Disusun Oleh :
KELAS B
JURUSAN MANAJEMEN S-1
SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) EKUITAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri Pendidikan Pancasila
yang berjudul “ Motivasi dan Komunikasi “ dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tugas ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
tugas ini.
Diluar itu, saya sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya. Akhir
kata, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...ii
MOTIVASI…………………………………………………………………………………..1
1.1 Pengertian Motivasi ……………………………………………………………........1
1.2 Teori Motivasi……………………………………………………………………......2
1.3 Bentuk Motivasi……………………………………………………………….…......6
1.4 Metode Motivasi……………………………………………………………….….....7
KOMUNIKASI……………………………………………………...……………………...11
STUDI KASUS…………………………………………………………………….............23
ii
MOTIVASI
1.1 Pengertian Motivasi
Para ahli Manajemen sepakat bahwa motivasi adalah serangkaian upaya untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan mengetahui terlebih dulu tentang apa
yang membuat seseorang bergerak. Namun seseorang bergerak bisa juga karena dua
sebab, yaitu : Kemampuan (ability) dan Motivasi. Kemampuan dipengaruhi dari
kebiasaanyang diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan pelatihan serta dari
gerak reflex secara biologis dan psikologis yang menjadi kodrat manusia.
Landy dan Becker (1987), dalam stoner (1996,134-135), mempetakan dengan
jelas letak motivasi diantara refleks dan kebiasaan (gambar 1.1) karena luasnya
makna motivasi harus juga memahami asumsi dasar motivasi.
Stoner (1996, 134) mengatakan bahwa terdapat 4 asumsi dasar motivasi, yaitu :
a. Motivasi adalah hal hal yang baik, seseorang termotivasi karena ia dipuji
atau sebaliknya bekerja dengan penuh motivasi karena seseprang itu dipuji.
b. Motivasi adalah satu dari beberapa factor yang menentukan prestasi kerja
seseorang dan factor lainnya kondisi tempat kerja, pemimpin, kemampuan,
dll
c. Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu, seperti beberapa factor
psikologis yang berdifat siklikal, maka pada saat berada di titik terendah
motivasi perlu ditembahkan.
d. Motivasi adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur
hubungan pekerjaan dalam organisasi
1
oleh karena itu, yang menggambarkan daerah perilaku manusia yang mana sdpat
dipengaruhi dan diubah. Maka, daerah itulah yang difokuskan sebagai daerah
pemotivasian. Dilihat dari gambar, daerah yang dapat dimotivasi lebih luas daripada
daerah lainnya.pada gambar menunjukkan besarnya potensi pemotivasian.
Hal ini mempunyai arti bahwa bila kita ingin memotivasi seseorang maka kit
aharus mengetahui lebih dahulu orang tersebut berada pada jenjang kebutuhan
yang mana, sehingga kita dapat memotivasi dengan menawarkan sesuatu ang
berada pada jenjang kebutuhan diatasnya. Meski banyak dipraktikkan oleh para
manajer satu dan lain.
2
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (Negatif/ Pemalas) dan
teori Y (positif/ Pekerja).
Perbedaan dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia, ada 4 teori Y :
Asumsi teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka
diperintah, dan tidak tertarik akan rasa bertanggung jawab serta ingin
keamanan atas segalanya
Asumsi teori Y Ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakikatnya tidka
malas dan dapat dipercaya
Auatu kesan yang barangkali diperoleh oleh/dari mempelajari teori X dan teori
Y ialah bahwa manajer-manajer yang menerima asumsi-asumsi teori X tentan
gsifat manusi abiasanya akan menggunakan pendekatan secara langsung,
pengendalian dan pengawasan secara ketat terhadap bawahannya. Sementara itu,
dalam asumsi teori Y, manajer-manajer akan bersikap membantu, mendukung, dan
mempermudah orang-orang dalam mengembangkan kreativitas tugas-tugasnya.
Kesan semacam ini perlu diperhatikan. Sebab, akan membawa ke suatu perangkap
pemikiran yang tidak bagus. Bahwa, teori X adalah salah dan jelek, dan teori Y
adalah bagus. Teori X dan teori Y adalah sikap atau tindakan untuk memajukan
orang-orang
3
3. Teori dua faktor Herzberg
Pemahaman yang benar tentang hal-hal yang merupakan faktpr pemotivasi fan
hal-hal yang merupakan faktor pemeliharaan sangat diperlukan untuk dapat
memotivasi karyawan dengan benar.
4
5
1.3 Bentuk Motivasi
Motivasi dapat juga dibagi dalam dua bentuk yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik : Bonus, Keamanan, dan Sosial. Motivasi
Instrinsik : tertantang pada pekerjaan, belajar hal baru memanfaatkan potensi
sepenuhnya dan harus bertanggung jawab. Perspektif keseimbangan dan keadilan
mengenai motivasi individu ditentukan oleh kesesuaian antara jpb input dan job
rewards.
Usaha Upah
Kemampuan Kepastian dan
Keahlian keamanan kerja
Loyalitas Benefit
Waktu Peluang karir
Kompetensi Status
Peluang promosi
6
1.4 Metode Motivasi
7
a. Adanya transparasi informasi yang memadai antara atasan dan
bawahan serta keterlibatan para pekerja dalam berbagai keputusan
b. Pemuasan terhadap kebutuhan para pekerja untuk dianggap penting
dan berguna akan meningkatkan moral dan semangat para pekerja
Pendekatan SDM
- Asumsi
a. Pekerjaan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang tidak disukai.
Para pekerja ingin memberikan kontribusi terhadap suatu tujuan yang
memberikan manfaat
b. Hamper semua orang pada dasarnya melakukan sesuatu yang kreatif,
inovatif dan penuh tantangan daripada sekedar menjalankan tugas
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer perlu memastikan bahwa seluruh sumber daya manusia di
daya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal\
b. Manajer perlu mewujudkan suasana pekerjaan yang dapat mendorong
seluruh sumber daya manusia berdasarkan kemampuannya masing-
masing
c. Manajer perlu mendukung adanya partisipasi dari para pekerja dalam
hal bekerja, berinisiatif dan melakukan pekerjaan secara mandiri
- Harapan
a. Peningkatan keterlibatan pekerja dalam berbagai hal yang terkait
dengan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja da
efisiensi
b. Kepuasan kerja akan terwujus melalui berbagai hasil positif yang dapat
ditunjukkan oleh para pekerja dalam setiap kesempatan
8
6. Bengunkan ke[ercayaan kelompok
7. Perlihatkan pengabdian pribadi
8. Bersikap bijaksana pada karyawan
9. Bersedialah belajr dari orang lain
10. Bersikaplah luwes
11. Izinkan kebebasan berbicara
12. Beri dorongan kepada orang yang inovatif dan kreatif
5. Expextacy Model
Kekuata seseorang untuk bekerja bergantung dari ekspetasi serta
respect atau diperhatian dari orang lain semakin kuat perhatian orang
lai, maka dia akan termotivasi untuk kerja
6. Job Characteristic Model
Setiap pegawai akan termotivasi bekerja jika mereka mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya
9
1.6 Teknik Motivasi
Teknik motivasi yang dapat dipakai oleh pemimpin menurut Verma dapat
dinilai sebagai berikut :
M : Manifest, artinya : nyatakan ruang lingkup tugas yang harus dijalankan
pada saat pendelegasian
O : Open, artinya bangkitkan percaya diri ketika pendelegasian tugas
T : Tolerance, artinya toleransi terhadap kegagalan dan mau belajar dari
kesalahan
I : Involve, artinya semua terkait dalam pekerjaan, meningkatkan rasa diterima
dan komitmen
V : Value, artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik
A : Align, menyeimbangkan sasaran pekerjaan
T : Trust, kejujuran setiap anggota tim kita dalam memotivasi
E : Empower, memberdayakan setiap anggota tim sewajarnya
10
KOMUNIKASI
2.1 Pengertian Komunikasi
Delam proses komunikasi, paling sedikit ada lima unsur, yaitu pengirim pesan
(komunikator), pesan, jalur(medium), penerima ( sering kita sebut komunikan),
dan umpan balik atau balikan.
11
Proses komunikasi memerlukan umpan balik. Apabila umpan balik
tidak ada, maka dapat dikatakan komunikasi telah gagal. Nahkan
dalam komunikasi satu arah, selalu ada umpan balik, hanya saja
wujudnya yang berbeda dan waktunya tertunda. Umpan balik yang
langsung terjasi adalah komunikasi tatap muka, atau telepon
6. Gangguan
Dalam proses komunikasi selalu ditemukan adanya gengguan.
Gangguan ini dapat terjadi di babagai unsure komunikasi. Gangguan
dapat terjadi antara komunikator dan penerima pesan, karena latar
belakang pengirim dan penerima pesan yang berbeda, secara
ekonomi, sosiologi, psikis atau antropologis, atau berbeda pendidikan
dan pengalamannya atau kemampuannya atau gangguan lainnya
seperti gangguan teknologi, iklin/cuaca, alat, dll.
1. Fungsi informative
Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu
2. Fungsi regulative
Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulative ini, yaitu :
a. Orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Namun sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada :
1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah
2. Kekuatan pimpinan dalam member sanksi
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
b. Berkaitan dengan oesan, pesan regulaif pada dasarnya berorientasi
pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang kerja yang boleh dan tidak boleh dilakukan
3. Fungsi persuasive
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan atau wewenang tidak akan
selalu membawa hasil yang memuaskan. Adanya kenyataan ini. Maka
banyak pimpinan yang suka untuk mempersuasu bawahannya
daripada member perintah
12
4. Fungsi integrative
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik, terdapat dua saluran
yaitu, komunikasi formal dan komunikasi non formal.
Umpan balik
sumber
Suatu sumber memberikan pesan dengan pengodean dan diteruskan oleh suatu
saluran(medium) kepada penerima yang menguraikan kode pesan. Penerima yang
telah menguraikan kode memberikan umpan balik berupa suatu respon melalui
respon dapat diketahui apakah pesan diterima dan dipahami dengan baik dan benar
13
2. Perspektif perilaku, memandang komunikan sebagai perilaku verbal atau
simbolik dimana pengirim berusaha mendapatkan satu efek yang
dikehendakinya pada penerima
- Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
- Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan yang suddah
dilambangkan ke dalam symbol-sinbol itu mengantarkan pesan atau tidak
- Apakah penerima pesan dapat memahami apa yang dipesankan atau tidak
Jika jawaban atas ketiga hal diatas adalah “tidak”, maka komunikasi akan
gagal
14
2.7 Umpan Balik dalam Komunikasi
Untuk mengetahui apakah umpan balik dalam komunikasi antara pejabat atau
pegawai dalam suatu organisasi tertentu, efektif atau tidak. Berikut ini ada
beberapa karakteristik yang bias digunakan mengenalinya adapun karakteristik
umpan balik yang efektif antara lain :
3. Cenderung membantu
4. Khusus dan terperinci
5. Deskriptif
6. Bermanfaat
7. Memperhitungkan waktu
8. Kesiapan pegawai untuk menerima dan memberikan umpan balik
9. Jelas
10. Sah dan benar
Dan berikut juga terdapat umpan balik yang tidak efektif dalam
komuikasi/sebaliknya dan umpan balik yang efektif, sebagai berikut :
15
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya
2. Komunikasi ke bawah
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi
ke tingkat lebih rendah
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi kerja kepada karyawan untuk bekerja lebih giat
3. Komunikasi vertical
Komunikasi yang mengatur dari atas ke bawah dan sebaliknya dari
bawah ke atas. Hubungan tersebut bersifat timbale balik antara atasan
dan bawahan
4. Komunikasi horizontal
Komunikasi hiorizontal dikenal juga dengan komunikasi lateral, yaitu
tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi
horizontal adalah
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecah masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama
16
2.10 Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi atau communication styel member pengetahuan kepada kita
tentang bagaiman perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dalam suatu organisasi
Masing masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi
yang dipakai untuk mendapatkan respond an atau tanggapan tertetnu dalam situasi
tertentu. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pada
maksud pengirim dan harapan dari penerima, terdapat enam gaya komunikasi
,yaitu :
1. The controlling style
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communication. Gaya ini sering
dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Gaya komunikasi ini lebih
memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan disbanding upaya mereka
untuk berharap pesan. Karena mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan
dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback
tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi
2. The equalitarian style
gaya komunikasi ini ditandai dengan berlakunya arus penyebarannya
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis bersifat dua arah. Orang-
orang yang menggunakan gaya komunikasi ini adala orang-orang yang
memiliki sikap kepedulian yang tinggi sertakemampuan membimbing
hubungan yang baik dengan orng lain. Baik dalamkonteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja. Gaya komunikasi ini akan memudahkan
tindak komunikasi dalam organisasi. Sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerjasama, khususnya salam situasi untuk
mengambil keputusan terhada suatu permasalahan yang kompleks
3. The structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan, gaya memantapkan peintah yang harus
diaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi,
pengirim pesan lebih member kepada keinginan untuk mempengaruhi
orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal
kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
4. The dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan gaya komunikasi ini sering
dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga.
17
Tujuan utama gaya ini adalah menstimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik dan
gaya ini cukup efektif dalam mengatasi persoalan yang bersifat kritis
5. The relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain,daripad keinginan untuk
member preintah dan mengontrol orang lain. Pesan dalam gaya
komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan sedang bekerja sama
dengan orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta
bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau kerjaan yang
dibebenkan kepadanya
6. The withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadai orang-orang
tersebut
1. Model rantai
Metode jaringan komunikasi disini terdapat lima tingkatan dalam
jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi system arus ke
atas dank e bawah, yang artinya menganut hubungan komunikasi
garis langsung baik ke atas atau ke bawah tapa terjadinya suatu
penyimpangan
2. Model roda
Semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan
terpusan satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih,
dan antara bawahan tidak terjadi interaksi
3. Model lingkaran
Model jaringan komunikasi ini, pada semua anggota/staff bias
terjadi interaksi pada setiap tiga tingkata hirarkisnatetapi tanpa ada
kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, hanya terbatas pada
setiap level
4. Model saluran bebas/semua saluran
Pengembangan model lingkaran, dimana dari semua tiga level
tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa
menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
18
5. Model huruf Y
Tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat
level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan
dan dua atasan mungkin beda divisi/departemen.
19
2.13 Hambatan Komunikasi Keorganisasian
Didalam organisasi, komunikasi adalah proses transfer informasi dan
pengetahuan diantara anggota-anggota organisasi, dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektifan roses organisasi
Dalam organisasi peran komunikasi ini sangatlah dominan bagi proses
kegiatan organisasi mencapau tujuannya. Gangguan terhadap salah satu unsure
akan dapat mengakibatkan tidak tercapainaya maksud diadakan komunikasi.
Banyak hambatan yang didapat menggangu proses komunikasi keorganisasian
yang dapat menyebahkan kemacetan komunikasi, yaitu :
1. Latar belakang
Didalam organisasi terdapat orang yang berbeda latar belakangnya.
Mereka dapat menasirkan komunikasi yang sama dengan cara yang
berbeda pula. Perbedaan tersebut menyebabkan proses penyandian
dan penguraian ssndi menjadi beda, dan akhirnya menyebabkan tidak
tercapainya kesamaan terhadap makna pesan
2. Mendengarkan secara selektif
Kebiasaan manusia adalah mereka hanya ingin mendengarkan pesan
yang sesuai harapannya, sehingga mereka sering mengaburkan
informasi baru yang tidak sesuai dengan kepercayaan yang telah
diyakini selama ini
3. Kepercayaan terhadap sumbr
Kepercayaan terhadap sumber adalaj pengakuan dan kepercayaan
penerima tehadap komunikator. Tingkat kepercayaan penerima karena
pesan tersebut akan menimbulkan perilaku penerima arena pesan
tersebut akan mempengaruhi reaksi dan pandangan penerima pesan
4. Pertimbangan nilai
Penerima pesan mengadakan pertimbangan nilai yang menyeluruh
terhadap pesan yang diterima. Pertimbangan nilai ini mungkin
dilakukan terhadap komunikator, pengalaman sebelumnya dengan
komunikator dn harapan terhadap pesan
5. Masalah bahasa
Komunikasi biasanya melalui penggunaan symbol-simbol. Biasanya
bias berupa kata-kata atau bahasa. Kamungkinan yang terjadi adalah
kata-kata yang sama mungkin saja mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang berbeda pula
6. Penyaringan
Biasanya bawahan membuat laporan yang menyenangkan bagi atasan
karena takut terhadap hukuman. Bawahan berusaha menyaring pesan .
hanya pesan-pesan yang mendaatangkan keuntungan bagi mereka
yang disampaikan ke atasan
20
7. Jargon(bahasa dalam)
Sering kali didalam kelompok ada logat atau istilah-istilah khusus
yang hanya dimengerti olr=eh anggota suatu kelompok tertetnu saja,
dan bersifat sangat teknis
8. Perbedaan status
Perbedaan status ini dapat menimbulkan kemacetan kamunikasi,
karena bagi mereka yang berasa dibawah secara hirarkis akan
mencoba menghindari atau menyimpangkan pesan komunikasi, atau
menimbulkan ketertutupan komunikasi
9. Beban komunikasi yang berat
Keputusan dapat diambil setelah memperoleh informasi sebagai bahan
pertimbangan terhadap alternative yang akan dipilih. Sering kali
manajer itu kebanjiran informasi. Akibatnya manajer sulit menyerap
semua informasi, dan cenderung membuang banyak informasi.
Bahkan informasi yang penting sekalipun dapat terbuang
10. Tekanan waktu
Sering kali bahwa manajer tidak punya waktu untuk berdialog
dengan bawahan. Tekanan waktu sering juga menyebabkan kondisi
“by passing” yang dilakukan oleh manajer atas, sehingga manajer
bawah merasa dilampaui weweangnya dan terjadilah konflik
21
d. Komunikasi digunakan sebagai alat manajemen untuk berbicara
dengan karyawan, dan juga mendengar atau memperhatikan apa yang
dikatakan oleh bawahan
3. Komunikasi dalam era sumber daya manusia
a. Komunikasi formal dan informal
b. Komunikasi yang terjadi ke berbagai arah
c. Kegunaan sebagai alat control, mendukung perencanaan pertisipatif,
pengorganisasian, dan usaha-usaha pengarahan terhadap pelaksanaan
tugas-tugas
d. Pengambilan keputusan dilakukan secara desentralisasi’
e. Organisasi informal dilihat sebagai bagian penting dalam organisasi
f. Kegunaa n komunikasi adalah untuk mendorong kemunculan potensi-
potensianggota organisasi
22
STUDI KASUS
Pegawai Daerah tingkat provinsi yang ada di Sumatera Barat. Seperti organisasi
pekerjaan yang jelas. Untuk mencapai tujuannya dengan baik, setiap organisasi
organisasi harus memiliki sumberdaya manusia atau pegawai yang baik agar
organisasi. Sistem Manajemen Mutu sebuah organisasi yang baik tidak efektif
jika karyawan tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka tidak akan ada progres
yang cepat dan kualitas kinerja pegawai pun akan rendah. Untuk itu perlu
menjaga loyalitas dari karyawan, dan kunci utamanya adalah adanya motivasi
Barat pada saat pelaksanaan PL Manajemen, dari tanggal 17 Juni sampai tanggal
23 Juni 2013, masih ada sebagian karyawan yang kurang memiliki motivasi yang
tinggi. Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat jam kerja
berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan
ruangan dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan yang
mendesak. Hal ini dapat dicontohkan kepada salah satu pegawai yang penulis
amati. Pada saat pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada pegawai yang
23
keluar meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang. Hal
tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.
24