Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MOTIVASI DAN KOMUNIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pengantar Manajemen

Dosen : Drs, Dodi Supriyanto Drs., MM, MM

Disusun Oleh :

Aditya Okitriyandi. (A10180189)

Moch. Prima Ergiawan (A10180261


Denna Mochamad Alief (A10190046)
Raffi Rais Zauda (A10190052)
Yudha Permana (A10190068)

KELAS B
JURUSAN MANAJEMEN S-1
SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) EKUITAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri Pendidikan Pancasila
yang berjudul “ Motivasi dan Komunikasi “ dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tugas ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
tugas ini.
Diluar itu, saya sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya. Akhir
kata, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...ii
MOTIVASI…………………………………………………………………………………..1
1.1 Pengertian Motivasi ……………………………………………………………........1
1.2 Teori Motivasi……………………………………………………………………......2
1.3 Bentuk Motivasi……………………………………………………………….…......6
1.4 Metode Motivasi……………………………………………………………….….....7

1.5 Model Motivasi………………………………………………………………….…...9

1.6 Teknik Motivasi…………………………………………………………………......10

KOMUNIKASI……………………………………………………...……………………...11

2.1 Pengertian Komunikasi………………………………………………………...........11

2.2 Unsur unsur Komunikasi……………………………………………………............11

2.3 Fungsi Komunikasi…………………………………………………………….........12

2.4 Proses Komunikasi………………………………………………........…………….13

2.5 Faktor Komunikasi…………………………………………...............................…..14

2.6 Gagalnya Komunikasi……………………………………………........……………14

2.7 Umpan Balik dalam Komunikasi……………………………..........……………….15

2.8 Arah Komunikasi…………………………………………......…………………….15

2.9 Model Komunikasi………………………………………….....…………………....16

2.10 Gaya Komunikasi………………………………………….....….………………...17

2.11 Jaringan Komunikasi…………………………………….......…….……………....18

2.12 Komunikasi Keoganisasian…………………………….........…….……………....19

2.13 Hambatan Komunikasi Keorganisasian………………............…….……………..20

2.15 Bentuk dan Fungsi Komunikasi di beberapa Era……..............……….………......21

2.16 Meningkatkan Komunikasi dalam Organisasi………............………….………....22

STUDI KASUS…………………………………………………………………….............23

ii
MOTIVASI
1.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins, Motivasi adalah ketersediaan untuk mengeluarkan tingkat


upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Secara umum, Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang
mendorong perilakunya melakukan tindakan. Besarnya tingkat kemampuan dari
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran
memperlihat sejauh mana tingkat motivasinya.

Para ahli Manajemen sepakat bahwa motivasi adalah serangkaian upaya untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan mengetahui terlebih dulu tentang apa
yang membuat seseorang bergerak. Namun seseorang bergerak bisa juga karena dua
sebab, yaitu : Kemampuan (ability) dan Motivasi. Kemampuan dipengaruhi dari
kebiasaanyang diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan pelatihan serta dari
gerak reflex secara biologis dan psikologis yang menjadi kodrat manusia.
Landy dan Becker (1987), dalam stoner (1996,134-135), mempetakan dengan
jelas letak motivasi diantara refleks dan kebiasaan (gambar 1.1) karena luasnya
makna motivasi harus juga memahami asumsi dasar motivasi.
Stoner (1996, 134) mengatakan bahwa terdapat 4 asumsi dasar motivasi, yaitu :
a. Motivasi adalah hal hal yang baik, seseorang termotivasi karena ia dipuji
atau sebaliknya bekerja dengan penuh motivasi karena seseprang itu dipuji.
b. Motivasi adalah satu dari beberapa factor yang menentukan prestasi kerja
seseorang dan factor lainnya kondisi tempat kerja, pemimpin, kemampuan,
dll
c. Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu, seperti beberapa factor
psikologis yang berdifat siklikal, maka pada saat berada di titik terendah
motivasi perlu ditembahkan.
d. Motivasi adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur
hubungan pekerjaan dalam organisasi

1
oleh karena itu, yang menggambarkan daerah perilaku manusia yang mana sdpat
dipengaruhi dan diubah. Maka, daerah itulah yang difokuskan sebagai daerah
pemotivasian. Dilihat dari gambar, daerah yang dapat dimotivasi lebih luas daripada
daerah lainnya.pada gambar menunjukkan besarnya potensi pemotivasian.

1.2 Teori Motivasi


Terdapat banyak teori motivasi yang mulai berkembang pad atahun 1950-an.
Setidaknya ada beberapa teori yang dibahas untuk memahami maksud dari motivasi.
Isi teori motivasi membantu kita memahami dunia keterlibatan dinamis tempat
organisasi beroperasi dengan menggambarkan manajer dan karyawan saling telibat
setiap hari Karena teori motivasi menyangkut pengembangan manusia, isi dari teori
motivasi juga membantu manajer dan karyawan dalam kehidupan.
Berikut tiga teori awal tentang motivasi ( teori jenjang kebutuhan Maslow,
teori X dan Y, dan teori dua faktor Herzberg) yang merupakan teori yang paling
banyak dipraktikkan dan menjadi pondasi dari teori-teori motivasi kontemporer
( teori ERG Alderfer, teori penetapan tujuan locke, teori penguatan skinner, teori
keadilan adam, dan teori harapan Vroom).

1. Teori jenjang kebutuhan Maslow

Teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow (1970) menghipotesiskan


bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi dahulu ( makan, minum, berhubungan fisik maupun non-fisik,
kebutuhan akan keamanan dan rasa aman, dll) sebelum kebutuhan-kebutuhan di
tingkat yang lebih tinggi.

Hal ini mempunyai arti bahwa bila kita ingin memotivasi seseorang maka kit
aharus mengetahui lebih dahulu orang tersebut berada pada jenjang kebutuhan
yang mana, sehingga kita dapat memotivasi dengan menawarkan sesuatu ang
berada pada jenjang kebutuhan diatasnya. Meski banyak dipraktikkan oleh para
manajer satu dan lain.

2. Teori X dan Y ( Douglas McGregor, 1960, 1967 )

2
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (Negatif/ Pemalas) dan
teori Y (positif/ Pekerja).

Menurut teori X, 4 pengandaian yang dipegang manajer.


1. Keryawan secara intern tidak menyukai kerja dan bilamana mungkin
mencoba untuk menghindarinya
2. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus dipaksa, diawasi dan
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan
3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab
4. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang
dikaitkan dengan kerja, dan menunjukkan sedikit saja ambisi.

Perbedaan dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia, ada 4 teori Y :

1. Karyawan yang dapat memandang kerja sama dengan sewajarnya seperti


istirahat dan bermain.
2. Orang akan mkenjalankan pengarahan dan pengawasan diri jika mereka
komitmen pada sasaran
3. Rata-rata orang akan menerima tanggung jawab
4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif tersebar meluas dalam
populasi dan tidak hanya milik manajemen

 Asumsi teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka
diperintah, dan tidak tertarik akan rasa bertanggung jawab serta ingin
keamanan atas segalanya
 Asumsi teori Y Ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakikatnya tidka
malas dan dapat dipercaya

Auatu kesan yang barangkali diperoleh oleh/dari mempelajari teori X dan teori
Y ialah bahwa manajer-manajer yang menerima asumsi-asumsi teori X tentan
gsifat manusi abiasanya akan menggunakan pendekatan secara langsung,
pengendalian dan pengawasan secara ketat terhadap bawahannya. Sementara itu,
dalam asumsi teori Y, manajer-manajer akan bersikap membantu, mendukung, dan
mempermudah orang-orang dalam mengembangkan kreativitas tugas-tugasnya.
Kesan semacam ini perlu diperhatikan. Sebab, akan membawa ke suatu perangkap
pemikiran yang tidak bagus. Bahwa, teori X adalah salah dan jelek, dan teori Y
adalah bagus. Teori X dan teori Y adalah sikap atau tindakan untuk memajukan
orang-orang

3
3. Teori dua faktor Herzberg

Teori Herzberg adalah mengenai hal-hak yang mempengaruhi secara langsung


dan tidak langsung terhadap motivasi kerja, ia menguraikan ada dua faktor penting
yang harus diperhatikan dalam mendorong motivasi anggota, yaitu faktor
pemeliharaan dan faktor motivator

Faktor pemeliharaan atau faktor higienis adalah faktor-faktor yang


menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja, dan bersifat ekstrinsik. Contoh
:hubungan rekan kerja dengan atasan yang tidak harmonis, kualitas supervise yang
jelek, penggajian yang tidak layak dan tidak adil, jaminan kerja tidak jelas,kondisi
pekerjaan yang membosankan, kebijakan dan prosedur organisasi yang buruk,
kondisi tempat kerja yang tidak nyaman,dan status yang rendah. Hal ini dapat
menjadi penghambat apabila tidak diatasi dan harus busa mengatasi terlebih dahulu
sebelum kita meningkatkan mitivasi anggota.

Faktor motivator adalah faktor-faktor yang mendorong kepuasan dan motivasi


dalam bekerja, dan bersifat instrinsik. Contoh: keberhasilan melakukan pekerjaan,
pengakuan pekerjaan yang menyenangkan, diberi wewenang dan tanggung jawab
yang layak dan pengembangan karier melalui pelatihan dan pengalaman-
pengalaman baru yang menarik.

Pemahaman yang benar tentang hal-hal yang merupakan faktpr pemotivasi fan
hal-hal yang merupakan faktor pemeliharaan sangat diperlukan untuk dapat
memotivasi karyawan dengan benar.

Herzberg mengatakan “ GAJI BUKANLAH FAKTOR PEMOTIVATOR,


MELAINKAN FAKTOR PEMELIHARAAN. HATI-HATI MENGGUNAKAN
GAJI SEBAGAI MOTIVATOR “ artinya, seseorang yang dinaikkan gajinya
mungkin akan bekerja lebih giat sebagai tanda termotivasi. Tetapi,tidak dalam
jangka panjang. Ketika karyawan merasa gajinya secara relative “kurang” maka
karyawan menjadi tidak puas.

Berbeda dengan kesempatan untuk maju dan pemberian tanggung jawab,


menurut Herzberg merupakan faktor motivasi. Pemberian tanggung jawab yang
lebih besar atau pemberian pekerjaan yang lebih beragam akan memotivasi
karyawan karena itu karyawan akan mendapat pemerkayaan tugas sehingga mereka
merasa penting dan berarti.

4
5
1.3 Bentuk Motivasi

Motivasi dapat juga dibagi dalam dua bentuk yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik : Bonus, Keamanan, dan Sosial. Motivasi
Instrinsik : tertantang pada pekerjaan, belajar hal baru memanfaatkan potensi
sepenuhnya dan harus bertanggung jawab. Perspektif keseimbangan dan keadilan
mengenai motivasi individu ditentukan oleh kesesuaian antara jpb input dan job
rewards.

 Job Inputs :  Job Rewards :

 Usaha  Upah
 Kemampuan  Kepastian dan
 Keahlian keamanan kerja
 Loyalitas  Benefit
 Waktu  Peluang karir
 Kompetensi  Status
 Peluang promosi

Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja dapat dijelaskan secara langsung


maupun tidak langsung

6
1.4 Metode Motivasi

Beberapa pendekatan mengenai motivasi yaitu pendekatan tradisional atau


dikenal traditional model of motivasion theory, pendekatan relasi manusia atau
human relation model dan pendekatan sumber daya manusia atau human resource
model. Dibawah ini dibagi menjadi asumsi, kebijakan yang dapat dilakukan, dan
harapan
 Pendekatan Tradisional
- Asumsi
a. Pekerjaan pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh
setiap orang karena merupakan sebuah beban
b. Apa yang seseorang lakukan tidak lebih penting dari apa yang dapat
diperoleh oleh seseorang karena melakukan hal tersebut
c. Hanya sedikit orang yang mau dan mampu mengerjakan pekerjaan
yang kreatif, inovatif, dan penuh tantangan.
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer harus member perintah dan mengawasi bawahab dalam setiap
pekerjaan
b. Manajer harus menerjemahkan pekerjaan ke dalam bentuk perintah
yang sederhana, spesifik dan jelas
c. Manajer harus membuat jadwal pekerjaan rutin dan rinci dan
mengkoordinasikan setiap hari
- Harapan
a. Para pekerja akan melakukan pekerjaan jika upah memadai dan
manajer bertindak adil
b. Jika pekerjaan yang harus dilakukan jelas dan para pekerja diawasi
secara ketat, maka para pekerja akan mampu bekerja sesuai dengan
standart
 Pendekatan relasi manusia
- Asumsi
a. Pada dasarnya manusia ingin dianggap penting dan berguna
b. Manusia ingin merasa dimiliki dan diakui eksistensinya secara
individual dalam lingkungan social
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer bertugas untuk menciptakan suasana dimana para pekerja
menganggap dirinya penting dan bermanfaat bagi perusahaan
b. Manajer perlu untuk selalu mengakomodasi usulan dari bawahandan
memastikan bahwa para pekerja selalu mendapatkan informasi terkini
mengenal pekerjaan
c. Manajer perlu memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk
melakukan inisiatif dan kemandirian dalam setiap pekerjaan
- Harapan

7
a. Adanya transparasi informasi yang memadai antara atasan dan
bawahan serta keterlibatan para pekerja dalam berbagai keputusan
b. Pemuasan terhadap kebutuhan para pekerja untuk dianggap penting
dan berguna akan meningkatkan moral dan semangat para pekerja
 Pendekatan SDM
- Asumsi
a. Pekerjaan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang tidak disukai.
Para pekerja ingin memberikan kontribusi terhadap suatu tujuan yang
memberikan manfaat
b. Hamper semua orang pada dasarnya melakukan sesuatu yang kreatif,
inovatif dan penuh tantangan daripada sekedar menjalankan tugas
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer perlu memastikan bahwa seluruh sumber daya manusia di
daya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal\
b. Manajer perlu mewujudkan suasana pekerjaan yang dapat mendorong
seluruh sumber daya manusia berdasarkan kemampuannya masing-
masing
c. Manajer perlu mendukung adanya partisipasi dari para pekerja dalam
hal bekerja, berinisiatif dan melakukan pekerjaan secara mandiri
- Harapan
a. Peningkatan keterlibatan pekerja dalam berbagai hal yang terkait
dengan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja da
efisiensi
b. Kepuasan kerja akan terwujus melalui berbagai hasil positif yang dapat
ditunjukkan oleh para pekerja dalam setiap kesempatan

Pendekatan yang paling baik adalah pendekatan sumber daya manusia.


Manfaat pendekatan sumber daya manusia sangat besar bagi upaya
menciptakantujuan organisasi dalam mencapai kesuksesan, yaitu :

1. Menambah wawasan agar mencapai visi


2. Mengembangkan kemampuan agar lebih professional
3. Menanamkan sense of belonging agar loyal dan punya dedikasi
4. Menumbuhkan semangat agar memiliki motivasi
5. Meningkatkan etos kerja agar mempunyai komitmen yang tinggi

Langkah-langkah yang bisa diambil dalam melakukan suatu motivasi adalah

1. Tentukan standar yang konsisten dan sampaikan hal itu


2. Sadarilah akan praduga dan prasangka anda
3. Beritahukan kepada orang-orang tentang keadaan mereka
4. Berikanlah pujian manakala cocok
5. Kepedulian terhadap perasaan staf

8
6. Bengunkan ke[ercayaan kelompok
7. Perlihatkan pengabdian pribadi
8. Bersikap bijaksana pada karyawan
9. Bersedialah belajr dari orang lain
10. Bersikaplah luwes
11. Izinkan kebebasan berbicara
12. Beri dorongan kepada orang yang inovatif dan kreatif

Adapun teknik-teknik ymotivasi lain yang bias kita laksanakan disamping


menggunakan langkah-langkah maupun strategi diatas adalah :

1. Motivasi tidak langsung : pemberiang kesempatan kerja, member manfaat


pada individu
2. Motivasi langsung : intensif material atau non-material

1.5 Model Motivasi

1. Model Goal Setting


 Seseorang akan memiliki motivasi yang benar saat tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu pekerjaan sedah jelas
2. Self efficacy
 Menjelaskan bahwa seseorang memiliki keyakinan akan
kemampuannya dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas
3. Reinforcement Model
 Menekankan adanya dorongan dari luar berupamotivasi yang bersifat
positif, negative, dan hukuman
4. Equity Model
 Seseorang akan membandingkan upah/gaji yang diterima dengan hasil
kerja yang telah dilakukan. Jika tidak seimbang maka seseorang akan
menurunkan motivasi kerjanya

5. Expextacy Model
 Kekuata seseorang untuk bekerja bergantung dari ekspetasi serta
respect atau diperhatian dari orang lain semakin kuat perhatian orang
lai, maka dia akan termotivasi untuk kerja
6. Job Characteristic Model
 Setiap pegawai akan termotivasi bekerja jika mereka mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya

9
1.6 Teknik Motivasi

Teknik motivasi yang dapat dipakai oleh pemimpin menurut Verma dapat
dinilai sebagai berikut :
M : Manifest, artinya : nyatakan ruang lingkup tugas yang harus dijalankan
pada saat pendelegasian
O : Open, artinya bangkitkan percaya diri ketika pendelegasian tugas
T : Tolerance, artinya toleransi terhadap kegagalan dan mau belajar dari
kesalahan
I : Involve, artinya semua terkait dalam pekerjaan, meningkatkan rasa diterima
dan komitmen
V : Value, artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik
A : Align, menyeimbangkan sasaran pekerjaan
T : Trust, kejujuran setiap anggota tim kita dalam memotivasi
E : Empower, memberdayakan setiap anggota tim sewajarnya

10
KOMUNIKASI
2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam organisasi. Sayangnya,


komunikasi yang penting ini jarang dapat dimengerti secara jelas sehingga
menimbulkan beberapa hambatan. Komunikasi tidak hanya sekedar proses
penyampaian informasi yang symbol-simbolnya dapat dilihat, didengar dan
dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di
dalam perasaan dan dikap dari orang yang menyampaikan tersebut
Dengan demikian, maka definisi komunikasi adalah “ proses penyampaian
pesan dari pengirim kepada panerima dengan harapan dapat dimengerti dan
diperoleh balikan ( feedback) sehingga terjadi pengertian bersama.

Delam proses komunikasi, paling sedikit ada lima unsur, yaitu pengirim pesan
(komunikator), pesan, jalur(medium), penerima ( sering kita sebut komunikan),
dan umpan balik atau balikan.

2.2 Unsur Unsur Komunikasi


1. Komunikator
 Seseorang yang mengirimkan pesan kepada orang lain, komunikator
adalah orang yang empunyai gagasan atau informasi dari mengadakan
komunikasi. Komunikator haruslah memiliki nilai keterpercayaan
2. Pesan
 Gagasan yang ada di dalam alam pikiran seseorang yang harus
diterjemahkan ke dalam symbol-simbol yang data dimengerti oleh
penerima pesan. Kegiatan membuat symbol disebut menyandi
(encoding)m hasil dan bentuk menyandi adalah pesan. Bahasa dapat
berbentuk verbal dan non-verbal
3. Jalur (medium)
 Alat menyampaikan pesan adalah jalur atau medium. Pemimpinan
menyampaikan pesan atau informasi dengan berbagai cara, antara lain
: tetap muka, memo, pertemuan kelompok, dll. Dengan cara pemilihan
medium yang beraneka bentuk tersebut maka proses komunikasi yang
dilangsungkan oleh manajemen dapat tercapai dengan efektif dan
efisien
4. Penerima
 Yang menerima pesan dari komunikator setelah si penerima pesan.
Maka hal yang dilakukan penerima adalah mengurai pesan agar dapat
dimengerti maknanya.

5. Umpan balik/ balikan

11
 Proses komunikasi memerlukan umpan balik. Apabila umpan balik
tidak ada, maka dapat dikatakan komunikasi telah gagal. Nahkan
dalam komunikasi satu arah, selalu ada umpan balik, hanya saja
wujudnya yang berbeda dan waktunya tertunda. Umpan balik yang
langsung terjasi adalah komunikasi tatap muka, atau telepon
6. Gangguan
 Dalam proses komunikasi selalu ditemukan adanya gengguan.
Gangguan ini dapat terjadi di babagai unsure komunikasi. Gangguan
dapat terjadi antara komunikator dan penerima pesan, karena latar
belakang pengirim dan penerima pesan yang berbeda, secara
ekonomi, sosiologi, psikis atau antropologis, atau berbeda pendidikan
dan pengalamannya atau kemampuannya atau gangguan lainnya
seperti gangguan teknologi, iklin/cuaca, alat, dll.

2.3 Fungsi Komunikasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social,


tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan 4
fungsi, yaitu :

1. Fungsi informative
 Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu
2. Fungsi regulative
 Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulative ini, yaitu :
a. Orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Namun sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada :
1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah
2. Kekuatan pimpinan dalam member sanksi
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
b. Berkaitan dengan oesan, pesan regulaif pada dasarnya berorientasi
pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang kerja yang boleh dan tidak boleh dilakukan
3. Fungsi persuasive
 Dalam mengatur organisasi, kekuasaan atau wewenang tidak akan
selalu membawa hasil yang memuaskan. Adanya kenyataan ini. Maka
banyak pimpinan yang suka untuk mempersuasu bawahannya
daripada member perintah

12
4. Fungsi integrative
 Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik, terdapat dua saluran
yaitu, komunikasi formal dan komunikasi non formal.

2.4 Proses Komunikasi


Pross komunikasi akan berjalan baik apabila terjadi saling pemahaman yang
sama antara komunikator dan penerima pesan. Dalam proses komunikasi
perjalanan berita banyak terdapat serangkaian persepsi atau gangguan yang
mengurangi kejelasan berita.

Pengkode Saluran Pengkode Penerima


an an an

Umpan balik
sumber

Suatu sumber memberikan pesan dengan pengodean dan diteruskan oleh suatu
saluran(medium) kepada penerima yang menguraikan kode pesan. Penerima yang
telah menguraikan kode memberikan umpan balik berupa suatu respon melalui
respon dapat diketahui apakah pesan diterima dan dipahami dengan baik dan benar

Memahami komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1. Perspektif kognitif, yang mewakili perspektif kgnitif adalah penggunaan


lambing-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi
tentang satu objek atau kejadian

13
2. Perspektif perilaku, memandang komunikan sebagai perilaku verbal atau
simbolik dimana pengirim berusaha mendapatkan satu efek yang
dikehendakinya pada penerima

2.5 Faktor Komunikasi


Barnard mendaftarkan tujuh factor komunikasi yang berperan dalam
menciptakan dan memelihara otoritas yang obyektif di dalam organisasi. Berikut
ada tujuh factor singkat tersebut :
1. Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
2. Harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi itu seharusnya langsung dan sependek mungkin
4. Garis komunikasi formal keseluruhannya hendaknya dipergunakan secara
normal
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pengatur komunikasi haruuslah orang-
orang yang ahli
6. Garis komunikasi seharusnya tidak menapatkan gangguan sementara
organisasi sedang berfungsi
7. Setiap komunikai haruslah disahkan

2.6 Gagalnya Komunikasi

Salah satu penyebab terjadinya kegagalan komunikasi adalah tidak adanya


pengertian, contoh ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim
informasi.

Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi diwujudkan melalui


lambing-lambang tertentu. Lambing atau symbol-simbol bias berupa kata-kata,
gambar-gamber, dan tindakan-tindakan isyarat seperti gerakan, anggukan, gerakan
mata, mengangkat alis, dll.

Gagalnya komunikasi dalam suatu organisasi tentunya dapat dilihat dari :

- Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
- Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan yang suddah
dilambangkan ke dalam symbol-sinbol itu mengantarkan pesan atau tidak
- Apakah penerima pesan dapat memahami apa yang dipesankan atau tidak

Jika jawaban atas ketiga hal diatas adalah “tidak”, maka komunikasi akan
gagal

14
2.7 Umpan Balik dalam Komunikasi
Untuk mengetahui apakah umpan balik dalam komunikasi antara pejabat atau
pegawai dalam suatu organisasi tertentu, efektif atau tidak. Berikut ini ada
beberapa karakteristik yang bias digunakan mengenalinya adapun karakteristik
umpan balik yang efektif antara lain :
3. Cenderung membantu
4. Khusus dan terperinci
5. Deskriptif
6. Bermanfaat
7. Memperhitungkan waktu
8. Kesiapan pegawai untuk menerima dan memberikan umpan balik
9. Jelas
10. Sah dan benar

Dan berikut juga terdapat umpan balik yang tidak efektif dalam
komuikasi/sebaliknya dan umpan balik yang efektif, sebagai berikut :

1. Cenderung memperkecil arti peranan pegawai


2. Berdifat umum
3. Bersifat menilai
4. Tidak bermanfaat
5. Tidak memperhitungkan ketepatan waktu
6. Membuat pegawai bertahan
7. Tidak mudah pengertian
8. Tidak sah dan tidak benar

2.8 Arah Komunikasi

Adapun arah komunikasi, yaitu :


1. Komunikasi ke atas
 Merupakan pesan yang dikirim dan tingkat hierarki yang lebih rendah
ke tingkat yang lebih tinggi

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah :

a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan-pekerjaan maupun tugas


yang sudah dilaksanakan
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
maupun tugas yang sudah dilaksanakan

15
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya
2. Komunikasi ke bawah
 Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi
ke tingkat lebih rendah
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi kerja kepada karyawan untuk bekerja lebih giat
3. Komunikasi vertical
 Komunikasi yang mengatur dari atas ke bawah dan sebaliknya dari
bawah ke atas. Hubungan tersebut bersifat timbale balik antara atasan
dan bawahan
4. Komunikasi horizontal
 Komunikasi hiorizontal dikenal juga dengan komunikasi lateral, yaitu
tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi
horizontal adalah
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecah masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

2.9 Model Komunikasi


Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam human communication menguraikan
ada 3 model dalam komunikasi yaitu :
1. Model komunikasi linier (one-way communication)
Dalam model ini komunikator memberikan suat stimuli dan komunikan
melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan
interprestasi. Komunikasinya berdifat monolog
2. Model komunikasi interaksional
Pada tahap ini terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang
berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog.
3. Model komunikasi transaksional
Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks
hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih

16
2.10 Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi atau communication styel member pengetahuan kepada kita
tentang bagaiman perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dalam suatu organisasi
Masing masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi
yang dipakai untuk mendapatkan respond an atau tanggapan tertetnu dalam situasi
tertentu. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pada
maksud pengirim dan harapan dari penerima, terdapat enam gaya komunikasi
,yaitu :
1. The controlling style
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communication. Gaya ini sering
dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Gaya komunikasi ini lebih
memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan disbanding upaya mereka
untuk berharap pesan. Karena mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan
dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback
tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi
2. The equalitarian style
gaya komunikasi ini ditandai dengan berlakunya arus penyebarannya
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis bersifat dua arah. Orang-
orang yang menggunakan gaya komunikasi ini adala orang-orang yang
memiliki sikap kepedulian yang tinggi sertakemampuan membimbing
hubungan yang baik dengan orng lain. Baik dalamkonteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja. Gaya komunikasi ini akan memudahkan
tindak komunikasi dalam organisasi. Sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerjasama, khususnya salam situasi untuk
mengambil keputusan terhada suatu permasalahan yang kompleks
3. The structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan, gaya memantapkan peintah yang harus
diaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi,
pengirim pesan lebih member kepada keinginan untuk mempengaruhi
orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal
kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
4. The dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan gaya komunikasi ini sering
dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga.

17
Tujuan utama gaya ini adalah menstimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik dan
gaya ini cukup efektif dalam mengatasi persoalan yang bersifat kritis
5. The relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain,daripad keinginan untuk
member preintah dan mengontrol orang lain. Pesan dalam gaya
komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan sedang bekerja sama
dengan orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta
bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau kerjaan yang
dibebenkan kepadanya
6. The withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadai orang-orang
tersebut

2.11 Jaringan Komunikasi


 Saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke
orang lain, jaringan komunikasi juga dikenal dengan bentuk
komunikasi. Adapn model jaringan komunikasi, diantaranya :

1. Model rantai
Metode jaringan komunikasi disini terdapat lima tingkatan dalam
jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi system arus ke
atas dank e bawah, yang artinya menganut hubungan komunikasi
garis langsung baik ke atas atau ke bawah tapa terjadinya suatu
penyimpangan
2. Model roda
Semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan
terpusan satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih,
dan antara bawahan tidak terjadi interaksi
3. Model lingkaran
Model jaringan komunikasi ini, pada semua anggota/staff bias
terjadi interaksi pada setiap tiga tingkata hirarkisnatetapi tanpa ada
kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, hanya terbatas pada
setiap level
4. Model saluran bebas/semua saluran
Pengembangan model lingkaran, dimana dari semua tiga level
tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa
menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.

18
5. Model huruf Y
Tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat
level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan
dan dua atasan mungkin beda divisi/departemen.

2.12 Komunikasi Keorganisasian


Untuk mengoordinasikan seluruh kegiatan unit-unit organisasi demikian juga
kerj asama dapat diciptakan melalui komunikasi. Proses komunikasi juga menjadi
sumber informasi untuk mengambil keputusan. Bila informasi jelek, maka hasil
keputusanjuga jelek
Komuniaksi merupaka intisari organisasi, dan merupakan unsure yang mempu
menyatukan bagian-bagian organisasi yang keberadaannya sangat tidak saling
tergantung satu sama lain, masing-masing berdiri sendiri namun dapat menjadoi
satu system bersama
Didalam kelompok atau organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi utama,
yaitu pengendalian atau pengawasan, pembinaan motivasi, pengungkapan
emosional dan penyampaian informasi,
Proses komunikasi juja berfungsi mengembangkan motivasi para karyawan,
antara lain dengan memberikan penjelasan tentang tugas-tugas mereka,
memberikan petunjuk bagaimana mencapai target, dan bila target dibawah standar
dapat disampaikan cara memperbaiki standar kinerja
Kelompok kerja adalah wadah utama dalam interaksi social di antara para
karyawan. Komunikasi dalam kelompok merupakan saluran untuk menyampaikan
keluhan, kekecewaan, atau rasa puas dan tidak pusa mereka. Fungsi komunikan
adalah menyampaikan suatu ungkapan perasaan emosional dan untuk memenuhi
kebutuhan social
Kegiatan komunikasi secara garis besar, dilaksanakan oleh manajer bertujuan
untuk :
1. Menentukan tujuan organisasi dan target-target kegiatan
2. Mencari, memproses, dan menggunakan informasi untuk integrasi interal
dan beradaptasi eksternal
3. Memberikan perintah, tugas, petunjuk dan lainnya kepada bawahan
4. Meningkatkan hubungan kerja dan kerjasama yang baik antar individu dan
antar unit organisasi
5. Mengurangi dampak negative adanya konflik ataupun frustasi
6. Mendorong semangat kerja dan menciptakan motivasi
7. Memudahkan koordinasi antar individu dan antar unit

19
2.13 Hambatan Komunikasi Keorganisasian
Didalam organisasi, komunikasi adalah proses transfer informasi dan
pengetahuan diantara anggota-anggota organisasi, dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektifan roses organisasi
Dalam organisasi peran komunikasi ini sangatlah dominan bagi proses
kegiatan organisasi mencapau tujuannya. Gangguan terhadap salah satu unsure
akan dapat mengakibatkan tidak tercapainaya maksud diadakan komunikasi.
Banyak hambatan yang didapat menggangu proses komunikasi keorganisasian
yang dapat menyebahkan kemacetan komunikasi, yaitu :

1. Latar belakang
 Didalam organisasi terdapat orang yang berbeda latar belakangnya.
Mereka dapat menasirkan komunikasi yang sama dengan cara yang
berbeda pula. Perbedaan tersebut menyebabkan proses penyandian
dan penguraian ssndi menjadi beda, dan akhirnya menyebabkan tidak
tercapainya kesamaan terhadap makna pesan
2. Mendengarkan secara selektif
 Kebiasaan manusia adalah mereka hanya ingin mendengarkan pesan
yang sesuai harapannya, sehingga mereka sering mengaburkan
informasi baru yang tidak sesuai dengan kepercayaan yang telah
diyakini selama ini
3. Kepercayaan terhadap sumbr
 Kepercayaan terhadap sumber adalaj pengakuan dan kepercayaan
penerima tehadap komunikator. Tingkat kepercayaan penerima karena
pesan tersebut akan menimbulkan perilaku penerima arena pesan
tersebut akan mempengaruhi reaksi dan pandangan penerima pesan
4. Pertimbangan nilai
 Penerima pesan mengadakan pertimbangan nilai yang menyeluruh
terhadap pesan yang diterima. Pertimbangan nilai ini mungkin
dilakukan terhadap komunikator, pengalaman sebelumnya dengan
komunikator dn harapan terhadap pesan
5. Masalah bahasa
 Komunikasi biasanya melalui penggunaan symbol-simbol. Biasanya
bias berupa kata-kata atau bahasa. Kamungkinan yang terjadi adalah
kata-kata yang sama mungkin saja mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang berbeda pula
6. Penyaringan
 Biasanya bawahan membuat laporan yang menyenangkan bagi atasan
karena takut terhadap hukuman. Bawahan berusaha menyaring pesan .
hanya pesan-pesan yang mendaatangkan keuntungan bagi mereka
yang disampaikan ke atasan

20
7. Jargon(bahasa dalam)
 Sering kali didalam kelompok ada logat atau istilah-istilah khusus
yang hanya dimengerti olr=eh anggota suatu kelompok tertetnu saja,
dan bersifat sangat teknis
8. Perbedaan status
 Perbedaan status ini dapat menimbulkan kemacetan kamunikasi,
karena bagi mereka yang berasa dibawah secara hirarkis akan
mencoba menghindari atau menyimpangkan pesan komunikasi, atau
menimbulkan ketertutupan komunikasi
9. Beban komunikasi yang berat
 Keputusan dapat diambil setelah memperoleh informasi sebagai bahan
pertimbangan terhadap alternative yang akan dipilih. Sering kali
manajer itu kebanjiran informasi. Akibatnya manajer sulit menyerap
semua informasi, dan cenderung membuang banyak informasi.
Bahkan informasi yang penting sekalipun dapat terbuang
10. Tekanan waktu
 Sering kali bahwa manajer tidak punya waktu untuk berdialog
dengan bawahan. Tekanan waktu sering juga menyebabkan kondisi
“by passing” yang dilakukan oleh manajer atas, sehingga manajer
bawah merasa dilampaui weweangnya dan terjadilah konflik

2.15 Bentuk Komunikasi dan Fungsi Komunikasi di beberapa Era

1. Komunikasi dalam era manajemen klasik


a. Komunikasi berdifat formal dantertulis dan dibentuk dalam organisasi
b. Arah kkomunikasi umumnya ke bawah
c. Kegunaa menyampaikan instruksi pada para bawahan
d. Komunikasi keatas hanya berupa laporan atau jawaban atas pertanyaan
atasan
e. Saluran umpan balik adalah formal dan terkait denga tugas
f. System komunikasi merupakan kebuthanuntuk mengendalikan dari
pimpinan ke bawahan
2. Komunikasi di erahuman relations
a. Komunikasi masih bersifat formal, system komunikasi informal
dipandang penting untuk kepuasan karyawan
b. Arah komunikasi dua arah
c. Kegunaan menympaikan perintah-perintah danmembuat keryawan
merasa dibutuhkan

21
d. Komunikasi digunakan sebagai alat manajemen untuk berbicara
dengan karyawan, dan juga mendengar atau memperhatikan apa yang
dikatakan oleh bawahan
3. Komunikasi dalam era sumber daya manusia
a. Komunikasi formal dan informal
b. Komunikasi yang terjadi ke berbagai arah
c. Kegunaan sebagai alat control, mendukung perencanaan pertisipatif,
pengorganisasian, dan usaha-usaha pengarahan terhadap pelaksanaan
tugas-tugas
d. Pengambilan keputusan dilakukan secara desentralisasi’
e. Organisasi informal dilihat sebagai bagian penting dalam organisasi
f. Kegunaa n komunikasi adalah untuk mendorong kemunculan potensi-
potensianggota organisasi

2.16 Meningkatkan Komunikasi dalam Organisasi


1. Pimpinan puncak menyadari pentingnya komunikasi
2. Perilaku satu kata dengan perbuatan
3. Komitmen kepada komunikasi dua arah
4. Menekankan komunikasi tatap muka
5. Tanggung jawab bersama terhadap komunikasi
6. Menanggani kabar buruk
7. Pesan untuk penerima yang dimaksudkan
8. Komunikasi sebagai proses berkelanjutan

22
STUDI KASUS

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat merupakan Satuan Kerja

Pegawai Daerah tingkat provinsi yang ada di Sumatera Barat. Seperti organisasi

lainnya, Dinas Pendidikan memiliki tujuan yang dicapai melalui pembagian

pekerjaan yang jelas. Untuk mencapai tujuannya dengan baik, setiap organisasi

memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja

menurut standar prosedur dan tidak menganggu bagian lainnya. Sebuah

organisasi harus memiliki sumberdaya manusia atau pegawai yang baik agar

tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efesien.

Sumberdaya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah karyawan

yang memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk

organisasi. Sistem Manajemen Mutu sebuah organisasi yang baik tidak efektif

jika karyawan tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka tidak akan ada progres

yang cepat dan kualitas kinerja pegawai pun akan rendah. Untuk itu perlu

menjaga loyalitas dari karyawan, dan kunci utamanya adalah adanya motivasi

yang tinggi dalam diri karyawan..

Berdasarkan pengamatan penulis di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Barat pada saat pelaksanaan PL Manajemen, dari tanggal 17 Juni sampai tanggal

23 Juni 2013, masih ada sebagian karyawan yang kurang memiliki motivasi yang

tinggi. Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat jam kerja

berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan

ruangan dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang

mendesak. Hal ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis

amati. Pada saat pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang

23
keluar meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal

tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.

Kurangnya motivasi pegawai juga dapat dilihat fenomena berikut ini :

1. Adanya beberapa pegawai yang melimpahkan pekerjaannya kepada pegawai

honorer yang terlewat batas.

2. Adanya pegawai yang belum melaksanakan tugas dengan jujur.

3. Adanya pegawai yang mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain yang

belum mengetahui subtansi dari tugas tersebut.

24

Anda mungkin juga menyukai