Anda di halaman 1dari 20

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

Disusun untuk memenuhi


Tugas mata kuliah umum ISBD

Oleh:
KHAIRATUN HISAN (2208108010046)
ALIFAH ALYANA (2208108010047)
SARA AISHA (2208108010050)
HERU BAGUS CAHYO (2208108010053)
SEFTYA PRATISTA (2208108010054)
SYAHMAWATI BERUTU (2208108010055)

Dosen : Rahmat Fadli,S.H, M.H

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji beserta Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha esa. Karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah yang berjudul “ MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI ”. Tak lupa pula
shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada bagianda nabi besar Muhammad SAW.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah umum Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Apabila terdapat banyak kesalahan terhadap makalah ini, kami memohon maaf. Segala bentuk
kritik dan saran sangat kami harapkan dari segala pihak kesempurnaan makalah ini. Semoga
penulisan makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Darussalam, 20 Januari 2023

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

 A. Latar Belakang …………………………………………..………… 1


 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
 C. Tujuan Penulisan ………………………………………..………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………….…………………………… 3

 A. Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni …………………… 3


 B. Korelasi Manusia, Sains, Dan Teknologi …………………………... 9
 C. Kesenian dan Kebudayaan…………………………………………. 13

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 16

 A. Simpulan …………………………………………………………… 16
 B. Saran ……………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesor Stephen William Hawking memperkirakan bahwa sejak hampir dua
decade lalu, ancaman terbesar manusia bagi ras mendatang bukanlah nuklir, sebagaimana
digembar-gemborkan banyak pihak, melainkan riset biologi. Ilmuan asal inggris yang lahir
pada 8 januari 1942 ini,menekuni bidang matematika terapan dan fisika teoritis. Ia
memperoleh ph.D dan Trinity Hall Cambridge dengan tesis properties of expending
universes. Hawking salah satu manusia yang menyakini bahwa alien (makhluk asing;
kehidupan diluar bumi) itu ada. Bahkan menurutnya, jika alien itu mengunjungi bumi maka
sama persis seperti colommbus mengunjungi Amerika. Nasib yang tidak baik bagi
penduduk Amerika, diperkirakan begitulah jika alien datang ke bumi. Iya sudah
memperoleh banyak penghargaan (Sulaiman Tripa).
Perkiraan riset biologi, antara lain diyakini melalui berbagai virus yang dibuat
manusia melaluui aneka ragam rekayasa genetik, dapat menghancurkan ras manusia Ketika
organisme itu lepas ke lingkungan dan tidak dapat dimusnahkan. Iya akan kehilangan
kontrol. Hawking melihat tetap ada positif dari semua perkembangan ilmu pengetahuan
rekayasa genetik, menurutnya, juka memungkinkan manusia melarikan diri ke jagat raya.
Ia juga dapat digunakan unttuk memperbaiki manusia hingga siap melakukan perjalanan
jangka Panjang mengarungi jagat raya.
Akhir-akhir ini, hal lain yang diingatkan adalah terkait emisi CO2 yang membuat
bumi memanas dan kian panas, hingga akan seperti planet terpanas yaitu Venus dengan
asam sulfat yang mendidih. Para ilmuwan mencoba berpikir kemungkinan ada jalan yang
bisa menyebarkan manusia ke seluruh jagad raya. Sejumlah planet pun diteliti untuk
kemungkinan ditempati, terutama yang memiliki keadaan yang sama dengan bumi. Namun
demikian, para ilmuwan tetap merasa usia bumi sudah semakin tua, sehingga diragukan ia
akan bertahan seribu tahun lagi.

1
Melalui ilmu pengetahuan, manusia memiliki skema dan ancangan tersendiri
mengenai peta dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Bahkan ilmuan yang memiliki
rumus pasti, dapat menduga hal yang seolah- olah memang akan menjadi nyata. Kondisi
demikian, oleh agamawan ada yang memiliki tanggapan berbeda, terutama mengenai dunia
keakanan. Mengenai kehidupan abadi setelah mati, Hawking memiliki pandangan sendiri.
Dalam keyakinan, kehidupan setelah mati memang terhampar sebagai kehidupan yang
tiada batas. Alasan ini yang membuat orang-orang yang berbuat sesuatu di dunia, berharap
memperoleh balasannya suatu saat nanti. Maka dalam kitab suci digambarkan bahwa hidup
di dunia itu seperti kita bercocok tanam, di mana apa yang ditanam oleh manusia maka itu
yang akan dipetiknya suatu saat nanti. Tanaman yang baik akan menghasilkan sesuatu yang
baik. Sebaliknya, tanaman yang buruk akan melahirkan hasil yang buruk pula.

B. Rumusan Masalah

Menyimak uraian pembukaan diatas muncul pertanyaan yang menjadi


permasalahan dalam makalah ini, yaitu:
1. Pengertian manusia, sains, teknologi, dan seni
2. Korelasi antara manusia, sains, dan teknologi
3. Pengertian kesenian dan kebudayaan

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui dan memahami urgensi sains,
teknologi, dan seni bagi manusia serta bijak dalam penggunaannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni


1. Pengertian manusia
Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah "animal rational", binatang
yang berakal, ada pula yang mengatakan manusia adalah "zoon politicon" atau
"politicon zoon", yaitu manusia makhluk yang mempunyai hasrat untuk hidup
bersama. Ada pula yang mengatakan bahwa manusia merupakan hasil evolusi yang
berlangsung sampai menjadi "manusia yang sempurna". Abad sekarang
menonjolkan manusia secara yang konkrit, yaitu manusia sebagai eksistensi,
manusia yang "ada" dengan segala sesuatu yang melingkupinya.
Pada dasarnya, manusia mempunyai tiga kodrat, yaitu susunan kodrat,
kedudukan kodrat dan sifat kodrat. Menurut susunan kodratnya manusia terdiri atas
dua unsur, yaitu jiwa atau badan rohani dan raga atau badan jasmani. Jiwa dan raga
ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain,
dua yang menjadi satu dan karena itu dinamakan monodualis. Ungkapan ini dalam
bahasa jawa disebut: loro-loroning atunggal. Kedudukan manusia di dunia ini
adalah makhluk Tuhan, tetapi di samping itu ia juga merupakan makhluk yang
dapat berdiri sendiri. Keadaan ini tidak dapat dielakkan. Maka manusia mempunyai
kedudukan kodrat bersifat sosial, atau "zoon politicon", yakni hasrat untuk hidup
bersama. Sebagai individu dan sebagai makhluk sosial, ini juga tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Dan dalam hal ini pun manusia mempunyai sifat
monodualis pula.
Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri. Tidak hanya
berhadapan, tetapi juga: menghadapi. Dalam arti yang mirip dengan menghadapi
soal, menghadapi kesukaran dan sebagainya. Jadi, dia melakukan, dia mengolah
diri sendiri, mengangkat dan merendahkan diri sendiri dan sebagainya. Dia bersatu

3
dan berjarak terhadap diri sendiri. Bersama itu, manusia juga makhluk yang berada
dan menghadapi alam kodrat. Dia merupakan kesatuan dengan alam, tetapi juga
berjarak. Dia bisa memandangnya, bisa mempunyai pendapat-pendapat
terhadapnya, bisa merubah dan mengolahnya. Hewan juga di dalam alam, tetapi
tidak berhadapan dengan alam, tidak mempunyai distansi. Lihatlah saja, hewan
tidak bisa memperbaiki alam, tidak bisa menyerang alam dengan teknik.
Manusia itu selalu hidup dan mengubah dirinya dalam arus situasi yang
konkrit. Dia tidak hanya berubah dalam tetapi tetapi juga karena diubah oleh situasi
itu. Namun dalam berubah-ubah ini, dia tetap dia sendiri. Tidak sulit memahami
bahwa setiap orang (termasuk saya sendiri) memiliki sifat dan karakter
berbedabeda. Tinggi, rendah, berani penakut dan sebagainya. Manusia selalu
terlibat dalam situasi, situasi itu berubah dan mengubah manusia. Dengan ini dia
menyejarah. Demikian juga halnya dengan lingkungan sosial. keterbukaan ada
pada manusia, tetapi perkembangan dan kemajuan pengetahuannya sangat
tergantung kepada hidup bersama. Relasi kepada sesama termasuk kodrat manusia
dan mempengaruhi manusia dalam menuju kebenaran.
Cita-cita manusia dalam pengetahuannya ialah mencapai kebenaran, tak
seorangpun cinta kepada kekeliruan. Bahwa obyek sebenarnya dari tahu ialah
kebenaran. Jika orang tahu, bahwa pengetahuannya itu tidak benar, maka
diusahakannya, supaya manusia dapat mencapai kebenaran. Pengetahuan manusia
itu lalu juga mungkin kreatif, maksudnya manusia berusaha tidak hanya mencapai
kebenaran saja, melainkan mungkin mencoba hendak mengetahui seluruh
obyeknya dengan segala aspeknya. Hal yang demikian itu tidaklah dilakukan oleh
binatang. Mungkin terhadap bebarapa jenis binatang boleh dikatakan, bahwa
mereka juga mempunyai pengetahuan, akan tetapi pengetahuan itu reseptif saja,
mereka menerima, dan tanpa tahu meletakkan hubungan sesuatu terhadap sesuatu
itu. Manusia pada masa ia belum dapat mempergunakan budinya, masa pra-logis
dan dari pada itu pra-verbal, juga hanya mempunyai pengetahuan reseptif saja,
belumlah ia tahu yang sebenarnya. Tahu yang sebenarnya itulah keistimewaan

4
manusia, itulah yang membedakan dia dari binatang. Mempunyai budi ialah sifat
khas manuisa.
Sulit untuk dibantah bahwa manusia terus-menerus mengejar hal yang baik.
Dan apabila membedakan suatu hidup yang baik dari suatu hidup yang buruk,
sesuatu yang sepantasnya dikerjakan dari apa yang sepantasnya tidak dikerjakan,
sebenarnya manusia berbuat demikian karena tahu yang baik, yang benar, dan
sepantasnya menuju ke arah tujuan yang semestinya. Itulah orang seharusnya
hidup, karena hanya hidup yang baik yang akan membawanya ke arah pemenuhan
hal yang baik yang tertinggi yang mungkin ia capai, ke arah pemenuhan tujuan
untuk apa ia berada, untuk apa ia bereksistensi.
Manusia adalah makhluk yang sempurna, yang diharuskan untuk
melakukan yang sesuai dengan kodratnya atau alamnya, itu kami sebut hukum
kodrat atau hukum alam. Tetapi selalu harus kita ingat, bahwa ini kodrat alam
manusia. Seperti kita ketahui, manusia memang lain dari benda alam yang bukan
manusia, karena manusia mempunyai daya tahu (budi) dan daya memilih
(kehendak). Karena adanya daya dua macam inilah timbul penilaian etis terhadap
tingkah laku manusia. Hukum kodrat ini memang terlalu umum. Manusia dalam
renungannya dapat menemukan aturan atau hukum yang lebih kongkrit. Hukum ini
merupakan pengkongkritan dari hukum alam. Kongkritisasi atau pengkhususan
hukum alam ini yang kami namai bagian khusus dari etika. Yang menonjol pada
manusia ialah bahwa manusia itu di dunia ini tidak sendirian, ia merupakan sesuatu
di dunia dan dunia itu berisikan manusia banyak. Manusia bergaul satu sama lain.
Ini suatu fakta yang tak dapat diingkari, lepas dari soal, apa pergaulan ini
merupakan aspek tertentu dari kodrat manusia, yang terang ialah, bahwa pergaulan
ini ada, dan dalam pada itu manusia selalu harus memperhitungkan adanya manusia
lain dari pada dirinya sendiri. Dalam pada itu adalah wajib dan hak dalam hubungan
manusia satu sama lain.

2. Pengertian sains

5
Pengertian sains secara etimologi berasal dari Bahasa Latin yakni
“Scientia” yang dapat diartikan sebagai “pengetahuan” atau “mengetahui”. Setelah
itu, lahirlah kata Science yang diketahui berasal dari bahasa Inggris. Sedangkan
pengertian sains secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
fenomena alam dan mengungkap fenonema yang terkandung didalamnya yang
dijabarkan melalui metode ilmiah.
Menurut KBBI sains adalah:
1)Ilmu pengetahuan pada umumnya
2)Pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk didalamnya
botani, fisika, kimia, geologi, zoology dan sebagainya; ilmu pengetahuan alam.
3)Pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji
coba yang mengarah kepada penemuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang
sedang diselidiki atau dipelajari.
DiIndonesia sains juga diatur oleh UU No.2 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Sains adalah salah satu mata pelajaran yang
sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia yang dalam UU
dijelaskan bahwa pembelajaran sains (IlmuPengetahuanAlam) diberikan pada
jenjang pendidikan yang terdapat di Indonesia (SD/MI, SMP/MTS, maupun SMK)
baik negeri maupun swasta.
Sains bertujuan untuk menghasilkan model yang dapat digunakan untuk
mengungkap realitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa penyelidikan
ilmiah seperti Observasi, Hipotesis, Prediksi, Penelitian dan Kesimpulan.
Ruang lingkup sains terbatas dalam berbagai hal yang dapat dipahami
oleh penca indera atau dengan kata lain sains adalah pengetahuan yang

diperoleh melalui pembelajaran dan penelitian.

3. Pengertian teknologi
Secara etimologis, teknologi (technology) berasal dari Bahasa Yunani
techne yang memiliki pengertian seni, kerajinan, atau keterampilan dan logika yang

6
berarti latar, studi, atau tubuh ilmu pengetahuan. Secara terminologis, teknologi
dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang membuat atau menciptakan sesuatu.
Definisi lain mengenai teknologi yaitu:
1. Suatu disiplin rasional yang di desain untuk memastikan penguasaan
manusia terhadap alam fisik, melalui aplikasi hukum-hukum yang
ditentukan secara ilmiah (Simon, 1983:173).
2. Pengetahuan praktis dan sistemati, berdasarkan eksperimen atau
teori ilmiah yang meningkatkan kapasitas masyarakat untuk
memproduksi barang dan jasa, yang diwujudkan dalam
keterampilan produktif, organisasi, atau mesin (Saettler,
2004:4).
3. Tekknologi berhubungan dengan mendesain alat bantu dan peralatan
untuk mewujudkan suatu pikiran (Siemens dan Titteberger, 2009:14).
Teknologi mampu untuk menyimpan, mentransmisikan, dan/atau
memproses informasi dan komunikasi. Istilah TIK secara umum lebih sering
digunakan untuk penggunaan teknologi yang modern khususnya teknologi
pemrosesan data secara elektronik. Pemahaman TIK lebih dititikberatkan pada
komputer, telekomunikasi. Terkadang istilah TIK dianggap sebagai sinonim dari
internet walaupun hal tersebut merupakan pemahaman yang sempit. Masih menjadi
perdebatan apakah bentuk lama dari telekomunikasi termasuk ke dalam lingkup
TIK, seperti telepon dan telegraf.

Penggunnaan teknologi yang bijak akan mengarahkan kita dengan hal yang
baik diantara menggunakan teknologi yang tidak berlebihan. Fungsi teknologi
bagi kehidupan manusia memudahkan mendapatkan informasi atau berita baik
didalam maupun di luar negeri, memudahkan mencari teman lewat beberapa social
media, menambah ilmu pengetahuan, dapat memmberi hiburan secara praktis dan
memudahkan segala urusan.

4. Pengertian seni

7
Akibat kurang pemahaman tentang seni, beredarlah beberapa stereotipe
di masyarakat. Mungkin sebagian besar dari kita yang memasuki masa kuliah
pada tahun sebelum 1997, dan memilih seni, baik itu seni murni maupun seni
terapan sebagai jurusan yang diminati, akan mendapat pertanyaan seperti “mau
kerja apa kamu nanti” atau komentar seperti “pikirkan masa depan kamu”.
Pertanyaan atau komentar seperti itu bisa terlontar, karena keterbatasan
pemahaman tentang seni pada orang-orang masa tersebut. Pemikiran bahwa
seni hanyalah suatu aktivitas yang tidak berguna dan tidak memiliki nilai ekonomis,
sehingga orang yang memilih karier sebagai seniman tidak akan mempunyai
penghasilan yang baik dan tidak akan mampu untuk memenuhi standar hidup
yang layak tertanam di otak mereka. Contoh lain sebagai akibat dari kurangnya
pemahaman sebagian orang tentang seni tercermin dalam kejadian yang biasa
dialami oleh para praktisi desain komunikasi visual, terutama yang tidak terafiliasi
dalam sebuah firma desain yang besar. Pada saat praktisi desain ini diminta untuk
mengerjakan sebuah proyek oleh klien yang kurang memahami seni, maka harga
yang ditawarkan oleh si praktisi biasanya akan ditolak dengan alasan terlalu
mahal, atau harga itu akan ditawar serendah-rendahnya dengan hanya
menggunakan biaya produksi dan biaya bahan produksi sebagai standar
penentuan harga. Sedangkan buah pikiran dari si praktisi tidak akan dihitung
karena dianggap bukan sesuatu yang bisa dihitung secara jelas, seperti bahan
produksi dan biaya produksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata seni memiliki beberapa
arti. Arti tersebut adalah, pertama, keahlian membuat karya yang bermutu
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb). Kedua, karya yang
diciptakan dengan keahlian yg luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran. Ketiga,
kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yg bernilai tinggi (luar biasa).
Merujuk kepada definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni merupakan gabungan dari pemikiran,
keahlian yang melibatkan keterampilan fisik dan hasil akhir yang termanifestasi
dalam bentuk atau gerakan. Berarti, seni adalah sebuah proses.

8
Selain dari pemahaman yang didapat melalui pengkajian definisi yang
terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman dan penghargaan akan
seni, sering kali bisa ditingkatkan dengan menayakan pertanyaan-pertanyaan
seperti tujuan dari penciptaan seni dan alas an seni diciptakan. Jawaban dari
pertanyaan di atas adalah bervariasi. Alasannya adalah karena Seni menjadi ada
karena sebab atau alasan yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi manusia
yang membuatnya. Mungkin kita tidak akan bisa mendapatkan sebuah definisi
tentang seni itu, tetapi kita bisa mendapatkan pemahaman tentang seni melalui
yang bisa seni lakukan.
Seni menciptakan keindahan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa seni
selalu hadir dalam keindahan. Sejak zaman dahulu keindahan adalah sesuatu
yang selalu dicari oleh manusia. Pada awalnya manusia merujuk kepada alam
sebagai standar keindahan. Manusia berusaha meniru komposisi yang terdapat
pada alam untuk diaplikasikan dalam karya seni yang dibuat. Pada saat
keindahan yang terdapat pada alam tidak lagi cukup, manusia berusaha
meningkatkan standar keindahan, manusia mengembangkan standar alternatif
yang dianggap lebih baik dari alam, sebuah bentuk yang dianggap ideal.
Bangsa Yunani klasik sangat terobsesi dengan kecantikan, dan sangat tertarik
dengan formula-formula matematis untuk menemukan sebuah bentuk yang
sempurna yang tidak pernah ada dan dikenal oleh alam, merupakan
contoh dari usaha manusia dalam mengembangkan standar keindahan yang
melebihi alam.

B. Korelasi manusia, sains dan teknologi

Allah telah menciptakan alam semesta dan diperintahkan manusia untuk


mengamati dan menelitinya. Prof. Amin Abdullah menamakan ilmu dalam bentuk alam
semesta sebagai al-kitab al-mukawwas. Pengkajian yang dilakukan manusia dalam
mengkaji alam menghasilkan ilmu-ilmu kealaman (natural science) misalnya kimia, fisika,

9
biologi dan lain-lain. Melalui perintah wahyu untuk mempelajari dan meneliti alam,
dengan metode dan pendekatan yang ditetapkan manusia dapat melahirkan ilmu alam.
Pendekatan sains pada hakikatnya mempejari Islam karena berusaha mengetahui tanda-
tanda kekuasaan Allah. Pemahaman manusia atas ciptaan Allah ini akan mengantarkan
kepada keadaan seseorang yang akan lebih dekat dengan Allah.

Apabila kita kaitkan al-Qur’an dengan sains maka kita akan menemukan korelasi
yang begitu kuat. Korelasi tersebut dapat kita temui dalam fakta-fakta sains yang telah
terungkap. Sebagai contoh fakta sains yang terungkap yaitu proses penciptaan manusia
dalam Surat an-Nisa’ ayat 11-12. Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia
diciptakan dari sperma kemudian sperma tersebut bertemu dengan ovum di rahim,
kemudian sperma dan ovum tersebut dijadikan segumpal darah, segumpal darah dijadikan
segumpal daging, segumpal daging dijadikan tulang-belulang, tulang belulang dibungkus
dengan daging, kemudian dijadikanlah makhluk.

Teknologi dianggap sebagai penerapan sains dalam pengertian bahwa penerapan


itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Teknologi adalah segenap
keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Secara lebih umum teknologi merupakan suatu
sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis
yang ditentukan. Perkembangan sains dan teknologi dapat mendatangkan kemakmuran
materi. Adanya perkembangan tersebut menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru.
Sains dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan
kecerdasan manusia karena perkembangan sains dan teknologi menyediakan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan ilmiah. Kemajuan dalam penguasaan sains meningkatkan
kemajuan teknologi. Sebaliknya taraf penguasaan teknologi yang maju akan meningkatkan
penguasaan sains lebih lanjut. Sains dan teknologi saling membutuhkan karena sains tanpa
teknologi bagaikan pohon tak berbuah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon
tak berakar (science without technology has no fruit, technology without science has no
root)9 .

10
Salah satu teknologi yang sangat terkenal dengan ruang angkasa adalah pendaratan
manusia di bulan. Neil Armstrong, Michael Collins, dan Edwin E. Aldrin Jr. sebagai
manusia yang pertama kali mendarat di bulan pada tanggal 20 Juli 1969 pukul 20.17
UTC.39 Mereka menggunakan teknologi yang sangat canggih pada waktu itu yaitu Apollo
CSM-107 dan Apollo LM-5. Dengan teknologi yang telah mereka temukan mereka mampu
menjelajah ruang angkasa. Namun teknologi yang dibuat oleh manusia tersebut hanya
terbatas. Belum pernah ada manusia yang mampu mendaratkan diri diseluruh planet-
planet.

Pada masa abad 19 dan sebagian besar abad 20, gagasan yang dominan adalah
bahwa sains bisa memecahkan semua masalah dan mendatangkan kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi umat manusia. Tidak diragukan lagi bahwa sains dan hasil
teknologisnya telah membawa banyak berkah bagi manusia, tapi utopia yang dijanjikannya
tidak pernah terejawantahkan. Sebaliknya, sains telah melahirkan senjata-senjata
pemusnah massal dan polusi lingkungan, dan merusak keseimbangan aspek spiritual dan
material dalam kehidupan manusia. Umat manusia menyaksikan sejumlah perang di
berbagai belahan dunia, kemiskinan, kelaliman, kekedapan moral dan kekerasan. Kini
dunia yang telah maju, dengan segala keunggulan teknologinya, mencari-cari makna
sesuatu yang tidak disediakan oleh kemajuan sains dan teknologi bagi manusia.

Jika kita perhatikan, antara sains dan teknologi merupakan satu kesatuan yang tidak
mungkin dipisahkan. Karena ilmu pengetahuan (sains) merupakan inti atau sebab adanya
teknologi. Tanpa adanya sains, maka mustahil juga teknologi ada. Seperti halnya buah yang
merupakan hasil dari tumbuhnya pohon. Keterkaitan antara keduanya ini, tidak hanya
sekedar formalitas saja dalam dunia ilmu pengetahuan (sains). Namun juga sebagai suatu
keberhasilan dari penerapan sains itu sendiri. Karena puncak dari ilmu ialah sebuah
pengamalan yang bisa kita ekspetasikan dalam bentuk apa saja, juga memberikan
manfaat untuk orang lain.

Sains dan teknologi sebagai satu kesatuan yang bertujuan untuk memenuhi dan
membantuk kepentingan manusia, tentu memiliki dampak. Dampak yang
ditimbulkan darinya tidak selalu tentang positifnya, akan tetapi banyak juga hal

11
negatifnya. Contoh misalnya perkembangan sains yang kemudian menciptakan sebuah
teknologi yang bisa membantu manusia, seperti mobil, handphone, atau yang lainnya.
Teknilogi sebagai hasil daripada sains tersebut banyak sekali digunakan manusia untuk
kepentingannya. Hal ini membuktikan bahwa sains dan teknologi itu membawa dampak
yang positif. Namun ada juga fakta lain dari benda-benda teknologi tadi, yaitu juga bisa
menimbulkan dampak positif, seperti misalnya polusi udara yang timbul dari kendaraan,
banyak anak-anak yang lebih sering main handphone daripada belajar, atau bahkan
kerenggangan sosial.

Untuk lebih mudah memahami dampak positif dan negatif dari teknologi, saya akan
mengklasifikasikannya sebagai berikut:

Dampak positif:
1. Kepentingan manusia dapat terpenuhi dengan adanya teknologi
2. Pekerjaan dapat lebih mudah dilakukan, karena teknologi sangat bisa diandalkan dalam
hal pembuatan, perakitan, ataupun yang lainnya
3. Manusia dapat mencari informasi dengan mudah
4. Mempermudah manusia dalam hal nisnis
5. Para murid yang sedang menuntut imu bisa lebih mudah mendapatkan materi,
karena banyak sekali para guru atau yang lainnya yang mengunggah ilmunya secara
online.
Dampak negatif:
1. Manusia menjadi lebih malas karena terlalu dimanjakan oleh teknologi
2. Banyaknya polusi udara yang timbul dari kendaraan bermotor
3. Manusia sangat sulit menemukan pekerjaan, karena lebih orang atau pabrik yang lebih
memilih menggunakan teknologi dalam industrinya. Hal tersebut terjadi karena
teknologi seperti mesin itu lebih praktis dan cepat.
4. Banyak penipuan dan hoaks saat mencari informasi, oleh sebab itu kita harus lebih hati-
hati dan juga harus menyaring terlebih dahulu informasi yang didapat dari internet.
5. Dan yang paling berbahaya yaitu banyaknya situs-situs yang di dalamnya mengandung
hal-hal yang negatif secara moral, seperti banyaknya fornografi, atau fornoaksi. Hal ini

12
6. sangat berbahaya sekali karena anak-anak yang masih kecil pun banyak
mensasaraannya. Tidak heran jika kita melihat berita tentang pemerkosaan dan
sikap yang tak senonoh lainnya.

C. Kesenian dan kebudayaan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata seni memiliki beberapa arti.
Arti tersebut adalah, pertama, keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat
dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb). Kedua, karya yang diciptakan dengan
keahlian yg luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran. Ketiga, kesanggupan akal untuk
menciptakan sesuatu yg bernilai tinggi (luar biasa).

Merujuk kepada definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni merupakan gabungan dari pemikiran, keahlian
yang melibatkan keterampilan fisik dan hasil akhir yang termanifestasi dalam bentuk
atau gerakan. Tahap pertama akan dimulai dengan ide atau pemikiran. Tidak ada satu
pun karya seni yang bisa dihasilkan tanpa diawali dengan ide. Ide merupakan latar
belakang, nyawa dari karya tersebut. Setelah ide atau pemikiran yang melatarbelakangi
suatu karya telah berhasil didapatkan, maka selanjutnya karya seni tersebut akan
memasuki tahap tahap ke dua yaitu proses produksi. Setelah ide atau pemikiran yang
melatarbelakangi suatu karya telah berhasil didapatkan, maka selanjutnya karya seni
tersebut akan memasuki tahap tahap ke dua yaitu proses produksi. Sebuah bentuk
kesenian pada hakikatnya tidak bisa dianggap lebih unggul dibanding bentuk kesenian
lain. Keindahan adalah milik mata manusia yang melihatnya.

Manusia dan kebudayaan tak terpisahkan, secara bersama-sama menyusun


kehidupan. Manusia menghimpun diri menjadi satuan sosial-budaya, menjadi
masyarakat. Masyarakat manusia melahirkan, menciptakan, menumbuhkan, dan
mengembangkan kebudayaan: tak ada manusia tanpa kebudayaan, dan sebaliknyatak
ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat. Di antara mahluk- mahluk ciptaan Al-Khaliq, hanya
masyarakat manusia yang meniru-niru Sang Pencipta Agung merekayasa kebudayaan.

13
Kebudayaan adalah reka-cipta manusia dalam masyarakatnya. Kesadaran manusia
terhadap pengalamannya mendorongnya menyusun rumusan, batasan, definisi, dan
teori tentang kegiatan-kegiatan hidupnya yang kemudian disebut kebudayaan, ke
dalam konsepsi tentang kebudayaan. Kesadaran demikian bermula dari karunia akal,
perasaan dan naluri kemanusiaannya, yang tidak dimiliki oleh mahluk lain, seperti hewan
atau binatang. Dalam sementara pemahaman, secara biologis manusia pun
digolongkan sebagai binatang, namun binatang berakal (reasoning animal).

Konsep awal kebudayaan yang bersumber dari studi tentang masyarakat-


masyarakat primitif tersebut mengandung sisi praktis, sebagai sumber kekuatan yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi rangkaian gagasan-gagasan dan tindakan-tindakan
moderen. Menyusun suatu hubungan antara apa yang manusia-manusia purbakala tak-
berbudaya pikirkan dan lakukan, dan apa yang manusia-manusia moderen berbudaya
pikirkan dan lakukan, bukanlah masalah ilmu pengetahuan teoretik yang tak-dapat-
diterapkan, karena persoalan ini mengangkat masalah, seberapa jauh pandangan dan
tingkah-laku moderen berdasarkan atas landasan kuat ilmu pengetahuan moderen yang
paling masuk akal.
Lebih dari setengah abad kemudian, Ralph Linton (Philadelphia, Pennsylvania,
27 Februari 1893 –New Haven, Connecticut, 24 Desember 1953, Profesor Antropologi
pada Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat, menawaran rumusan tentang
kebudayaan yang menekankan pada faktor integrasi yang dicapai melalui tingkah laku
belajar. Kebudayaan bisa dicapai dengan belajar dan sebagai hasil belajar yang
dibiasakan antar anggota suatu masyarakat. Menurut Linton,
“A culture is the configuration of learned behavior and results of behavior whose
component elements are shared and transmitted by the members of a particular
society”
(Linton, 1945).
(Kebudayaan merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang unsur-unsurnya digunakan bersama-sama dan ditularkan oleh para
warga masyarakat).

14
Pemahaman terhadap kebudayaan meliputi pengertian “sempit” dan “luas.” Dalam
pengertian “sempit,” kebudayaan dipahami sebagai “kesenian,” sehingga seniman
dianggap sebagai budayawan, pementasan kesenian sering disebut sebagai acara
budaya, misi kesenian yang melawat ke luar negeri sering dikatakan sebagai misi
kebudayaan. Pandangan dan praktek demikian tentu mempersempit pengertian
kebudayaan, terutama ditinjau dari unsur-unsur atau isi kebudayaan sebagai strategi
perluasan kebudayaan. Pengertian demikian tidak sepenuhnya keliru karena kesenian
pun merupakan unsur kebudayaan yang penting.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari sains, karena sains dapat
membantu manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Sains akan menjadikan
manusia dapat menguasai dunia. Di era modern dewasa ini manusia tidak dapat terlepas
dari teknologi untuk memudahkan manusia dalam segala aspek kehidupan. Teknologi akan
dapat mempermudah manusia dalam menjalani sesuatu.. manusia memiliki rohani yang
harus tetap dipenuhi kebutuhannya seperti seni, dimana seni kehidupan manusia akan
menjadi lebih indah dan teratur.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami.

16
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Bachtiar. 1998. Konsep Kebudayaan yang Lebih Dinamis, Jakarta: Kompas, 17
April 1998.

Depdikbud. 1995. Kamuus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Felix, John. 2012. Pengertian Seni Sebagai Pengantar Kuliah Sejarah Seni Rupa, Jurnal:
Humaniora, vol. 3, no. 2, Oktober 2012.

Hoir, Bayumi Nasrul. 2020. Sains dan Teknologi Perspektif Hadis, Banten: UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Press, 30 November 2020.

Kistanto, Nurdien Harry. 2017. Tentang Konsep Kebudayaan, Jurnal: Kajian


Kebudayaan, vol. 10, no. 2, Febuari 2017.

Kurniawan, Martha Mulyani. 2016. Konsep Manusia Menurut Plato: Relevansinya dengan
Ajaran Islam, Semarang: UIN Walisongo Press, 28 September 2016.

Muhsim, Muhammad Ali. 2022. Korelasi Sains dan Teknologi dalam Studi Islam, Jurnal:
Risalah, vol. 8, no. 2, Juli 2022.

Suyoto, dkk (Editor). 2010. Religiositas Sains, Meretas Jalan Menuju Peradaban Zaman
(Diskursuus Filsafat Ilmu). Malang: UB Press.

Setiadirja, A Gunawan. 2007. Manusia dan Ilmu, Telaah Filsafat atas Manusia yang
Menekuni Ilmu Pengetahuan. Semarang: Undip.

17

Anda mungkin juga menyukai