Anda di halaman 1dari 6

Agartha itu Ada

Penjelasan Agartha
Pembahasan mengenai adanya sebuah kehidupan yang berada di luar Bumi
bukanlah topik yang asing lagi, tetapi bagaimana jika di dalam perut Bumi sebenarnya
terdapat sebuah kehidupan yang bahkan lebih maju dari peradaban manusia yang hidup di
permukaan Bumi?
Suatu teori tentang relasi kehidupan manusia di Bumi menyebutkan bahwa Bumi
yang kita huni saat ini memiliki sebuah ruang hampa pada bagian tengahnya atau disebut
sebagai “Hollow Earth” (Bumi itu kopong), dimana pada ruang hampa ini dihuni oleh bangsa
Agartha yang penuh kebijakan dan pengetahuan. Agartha yang memiliki nama lain Agartta,
Agharti, Agarttha merupakan sebuah kota atau kerajaan dengan peradaban maju yang
dihuni oleh penduduknya yang memiliki wujud serupa dengan manusia di permukaan, tetapi
mereka telah berevolusi menjadi manusia dengan kecerdasan yang sempurna bahkan hidup
kekal disana.
Teori Bumi Itu Berongga
Legenda mengenai Agartha sudah muncul sejak zaman Plato yang berkeyakinan
bahwa di dalam Bumi penuh dengan terowongan dan lubang. Pemikiran ini sangat popular
di kalangan penulis fiksi ilmiah bahkan beberapa diantara mereka bereksperimen dengan
melakukan perhitungan estimasi untuk membuktikan bahwa planet Bumi memiliki lubang di
dalamnya.
Sumber lain menyebutkan bahwa kisah Agartha pertama kali dicetuskan oleh
seorang okultis asal Prancis, Alexandre Saint-Yves d’Alveydre lewat buku Missin de I’Inde en
Europe (1886). Buku tersebut diklaim oleh Saint-Yves sebagai kesaksian “yang meyakinkan”
terhadap keberadaan bangsa Agartha. Berdasarkan cerita Saint-Yves, kehidupan di Agartha
ini sangat indah seperti keindahan di daratan Himalaya, Tibet. Menurutnya, bangsa Agartha
ini awalnya adalah sejumlah pemerintahan di muka Bumi yang disingkirkan ke dalam ruang
Bumi yang hampa di akhir zaman Kali Yuga kira-kira 3.200 SM.
Pemahaman mengenai Bumi ini kopong juga pernah dicetuskan oleh Edmond Halley,
seorang astronomer dan ahli geofisika pada tahun 1692. FYI, Ia adalah orang yang pertama
kali menemukan komet Halley. Ia meyakini bahwa Bumi ini memiliki kedalaman 800 km dan
terdiri dari dua cangkang bulat serta sebuah inti dan diantara lempeng Bumi terdapat ruang
hampa. Teori ini dipercaya secara turun-temurun oleh sebagian orang hingga abad ke-19.
Pada abad ini terdapat dua orang yang masih mempercayai teori Halley, yaitu John
Cleves Symmes Jr dan Jeremiah N. Reynolds. Symmes meyakini bahwa di kutub Bumi
terdapat sebuah lubang yang bisa mengantar manusia menuju Kawasan di dalam Bumi.
Reynolds kemudian berusaha membuktikan ide Symmes tersebut dengan mencoba mencari
dana lewat pemerintah AS tetapi sayangnya ekspedisi tersebut gagal.
Teori bumi berongga juga dikaitkan dengan Hitler dan Nazi Jerman, Nazi meyakini
praktek okultisme termasuk astrologi, ramalan Nostradamus, dan teori bumi berongga atau
Hohlweltlehre. Menurut kisah, Nazi pernah mengirim sekelompok ekspedisi dibawah
pimpinan seorang ahli sinar inframerah, Heinz Fischer. Mereka menuju ke pulau Rugen di
Baltik pada bulan April 1942, dimana salah satu tujuan misi tersebut untuk memastikan
keberadaan Bumi berongga dan memata-matai armada Inggris.

Admiral Richard E Byrd dari Angkatan Laut Amerika Serikat terbang ke Kutub Utara
pada tahun 1926 dan ke Kutub Selatan pada tahun 1929. Dalam buku harian yang ditulis
Byrd menceritakan bahwa dirinya memasuki interior bumi dan bepergian diatas
pegunungan dengan pemandangan hijau. Setelah menyeberangi danau bawah tanah dan
sungai, dia menemukan kehidupan yang menyerupai hewan prasejarah, menemukan kota
dan peradaban yang makmur dalam rongga Bumi.
Pada awal tahun 1939, ekspedisi kapal selam Nazi berhasil mengeksplorasi wilayah
yang belum dipetakan di Antartika. New Swabia (Neuschwabenland), merupakan nama
kartografi wilayah Antartika, diduga koloni Nazi pernah didirikan diwilayah ini. Pulau
Rothschild sepanjang 39 kilometer tertutup es juga diduga berada di Antartika. Sementara
menurut Rodney Cluff mengakui bahwa dirinya memmpunyai salinan surat yang diduga
dikirim dari Karl Unger kapal U-boat 209 dipimpin Heinrich Brodda, disebutkan bahwa
mereka telah mencapai alam bawah.
Setahun setelah Perang Dunia II, pada tahun 1947, Admiral Richard E Byrd
dikabarkan memimpin 4000 pasukan militer AS, Inggris dan Australia untuk menginvasi
wilayah Nazi di Antartika. Pada tanggal 5 Maret 1947 surat kabar El Mercurio, Santiago -
Chili, menerbitkan artikel yang mengutip ucapan Byrd dalam sebuah wawancara dengan Lee
van Atta 'On Board the Mount Olympus on the High Seas':
Admiral Byrd menyatakan bahwa hari ini dianggap penting bagi Amerika Serikat
untuk memulai langkah-langkah pertahanan langsung terhadap wilayah permusuhan. Selain
itu, Byrd menyatakan bahwa dia tidak ingin terlalu menakut-nakuti orang, tetapi kenyataan
pahit bahwa dalam kasus perang baru daratan Amerika Serikat akan diserang oleh benda
terbang yang mampu terbang dari kutub ke kutub dengan kecepatan luar biasa.

Pendapat Dari Sisi Sains


Meski begitu, ajaran sains mementahkan teori-teori yang disebutkan di atas. Peneliti
geologi berdasarkan riset menyebut bahwa permukaan Bumi hingga ke inti berjarak 6.371
km dan Bumi pun tidak serta merta kosong.
Dari permukaan Bumi, seseorang akan melewati lapisan kerak (crust) sedalam 35
kilometer. Kemudian diikuti lapisan mantel setebal 2.855 kilometer, yang terdiri dari dua
jenis yaitu mantel atas yang padat dan mantel bawah yang sedikit cair. Setelah itu,
seseorang akan sampai ke lapisan inti Bumi. Lapisan ini pun terdiri dari dua lapis, yaitu
lapisan luar berupa lelehan besi-nikel dan lapisan dalam berupa padatan besi-nikel.
Uniknya, dalam sejarah manusia, kita baru bisa 'menggali' paling dalam hingga 12
kilometer saja, yaitu lewat pusat pengeboran Kola Superdeep Borehole.
Walaupun penggalian Bumi tidak begitu dalam untuk bisa membuktikan secara detail
mengenai isi di bawah permukaan Bumi. Pada tahun 2013, peneliti geologi menemukan
informasi yakni inti Bumi memiliki temperatur 6.000 derajat Celsius atau 1.000 derajat lebih
panas dari permukaan Matahari.
Hal paling menarik dari sisi sains ini terdapat pada kutipan dari artikel yang ditulis
Extreme Tech, yaitu:
"Sebenarnya, kita tidak benar-benar tahu tentang apa yang ada di bawah lapisan
kerak Bumi,"
"Seluruh data kita adalah hasil penafsiran gelombang seismik yang memantul di
berbagai lapisan (bawah tanah Bumi), dan dari berbagai pecahan perut Bumi yang
menyembul ke permukaan, contohnya magma gunung berapi."

Kesimpulan
Kota agartha masih menjadi suatu misteri di dunia ini, begitu banyak teori yang
mengemukakan mengenai kota tersebut. Perbedaan pendapat para ahli dengan dikaitkan
dengan sains sangatlah berbeda jauh. Ketika para ahli menyatakan bahwa kehidupan
Agartha sangatlah sempurna dengan peradaban yang begitu maju menghiasi kota tersebut.
Berbeda dengan pendapat dari sisi sains yang menolak pendapat dan teori yang
disebutkan dalam artikel ini. Sains menyatakan bahwa bagian perut Bumi tidaklah kopong
melainkan memiliki beberapa lapisan yang terdiri dari logam padat dan sedikit cair dengan
suhu yang sangat panas sehingga jika dipikir melalui logika, mustahil ada peradaban
manusia yang mampu bertahan dari suhu perut Bumi yang sangat panas tersebut.

Sumber:
Agartha Kota Legendaris Yang Berada Di Inti Bumi – Cibty
Misteri Dibalik Agartha, Kota Di Inti Bumi – Bicara Indonesia
Crack An Egg mengupas misteri 'Agartha' kehidupan dalam perut bumi – Brilio
Agartha, Kota Misterius di Bawah Perut Bumi yang Dihuni Manusia Sempurna – Suara
Pemred
Agartha, Legenda Kota di Dalam Bumi Berisi Makhluk Asing – detikInet
Agartha, Dunia Misterius di Perut Bumi yang Sangat Maju – DIADONA

Anda mungkin juga menyukai