Bang adalah berhasil ditemukannya jumlah relatif
hidrogen dan helium di alam semesta. Hasil penelitian yang dilakukan mengungkap
bahwa campuran unsur hidrogen dan helium di alam semesta sesuai perhitungan teoritis
jika terjadi ledakan besar.
Sebelumnya, pada tahun 1925, Edwin Hubble mempersembahkan bukti
pengamatannya bahwa semua galaksi bergerak saling menjauhi satu sama lain. Temuan
astronom Amerika Serikat bahwa alam semesta mengembang itu sekaligus menegaskan
kebenaran teori big bang.
Teori big bang menyebutkan bahwa dulunya alam semesta merupakan massa besar
dan kemudian terpisah oleh sebuah ledakan besar. Konsekuensi dari teori ini,
semestinya galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi. Itulah yang kemudian ditemukan
oleh Edwin Hubble.
Dari berbagai fakta ilmiah, akhirnya teori Big Bang mendapatkan persetujuan dunia
ilmiah. Dalam sebuah artikel yang dimuat pada Oktober 2014, Scientific American
menuliskan bahwa teori Big Bang adalah satu-satunya teori yang dapat menjelaskan
asal mula alam semesta.
Penjelasan Alquran tentang Big Bang
Jauh sebelum teori Big Bang ini ada, Alquran sudah menyebutkan tentang awal
penciptaan alam semesta. Padahal ketika itu, tidak ada teleskop untuk mengamati luar
angkasa. Ilmu astronomi pun belum berkembang seperti saat ini.

5
Dalam Alquran Surat Al Anbiya’ ayat 30, Allah SWT berfirman:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya
dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air. maka mengapa mereka tidak juga beriman?”
Kata ratq dalam ayat tersebut diartikan sebagai suatu yang padu digunakan
untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan Kami
pisahkan antara keduanya adalah terjemahan kata Arab fataqa, dan bermakna bahwa
sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur
dari ratq.
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat fatq.
Keduanya lalu terpisah (fataqa) satu sama lain. Segala sesuatu, termasuk langit dan
bumi yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih
berada pada keadaan ratq ini.
Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi
yang dikandungnya untuk fataqa (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut,
bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Lalu ada kalimat “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Kita
mengetahui bahwa segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti
mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya
kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran
ayat Alquran.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
Selanjutnya dalam Alquran Surat az-Zariyat [51]:47) Allah SWT. "Dan langit
itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya."
Kata langit di sini digunakan dengan arti alam semesta. Alquran menyebutkan
bahwa alam semesta mengalami perluasan atau mengembang. Inilah yang kesimpulan
yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Sebelumnya, pandangan yang umum diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah


bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan.
Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi
modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan
ia terus-menerus mengembang.
Dr. Zakir Naik dalam bukunya Miracles of Al Quran and As Sunnah
mengatakan, kesesuaian yang harmoni antara Alquran dan teori Big Bang adalah suatu
hal yang tidak dapat dielakkan. “Sungguh menakjubkan! Bagaimana mungkin sebuah
kitab yang muncul di padang pasir Arab 1.400 tahun silam mengandung kebenaran
ilmiah yang mendalam”
Kemudian Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time
menyebutkan bahwa penemuan fakta ilmiah alam semesta senantiasa berkembang

6
adalah sebuah revolusi intelektual abad ke-20. Alquran menyebutkan fakta ilmiah ini
jauh sebelum manusia belajar membuat sebuah teleskop.
Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa penemuan fakta astronomi dalam
Alquran bukanlah sesuatu yang mengherankan karena orang Arab dikenal maju dalam
bidang astronomi. Pengakuan mereka jika orang Arab unggul dalam astronomi memang
benar, tapi Al Quran mengungkapkan fakta ilmiah ini berabad-abad sebelum orang Arab
unggul dalam astronomi.

D. Radiasi Latar Kosmos


Di tahun 1965, dua peneliti, Arno Penzias dan Robert Wilson, secara kebetulan
menemukan gelombang-gelombang ini. Radiasi ini, yang disebut ‗radiasi kosmos‘,
tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu, tetapi merembesi seluruh ruang
angkasa. Jadi, panas gelombang yang diradiasikan secara merata dari sekeliling ruang
angkasa itu tertinggal sisanya dari tahap awal Ledakan Dahsyat. Penzias dan Wilson
mendapat penghargaan Nobel atas penemuan ini.

Di tahun 1989, NASA mengirim Satelit Cosmic Background Explorer (COBE)


ke ruang angkasa untuk meneliti radiasi latar kosmos. Hanya membutuhkan delapan
menit, scanner-scanner salelit ini menguatkan pengukuran dari Penzias dan Wilson.
COBE telah menemukan sisa dari Ledakan Dahsyat yang terjadi pada awal-mula alam
semesta. Karena dianggap sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
kesimpulan ini secara eksplisit membuktikan teori Ledakan Dahsyat. Dari ruang
angkasa dikirim temuan dari satelit COBE 2 setelah satelit COBE menjelaskan
perhitungannya dengan cermat berdasarkan teori Ledakan Dahsyat itu.  Sebuah bukti
lain yang penting untuk Ledakan Dahsyat itu ialah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam hitungan terakhir, konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai
dengan perhitungan konsentrasi hidrogen-helium yang merupakan sisa dari Ledakan
Dahsyat itu.

Jika alam semesta tidak mempunyai permulaan dan jika alam semesta ada
karena keabadian ada, maka unsur hidrogennya sepenuhnya telah digunakan dan diubah
ke helium. Semua bukti ini menyebabkan teori Ledakan Dahsyat diterima oleh para
ilmuwan. Model ledakan dahsyat itu merupakan bagian terakhir yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan berkenaan dengan terbentuknya dan dimulainya alam semesta. Dengan
mempertahankan teori keadaan-tetap yang juga sejalan dengan gagasan Fred Hoyle
selama bertahun-tahun, Dennis Sciama menguraikan pandangan akhir yang mereka
capai setelah terungkapnya semua bukti tentang teori Ledakan Dahsyat.

Sciama menyatakan bahwa ia turut mengambil bagian dalam perdebatan sengit


antara yang mempertahankan teori keadaan-tetap dan yang menolaknya. Ia mencetuskan
bahwa ia membela teori keadaan-tetap, bukan karena menganggapnya sahih, melainkan
karena menghendakinya sahih. Fred Hoyle bergeming terhadap semua keberatan ketika

7
bukti-bukti terhadap teori ini mulai terbuka. Sciama sendiri mula-mula sejalan dengan
Hoyle tetapi kemudian, karena bukti-bukti mulai semakin tampak dan menumpuk, ia
menerima bahwa permainan telah berakhir dan bahwa teori keadaan-tetap harus ditolak.

Prof. George Abel dari Universitas California menyatakan juga bahwa bukti
mutaakhir yang tersedia menunjukkan bahwa alam semesta dimulai milyaran tahun
silam dengan Ledakan Dahsyat. Ia mengakui tidak ada pilihan lain kecuali menerima
teori Ledakan Dahsyat itu. Dengan diterimanya teori Ledakan Dahsyat, konsep “zat
kekal” yang merupakan dasar filosofi materialisme terlempar jauh ke dalam tumpukan
sampah sejarah. Lantas, apa yang terjadi sebelum Ledakan Dahsyat dan kekuatan apa
yang menyebabkan alam semesta “ada” dengan melalui adanya ledakan dahsyat itu
ketika alam semesta “tidak ada”? Pertanyaan ini tentunya menyiratkan, menurut kata-
kata Arthur Eddington, fakta yang “secara filosofis kurang menyenangkan”, yaitu
adanya Sang Pencipta.

Filosof ateis masyhur Antony Flew berkomentar perihal ini: Pengakuan itu baik
bagi rohani. Karena itu, saya akan mengawalinya dengan mengakui bahwa kaum ateis
itu harus malu dengan konsensus mengenai kosmologi saat ini. Untuk itu, para
kosmolog perlu memberi bukti ilmiah tentang apa yang St. Thomas nyatakan tidak
terbukti menurut filsafat, yaitu bahwa alam semesta memiliki suatu awal. Jadi, selama
alam semesta dianggap ada bukan hanya tanpa akhir melainkan juga tanpa permulaan,
akan mudah dikemukakan opini bahwa keberadaan tampilannya, dan apa pun yang pada
temuannya menjadi ciri atau sifat yang paling mendasar, sepatutnya diterima sebagai
penjelasan akhir. Meskipun saya yakin bahwa teori keadaan-tetap masih benar,
mempertahankannya dalam menghadapi teori Ledakan Dahsyat tentunya tidak mudah
dan tidak menyamankan.

Sebagian ilmuwan yang tidak mengkondisikan mereka sendiri untuk menjadi


ateis telah mengakui adanya peranan Pencipta Yang Maha Kuasa dalam menciptakan
alam semesta. Sang Pencipta ini pasti merupakan sesuatu Yang telah menciptakan baik
zat (materi) maupun waktu, tetapi Yang tidak terpengaruh oleh keduanya.
Astrofisikawan terkenal Hugh Ross mengakui hal ini dengan menuturkan: Jika
permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti teorema-
angkasa jelaskan, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang
berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah dan sudah ada
sebelumnya terhadap dimensi waktu kosmos.

Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Tuhan dan
Siapa atau Apa yang bukan Tuhan. Tuhan bukan alam semesta sendiri, dan tidak
terkandung dalam alam semesta. Zat dan waktu diciptakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa
yang tidak bergantung pada semua pernyataan ini. Sang Pencipta ini ialah Allah, Yang
merupakan Pemilik atau Penguasa langit dan bumi.

8
E. Keseimbangan Angkasa

Pada struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan:
keseimbangan antara gaya sentrifugal planet yang dilawan oleh gaya gravitasi dari
benda primer planet tersebut. Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata
surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini
menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain mengitari benda
primernya.

Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda
primernya; jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan
akan terlepas jauh ke angkasa. Sebliknya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan
yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan
ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari
berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet
harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar
menjauh ke angkasa.

Ahli astronomi penganut materialisme bersikukuh bahwa asal mula dan


kelangsungan tata surya dapat dijelaskan karena kebetulan. Lebih dari tiga abad lalu,
banyak pemuja materialisme telah berspekulasi tentang bagaimana keteraturan
menakjubkan ini bisa terjadi dan mereka gagal sama sekali. Bagi penganut
materialisme, keseimbangan dan keteraturan tata surya adalah misteri tak terjawab.

Kepler dan Galileo, dua ahli astronomi yang termasuk orang-orang pertama yang
menemukan keseimbangan paling sempurna, mengakuinya sebagai rancangan yang
disengaja dan tanda campur tangan ilahiah di seluruh alam semesta. Isaac Newton, yang
diakui sebagai salah satu pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis:

Sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul
dari tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas... Dia mengendalikan
semuanya, tidak sebagai jiwa namun sebagai penguasa dari segalanya, dan disebabkan
kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai "Tuhan Yang Mahaagung."

9
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS Yaasin [36]:
40)Di samping keseimbangan yang menakjubkan ini, posisi bumi di dalam tata surya
dan di alam semesta juga merupakan bukti lain kesempurnaan penciptaan Allah.

F. Penciptaan Zat

Teori ini adalah dasar dari pembentukan alam semesta. Melihat kandungan material
yang ada, serta materia terbanyak dalam pembentukan bintang, planet, dan galaksi serta
gas nebula.

Alam semesta terbentuk dari atom, tapi jumlahnya amat sangat besar. Atom
menjadi dasar awal terbentuknya alam semesta sampai saat ini, kehidupan di alam
semesta terkait dengan jumlah atom. Bukan melihat dari proses terbentuknya sebuah
tata surya. Tetapi melihat dari mana saja materi pembentukan di alam semesta, dan
perubahan bentuk atom menjadi benda di kosmik. 

Menjadi pertanyaan, apa nama atom yang membentuk alam semesta ini. Materi
apa yang terbesar. Menurut penelitian hanya terdiri dari dua unsur utama atom yaitu
Helium dan Hidrogen sampai kumpulan atom tersebut membentuk seperti alam semesta
saat ini
Ini satu pelajaran dari dunia sain dan ditampilkan agak berbeda. Tidak menampilkan
planet, bintang, galaksi tapi menceritakan kandungan planet dan bintang dan bagaimana
materi di alam semesta membentuk semuanya.

Diawali dari molekul yang terdiri dari beberapa atom, terkadang molekul
berubah karena berganti atom yang mengikat. Oksigen untuk bernapas, tumbuhan dan
lainnya terbentuk karena atom. 

Kembali ke pembentuk atom di alam semesta. Pembentukan alam semesta


dimulai 14 miliar tahun lalu (teorinya seperti itu) dimana terjadi ledakan sangat dasyat
(menurut teori disebut Big Bag).  Ketika terjadi big bang, kandungan di titik awal big
bang terlempar dan di alam semesta terjadi penyebaran gas ke semua arah di ruang
hampa. Tapi  belum ada planet atau bintang seperti sekarang. Gas yang bertebaran dan
mengambang dalam jumlah sangat besar, kandungan terbesar adalah unsur dari  75%

10
atom hidrogen dan 24% atom helium.Tidak ada oksigen, carbon dan nitrogen di awal
pembentukan. Bahkan tidak ada besi dan emas seperti materi padat sekarang. Pada satu
bagian terjadi kepadatan gas lebih banyak dibanding bagian lain. Karena gas berada di
ruang hampa, kepadatan gas akan membentuk gravitasi di ruang hampa. Seperti cerita
astronot yang ingin minum di ruang angkasa, maka air tidak jatuh menetes, tapi
mengambang seperti bola.Gas yang lebih ringan akan tertarik oleh bagian gas lebih
berat. Perlahan semakin banyak gas terkumpul, memadat dan terus memadat melalui
proses perlahan dalam waktu miliaran tahun.

Gas yang padat membentuk seperti bola, dan membuat tekanan di tengah bola
raksasa. Membuat tekanan besar ditengah dan menimbulkan panas di inti gas. Sekali
lagi bukan gas seperti balon atau gas di dalam tangki kapal tangker, tapi ini jumlah gas
yang sangat besar di ruang antariksa.

Terkadang panas di inti bola gas raksasa yang semakin padat akan memanas dan
menimbulkan fusi nuklir. Atom hidrogen saling bertabrakan dengan atom helium. Dan
terjadilah pembentukan cahaya bintang.

Ketika panas yang terjadi di dalamnya dan berusaha keluar, dan bagian luar
terus menekan ke dalam. Saat itulah terbentuknya sebuah bintang yang bercahaya
karena inti di dalam gas terjadi efek fusi nuklir.

Sebuah bintang besar tidak hanya memiliki kandungan hidrogen menjadi


helium. Karena panas dan molekul atom begerak dan saling menumbuk. Sehingga
menghasilkan atom atom lain seperti, oksigen dan nitrogen. Bahkan dapat membuat
atom lain seperti Flourine, Neon, Sodium, Magnesium, Aluminium sampai Iron (besi).
Seperti molekul O2 (udara) ketika terjadi proses pembakaran akan berubah menjadi gas
CO2.

Suatu hari bahan bakar yang membentuk bintang tersebut habis karena terus terbakar.
Bintang akan redup dan intinya runtuh, akhirnya membuat efek ledakan raksasa yang
disebut Supernova.

Ketika sebuah bintang besar meledak, dan melepas energi sangat besar dan melontarkan

11
semua isi dari bintang raksasa. Reaksi fusi ditengah inti bintang menjadi liar dan saling
bertumbukan. Materi gas yang terakumulasi dapat membentuk atom lain yang lebih
berat seperti besi, silver, emas dan uranium setelah semuanya terlontar dari inti bintang
yang hancur.

Sebagian sisa elemen terlempar begitu saja di ruang angkasa akan ada di sekitar
bintang yang mati. Dan bercampur kembali dengan gas yang sudah ada sebelumnya.
Sekarang gas yang tadinya hanya terdiri dari 2 atom, helium dan hidrogen mendapat
atom lain setelah terjadinya supernova.Matahari misalnya adalah bintang generasi baru
yang terbentuk. Karena bahannya terdiri dari 71% hidrogen, 27% helium dan bahan
atom lainnya 2%.

Bagaimana dengan bumi.

Bumi terbentuk setelah satu ledakan bintang, atau materi di bumi adalah materi
padat dari sisa bintang yang meledak sebelumnya. Planet bumi tidak mampu mengambil
bahan hidrogen dan helium terlalu besar. Kandungan Bumi lebih banyak materi padat
atau  lebih banyak 32% Besi, 30% Oksigen, 15% Silikon, 14% Magnesium dan sisanya
9% seperti sulfur, nikel dan lainnya. Sehingga bumi hanya memiliki kandungan 2% gas.
Sisa gas lainnnya tidak bisa ditarik oleh gravitasi bumi selama pembentukan planet.
Planet bumi dan planet lainnya terbentuk karena pecahan asteroid yang saling tertarik.
Karena debu yang mengambang akan terakumulai kembali menjadi benda lebih besar.
Perlahan menjadi asteroid, lalu saling tarik menarik. Dan terus bertumbukan dan
mengumpul menjadi satu. Semakin lama semakin membesar sampai terbentuk menjadi
planet.

Jadi materi di bumi adalah materi mungkin dari sisa sebuah bintang yang meledak.
Kandungan di bumi adalah hasil dari proses sebuah bintang sebelumnya. Matahari saat
ini dianggap sebagai bintang generasi kedua dari bintang sebelumnya yang lebih dahulu
terbentuk.

Materi utama di alam semesta terdiri dari dua unsur utama, Helium dan Hidrogen.
Setelah terjadi perubahan dalam waktu miliaran tahun, muncul atom lain untuk
membentuk galaksi, bintang, planet dan lainnya di alam semesta.

12
Cerita diatas untuk menjelaskan bagaimana terbentuknya atom yang mengisi semua
benda di antariksa. Proses terjadinya bintang, bulan, planet memiliki teori sendiri yang
disebut pembentukan tata surya.

G. Pasca Ledakan Dahsyat

Stephen Hawking wafat di usia 76 tahun. Meski didera oleh berbagai keterbatasan
fisik akibat penyakit yang dideritanya, Hawking tetap terus bisa berpikir dan berkarya.
Lebih dari separuh hidupnya dilalui Hawking dalam keadaan lumpuh seluruh tubuh,
termasuk lumpuh dalam kemampuan verbal. Tapi itu tak menghalangi Hawking untuk
berpikir, menghasilkan berbagai teori. 
Ia juga tidak berhenti mengkomunikasikan gagasannya. Tidak hanya kepada
komunitas ilmuwan, melalui berbagai persamaan matematika yang rumit, Hawking juga
mendedikasikan hidupnya untuk mengkomunikasikan gagasan fisika kepada khalayak
awam. Ia menuis dua buku sains populer, yang menjelaskan hal-hal fundamental
tentang alam semesta tanpa persamaan matematika yang rumit. RIP, Hawking!
Ada lagi satu legenda fisika matematik dari Inggris, yaitu Roger Penrose. Ia adalah
sahabat Hawking. Berdua mereka merumuskan teori Penrose-Hawking singularity
theory, yang mengantarkan mereka mendapat Hadiah Wolf di Bidang Fisika tahun
1988. Hadiah Wolf adalah penghargaan yang diberikan oleh Wolf Foundation, Israel,
merupakan penghargaan paling bergengsi di bidang sains setelah Hadiah Nobel. Hadiah
Wolf juga disebut sebagai hadiah pra-Nobel. Dari 26 penerima Hadiah Wolf di bidang
Fisika, 14 di antaranya kemudian memenangkan Hadiah Nobel. Lima di antaranya
memenangkan Hadiah Nobel setahun setelah memenangkan Hadiah Wolf.
Hawking sudah pergi, dan tak bisa kembali. Lalu, apa yang terjadi dengan
pikirannya? Ke mana perginya mekanisme yang selama ini bekerja menghasilkan
berbagai pikiran cemerlang itu? Hilang dan menguap begitu saja, atau masih tersisa di
suatu tempat?

Roger Penrose selain berpikir tentang alam semesta, juga berpikir tentang hal yang
paling fundamental pada manusia, yaitu kesadaran. Kesadaran manusia adalah sebuah
misteri besar bagi sains. Bagaimana proses terjadinya kesadaran itu, lalu apa yang
terjadi setelah manusia mati, adalah pertanyaan besar yang jawabannya masih sangat

13
jauh dari jangkauan manusia. Ada banyak teori yang diajukan oleh ilmuwan tentang
kesadaran. Salah satunya diajukan oleh Penrose.
"Teori" kuno tentang kesadaran adalah yang dianut oleh hampir semua agama,
dengan konsep jiwa. Jiwa manusia adalah sesuatu yang merupakan entitas terpisah dari
raga. Jiwa bersemayam dalam raga, mengendalikan raga manusia, menghasilkan
pikiran, dan menggerakkan tubuh manusia. Ketika manusia mati, maka jiwanya lepas
dari raga, dan kembali kepada penciptanya, yaitu Tuhan.
Ada pula teori yang menyatakan bahwa kesadaran bukanlah sesuatu yang
independen terhadap raga. Kesadaran muncul sebagai konsekuensi alami evolusi, yaitu
otak dan saraf berevolusi menjadi lebih rumit dan canggih. Kesadaran dianggap sebagai
proses komputasi yang rumit yang muncul selama evolusi.
Bersama Stuart Hameroff, ahli anestesi dan psikolog, Penrose mengusulkan teori
yang disebut Orchestrated Objective Reduction(Orch-OR). Menurut teori Penrose-
Hemeroff ini kesadaran bukan hasil kerja sistem neuron, tapi justru ada di dalam
neuron. Bahkan menurut teori ini kesadaran adalah kejadian yang selalu ada di alam
semesta, tapi tidak dalam bentuk kognitif, ia hanya berupa kesadaran yang belum
terbentuk (proto-consious). Mekanisme fisika tentang ini belum bisa dirumuskan. 
Evolusi biologi, menurut teori ini, bekerja untuk mengorkeskan, meramu, menata,
laksana seorang konduktor yang meramu berbagai bunyi untuk menjadi lagu yang
indah. Evolusi biologi menghubungkannya dengan aktivitas neuron, menghasilkan
kognisi, kesadaran pikiran, dan kontrol atas tindakan. Perhatikan baik-baik bahwa
kesadaran itu sendiri sudah ada di alam semesta. Hanya saja, tanpa evolusi biologis,
artinya tanpa jasad biologis, ia tidak akan menjadi ramuan kesadaran kognitif. Jadi
kesadaran itu adalah sifat intrinsik alam semesta.
Kesadaran berwujud informasi kuantum yang berasal dari alam semesta tadi
disimpan dalam microtubule, komponen sel berbasis protein. Menurut Penrose, ketika
manusia mengalami mati suri, informasi kuantum tadi lepas dari microtubule, dan
kembali ke keadaan awalnya di alam semesta. Kalau orang itu bangkit kembali,
informasi kuantum tadi menemukan salurannya untuk kembali ke microtubule dalam
tubuh orang itu.
Artinya, kalau seseorang mati, sebagaimana wafatnya Hawking ini, maka informasi
kuantum kesadarannya hanya keluar dari microtubuletubuhnya, dan mengambil tempat

14
di alam semesta. Informasi kuantum itu tidak musnah. Ia hanya berkelana di alam
semesta. Singkat kata, kesadaran Hawking tidak mati. Ia hanya lepas kembali ke alam
semesta. 

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara
kebetulan, melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh
Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang;
pembentukan alam semesta yang seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak
muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus
menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di berkahi Allah
Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.

B.     Saran
Makalah Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk memenuhui suatu syarat
untuk kelulusan nilai mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang
penulis ambil dari Modul Pendidikan Agama Islam berbasis karakter. semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah
dan tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis harapkan,
karna akan menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis ucapkan Terima
Kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.

15

Anda mungkin juga menyukai