Disusun oleh :
Kelompok 5
UNIVERSITAS GARUT
2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Puji serta syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan kenikmatan tiada tara kepada seluruh ciptaan-Nya. Dengan
keadilan-Nya, tegaklah semesta ini dibawah aturannya tanpa ada yang tidak
seimbang sedikitpun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada sang revolusioner dunia islam yakni Nabi Muhammad SAW, yang mana
beliau telah membawa manusia dari zaman kebiadaban sampai zaman yang
beradab seperti ini, tak lupa kepada para ahlul bait-nya, para sahabatnya hingga
sampailah kepada kita selaku umatnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1 Perspektif sains : Sejarah alam semesta dan alam Manusia (The Historis
of Macrocosmos and microcosmos)
Sejarah alam semesta menurut perspektif sains Lima milliar tahun yang
lalu, bumi ini tidak pernah ada.
Suatu ledakan (bigbang) telah mengawali alam semesta kita, tercipta
imateri (langit : ruang dan waktu) dan materi (isi langit). Cikal bakal tatasurya
berupa gas, nebula yang berpusar dan tengahnya sangat panas sebagai cikal
bakal matahari.
Berikut meruapakan pendapat para ahli mengenai teori kosmologi :
A. Dalil Aristoteles
Keteraturan alam semesta ini ditentukan oleh gerak (motion). Gerak
merupakan penyebab terjadinya perubahan (change) di alam semesta.
Akhirnya akal manusia tiba pada suatu titik yang ultimate, yaitu sumber
penyebab dari semua gerak, yaitu Unmoved Mover, Penggerak yang tadak
digerakkan.
a. Segala makhluk tidak akan mampu masuk kedalamnya karena akan hancur
tak berbentuk. ‘Arsy’ merupakan pusaran energy tertinggi di alam semesta
yang melibatkan bertriliun-triliun energi, ruang,waktu dan informasi.
1. Jika usaha kita rendah atau tidak berusaha, kita akan kalah dan terlempar
dari pusaran.
2. Jika usaha kita sedang, kita hanya akan mampu bertahan saja.
Bentuk pertolongan tersebut adalah dengan men- dekatkan diri kepada Allah
SWT Yaitu dengan cara:
Jika diformulasikan secara universal, ketiga hal tersebut adalah sebuah upaya
‘melenyapkan diri’ dan menyatu dengan realitas kehidupan.
No Hambatan Solusi
1 Masih banyaknya manusia yang belum Dengan cara mencari jati diri nya yang
memahami arti kehidupan yang sesungguhnya sesungguhnya, dengan begitu tentunya
akan mengenal dan menemukan makna
kehidupan yang berarti
2 Upaya menyatu dengan realitas kehidupan • Beragama dengan penuh
masih sulit dilakukan keikhlasan dan kepahaman.
• Hanya bertuhan dan berserah diri
kepada Allah.
• Banyak melakukan kebajikan.
3 Pembentukan diri pada manusia di beberapa Manusia dan dunia bersifat korelatif.
kalangan masih belum sesuai Dunia ada karena manusia dan manusia
membentk dirinya melalui dunia dan
dunia merupakan hasil pemahaman
manusia atas kenyataan diluar dirinya
4 Sebagian di kalangan masyarakat masih belum Jangan melawan arus atau berusahalah
menyelaraskan diri dengan alam untuk mengikuti arus meskipun
pusaran tersebut cenderung melempar
segalanya ke luar arus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alam semesta (makrokosmos) dan alam manusia (mikrokosmos)
diciptakan Allah secara seimbang dengan tujuan memberi pelajaran berharga
terutama pada manusia untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan
sehingga tercipta harmonisasi yang indah.
Setiap makhluk di alam semesta ini hidup dan beraktifitas sesuai
kodratnya dengan tujuan tertentu. Manusian diciptakan dengan kecenderungan
baik dan buruk sehingga harus mampu menyelaraskan diri dengan alam dan
mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir sebagai upaya menuju
kemenangan yang hakiki.
Dunia bukanlah segala sesuatu yang ada saja malainkan seagala sesuatu
yang menjadi lingkungan hidup dan penhayatan hidup manusia. Manusia dan
dunia bersifat korelatif. Dunia ada karena manusia dan manusia membentk
dirinya melalui dunia dan dunia merupakan hasil pemahaman manusia atas
kenyataan diluar dirinya.
4.2 Saran
Kajian mengenai aliran-aliran filsafat sangat luas, oleh karena itu
diperlukan banyak sumber/literatur. Literatur yang cukup baik akan
memberikan gambaran yang komprehensif mengenai berbagai persoalan
dalam filsafat, terutama berkaitan dengan cara bagaimana filsafat itu
mendefinisikan tentang alam semesta dan alam manusia dan hubungannya
dengan ilmu. Sehingga bagi siapapun yang tertarik melakukan kajian tentang
kosmologi diharapkan memiliki literatur yang cukup mengenai filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagir, H. (2016). Buku Saku Filsafat Islam . Bandung: Mizan Digital Publishing.
Sudibyo, L., Triyanto, Bambang, & Suswandari, Meidawati. (2017). Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: Deepublish.